Monday, August 31, 2015

Mengatur Keuangan Pribadi



Gara-gara baca postingan Kezia yang ini , jadi tertarik deh ngomongin duit. Sejak menjadi PNS saya mulai tertarik dengan yang namanya pengelolaan keuangan. Bukannnn… bukan karena saya mata duitan, hahahaha (meskipun gak pula nolak kalau ada yang mau ngasih duit. LOL-kidding). Bukan pula karena saya memiliki apa yang dinamakan orang-orang kecerdasan finansial, sama sekali tidak. Justru karena saya merasa tidak pandai mengatur uang, saya belajar mengelola keuangan saya. Bo, bisa stress beneran deh kalau saya tidak belajar mengelola keuangan. Bayangkan, saat saya menjadi CPNS (tahun 2010), gaji hanya 1,3 juta. Itu gaji dipotong 500 ribu per bulan (selama 35 bulan) untuk membayar kredit motor, wuih…saya merasa menjadi orang termiskin di dunia*sedih* Kenapa juga beli kredit Meg? Ya iya laaaa…Mau beli cash gak ada duitnya, hehehehe. Mau gak beli motor, tapi itu dah jadi kebutuhan untuk transportasi (tidak ada angkutan umum dari rumah ke kantor). See? Kalau saya tidak belajar mengelola keuangan, apa jadinya saya? I know Tuhan memelihara saya, tapi saya juga bertanggung jawab mengelola apa yang dipercayakan pada saya (kali ini saya ngomongin DUIT).

Friday, August 28, 2015

Peliharaan Mamahku

Mamahku memelihara semut Jepang yang katanya bisa dimakan untuk obat,di sebuah toples diletakkannya 4 ekor semut,kapas dan ragi (makanan untuk semut tersebut),setelah beberapa minggu semut jepang tersebut bertambah banyak dengan bonus beberapa ekor belatung.Dita sepupuku heran melihat toples tersebut.

Dita : Mbak,apa itu?
Ruri : Semut Jepang Dit,peliharaan bude,buat obat.
Dita : Ih,belatungnya kok banyak?
Ruri : Ga tau Dit.
Dita : Oo...mungkin karena ada raginya mbak,ada lalat bertelur di situ.
Dita : Yang dimakan apanya mbak?
Ruri : Raginya Dit,semutnya makan ragi.
Dita : Bukan mbak,yang dimakan bude apanya?
Aku : Belatungnya Dit,huahahahaha.

Tuesday, August 25, 2015

Pencobaan

Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: “Pencobaan ini datang dari Allah!” Sebab
Allah tidak dapat dicobai olehyang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun. Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya.Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudahmatang, ia melahirkan maut. Yakobus 1:13-15

Banyak orang berkata bahwa pencobaan dan ujian adalah hal yang berbeda.Pencobaan dikatakan bukanlah dari Tuhan dan memiliki tujuan yang berbeda dengan dengan ujian. Sebuah ilustrasi menggambarkan pencobaan sebagai sebuah burung yang hinggap di kepala kita,kemudian keputusan kitalah yang akan menentukan apakah si burung akan membuat sarang di kepala kita atau tidak.
Hari ini aku belajar, bahwa saat kita dicobai (oleh iblis atau keinginan kita sendiri),kita memiliki kesempatan memutuskan melakukan hal yang benar sama besarnya dengan kesempatan memutuskan hal yang salah.Kita berkuasa menentukan pilihan kita. Apakah kita akan membiarkan burung itu membuat sarang di kepala kita atau tidak?

Monday, August 24, 2015

Saat Kecewa Kepada Dia yang Dianggap Panutan



“Kamu kenapa dek?”, tanya abangku.
“Sedih bang.”
“Kenapa?”
“Nih.” Kutunjukkan sebuah berita online yang baru saja kubaca. Isinya tentang perselingkuhan seorang pencipta lagu FS dan artis FF.
“Mereka masih manusia dek.”
Iya pulak sih, selagi kita manusia, kita masih bisa berbuat salah. Masih bisa berdosa. Kata Lassma, gak ada manusia yang kebal terhadap dosa, indeed. Tapi aku harus mengakui, jauh di lubuk hatiku, aku kecewa. Aku tidak menyangka seseorang yang selama ini dipakai Tuhan dengan luar biasa bisa berbuat demikian.

Semua manusia bisa berbuat dosa. Beda jenis dosanya aja kali. Mereka mungkin jatuh dalam dosa A, tapi aku juga bisa jatuh dalam dosa B. Berdoa dan berjaga-jaga saja lah…Ga ada manusia yg sempurna. Kita sama-sama gak sempurna,sama-sama berdosa, sama-sama butuh kasih karunia Tuhan supaya tetap hidup benar. Sama-sama berjuang untuk menyenangkan Tuhan.

Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah. Matius 26:41

Ayat ini yang terngiang-ngiang beberapa hari ini di telingaku.
Ayat ini bersuara nyaring di hatiku.
Ayat ini menjadi rhema bagiku.

Kembali diingatkan banyak hal:
Betapa lemahnya aku, dia, mereka dan manusia yang lain.
Aku perlu belajar untuk menjauhkan diriku dari pencobaan, jangan mendekati area yang aku tahu berbahaya.
Bukan setan atau iblis yang mencobaiku, tapi aku dicobai oleh keinginanku sendiri.
Aku perlu lebih banyak berdoa dan berjaga-jaga, jangan menganggap diriku kuat. Tuhan Yesus yang kuat, aku lemah, dan aku perlu belajar bergantung padaNya.
Aku tidak boleh tinggal tetap dalam dosa.
Satu keputusan yang salah ternyata berdampak bagi banyak orang.
Hidup bukan tentang hanya tentang bahagia atau tidak, hidup adalah kesempatan memuliakan Tuhan.
Tuhan Yesus sungguh-sungguh mengasihi semua orang.
Tuhan Yesus mengampuni mereka yang sadar akan dosanya dan berbalik kepadaNya.
Tuhan Yesus bisa memakai semua orang, Dia memakai orang-orang yang gagal, hancur dan hina.

Lagi, aku kembali diingatkan untuk tidak membuat Tuhan Yesusku bersedih.

Kasongan, 24 Agustus 2015
-Mega Menulis-

Monday, August 10, 2015

Sudah Berapa Bulan Meg?



“Sudah berapa bulan Meg?”, tanya seorang kenalanku sambil melirik ke peyutku yang mungil ini.
Jiahhh….Aku Cuma bisa tertawa mesem dan berkata,”Belum kok, doakanlah yaaa…”
Ditanya,”Sudah isi belum?” atau “Sudah hamil belum?” ternyata tidak lebih menyakitkan daripada dikira hamil padahal belum hamil, huhuhuhuhu.
Yang artinye, AKU TAMBAH GEMUK DUNKKKK T_T
“Tuh kan dek, apa abang bilang?” abangku berkomentar demikian sambil tertawa mendengar perkataan kenalanku itu.
BAYANGKAN!!!
Abangku cuma bereaksi gitu *sigh*.
Eike kan habis merit hepi yeeee…kalo aku tau-tau kurus kering kan pemirsa jadi bertanya-tanya, ini meritnya jangan-jangan menderita nih ato disiksa suami neh makanya jadi kurus kering. Jadi, ngeliat bodiku sekarang bisa dipastikan daku bahagia lahir batin. LOL.

Eniwei,yang konyol lagi, seorang kenalanku yang lain (lagi-lagi) bertanya,”Sudah isi belum?”
Kujawablah kalau belum, sekalian tanya apa resepnya, secara anaknya dah beberapa orang gitu.
Dengan santainya dia bilang gini,”Kalau aku sih resepnya, dibawa santai aja, jangan kepikiran, ntar malah jadi stress.”
Dengan (pura-pura) polos (padahal nyindir) aku bilang gini,”Sbenare yang bikin kepikiran sih kalau ada yang tanya-tanya. Kalo ngga ma gak terlalu mikir”.
INI ASLI NYINDIR-maksudnye, daku jadi kepikiran gara-gara dia nanya gitu :p Ngarepnya dia minta maaf ato ngerasa gak enak.
Eh pemirsa, dia malah bilang gini,”Kalau saya gitu lo…jarang ketemu tapi menghasilkan”.
E  BUSEEETTTTTT… Hahahahahaha *tepokjidat* Gak jadi kesel banget, malah ngakak.

Pelajaran hari ini : Ternyata di dunia ini ada aja orang yang super tidak sensitif, sementara di sisi lain over sensitif, ada pula yang kadar sensitifnya ps-pasan. Mau pilih jadi yang mana, tergantung kita. Be happy aja. Bersukacitalah senantiasa Meg. Sekali lagi kukatakan bersukacitalah! \(“,)/

Kasongan, 10 Agustus 2015
-Mega Menulis-

Apakah Panggilan Saya?



“Apakah panggilan saya sehingga melaluinya Tuhan paling dimuliakan?”
Pertanyaan tersebut ditanyakan Kak Johan bagi kami dalam salah satu sesi Kelas Berbuah di Kaliurang bertahun-tahun yang lalu. Dalam segala sesuatu yang kita kerjakan, kita dapat memuliakan Tuhan saat kita mengerjakannya karena Dia dan untuk Dia. Kita dapat memuliakanNya saat kita beribadah di gereja, namun kita juga dapat memuliakanNya saat kita memilih mengikuti sebuah acara bersama teman-teman kuliah kita. Pertanyaannya bukan lagi apa yang harus saya kerjakan untuk memuliakan Tuhan tapi di antara pilihan-pilihan ini, yang manakah yang paling memuliakan Tuhan?

Contoh:
Saat dihadapkan pada dua pilihan, bekerja di kantor pemerintah dan melayani sebuah suku terabaikan di pedalaman, mungkin kita bertanya-tanya, manakah yang Tuhan ingin saya kerjakan?
Manakah yang memuliakan Tuhan?
“Tentu saja dong, melayani suku terabaikan”, demikian jawab seseorang. Bagi sebagian besar orang, melayani sebagai misionaris akan memuliakan Tuhan, berbeda dengan pekerjaan kantoran yang sarat pergumulan biasa. Benarkah demikian?
A BIG NO
Setiap pekerjaan dapat memberikan kita kesempatan untuk memuliakan Tuhan.
Seandainya anak-anak TUHAN hanya bekerja di bidang-bidang yang ‘rohani’ saja, lalu siapa yang akan menjangkau mereka yang belum mengenal TUHAN di pemerintahan, atau mereka yang belum mengenal Tuhan di dunia perbankan, atau di dunia pendidikan. TUHAN rindu setiap anakNya memuliakan Dia di setiap tempat yang Dia taruh. Bagi kita yang terpanggil bekerja di kantoran biasa, jangan pernah berpikir kalau pekerjaanmu adalah pekerjaan biasa, pekerjaanmu adalah sarana bagi TUHAN dimuliakan. Siapa bilang menjadi guru TK tidak memuliakan Tuhan? Siapa bilang menjadi ibu rumah tangga tidak memuliakan TUHAN. Segala pekerjaan bisa jadi sarana memuliakan Dia. Tergantung pada sikap hati kita.


Sebuah film lawas berjudul Saving Private Ryan, memberikan gambaran yang mengena sekali. Singkat cerita, ada sebuah tim yang memiliki misi khusus menyelamatkan seorang tentara muda bernama Ryan yang sedang berperang. Saudara-saudara Ryan diketahui telah gugur di medan perang, sehingga orang tuanya sedih sekali sehingga memohon agar anak satu-satunya yang tersisa dipulangkan. Jika sempat tontonlah film ini, bagus banget d^^b. Ryan membawa anak cucunya ke makam penyelamatnya dan berkata (kurang lebih seperti ini), “Kau lihat, aku tidak menyia-nyiakan hidup yang telah kau berikan.” Ryan berhasil diselamatkan namun tim yang bertugas membawanya pulang gugur di medan perang.


Mengapa kita harus mempermuliakan Tuhan?

Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka. 2 Korintus 5:15

Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu! 1 Korintus 6:20


Demikianlah Kristus juga telah telah mati bagi kita, tapi tidak selesai sampai di situ. Dia mati supaya kita hidup untuk diriNya. Hidup kita adalah bagiNya. Hidup kita adalah bagi kemuliaanNya.

Diselamatkan DARI sangat berbeda dengan diselamatkan UNTUK. Keselamatan bukan hanya agar kita terhindar DARI hukuman kekal, melainkan agar kita hidup UNTUK memancarkan kemuliaan-Nya. (Cat & Dog Theology-Bob Sjogren dan Gerald Robinson)

Bagaimana kita mempermuliakan Tuhan?
Yesus berkata demikian:
Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya.Yohanes 17:4
Ia mempermuliakan BAPANya dengan menyelesaikan pekerjaan yang diberikan padaNya.
Kita tahu, Yesus melakukan berbagai mukzizat, kita dapat berkata dengan yakin bahwa seluruh hidupnya memancarkan kemuliaan Allah. Yesus menyembuhkan orang sakit, Ia mengajar banyak orang, Ia membangkitkan orang mati, Ia mengubah air menjadi anggur, Ia mati di kayu salib menebus dosa kita, de el el, de es be. Tapi sesungguhnya, pekerjaan apa sih yang diberikan padaNya? Cekidot!

Suatu kali, pagi-pagi sekali, murid-murid mencari Yesus dan menyampaikan bahwa betapa banyak orang mencari Yesus (Markus 1:35-39), tapi apa yang terjadi? Simak ini!
 waktu menemukan Dia mereka berkata: "Semua orang mencari Engkau." Jawab-Nya: "Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang." Markus 1:37-38
Yesus tahu untuk apa Dia ada di dunia ini.
Dia tahu apa yang menjadi panggilanNya.
Bagaimana dengan kita, bagaimana kita mengetahui panggilan kita masing-masing?
Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya. Efesus 2:10

Satu-satunya cara mengetahui panggilan kita adalah dengan bertanya kepada pencipta kita. Sebagaimana suatu benda diciptakan dengan tujuan tertentu, demikian juga kita. TUHAN menciptakan kita untuk tujuan tertentu. Sebuah pisau dapur (mungkin) dapat saja menebang sebuah pohon, tentunya dengan usaha keras bertahun-tahun, tapi apakah efektif menggunakan pisau dapur untuk menebang sebuah pohon? Kita tahu jawabannya tidak. Demikian pula, sebuah gergaji dapat digunakan memotong sayuran dan daging (dengan susah payah), tapi apakah efektif? Rancangan Allah bagi setiap masing-masing kita sangat unik, panggilanNya bagi kita sudah disesuaikan dengan karuniaNya bagi masing-masing kita, kemampuan dan bakat yang diberikanNya, hobi kita, kesukaan kita. HE KNOWS US SO WELL. Dia mengenal kita lebih dari kita mengenali diri kita sendiri. Jangan ragu untuk bertanya padaNya dan menggumuli panggilan pribadi kita. Setiap kita memang dipanggil dari semula untuk menjadi serupa dengan Kristus dan memuliakan ALLAH kita dengan cara yang paling memuliakanNya. Hanya saat kita hidup sesuai dengan tujuan-Nya maka kita memenuhi rancanganNya secara maksimal. Mengerjakan hal lain yang bukan diperuntukkan bagi kita tidak mendatangkan kemuliaan maksimal bagi Tuhan.

Kita kehilangan hak untuk menentukan visi kita sendiri. Pada saat yang sama kita juga tidak berhak untuk hidup tanpa visi. Pikirkan ini: Jika Allah memiliki visi mengenai apa yang harus Anda lakukan dengan jatah tahun-tahun Anda, Anda sebaiknya masuk di dalamnya. Alangkah tragisnya jika kita melewatkan hal itu.(Visioneering-Andy Stanley)

Jika kita dihadapkan pada pilihan yang ada, bertanyalah pada TUHAN, “Dimanakah Dia paling dimuliakan?”


Kasongan, 10 Agustus 2015
-Mega Menulis-

Thursday, August 6, 2015

Jangan Sok Pintar!!!



Aku ngga tahu apakah semua calon pengantin mengalami ini, yang jelas menjelang hari pernikahan kami, perbedaan pendapat dengan si abang (yeah... calon suamiku orang Batak ^^) semakin sering terjadi. Sebelumnya ngga sesering ini. Kami jarang banget bertengkar. Sekarang entah kenapa, saat abangku mengatakan hal yang berbeda dengan pendapatku, segera saja aku merengut, nada suaraku meninggi, atau dalam skenario lain aku ngambek. Diam. Kalau sudah begini, abangku akan berusaha menenangkanku, menjelaskan segala sesuatunya dengan sabar lalu mendiamkanku, dia nampaknya mengerti kalau aku berlaku seperti itu maka aku aku perlu waktu untuk mencerna segala sesuatunya. Setelah aku menenagkan diri, biasanya aku akan minta maaf atas segala kekasaranku, lalu kami akan membicarakan segala sesuatunya baik-baik.
Kupikir semua masalah selesai.
Sampai suatu kali abangku berkata,”Kamu tu dek, kelihatannya aja nggih... nggih…(bahasa Jawa, nggih: iya) padahal sebenarnya keras kepala.”
WHAT???!!
Reaksi pertamaku adalah gak terima mendengarnya berkata seperti itu. Siapa sih yang senang disebut KERAS KEPALA?  

Wednesday, August 5, 2015

Kompor Istimewa



Tanggal 31 Juli 2015, kami (baca:aku dan abangku) melihat Palangka Raya Fair 2015 yang diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Jadi Kota Palangka Raya ke-58 dan perayaan Hari Jadi Pemerintah Kota ke-50 yang diadakan di Gedung Tambun Bungai Palangka Raya, hari itu adalah hari terakhir Palangka Raya Fair. Begitu turun dari sepeda motor, kami melangkah ke Stan Bank Kalteng, sekedar iseng menanyakan tentang kredit usaha dan (niat) mengisi kuesioner, siapa tahu kami beruntung mendapatkan hadiah, hahaha. Puji Tuhan, kami sama-sama sering mendapat berkat tak terduga lewat kuis-kuis atau doorprize serupa \(“,)/

Tuesday, August 4, 2015

Cemburu Itu Tanda Cinta, Benarkah?


“Aku tuh cemburu karena aku sayang banget sama kamu tauuuu…”
Pernah mendengar demikian? Atau jangan-jangan pernah berkata demikian? Hehehehe.
Atau pernah klepek-klepek karena mendengar demikian? Berasa dicintai banget getoh kalo cemburu? Parahnya yaaa….ada yang suka memancing-mancing kecemburuan pasangan untuk membuktikan cinta pasangan nih :p Watchout! Jika kita termasuk golongan yang seperti ini, bisa jadi kita sebenarnya insecure.

Banyak orang berkata : CEMBURU ADALAH TANDA CINTA.
Helllowwww!!! Apa kabar?
Dunia boleh dah bilang gitu (CEMBURU TU TANDA CINTA) tapi firman Tuhan nyata-nyata bilang gini:
Kasih itu…tidak cemburu. 1 Korintus 3:4

Cemburu bukan tanda cinta.
Cemburu adalah tanda TIDAK PERCAYA.
Kalau mau jujur, kita mulai mencemburui pasangan karena kita tidak mempercayainya. Demikian pula sebaliknya, pasangan mencemburui karena ia tidak mempercayai kita. Sesederhana itu.

Kenapa tidak percaya?
Well, tanyakan ke diri masing-masing dan pasangan apa penyebabnya.
Bisa jadi karena tidak percaya pada pasangan atau tidak percaya pada diri sendiri.
Mungkin saja pasangan pernah melakukan kesalahan di masa lalu, sehingga kita sulit mempercayainya, atau mungkin saja sebenarnya kita sendiri yang tidak percaya pada diri sendiri lalu berdalih kecemburuan adalah tanda cinta, padahal sebenarnya kita tidak yakin pasangan memilih kita dengan segala kelebihan dan kekurangan sehingga asal pasangan punya kenalan wanita lain yang dirasa lebih cantik, lalu kita cemburu.

Sesungguhnya kecemburuan berlebih bisa jadi disebabkan berbagai pengalaman kita di masa lalu. Perasaan pahit dengan berbagai peristiwa dalam hidup, penolakan demi penolakan dari lawan jenis, perasaan tidak layak, perasaan gagal dan rendah dibandingkan kekasih/pasangan, pengkhianatan demi pengkhianatan, dan lain-lain dapat menyebabkan seseorang memiliki rasa cemburu berlebihan. Ia tidak dapat mempercayai orang lain.

Dalam hubungan, saat kecemburuan muncul, kita perlu jujur dan mengkomunikasikan dengan baik segala sesuatu yang mengganjal dengan pasangan. Jangan biarkan kecemburuan merusak hubungan. Jujur pada diri sendiri sangat penting, apakah kecemburuan ini beralasan? Jika pasangan memang berselingkuh atau melakukan hal yang tidak sepantasnya, well… siapa yang tidak cemburu, wong pasangan ternyata terbukti tidak dapat dipercaya. TAPI, jika tanpa alasan lalu kita cemburu? Hati-hati!! Siapa sih yang tahan hidup bersama orang yang tidak mempercayainya?

Panas hati kejam dan murka melanda, tetapi siapa dapat tahan terhadap cemburu? Amsal 27:4

Kasongan, 3 Agustus 2015
-Mega Menulis-