Friday, February 10, 2017

Kejadian 38-40, Mazmur 25, Amsal 25

Kejadian 38-40

Kejadian 38:8 (TB)  Lalu berkatalah Yehuda kepada Onan: "Hampirilah isteri kakakmu itu, kawinlah dengan dia sebagai ganti kakakmu dan bangkitkanlah keturunan bagi kakakmu."

Baca ini mau gak mau jadi ingat Boas yang mau berkorban saat menikah dengan Rut. Boas mau jadi penebus untuk Rut dengan segala konsekuensinya (keturunan mereka nanti akan disebut sebagai keturunan suami Rut sebelumnya). Tetapi Onan berbeda! Onan dan Boas dihadapkan pada situasi yang hampir mirip tapi responnya sangat berbeda. Onan menolak hal tersebut karena gak mau meneruskan garis keturunan kakaknya, anehnya dia mengiyakan sewaktu Yehuda memintanya menikahi Tamar. Seharusnya dia bilang dong kalo gak mau. Jangan lain di mulut dengan kelakuannya. Siapa yang mau dibohonginya? Ayahnya? Tamar? Atau Tuhan. Dia gak sadar kalau kejahatan yang dilakukannya adalah dosa di mata Tuhan, pernikahan di mata Tuhan bukanlah main-main.

Dari cerita ini aku belajar:
-Jangan jadi orang yang berbeda antara mulut dan kelakuannya
-Pernikahan bukanlah main-main di hadapan Tuhan
-Saat kita melakukan yang jahat, kita sedang menentang Allah, bukannya manusia

Kejadian 38:16, 24 (TB)  Lalu berpalinglah Yehuda mendapatkan perempuan yang di pinggir jalan itu serta berkata: "Marilah, aku mau menghampiri engkau," sebab ia tidak tahu, bahwa perempuan itu menantunya. Tanya perempuan itu: "Apakah yang akan kauberikan kepadaku, jika engkau menghampiri aku?"
Sesudah kira-kira tiga bulan dikabarkanlah kepada Yehuda: "Tamar, menantumu, bersundal, bahkan telah mengandung dari persundalannya itu." Lalu kata Yehuda: "Bawalah perempuan itu, supaya dibakar."

Aku gak tahu apakah perempuan yang di pinggir jalan pada zaman itu memang sudah dicap sebagai perempuan gak benar sehingga Yehuda dengan tanpa malu-malu menghampiri Tamar dan menidurinya. Jadi penasaran, mosok dengan gampangnya dia berbuat demikian. Kalau pun iya, tetap aja sih kelakuan Yehuda gak bisa dibenarkan, dia punya standar moral ganda. Tidak masalah baginya tidur dengan sembarang orang tapi begitu mendengar Tamar hamil ia langsung hendak membakar Tamar.

Membaca bagian ini aku melihat hidupku sendiri dan sadar kalau aku juga sering menerapkan standar ganda seperti itu.Kalau orang lain yang melakukannya jahat, sedangkan kalau aku maka gak masalah. Atau kalau pun orang lain melakukan yang salah, aku ikut melakukannya gak menjadikan itu benar. Standar kebenaran adalah Firman Tuhan.

Tuhan, tolong aku melakukan yang benar. Jangan biarkan aku menghakimi orang lain dan membenarkan apa yang aku lakukan. Amin

Kejadian 39:23 (TB)  Dan kepala penjara tidak mencampuri segala yang dipercayakannya kepada Yusuf, karena TUHAN menyertai dia dan apa yang dikerjakannya dibuat TUHAN berhasil.

Seperti ironis baca bagian ini, Tuhan menyertai Yusuf dan apa yang dikerjakannya dibuat Tuhan berhasil, dimana? Jreng....Jreng...Di penjara lo!!!! Tempat yang kelihatannya bukan tempat yang menguntungkan, tempat pembuangan pun bisa jadi tempat Allah berkarya.

Sebelumnya pun, di tempat Potifar yang notabene Yusuf hanya sebagai budak, Allah membuat yang dikerjakannya berhasil.DIMANA PUN Yusuf diberkati. Bahkan di tempat tergelap sekalipun, Yakub bersinar karena penyertaan dan berkat Tuhan. Kesulitan dan masalah gak membuat Yusuf tawar hati dan berlaku seenaknya, dimana pun dia berada menimbulkan rasa sayang dari orang sekelilingnya, tentunya karena karakter Yusuf. Kalau apa yang aku alamin membuat aku jadi tawar hati, aku harus belajar banyak dari Yusuf. Dia memilih untuk tetap melakukan yang terbaik di segala kesempatan sehingga Allah leluasa bekerja di dalam dan melalui dia.

Aku mau seperti Yusuf yang selalu melakukan yang terbaik di manapun dia berada. Tolong aku ya Tuhan. Amin.

Mazmur 25

Mazmur 25:5, 21 (TB)  Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan aku, Engkau kunanti-nantikan sepanjang hari.
Ketulusan dan kejujuran kiranya mengawal aku, sebab aku menanti-nantikan Engkau.

Daud ingin berjalan dalam kebenaran dan selalu diajar Allah karena 2 hal:
1. Allah adalah penyelamatnya
Saat dia menyadari Allah adalah penyelamat dalam setiap kesesakannya maka mengikut Allah dalam kebenaranNya menjadi kebutuhannya.
2. Ia menanti-nantikan Tuhan
Menanti-nantikan Tuhan berarti mempercayai Dia dengan sepenuh hati terus berharap, mencari dan meletakkan seluruh pengharapan kepada Tuhan. Dalam segala kondisi hidupnya Daud menaruh seluruh pengharapannya kepada Tuhan karena dia telah mengalami penyelamatan dan pertolongan Allah dalam hidupnya.Daud berharap Allahnya menyelamatkannya dalam setiap pergumulannya.

Menantikan Tuhan membuat hidup Daud terus dikawal oleh integritas dan kejujuran. Allah ingin Daud hidup dalam kebenaran.

Dalam dunia yang semakin saling menyesatkan dan disesatkan, orang-orang berintegritas dan jujur semakin jarang ditemukan. Kita tetap bisa berada dalam kedua hal ini jika kita tetap tekun menanti-nantikan Tuhan. Berharap kepada Tuhan memiliki konsekuensi kita harus hidup dalam kebenaran.

Aku menanti-nantikan Engkau ya Allah penyelamatku. Tolong aku memelihara pengharapanku di dalam Engkau supaya aku hidup dalam kebenaranMu. Amin.

Amsal 25

Amsal 25:15 (TB)  Dengan kesabaran seorang penguasa dapat diyakinkan dan lidah lembut mematahkan tulang.

Sabar dan lidah lembut.
Kalimat itu doang yang sempat aku tuliskan tadi pagi. Sebelumnya sudah membaca Amsal 25 tapi memang gak sempat nulis karena ada insiden tadi pagi (aku sate sambil menunggu sopku masak, tiba-tiba tabung gas kami terbakar). Puji Tuhan gak kenapa-napa.

Aku ngantor seperti biasa dan konsultasi untuk aplikasi kerjaan ke kantor lain,dah 2 hari ini gak jalan. Eh...Di sana dong sempat ribut sama kepala seksi di sana yang ngomongnya nyolot gak nyambung dengan yang ditanya. Tiba-tiba keingat dong sama ayat di atas, emang gak ingat plek sih, cuma ingat kalimat yang aku tuliskan di awal tadi. Aku langsung diam dan tarik nafas dalam-dalam lalu mulai menurunkan nada suaraku. Masalah belum selesai (tu aplikasi masih gak bisa) tapi aku legaaaa....banget! #sigh.

Firman Tuhan emang benar mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan dan mendidik dalam kebenaran TAPIIIII...Kalau kita gak memilih taat dan mempraktekkan firmanNya maka hidup kita gak akan berubah.

Tuhan, tolong aku untuk mempraktekkan kebenaran firmanMu. Berikan aku hati yang lembut dan mau diajar. Terima kasih
Tuhan.Amin

Kasongan, 25 Januari 2017
-Mega Menulis-

No comments: