Tuesday, April 18, 2017

1 Samuel 28-31, Mazmur 18, Matius 18, Amsal 18

1 Samuel 28-31

1 Samuel 28:6-7 (TB)  Dan Saul bertanya kepada TUHAN, tetapi TUHAN tidak menjawab dia, baik dengan mimpi, baik dengan Urim, baik dengan perantaraan para nabi. 
Lalu berkatalah Saul kepada para pegawainya: "Carilah bagiku seorang perempuan yang sanggup memanggil arwah; maka aku hendak pergi kepadanya dan meminta petunjuk kepadanya." Para pegawainya menjawab dia: "Di En-Dor ada seorang perempuan yang sanggup memanggil arwah."

Menyedihkan sekali nasib Saul sebagai orang yang diurapi Tuhan,  Tuhan tidak menjawab dia. Setelahnya, Saul bukannya bertobat dan memohon pengampunan Tuhan.  Saul gak mencari Tuhan sampai dia menemukan Tuhan dan Tuhan berkenan padanya. Dia malahan berlari pada seorang perempuan pemanggil arwah. Padahal orang Israel tidak diperbolehkan berurusan dengan arwah orang mati.

Saat Tuhan sepertinya gak menjawabku,  apa yang aku lakukan? Jangan sampai aku melakukan yang Saul lakukan, dia semakin menjauh dari Tuhan. Saat Tuhan diam dan gak menjawabku, itu saatnya aku terus mencari Tuhan semakin bertekun dalam doa dan percaya pada Tuhan. Saat Tuhan diam adalah saat aku tetap bertekun mencari Tuhan sampai Dia menjawabku,  mengetuk pintuNya sampai dia dibukakan.

Tuhan, tolong aku untuk tetap melakukan yang benar bahkan saat Tuhan diam. Ajari aku untuk tetap mempercayai Tuhan. Aku mau tetap menyenangkan Tuhan. Amin

1 Samuel 30:6 (TB)  Dan Daud sangat terjepit, karena rakyat mengatakan hendak melempari dia dengan batu. Seluruh rakyat itu telah pedih hati, masing-masing karena anaknya laki-laki dan perempuan. Tetapi Daud menguatkan kepercayaannya kepada TUHAN, Allahnya.

Daud dalam keadaan terjepit, istrinya diculik,  rakyat melemparinya dengan batu. Hatinya pasti juga pedih. Dan yang dilakukannya adalah MENGUATKAN KEPERCAYAANNYA PADA TUHAN.
Jadi.... Kalau aku dalam keadaan terjepit, kalau aku bersedih,  kalau aku gak tahu harus berbuat apa-apa
👉TETAP PERCAYA PADA TUHAN.
Tanya Tuhan,  apa yang harus dilakukan.
TAAT. LAKUKAN.
Hasilnya percayakan pada Tuhan.
Tetap percaya sekalipun keadaan jauh dari yang aku harapkan. Percaya kalau gak ada sesuatu pun yang terjadi di luar kehendak Tuhan. Semakin keadaan di luar yang aku harapkan justru aku harus semakin dekat sama Tuhan.

1 Samuel 30:24-25 (TB)  Siapa yang mau mendengarkan kamu dalam perkara ini? Sebab, bagian orang yang tinggal di dekat barang-barang adalah sama seperti bagian orang yang pergi berperang; itu akan dibagi sama-sama."
Dan demikianlah halnya sejak hari itu dan seterusnya; hal itu ditentukannya menjadi ketetapan dan peraturan bagi orang Israel sampai sekarang.

Awalnya kupikir ini gak adil,  masa sih bagian orang yang pergi berperang sama dengan mereka yang tinggal. Tapi   Daud berkata:
1 Samuel 30:23 (TB)  Tetapi Daud berkata: "Janganlah kamu, saudara-saudaraku, berbuat demikian, dengan apa yang diberikan TUHAN kepada kita; sebab Ia telah melindungi kita, dan menyerahkan ke dalam tangan kita gerombolan yang menyerang kita.

Daud mengingatkan kalau mereka menang bukan karena mereka yang pergi berperang tapi karena Tuhan. Tuhan yang melindungi dan menyerahkan musuh kepada mereka. Siapapun yang pergi, kalau Tuhan berkenan pasti mereka meraih kemenangan. Saat itu mereka merasa berhak mendapatkan jatah karena kesombongan mereka, padahal bukan kekuatan mereka yang membuat mereka menang tapi Tuhan.

Aku seringkali merasa apa yang kumiliki adalah hakku dan hasil kerja kerasku sehingga susah melepaskan saat Tuhan minta lepaskan. Hari ini diingatkan kembali kalau ga ada di hidupku yang bukan pemberian Tuhan. Jadi,  harus selalu ingat kalau ini adalah pemberian Tuhan sehingga aku gak terikat dengan harta benda.

