Sunday, April 2, 2017

Hakim-Hakim 3-5, Yunus 3, Amsal 30

Hakim-hakim 3-5

Hakim-hakim 3 :1-6

Hakim-hakim 3:4 (TB)  Mereka itu ada di sana, supaya Ia mencobai orang Israel dengan perantaraan mereka untuk mengetahui, apakah mereka mendengarkan perintah yang diberikan TUHAN kepada nenek moyang mereka dengan perantaraan Musa.

Baca pasal ini aku teringat sebuah kutipan yang pernah kubaca: Ada dua jenis manusia,  yang pertama adalah orang yang menaati Tuhan dan berkata kepada Tuhan, "Jadilah kehendakMu",  dan yang kedua adalah orang yang menentang Tuhan dan kepadanya Tuhan berkata, "Kalau begitu, jadilah kehendakmu."

Kalau dipikir-pikir, mengerikan jadi tipe orang yang kedua. Aku berdoa supaya saat Tuhan tegur aku,  aku segera berbalik dan kembali menaati Tuhan dibandingkan tinggal tetap dalam dosa dan menanggung akibat dari apa yang aku lakukan.

Dikatakan di kisah ini kalau Tuhan dengan sengaja membiarkan bangsa asing itu untuk mencobai mereka apakah tetap taat sama Tuhan atau ngga. Terkadang manusia ni parah ya,  gak perlu ngapa-ngapain aja cobaan untuk jatuh dalam dosa aja bisa datang,  lah ini malah melangkahkan diri ke dalam pencobaan.  Sudah tahu kalau tinggal bersama bangsa lain dapat menyebabkan mereka jatuh dalam dosa eh,  mereka malah memilih tetap tinggal bersama bangsa lain tersebut.  Tapi Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan,  kebebalan manusia malah dipakaiNya sebagai sarana untuk menguji mereka apakah tetap menaati Dia atau nggak.

Hakim-hakim 4:4 (TB)  Pada waktu itu Debora, seorang nabiah, isteri Lapidot, memerintah sebagai hakim atas orang Israel.

Debora dikenal sebagai nabi yakni orang yang menyampaikan suara Tuhan dan seorang isteri,  dia berperan sebagai hakim.  Sebagai wanita,  Tuhan pakai Debora dengan luar biasa.  Dan Debora menjalankan panggilannya dengan penuh tanggung jawab, menjadi nabi dan hakim gak membuatnya lupa sebagai perannya sebagai isteri,  buktinya Alkitab mencatat dia sebagai istri dari Lapidot. Dan orang lain menghormati dia,  bukan sekedar karena statusnya tapi aku yakin karakternya pun teruji.

Apapun panggilan Tuhan bagiku saat ini,  aku mau menjalankan panggilanku secara maksimal. Sebagai hamba Tuhan,  sebagai istri,  sebagai ibu,  sebagai pekerja di kantoran,  sebagai anak,  dll. Biarlah aku jadi saksi Tuhan yang efektif di manapun aku berada. Aku baru mikir, misal nih dimana-mana Debora melayani orang lain tapi dia gak mengurus suami dan keluarganya, apakah dia akan dihormati? Mungkin nggak. Saat Tuhan memanggil kita dalam banyak hal untuk berkarya,  harus ada keseimbangan.

Hakim-hakim 5

Baca pasal ini aku diingatkan Tuhan untuk memuji Tuhan secara spesifik, memuji dan menyembah Dia untuk segala hal yang Dia lakukan.  Ini menunjukkan ucapan syukur kita dan mengingatkan kita akan segala perbuatanNya.

Yunus 3

Yunus 3:8 (TB)  Haruslah semuanya, manusia dan ternak, berselubung kain kabung dan berseru dengan keras kepada Allah serta haruslah masing-masing berbalik dari tingkah lakunya yang jahat dan dari kekerasan yang dilakukannya.

Mendengar seruan Yunus,  semua penduduk Niniwe  bertobat. Bagaimana mereka bertobat?
1.berselubung kain kabung 👉MENYESALI DOSANYA
2.berseru dengan keras kepada Allah 👉 MENGAKUI DOSANYA
3. berbalik dari tingkah lakunya yang jahat dan dari kekerasan yang dilakukannya 👉 ADA PERUBAHAN HIDUP,  GAK MENGULANGI DOSANYA
Tercatat kalau Allah lalu tidak jadi menghukum mereka. Tentu ini karena Allah melihat kesungguhan mereka,  antara hati, mulut dan perbuatan penduduk Niniwe sejalan.

Bagaimana dengan pertobatanku? Apakah cuma lip service? Ngaku tobat tapi gak ada perubahan hidup? Atau tahu itu dosa tapi berkeras hati karena toh semua orang melakukan, kalau mikir gini berarti aku gak memandang dosa seperti Allah memandang dosa👉Kejijikan.

Tuhan,  tolong aku supaya sungguh-sungguh saat bertobat. Benar-benar menyesali,  mengakui dosaku dan berbalik dari jalanku yang jahat. Amin.

Amsal 30

Amsal 30:25 (TB)  semut, bangsa yang tidak kuat, tetapi yang menyediakan makanannya di musim panas,

Tuhan menciptakan manusia dengan kelebihan dan kekurangannya. Tuhan tahu apa yang dilakukannya. Persoalannya, apakah kita tahu kelebihan dan kekurangan kita? Apakah kita akan menghabiskan waktu menyesali dan menangisi kelemahan kita,  atau mulai bergantung pada Tuhan dan memintaNya menunjukkan cara supaya kita bisa maksimal dalam segala kesempatan yang Tuhan berikan.

Kalau dari semut saja kita bisa belajar kerajinan tentunya ada tujuan khusus kenapa kita diciptakan,  ada panggilan khusus yang Tuhan ingin kita jalani.  Maukah kita menjalaninya sesuai dengan blue printnya Tuhan?

Kasongan,  30 Maret 2017
-Mega Menulis-

No comments: