Wednesday, April 26, 2017

2 Samuel 1-4, Matius 20, Amsal 20

2 Samuel 1-4

2 Samuel 1:12 (TB)  Dan mereka meratap, menangis dan berpuasa sampai matahari terbenam karena Saul, karena Yonatan, anaknya, karena umat TUHAN dan karena kaum Israel, sebab mereka telah gugur oleh pedang.

Buset.... Kok bisa ya Daud kayak gini karena Saul. Kalo sama Yonatan,it's oke lah.Tapi Saul? Yang berulang kali berusaha membunuh dia,  yang membuat hidup Daud gak tenang. Ini boro-boro mi balas dendam eh kematiannya malah ditangisi.

Aku gak bisa seperti Daud ya Tuhan,  ampun deh. Sekarang aja aku sedang berjuang mengampuni seseorang, jangankan bersedih kalau dia ditimpa kemalangan, lah aku sedang memikirkan gimana caranya biar dia merasakan akibat perbuatannya kok. Pokoknya kalau terjadi kemalangan dalam hidupnya mungkin aku yang duluan bersorak.

Aku beneran tertegur baca pasal ini, Daud beda banget denganku, jauhhhh.... Daud gak memikirkan dirinya sendiri, dia malah ingat kalau Saul adalah orang yang diurapi Tuhan. Aku mau belajar mengasihi orang yang bermasalah denganku. Aku gak mau mengharapkan dia mendapat kemalangan, aku gak mau membalas dendam,  aku gak mau membenci, aku mau mengampuni dia.

Tuhan, mampukan aku mengampuni dia, aku gak sanggup kalo bukan Tuhan yang tolong dan mampukan.

2 Samuel 4:10 (TB)  Ketika ada orang yang membawa kabar kepadaku demikian: Saul sudah mati! dan memandang dirinya sebagai orang yang menyampaikan kabar baik, maka aku menangkap dan membunuh dia di Ziklag, dan dengan demikian aku memberikan kepadanya upah kabarnya; 

Daud benar-benar menghormati Tuhan,  dia gak ingin orang  yang diurapi Tuhan sampai dibunuh. Apakah aku sudah mengasihi dan menghormati Tuhan sehingga bersedia mengasihi orang yang dikasihi Tuhan?  Mengampuni mereka yang sulit diampuni.

Matius 20

Matius 20:26-27 (TB)  Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu,
dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu;

Menjadi pelayan? Apa konsekuensinya?
1. Siap memenuhi kebutuhan tuannya
2. Bersedia mengorbankan kebutuhan pribadinya untuk melayani tuannya.
Banyak orang mau jadi pemimpin tapi sedikit banget yang mau jadi pelayan.
Kenapa?
Jadi pelayan mana enak bo!
Capek.
Makan hati.
Gak dihargai.
Temanku pelayanan pernah bilang kalo kita ga akan bisa melayani kalo kita gak mau jadi keset kaki. Keset kaki rela diinjak-injak supaya berguna buat orang lain,  rela jadi kotor supaya orang lain bersih. Ampun deh. Berat banget....

Tiap kali aku mikir gak bisa atau gak mau,  aku harus ingatkan diriku sendiri kalau Tuhan sudah melakukan itu buat kita. Buatku.  Yesus sudah kasih teladan ketaatan yang luar biasa. Dia melayani dan memberikan nyawaNya. Lalu apa yang membuatku lebih tinggi dari Yesus sampai gak mau melayani.

Tuhan, aku mau melayani dengan pengorbanan. Aku mau melakukan pelayanan yang orang lain gak mau lakukan. Tolong aku ya Tuhan, Tuhan yang tunjukkan apa yang harus aku lakukan dan aku mau belajar taat. Amin

Amsal 20

Amsal 20:3 (TB)  Terhormatlah seseorang, jika ia menjauhi perbantahan, tetapi setiap orang bodoh membiarkan amarahnya meledak.

Yes!
Aku mau terus jadi orang terhormat yang menghindari perbantahan, aku gak mau jadi orang bodoh yang marahnya meledak-ledak.
Ke orang lain aku bisa berhasil gak meledak-ledak,  tapi aku renungkan kok ke suami susah ya.... 😧 Karena serumah dan selalu bareng mungkin ya, jadi susah buat menenangkan diri sebelum ngomong baik-baik. Lagipula karena pengen masalah cepet selesai jadi langsung ngomong gak dipikir.

Lain kali sebelum menyampaikan sesuatu ke suami dan ada potensi emosi naik, aku mau ambil waktu buat berdiam,  mikir dan berkata-kata dengan bijak. Bukannya ngomong tanpa mikir.

Tuhan, tolong aku untuk mengendalikan lidahku di depan suamiku, aku gak mau terus-menerus jadi orang bodoh. Tuhan, mampukan aku menghindari perbantahan, aku mau mengambil waktu untuk berdiam sebelum berkata-kata. Amin

Kasongan, 20 April 2017
-Mega Menulis-

No comments: