Wednesday, January 18, 2017

Ayub 14-16, Yohanes 7, Amsal 7

AYUB 14-16

Ayub 16:6 (TB)  Tetapi bila aku berbicara, penderitaanku tidak menjadi ringan, dan bila aku berdiam diri, apakah yang hilang dari padaku?
Dari teman-temannya Ayub aku belajar:
Ada waktunya untuk berdiam,ingat itu Meg!  
Saat aku melihat sahabatku menderita, aku gak boleh terburu-buru mengeluarkan perkataan. Seringnya gitu,karena aku ingin menghibur dia, aku mencoba mencari kata-kata atau ayat yang aku Kira bisa menguatkan dia, padahal belum tentu apa yang aku katakan benar atau belum tentu itu bisa meringankan penderitaannya atau memecahkan masalahnya.

Saat sahabatku mengalami masalah yang berat,yang harus aku lakukan adalah:
1. Berdoa
Minta tolong supaya Tuhan yang berkata-kata dan bersikap melalui aku, supaya kasihNya nyata melalui aku. Aku harus ingat kalau segala sesuatu adalah tentang Tuhan. Kalau selama ini, aku mau berikan penghiburan karena ingin dianggap sahabat yang baik (ya Tuhan,waktu nulis ini    aku jadi sadar kalau motivasiku salah). Hari ini aku diingatkan, saat sahabatku menderita atau mengalami masalah, bisa jadi Tuhan ingin menyatakan sesuatu bagi dia Dan orang di sekelilingnya. Biarlah aku jadi saluran kasihNya, biar Dia yang makin besar dan aku makin kecil.

2. Peka dan memiliki empati
Semula aku berpikir kalo teman-teman Ayub ni dekat banget dengan Ayub,ini dari cara mereka nemanin Ayub, nasihat mereka yang panjang lebar (biasanya kalo gak dekat jarang kan ya bisa menghibur sepanjang itu). Aku belajar, walaupun aku dekat dengan sahabatku, aku tetap harus mikir sebelum ngomong. Kan aku kenal sahabatku, harusnya aku bisa mengira dong reaksinya seperti apa. Kalau cuma membuat dia makin menderita,mending aku diam deh.

3. Aku mau menjaga mulutku dengan 3 saringan sebelum berkata-kata:
- kalau aku tidak tahu apa yang kukatakan benar apa ngga,mending aku diam.
- kalau aku tahu apa yang akan kukatakan sesuatu yang gak baik,mending aku diam
- kalau apa yang akan aku katakan gak ada gunanya mending aku diam
Setiap yang aku katakan harus lolos 3 saringan itu. Susah sih ya, kok repot amat cuma ngomong doang sampe segitunya. Tapi biarlah, aku mau belajar lambat bicara.

4. Menjaga hati
Apa yang dikatakan mulut kita meluap dari hati. Aku mau menjaga hatiku dengan hanya memikirkan semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji,  supaya akhirnya aku mengeluarkan perbendaharaan kata yang baik.

Tuhan, tolong aku supaya apa yang Kau ajarkan hari ini benar-benar aku lakukan dan gak hanya lewat begitu saja. Jangan biarkan aku melupakannya Tuhan.

YOHANES 7

Yohanes 7:30 (TB)  Mereka berusaha menangkap Dia, tetapi tidak ada seorang pun yang menyentuh Dia, sebab saat-Nya belum tiba.
Yesus pernah berkata pada ibunya kalau saatnya tiba saat Ia akhirnya mengingat air menjadi anggur, pada bacaan ini pun dikatakan mereka yang berusaha menangkap Dia malahan tidak ada yang menyentuh Dia.Juga karena saatNya belum tiba. Benar bahwa untuk segala sesuatu ada waktunya, Yesus pun tahu hal itu. Aku harus mengingat, bila sudah tiba saatNya, tidak ada yang bisa menghalangiNya. Namun, bila belum saatNya tidak ada yang bisa memaksaNya.
Aku gak boleh memaksa-maksa Tuhan saat aku punya keinginan (emang siapa aku???) Tuhan tahu waktu yang tepat untuk bertindak. Bagianku adalah bersabar menantikan Dia.

AMSAL 7

Amsal 7:2 (TB)  Berpeganglah pada perintahku, dan engkau akan hidup; simpanlah ajaranku seperti biji matamu.
Kenapa dikatakan agar kita menyimpan ajaran seperti biji mata?
Fungsi biji mata kita adalah untuk melihat. Perhatikan bagaimana kelopak mata dengan refleks melindungi biji mata kita saat ada benda asing yang dapat melukai mata ada. Saking pentingnya mata kita tuh.  Ya iya lah, gimana kita melihat kalo mata kita rusak. Kebayang ga kalau mata kita rusak dan kita gak bisa melihat, kita akan susah melangkah, nabrak sana-sini, tersesat dan gak tahu arah, asal melangkah.  Nah, kayak gitu juga, ajaran yang kita terima harus disimpan sebaik-baiknya dan jangan melupakannya. Ajaran itu akan memampukan kita melihat jelas jalan mana yang kita pilih, ajaran tersebut memberikan pedoman dalam melangkah supaya kita tidak tersesat.
Aku mau menerima ajaran dan didikan yang sesuai firman Tuhan supaya aku gak tersesat.
Tuhan, mampukan aku untuk menerima ajaran dan mampu mempraktekannya. Aku gak mau berjalan nabrak sana-sini karenaj gak tahu arah. Amin.

Kasongan, 7 Januari 2017
-Mega Menulis-

No comments: