Monday, July 24, 2017

Hosea 1-7, Amsal 19, Pengkhotbah 3

Hosea 2:20 (TB)  (2-19) Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku dalam kesetiaan, sehingga engkau akan mengenal TUHAN.

Membayangkan Tuhan semesta alam, Dia yang Maha Kuasa menggunakan analogi suami-isteri untuk menggambarkan hubunganku dan Tuhan membuat aku mengevaluasi, apakah aku benar-benar menjadi istri yang berkenan bagiNya? Aku diingatkan akan 2 hal ini:
👉 Setia
Apakah aku telah setia pada Tuhan? Atau jangan-jangan aku sering berselingkuh?Setia berarti aku menjadikan Dia yang utama dalam hidupku,  Dia lah satu-satunya yang kusembah. Bukan uang, bukan harta, bukan kekuasaan, dll
👉 Keintiman
Hubungan suami isteri punya tingkat keintiman yang berbeda dengan jenis hubungan lain. Ada keterbukaan,  gak ada yang disembunyikan. Suami menjadi orang terdekatku, dia yang paling tahu apa yang kualami, kepada dia aku menyampaikan semua isi hatiku. Apakah aku punya hubungan intim dengan Tuhan?

Hosea 1:1 (TB)  Firman TUHAN yang datang kepada Hosea bin Beeri pada zaman Uzia, Yotam, Ahas dan Hizkia, raja-raja Yehuda, dan pada zaman Yerobeam bin Yoas, raja Israel.

👉 Sudah beberapa kali membaca Hosea tapi baru sadar kalau Hosea hidup di zaman Raja-Raja ini. Lalu, aku jadi penasaran, mengertikah bangsa Israel saat itu apa yang terjadi pada Hosea dan maksud Tuhan apa. Adakah di antara mereka yang bertobat kalau sudah tahu betapa Tuhan mengasihi mereka.

Hosea 3:2 (TB)  Lalu aku membeli dia bagiku dengan bayaran lima belas syikal perak dan satu setengah homer jelai.

Kalau aku jadi perempuan sundal, ada pria yang tulus yang mau menikahi dan membangun keluarga bersamaku saja aku sudah merasa diberkati. Lah ini,  Hosea hatus membayar harga untuk mendapatkan isterinya yang perempuan sundal. Tuhan mau mengatakan beginilah  Tuhan mengasihi kita, sebesar inilah Dia mengasihi kita. Dia mau dan rela membayar harga. Dan kita tahu harga kita di matanya sangat mahal. Kita ditebus gak dengan emas perak tapi oleh pengorbanan Yesus di kayu salib.

🙏 Tuhan, terima kasih karena Engkau membayarku bukan dengan sesuatu yang bisa dinilai murah tapi teramat mahal Kau berkorban untuk mendapatkanku. Aku gak mau menyia-nyiakan hidupku dan kembali ke kehidupan lamaku sebelum Engkau datang.

Hosea 4:10 (TB)  Mereka akan makan, tetapi tidak menjadi kenyang, mereka akan bersundal, tetapi tidak menjadi banyak, sebab mereka telah meninggalkan TUHAN untuk berpegang kepada sundal.

Makan 👉 Tidak kenyang
Biasanya kalau kita makan pasti kenyang, saat kita melakukan sesuatu kita tahu ada hasil yang dapat kita harapkan. Tapi ini nggak.
PENYEBAB: Karena mereka meninggalkan Tuhan.

APAPUN yang kita lakukan, sebanyak apapun dan sekeras apapun kita berusaha kalau kita meninggal Tuhan maka hasilnya gak akan pernah memuaskan kita. Hanya Tuhan yang dapat memberikan kita kepuasan sejati.

Hosea 5:15 (TB)  Aku akan pergi pulang ke tempat-Ku, sampai mereka mengaku bersalah dan mencari wajah-Ku. Dalam kesesakannya mereka akan merindukan Aku:

Perikop ini berjudul pertobatan yang pura-pura dari Israel. Aje gile, dikira Tuhan bisa ditipu apa ya? Makanya Tuhan marah dan gak mau mempedulikan mereka SAMPAI:
👉 Mereka mengaku bersalah.
Mengaku bersalah gak sekedar lip service atau nangis-nangis akting ala sinetron. No! Tuhan tahu isi hati kita. Kalau bertobat harus benar-benar menyesali dari hati sono (Tuhan tahu isi hati kita) dan BERBALIK dari jalan yang jahat, harus ada perubahan hidup. Bukan minta ampun tapi tinggatll tetap dalam dosa.
👉 Mereka mencari wajah Tuhan.
Bagaimana mencari wajah Tuhan? Berdoa, bersekutu dengan Tuhan, berusaha intim dengan Tuhan melalui doa dan firmanNya.

Hosea 6:6 (TB)  Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran.

❓ Apakah aku memiliki KASIH SETIA
❓ Apakah MENGENAL TUHAN menjadi kerinduan terbesarku
Kalau aku rindu mengenal Tuhan seharusnya prioritas utamaku ialah menghabiskan waktu bersama Tuhan.

Amsal 19:2 (TB)  Tanpa pengetahuan kerajinan pun tidak baik; orang yang tergesa-gesa akan salah langkah.

Suamiku dan aku sangat berbeda dalam mengerjakan pekerjaan, aku mengerjakan cepat sedangkan suamiku lambat tapi dia sangat teliti dan cermat sedangkan aku yang penting selesai. Terkadang aku protes melihat gayanya bekerja, terkadang dia protes melihatku. Kalau suami protes aku beralasan karena aku biasa multitasking dan aku sibuk makanya gak bisa seteliti dia.

Kenapa harus cermat dalam bekerja?
1⃣ Supaya gak salah
2⃣ Menghemat waktu
3⃣ Melakukan yang terbaik

👉 Ditegur suami gagal karena aku ngeles. Bukannya berubah malah defense. Tapi hari ini ditegur Tuhan lewat firmanNya gak boleh gagal. Harus tobat! Aku mau mulai cermat dalam mengerjakan segala sesuatu yang dipercayakan.

Pengkhotbah 3:1 (TB)  Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya.

Bersabar dengan proses.
Tuhan punya tujuan.
Manusia maunya serba cepat, serba instan,  serba mudah, serba enak. Tapi Tuhan ingin kita menghargai proses. Karena saat berproses Tuhan mengerjakan banyak hal di dalam diri kita. Dia sedang menumbuhkan buah roh dalam kita: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
kelemahlembutan, penguasaan diri.

Saat aku belum menerima apa yang Tuhan janjikan, saat aku belum menerima apa yang aku doakan, saat segala sesuatunya sulit maka Tuhan sedang membentukku menjadi makin indah. Aku mau menikmati proses supaya buah yang Tuhan tumbuhkan bisa dinikmati.

Kasongan,  19 Juli 2017
-Mega Menulis-

No comments: