Monday, January 16, 2017

Ayub 6-9, Yohanes 5, Amsal 5

AYUB 6-9

Ayub 6:27 (TB)  Bahkan atas anak yatim kamu membuang undi, dan sahabatmu kamu perlakukan sebagai barang dagangan.

Perkataan Ayub pada temannya ini sangat menohok (saking keselnya kali ya ;) ),rupanya Ayub merasa diperlukan sebagai barang dagangan #sigh. Karena pernah berdagang kecil-kecilan, kupikir aku tahu maksudnya. Aku benar-benar menjaga barang yang akan aku jual karena kalau sampai rusak sebelum laku, pastinya aku rugi dong. Aku menjaga daganganku baik-baik semata-mata hanya karena memikirkan keuntungan yang aku dapat darinya. Nah lo...Mosok aku mau jadi sahabat yang kayak gini.

Dalam bersahabat,aku tidak boleh mencari keuntungan diri sendiri.Aku harus menjadi sahabat yang menaruh kasih setiap waktu Dan menjadi saudara dalam kesukaran (Amsal 17:17). Kalau diingat-ingat, saudara bukanlah orang yang banyak omong saat kita mengalami kesusahan, saudara segera mengulurkan tangan, saudara akan menangis bersama (kalau ngga menawarkan bahunya), saudara akan berdoa dalam diamnya.

Tolong aku ya Tuhan, aku mau menjadi sahabat yang menaruh kasih setiap waktu dan menjadi saudara saat sahabatku mengalami kesukaran. Ajari aku untuk peka pada kebutuhan sahabat-sahabatku lalu sigap memberikan diri untuk menolongku.

Ayub 7:1 (TB)  "Bukankah manusia harus bergumul di bumi, dan hari-harinya seperti hari-hari orang upahan?

Kalo Ayub 6 berisikan kekecewaan Ayub pada sahabat-sahabatnya, di Ayub 7 berasa banget kesedihan Ayub yang mendalam. Dan ia mengungkapkannya kepada Allahnya dengan jujur. Ayub gak berpura-pura semua baik-baik aja ato sok tegar.
Kalau aku dihadapkan pada situasi seperti Ayub, aku gak tahu apakah aku bisa mencurahkan semua perasaanku pada Allah atau mempertanyakan keadaan yang aku alami pada Allah. Dari Ayub, aku belajar untuk terbuka di hadapan Allahku dan mencurahkan isi hatiku di hadapanNya. 
Sebelum aku curhat kepada sahabatku, aku mau lebih dulu menceritakannya kepada Allah.

YOHANES 5

Yohanes 5:42 (TB)  Tetapi tentang kamu, memang Aku tahu bahwa di dalam hatimu kamu tidak mempunyai kasih akan Allah.

Yesus mengetahui isi hati orang-orang Yahudi tersebut,begitupun juga dengan isi hati kita. Saat ini,kalau Yesus melihat hatiku,adakah ditemuiNya kasih akan Allah? Mungkin belum. Saat kita mengasihi Allah, kita gak akan bisa menyembunyikannya. Itu akan terpancar dalam kehidupan kita, terutama pada bagaimana kita mengasihi sesama, bagaimana kita memperlakukan mereka. Lihat saja reaksi orang-orang Yahudi itu,bukannya bersukacita karena orang yang lumpuh selama 38 tahun telah berjalan, mereka malah menganiaya Yesus. Mungkin kita bisa dengan pandai bersandiwara, berpura-pura kudus padahal kudis. Tapi Allah kita mengetahui kedalaman hati. Gak ada yang tersembunyi di hadapanNya. Taruhlah kita mampu bersikap seakan-akan mengasihi Dia,tapi BUAT APA? Mencari penghargaan dari manusia? Capek lo berpura-pura tu.

Aku mau saat Yesus melihat hatiku,aku kedapatan mengasihi Dia. Aku mau terbuka di hadapanNya. Aku gak perlu berpura-pura karena Allah mengenalku melebihi diriku sendiri.

Selidiki hatiku ya Tuhan,lihatlah apa aku sungguh mengasihiMu. Ajar aku mengenalmu supaya aku semakin mengasihiMu. Biarlah gak ada yang aku sembunyikan di hadapanMu. Aku mau terbuka di hadapanMu dan mencurahkan isi hatiku padaMu. Amin.

AMSAL 5

Amsal 5:23 (TB)  Ia mati, karena tidak menerima didikan dan karena kebodohannya yang besar ia tersesat.
Orang yang tidak mau menerima didikan biasanya adalah orang yang sombong, ia menganggap dirinya lebih pandai sehingga gak mau mendengarkan orang lain. Sudah bodoh, sombong pula, haiss... Ia merasa lebih tahu dibandingkan orang lain.
Aku mau membuka telinga dan hatiku supaya aku bisa menerima didikan. Dan aku juga gak boleh asal terima (karena malas), tetapi rajin menyelidiki apa yang kuterima.
Tuhan, aku mau dididik supaya menjadi bijak. Jangan biarkan aku tersesat ya Tuhan, aku gak mau berjalan tanpa pimpinanMu.

Kasongan, 5 Januari 2017
-Mega Menulis-

No comments: