Thursday, August 18, 2011

The Wednesday Letters

Pertama kali ngeliat ni buku di rental buku aku langsung tertarik, warna covernya boooo....ngejreng banget merahnya, yeaahhh...I LOVE RED akhir-akhir ini. Trus, bentuk bukunya tu lo, kayak amplop. Trus, di dalamnya ada sebuah surat. IYA! SURAT, yang bentuk tulisannya kayak tulisan tangan, unik deh pokoknya. Pas, aku dah baca, wahhhh.....aku tambah jatuh cinta. Ceritanya gak ngebosenin, waolopun penulisnya banyak menulis dalam bentuk surat untuk membawa kita dalam alur ceritanya. Gak gampang ditebak pula endingnya. Trusss....banyak mengajarkan tentang kasih dan pengampunan. Love this lah..... Kuputuskan, layak buat dikoleksi nih buku. Akhirnya, pas Ria ke Jakarta, aku titip minta dibelikan ma dia, nemu tuh di Gramedia, senangnya....Tengkyu dear...Muachhhh....*hug*

Yaelah, aku blom bilang judul bukunya ya....Hahahahaha, judulnya The Wednesday Letters karangan Jason F. Wright ^^ Ini bukunya Pak Jason yang pertama kali kubaca, jadi penasaran juga sih cari-cari sapa tau ada bukunya yang lain yang dah ada di Indonesia, soalnya ni buku buagusssssss......buanget. Ceritanya ringan kok, tapi bikin penasaran ^^’ Kalo gak percaya, baca deh. Dizaminnnn...Gak rugi!

Sedikit bocoran nih, buku ini mengisahkan tentang sepasang suami istri-Jack dan Laurel Cooper meninggal di usia tuanya dalam waktu yang berdekatan. Setelah mereka meninggal, ternyata baru diketahui ketiga anaknya kalau SETIAP HARI RABU, dari awal pernikahan hingga meninggalnya, sang ayah selalu menuliskan surat buat ibunya (wuihhhh...romantis abiez dahhhh....d^^b), dan ribuan surat itu jadi warisan berharga bagi ketiga anaknya. Membaca surat-surat tersebut membuka rahasia keluarga mereka yang selama ini tidak diketahui mereka sekaligus mengubah hidup mereka.

Biar tambah penasaran, di sini aku tuliskan cuplikan surat pertama Jack untuk Laurel:
16 juni 1948
To Ny.Cooper

Percayakah kau bahwa akhirnya kita menikah juga? Kita sudah menikah! Betapa indahnya hari ini. Sekarang pukul 11:50 malam dan di seberang ruangan, kau sedang terlelap dalam tidur. Apa kau tahu bahwa malaikat juga bisa mendengkur? Aku baru tahu kalau ternyata mereka bisa mendengkur. Aku mengetahui ini karena kau juga mendengkur, dan kau adalah malaikatku.

Aneh sekali, aku tidak pernah mengira kalau wanita juga bisa mendengkur. Kau pasti membenciku karena berpikiran seperti ini tapi apa yang dapat kau lakukan sekarang? Kita sudah menikah dan kau harus menerimaku apa adanya!

Aku sudah berjanji hari ini di gereja dan aku akan berjanji lagi padamu malam ini. Mulai sekarang, aku akan menulis surat padamu setiap minggu. Dimana pun kita berada, entah di dua sisi benua yang luas ini atau di dalam ruang tamu yang sempit. Aku pasti akan menulis surat padamu. Tadinya, aku ingin menyimpan sebuah jurnal tapi aku tidak akan bisa konsisten menulisnya. Siapa juga yang ingin membacanya? Surat adalah hal lain. Surat mampu bertahan di tengah perputaran waktu.

Aku tidak mungkin mengatakan ini jika kau terbangun sekarang tapi berhubung kau sedang tidur.. aku akan mengatakannya disini: Terima kasih. Terima kasih karena telah menungguku. Terima kasih karena telah membuatku menunggu. Malam ini seindah yang aku bayangkan selama ini. Bukan. Malam ini JAUH LEBIH BAIK dari yang aku bayangkan. Malam ini merupakan sebuah berkah. Mukzizat.

Aku akan membuat sebuah janji lagi ( percaya tidak percaya, aku belum pernah berjanji sebanyak ini dalam satu hari) Laurel, aku akan selalu mendampingimu. Tak peduli apa pun yang terjadi. Kita akan selalu bersama. Tanpa rahasia. Tanpa kejutan. Dan aku akan selalu setia padamu dalam segala hal

aku mencintaimu Ny.Jack Cooper
JC

*klepek-klepek* So swit banget kan? Iya kan? *maksa*
Baca buku ini benar-benar menginspirasi buat nulis ‘the other Wednesday letters’
Hayuuuukkk....buruan cari ke toko buku gih!



Kasongan, 18 Agustus 2011
-Mega Menulis-


No comments: