Sunday, September 29, 2013

Menertibkan Keuangan


Kalo gak salah, dapat link ini dari sharenya Ivan beberapa hari lalu. Penulisnya mengaku bisa bertahan hidup dengan gaji 500 ribu sebulan dan saving 500 ribu sebulan, itu artinya separo dari gajinya yang Rp.1 juta ya booo…. Sesuatu banget kan tuh, meskipun ada bagian yang bikin aku geleng-geleng kuat-kuat :p Gak kebayang deh tiap awal bulan langsung beli 30 kaleng sarden, tiap hari makan sarden? OH NOOOO….!!! :p  Tapi jujur aja aku terinspirasi dengan apa yang dilakukannya, hehehehe. Sekali lagi, bukan bagian sardennya ya, hahaha.  


Aku mendapatkan pencerahan, kalo sebenarnya kurang tepat waktu kita bilang biaya hidup tuh mahal. Eitsss, ada yang protes nih, hehehehe. Secara semua harga pada naik, apanya yang gak mahal Meg biaya hidup? Apalagi kalo hidup di kota besar, biaya hidup pasti mahal kan? Kan? Well, tapi UMR di kota besar sama kota kecil beda kan? :p Sebenarnya, lebih tepat kalo dibilang yang menjadikan biaya hidup tuh "mahal" bukan karena emang mahal dari sononya, tapi gaya hidup seseorang. You know what I mean?

Yang mahal bukan biaya hidup, tapi gaya hidup.

Yang bikin orang bilang biaya hidupnya mahal adalah saat gaya hidupnya melampaui pendapatannya. Ya iya lah, gaji Cuma berapa, tapi tiap ada film baru di bioskop mau nonton melulu, trus sehari 3x makan di restoran melulu selama sebulan, gak lupa pulak nekat ambil kreditan ini itu tanpa memperhitungkan kemampuan bayar, kan gila tuh namanya. Gimana gak mahal tuh jadinya :p Bukannya apa yo, betapa gak berhikmatnya kan kalo dah tau pendapatan pasti tiap bulan berapa tapi masih nekat beli ini itu yang juaaauuuhhhh lebih besar dari pendapatan.

Selama ini aku berpikir sah-sah dan wajar aja uang gajiku habis untuk keperluan bulanan, secara gaji dah pasti kepotong buat bayar kredit rumah, hahahaha. Tapi ngebaca tulisan di link itu, aku jadi mulai menertibkan keuanganku, menghitung kebutuhan bulanan macam listrik, TV kabel, pulsa, makan, rekreasi, pelayanan, dll. Dan aku menemukan sebetulnya tiap bulan masih ada tuh Rp.X seharusnya yang gak tahu kemana, hahaha, biasa lah, kalo dah mau akhir bulan trus keuangan agak longgar,  bawaannya jadi mau bersenang-senang :p 

Kemaren hari Jumat akhirnya mengatkan diri ke Bank Mandiri buat beli reksadana, buat investasi, kan ga baek tuh kalo naruh semua telur dalam satu keranjang. Misal beli LM banyak-banyak, pas harganya turun anjlok, nangislah. Tapi emang cocok si ini buat simpanan darurat, mencairkannya gampang, bisa digadai ato dijual cepet, gak terlalu repot dibanding investasi yang lain. Dan kecenderungan mencairkannya lebih kecil, kecuali perlu banget, dibanding dengan tabungan yang bisa digesek kapan aja, dan malahan bisa transaksi sambil koprol pake sms banking *lebay*.

Kalo dihitung-hitung dan ditertibkan (artinya gak bergaya hidup yang melebihi pendapatan), ternyata pendapatanku tiap bulan cukup loooo…Bahkan lebih dari cukup! Jadi ngerasa berdosa saat berpikir aku kekurangan, padahal Tuhan dah memberi berkelimpahan tiap bulannya. I don't talk about uang perjalanan dinas lo, karena sebenarnya gaji tiap bulan itu cukup kalo kita mau berhikmat dalam segala pengeluaran kita.

Aku akhirnya punya yang namanya reksadana, gak banyak sih, seoalnya uangku juga gak banyak, hahaha. Tapi Puji Tuhan, aku bisa beli 2 macam, yang rd pasar uang sama yang rd saham,  yang rd saham sih rencananya buat dana pensiun. Kalo yang rd pasar uang si lebih kayak tabungan, tapi kan ngambilnya rempong, jadi gak bisa tuh kalap, hahahaha. Trus mulai bulan depan, langsung potong otomatis deh rekeningku untuk beli reksadana. Gak banyak, tapi belajar disiplin dalam hal keuangan sih.

Dan TUHAN denger doaku, di hari yang sama aku beli reksadana, seorang kawan yang full timer dalam pelayanan mengirimkan email dan mengajakku bergabung dan support dalam hal dana. Dengan komitmen minimal Rp. 20.000,- per bulan kita dah bisa mendukung pelayanan ini. Ini untuk membiayai dalam memperlengkapi mereka yang bakal maju ke garis depan misi. Ini jawaban doaku dong, aku bisa lebih tertib dalam keuangan kan, dengan tertib memberi setiap bulannya. Aku nampaknya memang lebih cocok memberi dengan gaya keteraturan gini. Ada beberapa macam gaya dalam memberi, lain kali akan aku bahas deh. Jadi, mulai bulan depan aku memulai disiplin rohani dalam hal keuangan ^^V 

Emangnya uang hal yang rohani Meg?
Iya dunk, apapun bisa jadi rohani saat kita melakukannya buat Tuhan.
"Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman :"Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau" (Ibrani 13 : 5)
Saat kita belajar mencukupkan diri dengan apa yang ada pada kita, percayalah Tuhan gak akan biarkan kita. Tapi ingat, kita harus belajar menikmati dan mensyukuri berkat yang ada pada kita. Dia memelihara kita saat Dia melihat kita bertanggung jawab dengan seberapa pun berkat yang diberikanNya.

Palangka Raya, 29 September 2013
-Mega Menulis-


ps. kalo ada teman-teman yang berminat support pelayanan yang aku ceritain tadi, bisa kirimkan email ke emailku megasomega@gmail.com, nanti akan dikirimkan detail penjelasannya ^^

2 comments:

Kakak Vo said...

Ah sebel nih sama disqus-nya. Gak bisa dibuka di kantor, lagi lemot koneksinya. Huehuhee..

Yang gaji 1 juta nabung 500rb itu serem amat mbak!! Mending nabung 100rb tapi hidup sosial terjamin deh kalo aku x_X itu nabung 500rb per bulan buat apaan yak..

Untuk sekarang aku fokus dulu ke dana darurat, mbak huehuehe.. tabungan udah 0 nih gara-gara beli kamera :D sambil ngumpulin dana darurat, sambil investasi RD juga heuhuee..

Mega said...

Klo katanya Mrs.Ligwina, tujuan lo apa? Hahahaha. Ngapain nabung2 segitu kalo gak jelas buat apa kan? Kalo dana darurat itu yang kudu must ada ya, hahahaha, banyak kejadian yang gak keduga. Aku investasi RD juga baru bulan ini, potong gaji T_T hahahahahha