Mazmur 18:2 (TB)  (18-3) Ya TUHAN, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku, Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku!

Hanya Tuhan satu-satunya yang menjaga dan melindungi hidup Daud.  Gak ada satu pun yang bisa melindungi hidup kita secara sempurna kalau bukan Tuhan. Ingat itu Meg!

Aku dan suamiku sedang bergumul berat dengan tawaran kerja dari seorang kawan ke suamiku,  konsekuensinya kalau diterima,  anak kami harus dititipkan di tempat penitipan anak atau ditinggal bersama pengasuh. Ini yang paling berat rasanya. Kami kuatir terjadi apa-apa kalau dia ditinggal. Dua kali terjadi peristiwa mengejutkan belakangan ini. Pertama,  bagian belakang kepala Sara terhantuk lantai keramik saat berbalik dari posisi tengkurap. Kedua,  Sara jatuh dari tempat tidur dengan posisi tengkurap.Padahal kami sudah menaruh bantal guling di sekeliling tempat bermain dan tempat tidur. Parahnya,  kedua kejadian tersebut terjadi waktu aku dan suamiku di rumah. Puji Tuhan,  Sara gak kenapa-napa.  Kalo mikir yang negatif, lah...ini ada orang tuanya aja bisa kejadian kayak gini apalagi sama orang lain. Tapiii....kami diingatkan Tuhan kalau selama ini Sara sehat dan aman, itu bukan karena kami yang menjaga, tapi karena perlindungan Tuhan semata.

Sungguh cuma Tuhan saja tempat perlindungan kita. Kalau selama ini hidup kita baik-baik saja,  aman,  sehat, nyaman, gak mengalami kecelakaan, dll itu semua semata-mata karena kemurahan Tuhan.

Aku mau bersyukur buat perlindungan Tuhan bagi kami sekeluarga. Tuhan sungguh baik.

Matius 18

Matius 18:35 (TB)  Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu."

Ternyata aku belum lulus dalam hal mengampuni ini,  beberapa minggu ini aku harus berjuang mengampuni seseorang. Saat aku mulai melepaskan rasa sakit hatiku dan mengampuni dia eh... Seseorang datang dan menceritakan kalau orang yang ingin aku ampuni itu juga melakukan hal yang sama padanya, kami membicarakannya. Dan tebak dong, aku jadi sakit hati lagi atau ngga?

Baca ayat ini aku jadi diingatkan untuk mengampuni dengan sungguh,  jangan memberi kesempatan diri sendiri untuk makin membenci. Kesalahanku adalah membiarkan diriku terlarut dengan yang dirasakan temanku padahal aku sudah selesai dengan orang yang berbuat salah itu. Aku sudah memutuskan mengampuni dia dan gak akan membiarkan dia menyakitiku lagi. Cukup. Aku gak mau membicarakan dia lagi kecuali dengan Tuhan dan suamiku. Karena ternyata mendengar cerita tentang dia dan membicarakannya dengan orang lain membuatku sulit mengampuni.

Tuhan,  seperti Tuhan yang sudah mengampuniku aku mau mengampuni orang ini. Tolong aku Tuhan. Amin

Amsal 18

Amsal 18:2 (TB)  Orang bebal tidak suka kepada pengertian, hanya suka membeberkan isi hatinya.

Reminder for me!
Jangan cuma suka curhat gak jelas.
Jangan berkedokkan sharing padahal ngomongin orang.
Jangan sok berbagi pokok doa dan minta didoakan padahal kalau sendirian gak berdoa.
Hati-hati dengan setiap hal yang diungkapkan ke orang lain.

Sebelum berbagi isi hatiku, aku harus cek motivasiku dulu. Apa sekedar mau curhat untuk mendapatkan support atas apa yang aku alami dan mendapat kelegaan (cewek kan sering kali bercerita cuma supaya lega bukan seperti cowok yang ingin mendapat solusi) atau aku mau mendapat pengertian dan kebenaran sehingga melakukan yang benar nantinya.

Selain cek motivasiku, aku juga perlu melihat siapa orang yang aku ajak sharing,  gak asal curhat tapi benar-benar orang yang mengasihiku sehingga berani menegur dan menyatakan aku salah. Bukan sekedar orang yang mengelus-elus dan mengiyakan apa yang aku lakukan, tapi sungguh yang mau menyatakan kebenaran.

Tuhan Yesus,  aku gak mau sembarangan curhat, aku gak mau jadi orang bebal. Aku mau menjadi orang yang berpengertian. Amin

Kasongan,  18 April 2017
-Mega Menulis-

No comments: