Monday, June 5, 2017

Amsal 7-9, Amsal 4, Lukas 4

Amsal 9:12 (TB)  Jikalau engkau bijak, kebijakanmu itu bagimu sendiri, jikalau engkau mencemooh, engkau sendirilah orang yang akan menanggungnya.

Terkadang aku mencemooh orang-orang yang mengambil keputusan bodoh atau mengatakan sesuatu yang aku anggap bodoh. Aku menganggap diriku bijak sehingga memandang rendah orang lain. Padahal, bisa jadi aku melakukan lebih banyak hal bodoh dibandingkan orang tersebut. Bahkan sekalipun, nggak pun, kalau aku benar bijak tentu aku sadar kalau mencemooh seseorang gak mendatangkan kebaikan sama sekali.

Aku harus berjaga-jaga dengan apa yang aku pikirkan supaya gak fokus melihat orang lain lalu mencemooh apa yang dilakukannya. Aku harus ingat kalau aku pun pernah bahkan dapat melakukan hal yang lebih bodoh. Lagipula, mencemooh bukanlah cara untuk mengasihi. Kalau aku sibuk mencemooh, aku gak akan punya waktu untuk mengasihi.

Tuhan, seperti Daud, aku minta Engkau yang berjaga-jaga pada pintu bibirku supaya aku gak sembarangan mencemooh orang lain. Tolong aku untuk mengasihi ya Tuhan. Amin

Amsal 4:4 (TB)  aku diajari ayahku, katanya kepadaku: "Biarlah hatimu memegang perkataanku; berpeganglah pada petunjuk-petunjukku, maka engkau akan hidup.

Setelah papaku meninggal maka warisannya yang berharga bukanlah harta tetapi nasehat dan teladannya yang aku ingat. Papaku gak banyak bicara semasa hidupnya tapi ada beberapa nasihatnya yang aku ingat banget.
"Jangan terus membandingkan hidupmu dengan orang lain nak, kalau ngelihat ke bawah terua nanti kamu sombong, kalau ngelihat ke atas​ terus kamu akan selalu ngerasa kekurangan, sudah bersyukur ja dengan yang ada"
"Kalau ada orang yang bisa dibantu ya dibantu aja sekarang, ga usah nunggu kita punya banyak,  kapan kalo nunggu banyak"

Suatu hari nanti kalau aku meninggal pun aku harap bisa meninggalkan warisan berharga buat anak-anakku. Jadi aku akan terus menulis, karena mungkin ada yang gak terkatakan.

Tuhan, berilah aku hikmat dalam berkata-kata dan menulis,  biar apa yang aku lakukan ini jadi warisan berharga buat anak-anakku. Melampaui semua itu, aku mau hidupku memberikan keteladanan ketaatan pada Tuhan. Amin

Lukas 4:4 (TB)  Jawab Yesus kepadanya: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja."

Ulangan 8:3 (TB)  Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN. 

Manusia hidup dari segala yang difirmankan Tuhan. Aku ada, hidup, bergerak dan bernafas karena firmanNya. Aku harus menghargai firmanNya lebih dari segalanya. Terkadang saat ada kesibukan di kantor dan di rumah banyak keadaan gak terduga seperti anak sakit atau rewel rasanya dah kehabisan energi untuk membaca Firman Tuhan. Tapi firman  Tuhan adalah kekuatan. Aku hidup dari firmanNya. Harus benar-benar mencari firmanNya supaya aku hidup. Bukan sembarang hidup, tapi hidup yang berarti.

Aku mau tetap setia membaca firman Tuhan setiap hari karena aku hidup karena firmanNya. Aku membutuhkan firmanNya.

Kasongan,  4 Juni 2017
-Mega Menulis-

No comments: