Friday, June 23, 2017

2 Tawarikh 10-12, Lukas 23, Amsal 23

2 Tawarikh 10:15 (TB)  Jadi raja tidak mendengarkan permintaan rakyat, sebab hal itu merupakan perubahan yang disebabkan Allah, supaya TUHAN menepati firman yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Ahia, orang Silo, kepada Yerobeam bin Nebat.

Tuhan selalu menepati firmanNya.Bagaimana pun caranya.
Aku perlu terus mempercayai ini. Terkadang aku berpikir bagaimana firman ini bisa terjadi kalau kondisinya seperti ini. Bagaimana Tuhan mewujudkan firmanNya kalau keadaan sekarang jauh dari yang diharapkan?
Baca perikop ini aku diingatkan kalau Tuhan ahlinya BAGAIMANA. Saat Dia berfirman maka pasti jadi. Bukan urusan kita memikirkan bagaimana caranya, itu urusan Tuhan, jangan lupa kalau Dia ahlinya BAGAIMANA. Bagianku adalah melakukan yang benar dan Tuhan akan menggenapi firmanNya.

2 Tawarikh 11:21 (TB)  Rehabeam mencintai Maakha, anak Absalom itu, lebih dari pada semua isteri dan gundiknya — ia mengambil delapan belas isteri dan enam puluh gundik dan memperanakkan dua puluh delapan anak laki-laki dan enam puluh anak perempuan.

Rehabeam sebagai anak Salomo meniru apa yang dilakukan Salomo yang mempunyai banyak istri dan gundik. Diingatkan lagi tentang pentingnya KETELADANAN sebagai orang tua. Aku gak tahu apa yang dikatakan atau dinasehatkan Salomo pada anak-anaknya yang jelas Rehabeam anaknya belajar dari apa yang dilihatnya.

Sebagai orang tua, aku dan suamiku harus mengingat betapa pentingnya keteladanan ini. Jangan cuma bisa ngomong di depan anak, tapi sungguh-sungguh lakukan yang benar dan hidup dalam kebenaran supaya anak-anak kami nantinya juga hidup dalam kebenaran.

2 Tawarikh 12:1 (TB)  Rehabeam beserta seluruh Israel meninggalkan hukum TUHAN, ketika kerajaannya menjadi kokoh dan kekuasaannya menjadi teguh.

Heran banget baca ini, sewaktu kerajaan kokoh dan kekuasaan teguh malahan Rehabeam dan seluruh Israel malah meninggalkan hukum Tuhan #sigh. Selagi aku heran, aku diingatkan bagaimana aku pun bisa jatuh dalam dosa ini. Sewaktu keadaan sulit, aku bertobat, menangis menyesali dosaku, berdoa dan merendahkan diri di hadapan Tuhan untuk memohon pertolonganNya. Lah, giliran keadaan enak dan nyaman, aku jadi lebih mudah jatuh dalam dosa. Aku sama saja dengan Rehabeam rupanya.

Tuhan, tolonglah aku menjaga diriku dan gak meninggalkan Tuhan dalam keadaan apapun. Amin

2 Tawarikh 12:14 (TB)  Ia berbuat yang jahat, karena ia tidak tekun mencari TUHAN.

Naama disebut berbuat jahat karena GAK TEKUN MENCARI TUHAN.
Nah lo.... Kalau aku gak tekun mencari Tuhan berarti aku juga jahat dong!!!
Tekun mencari Tuhan berarti :
👉  Menjadikan Tuhan sebagai prioritasku
👉  Gak mencari alasan untuk gak bersekutu dengan Tuhan
👉  Menjadikan persekutuan dengan Tuhan sebagai kebutuhan

Ya Tuhan, aku mencari Engkau dengan segenap hatiku supaya aku jangan berbuat jahat. Amin

Amsal 23:18 (TB)  Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.

Setiap baca ini pas lagi galau tentang masa depan keluarga kami selalu membuatku jadi lebih tenang.

Beberapa waktu ini kami sekeluarga bergumul tentang apakah Papa Sara akan bekerja lagi di Jakarta atau nggak karena dia terus mendapat tawaran kerja di Jakarta. Padahal, kami sebagai keluarga gak mau berpisah. Untuk memulai usaha di tempat kami sekarang kami masih menemui hambatan. Sebulan yang lalu aku diminta Papa Sara untuk mengikuti seleksi masuk magister UI, kalau aku dapat dan bisa mendapat izin untuk tugas belajar maka paling nggak aku bisa pindah sementara di Jakarta untuk sekolah. Secara manusia kupikir susah lulus seleksi masuk UI jadi aku mengikuti tes dulu sebelum baru belakangan mengurus izin. Tanggal 21 kemarin pengumuman hasil tes, ternyata aku lulus,  gak nyangka, padahal waktu tes aku sudah pasrah sempurna, kalau lulus sungguh karena kasih karunia Tuhan aja, soalnya susah. Puji Tuhan, karena Dia aku lulus. Masalah muncul waktu aku konsultasi untuk pengurusan izin tugas belajar, kemungkinan besar izin gak bisa keluar secepatnya padahal tanggal 14 Juli deadline untuk registrasi dan harus menyertakan surat tersebut.

Sekarang aku cuma bisa berdoa dan  berusaha memenuhi persyaratan pengurusan tugas belajar itu. Aku mau tetap berharap.  Kalau pada waktunya ternyata izin gak keluar, aku belajar untuk bersyukur dari sekarang. Yang penting aku sudah berusaha. Aku kecewa sudah capek-capek ikut tes, keluar biaya pula kesana,lulus pula, kok malah ada halangan untuk pergi,  sempat protes sama Tuhan untuk apa dikasih lulus kalau aku gak pergi juga. Lalu yang terpenting, gimana dengan masa depan keluarga kami? Tuhan mau bawa kami kemana?

Hari ini dan seterusnya aku mau meyakini kalau masa depan sungguh ada dan harapan kami gak akan hilang.  Tuhan baik. Dia punya rencana bagi keluarga kami. Gak ada yang bisa mengambil apa yang ditetapkan Tuhan menjadi bagian kami. Kalau bukan jadi bagian kami, gimana pun caranya kami gak akan mendapat. Aku percaya. Amin

Lukas 23:21 (TB)  Tetapi mereka berteriak membalasnya, katanya: "Salibkanlah Dia! Salibkanlah Dia!"

Dulu sewaktu kecil aku selalu menyalahkan mereka yang berteriak 'Salibkanlah Dia!'  berulang kali, karena mereka, Yesus harus menerima hukuman kejam ini.
Setelah aku mengerti kalau Yesus disalibkan supaya kita bebas dari hukuman kekal, aku mulai sadar kalau aku lah yang membuat Yesus harus disalibkan. Dosa-dosaku yang membuat Yesus disalib.

Saat aku sadar kalau Yesus disalib karena kasihNya pada kita, aku menyadari Dia disalib karena Dia ingin menyatakan kasihNya pada dunia. Lalu bagaimana aku membalas kasihNya? Apakah aku membalas kasihNya dengan cara yang gak pantas? Apakah aku malahan masih tinggal tetap dalam dosa dan menyia-nyiakan kasihNya?

2 Korintus 5:15 (TB)  Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.

Aku mau membalas pengorbanan Yesus dengan hidup hanya untuk Dia. Bukan untuk diriku sendiri. Aku perlu mengingat dan melakukan segala sesuatu untuk Dia karena Dia lah yang membuatku hidup.

Palangka Raya,  23 Juni 2017
-Mega Menulis-

No comments: