Thursday, July 13, 2017

Brain Games : Mengalahkan Kejahatan

Pernah menonton Brain Games? Sebuah acara yang menarik, kita mempelajari bagaimana otak bekerja melalui permainan maupun simulasi. Setelah permainan atau simulasi disajikan maka akan ada penjelasan ilmiahnya mengapa demikian, tentu saja penjelasannya berkaitan dengan kerja otak. Seru deh. Kalau nonton sering banget momen “Oooo....begitu” :p Benar-benar membuka wawasan.

Dalam sebuah episodenya yang kutonton beberapa waktu lalu ditampilkan sesuatu yang menarik. Tim kreatif acara tersebut menayangkan seorang wanita yang menyamar menjadi kasir di sebuah coffe shop, wanita tersebut dengan sengaja memberikan lebih banyak pada uang kembalian untuk pelanggannya, dia berpura-pura salah hitung. Aku mengira banyak yang gak mengembalikan lebihan tersebut, tebakanku salah donggg....Masih banyak orang jujur di dunia ini rupanya. Semua yang menerima lebihan saat itu mengembalikannya. Wow! Kaget? Aku sih yes. Padahal aku kira endingnya semacam di Indonesia, pernah ada suatu acara untuk mencari orang jujur begitu, nantinya kalau ada dikasih hadiah berupa uang sekian rupiah. Aku lupa judul acaranya tapi di situ aku tahu ternyata di Indonesia susah mendapatkan orang jujur :p. Acara gak berhenti di situ, kembali ditayangkan hal yang sama dengan sedikit perbedaan, kembali wanita tersebut dengan sengaja memberikan lebih banyak pada uang kembalian untuk pelanggannya, dia berpura-pura salah hitung TETAPI kali ini wanita tersebut bersikap judes dan gak menyenangkan saat melayani pelanggannya. Tebak dong, berapa orang yang mengembalikan uang yang salah hitung tersebut? Yup! Tidak ada. Kaget? Aku sih No. Wong tu kasir jadi super judes dan nyebelin. Mungkin kalau jadi pelanggannya, aku pun berpikir dua kali untuk mengembalikannya. Lol

O, iya...Mereka yang mengembalikan dan gak mengembalikan uang tersebut diwawancara setelah mereka mengembalikan/ gak mengembalikan kelebihan uang yang diterimanya. Mereka yang mengembalikan beralasan kalau mereka merasa kasihan kepada si kasir tersebut kalau ada selisih uang, tentunya bos si kasir itu akan marah dan meminta si kasir mengganti. Sedangkan mereka yang gak mengembalikan kelebihan uang tersebut beralasan, mereka gak mengembalikan karena sikap si kasir yang gak menyenangkan tersebut. Karena dia judes kepada pelanggan maka mereka merasa dia layak mendapatkan balasan, mereka gak peduli jika dia dimarahi, disuruh mengganti bahkan dipecat sekalipun.

Ternyata pada dasarnya manusia ini memiliki belas kasihan pada mereka yang mengalami kemalangan, kita gak tega orang lain mengalami sesuatu yang buruk karena kita secara alami menempatkan diri kita berada di posisi orang lain. Tapi berbeda ceritanya kalau kita menerima perlakuan buruk dan melihat orang lain melakukan hal yang jahat tiba-tiba belas kasihan itu hilang berganti keinginan untuk membalas.Kita menganggap orang jahat pantas menerima sesuatu yang buruk.

Pantas saja firman ini gak mudah dilakukan:
Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang! Roma 12:17
Rupanya keinginan membalas membuat kita kehilangan belas kasihan.
Jika pada dasarnya kita memiliki belas kasihan, mengapa kita berubah hanya karena sikap orang lain? Sayang sekaliii...

Melalui tontonan tersebut aku diingatkan supaya melawan keinginan membalas kejahatan dengan kejahatan, aku harus tetap melakukan yang baik. Gak peduli bagaimana orang lain bersikap, aku harus tetap mengasihi. Saat keinginan membalas datang, aku harus mengingat ini:
Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis : Pembalasan itu adalah hak-Ku, Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan. Roma 12:19

Pembalasan bukanlah HAK kita! Jangan mengambil apa yang menjadi bagiannya Tuhan. Bagianku adalah mengasihi. Bukan membalas dendam. Memang secara alami dorongan membalas mereka yang berbuat jahat muncul begitu saja, tapi akhir kata:
Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan! Roma 12:21


Dannn....aku baru ingat, aku gak tahu alasan seseorang berbuat jahat. Oke lah ya, kejahatan tetap kejahatan, gak peduli apapun alasannya. Tapi bagaimana kalau di hari itu seseorang bersikap jahat karena dia sedang kalut, ada masalah yang dipikirkannya sehingga dia berlaku ketus dan jahat. Aku mungkin gak akan pernah tahu alasan seseorang melakukan yang jahat. Aku yang jahat ini telah menerima kebaikan berlimpah yang gak layak kudapatkan dari Tuhan. Dia telah bermurah hati sepanjang umurku dengan tetap menunjukkan kebaikanNya bahkan saat aku melakukan yang jahat. Aku tahu caranya bermurah hati, Tuhan telah menunjukkannya kepadaku. Dengan gak membalsa dendam. Dengan berlaku manis. Dengan melakukan yang baik pada mereka yang jahat. Aku pasti bisa, aku sudah belajar dari Ahlinya seumur hidupku, tinggal perbanyak latihan.Hohoho.

Berbuat baik pada mereka yang berbuat jahat adalah cara kita menunjukkan kemurahan Allah.

Kasongan, 13 Juli 2017
-Mega Menulis-



No comments: