Sunday, January 5, 2014

Aku Gak Ingin Melupakan Dia

Lumpuhkanlah ingatanku,
hapuskan tentang dia
Hapuskan memoriku tentang dia
Hilangkanlah ingatanku jika itu
tentang dia
Ku ingin ku lupakannya

Lirik lagu ini ssuerrrriiiiinnnnggggg.....banget aku dengar ato aku baca akhir-akhir ini, yeaaaahhhh....beneran dibaca,hahahaha. Secara, ini menjadi status fesbuk beberapa kawanku yang lagi super duper galau, ada pulak yang mencoba move on, yang baru aja patah hati, dan sejenisnya. Mungkin lagu ini bisa dinobatkan jadi song of the year (2013) oleh Komunitas Mencoba Move On se-Indonesia. Baru dengar kan ada komunitas kayak gini? Sama. Aku juga baru ini mengarangnya, hehehehe.
Okeee....aku harus mengakui, gara-gara dicekokin lagu ini hampir tiap hari, terkadang tanpa sadar aku pun menyanyikannya. Tanpa bermaksud apa-apa, tanpa mengingat seseorang apalagi berusaha melupakan seseorang. Tiba-tiba saja menyanyikannya.Warning buatku. Untuk berhati-hati dengan apa yang aku dengar ;p
Kembali ke laptop! ;) Jadi ya, aku gak heran sebenarnya kenapa seseorang mau lumpuh ingatannya. Aku bisa memberikan banyak alasan. Karena pernah disakiti. Karena kenangan tentang sesorang itu begitu menyakitkan sehingga mengingatnya saja membuat menangis. Karena mimpi-mimpi dan harapanmu sekejap hilang karenanya. Karena dia telah mengambil bagian hidupmu yang tak mungkin kembali, waktumu mungkin. Karena ternyata semua yang dialami bersamanya gak berlangsung selamanya. Karena dia menyakitmu begitu dalam, sehingga hatimu terasa seperti dicabik-cabik setiap mengingatnya.
Ya, aku pernah mengalaminya. Sakit rasanya. Mungkin kalau saat itu lagu Geisha sudah ada, aku juga akan menyanyikannya bersama Komunitas Mencoba Move On se-Indonesia di segala tempat. Tapi syukurlah, waktu itu lagu ini belum ada, jadi aku menyanyikan lagu lain yang bahkan aku lupa lagunya sekarang :p Mencoba melupakan seseorang yang pernah begitu berarti dalam hidup  adalah sesuatu yang mustahil. Butuh seumur hidup untuk melupakan seseorang. Yeahhh...kalo dah mati, apa yang mau dilupakan ya, gkgkgkg.
Mungkin dulu, seandainya bisa aku juga mau tuh dilumpuhkan ingatannya, tapi sekarang ma gak mau. Serius. Bukan karena aku gak ngalamin, karena aku tahu kalau aku ngomong gini bakal ada yang bilang: 'KAMU GAK NGALAMIN MEG'. Justru karena dah ngalamin aku malah gak mau hilang ingatan, ato lumpuh ingatan ato sejenisnya. Kenapa? Karena di saat-saat itu, aku mengalami banyak hal indah yang gak mau aku lupakan.
Aku merasakan perasaan yang indah banget saat itu. Di saat aku patah hati, well, secara teknis, hati itu otot, jadi gak mungkin patah lah ya, hancur iya. Oke, lanjuts! ;)
Aku gak mau lumpuh ingatan pasca patah hati, karena di saat itu aku merasa dekaaaatttt...banget sama Tuhan. Benerlah dibilang gini di FirTu:
TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya. Mazmur 34:19
Kalo tau Tuhan bisa berasa sedekat itu.  Rela lah patah hati lagi, hehehehe. Hus! Ngawur! Becanda deng, gak perlu patah hati untuk dekat sama Tuhan. Tapi beneran, saat itu aku merasakan hatiNya Tuhan, yang ikut merasakan yang aku rasakan, Dia bersedih bersamaku, Dia merasakan lukaku, Dia mengerti sakitnya dikhianati, Dia peduli denganku. Aku bersama pribadi yang sungguh mengasihiku, yang mengerti dan peduli padaku. Tuhan terasa begituuuu...dekat. Saat aku merasakan sakit mengingat orang itu, aku  cuma bisa berbisik dan nangis,"Tuhan, tolongggg....". Dan Dia hadir dengan segala keberadaanNya, membuat aku tenang.
Patah hati tanpa mengenal Tuhan sama menyakitkannya dengan saat mengenal Tuhan. Aku juga merasakan sakit yang sama saat berpisah dengan orang yang aku cintai. Dan karena dikhianati, sakitnya berlipat ganda. Tapi bersama Tuhan di saat patah hati membawa perbedaan besar yang besar.
Aku memang terluka. Aku merasa ada bagian diriku yang hilang, hatiku terluka parah, sampai rasanya gak mau lagi bersama pria lain sesudah si mantan. Ini ditambah parah dengan trauma yang membekas. Ngerti kan bagaimana saat kita terluka, dan saat luka itu dibalut, kita menjaga agar jangan sampai lukanya terbuka lagi. Bahkan saat sembuh pun terkadang luka-luka itu masih meninggalkan bekas, yang sepertinya berfungsi untuk mengingatkan kita lebih berhati-hati supaya gak terluka lagi. Itu yang aku rasakan. Pasca patah hati, aku kapok bersama pria lain. Aku menutup hatiku dan malahan sempat berpikir untuk melajang, ngapain bersama pria, mereka hanya bisa menyakiti. Sedalam itulah lukaku.
Aku gak pernah lo berdoa untuk melupakan si mantan, karena puji Tuhan, aku masih realistis, gak mungkin melupakan orang yang pernah demikian dekat dengan kita. Aku hanya berdoa minta tolong sama Tuhan, gak tahu lagi harus ngomong apa, gak bisa berdoa dengan keren minta untuk dimampukan mengampuni (karena awalnya memang sulit). Tuhan sungguh tahu yang aku butuhkan. Banyak penghiburan lewat berbagai hal yang ga terpikirkan. Sungguh Dia menyembuhkanku.
FirmanNya bilang:
Ia menyembuhkan orang-orang yang patah hati dan membalut luka-luka mereka;  Mazmur 147:3
Dan aku mengalaminya dalam hidupku.
Dia Allah penyembuhku. Dia membalut luka-lukaku melebihi seorang dokter ahli. Tidak perlu lah bekas luka hatiku dioperasi. Bekas lukaku mengajarkanku untuk lebih bijak. Tidak ada rasa sakit lagi saat mengenang apa yang terjadi, apalagi saat melihat si dia. Yang ada hanyalah rasa syukur, karena apa yang terjadi membuatku semakin kuat di dalam Tuhan. Dan membuatku mengenal akanNya.
Aku gak mau melupakan yang terjadi di masa lalu.
Aku gak mau ingatan tentang dia yang melukaiku dilumpuhkan.
Aku gak ingin melupakan dia.
Karena Tuhan jadikan semua pengalaman ini berarti.
Apa yang aku alami membuatku menyadari kasih Allah kepadaku.
Jadi, aku gak ingin melupakan apapun.
Somehow, bukannya nyombong nih, ini sungguh kasih karunia Tuhan, aku merasakan perbedaan besar antara patah hatinya orang yang mengenal Tuhan dan yang ngga. Karya Tuhan di dalam orang-orang yang mengenal Dia membawa banyak perbedaan. Sungguh.
Aku terluka, tetapi aku disembuhkanNya
Aku tidak bisa tidur beberapa malam tetapi aku tidur nyenyak di malam-malam berikutnya
Aku menangis, beberapa malam, tetapi tidak sampai berbulan-bulan lamanya, hanya beberapa ember air mata, dan...selesai
Aku memikirkan hal bodoh, tapi Tuhan memberiku cukup akal sehat untuk tidak melakukannya
Aku marah, tapi Tuhan tidak mengizinkanku berbuat bodoh
Aku sedih, tapi hanya sesaat, karena Tuhan berikanku lebih banyak alasan untuk tersenyum
Aku ingin melampiaskan sakit hatiku, tetapi Tuhan ajarku buat bermurah hati dan melepaskan pengampunan
Aku menangisi dia yang tidak setia dan aku diingatkan oleh Dia yang setia untuk bersyukur terlepas di saat yang tepat
Aku sempat trauma, tapi Tuhan memberikanku keberanian untuk percaya
Aku melihat masa lalu dan Tuhan membuatku tersenyum lebar, aku gak meratap
Sekalipun aku patah hati dan terluka, namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku.  ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku. bdk Habakuk 3:18-19
Kasonga, 5 Januari 2014
-Mega Menulis-

No comments: