Monday, July 24, 2017

Yesaya 35-35, Amsal 23, Pengkhotbah 7

Yesaya 35:3 (TB)  Kuatkanlah tangan yang lemah lesu dan teguhkanlah lutut yang goyah.

Entah kenapa, waktu baca ayat ini aku diingatkan untuk BEKERJA dan BERDOA. Semakin banyak bekerja dan berdoa. Seringkali aku lupa kalau doa itu penting,  sewaktu aku berlutut, Tuhan yang akan mengangkat bebanku.

Yesaya 36:20 (TB)  Siapakah di antara semua allah negeri-negeri ini yang telah melepaskan negeri mereka dari tanganku, sehingga TUHAN sanggup melepaskan Yerusalem dari tanganku?"

Kesombongan.
Itu yang aku rasakan sewaktu membaca ayat ini. Sanherib gak mengenal Tuhan sehingga dia bisa berkata dengan seenaknya.
Orang yang sombong adalah orang yang gak mengenal Tuhan dan gak mengenal dirinya sendiri. Kalau kita mengenal Tuhan dengan benar, kita gak akan menemukan alasan untuk sombong karena kita tahu kalau kita berasal dari Dia. Gak ada yang kita miliki yang gak berasal dari Tuhan. Segala sesuatu berasal dari Dia. Orang yang mengenal dirinya tahu kalau dirinya terbatas.

Pengkhotbah 7:10 (TB)  Janganlah mengatakan: "Mengapa zaman dulu lebih baik dari pada zaman sekarang?" Karena bukannya berdasarkan hikmat engkau menanyakan hal itu.

Baca ayat ini, aku ingat beberapa pemikiran yang terkadang muncul seperti ini:
"Asyik sekali dulu sebelum menikah, bisa kesana kemari sesukanya, punya banyak waktu buat nulis blog, baca buku dan nonton film sebanyak mungkin, sekarang? Bisa baca buku selesai sekali duduk aja susah".
"Duh repotnya punya anak, apalagi kalau dah gerakan  tutup mulut dan rewelnya kumat, duh... Mau kencan berdua suami pun susah".
"Enakan di kantor yang dulu, bisa dapat perjalanan dinas. Di kantor sekarang mana ada? "
Dll...

Zaman dulu terlihat lebih baik dari zaman sekarang. Konyol sekali sih kalau dipikir. Toh, sudah berlalu, ngapain dipikirin segitunya,yang penting kan masa sekarang. Pengkhotbah bilang orang yang seperti ini menanyakan bukan berdasarkan hikmat. Kenapa?
👉 Orang yang menanyakan ini dasarnya HATI YANG GAK MENGUCAP SYUKUR.

Saat menanyakan ini aku sedang bersungut-sungut terhadap apa yang aku miliki sekarang sehingga menginginkan apa yang aku miliki dulu. Aku lupa kalau untuk segala sesuatu ada waktunya. Tiap musim punya keindahan sendiri yang gak dimiliki musim lain.

Amsal 23:22 (TB)  Dengarkanlah ayahmu yang memperanakkan engkau, dan janganlah menghina ibumu kalau ia sudah tua.

...janganlah menghina ibumu kalau ia sudah tua.

Aku dan mamahku berbeda dalam beberapa hal, kalau sudah menginap di rumah mamah,  aku banyak mengernyitkan dahi karena gak setuju dengan cara mamah melakukan ini itu. Kadang keceplosan dan menegur mamah dengan cara yang gak menyenangkan. Baca ayat ini aku sadar, dulu waktu aku kecil gak pernah tuh aku protes sama mamahku. Kok sekarang jadi gini ya.

Mumpung masih di rumah mamah dan akan ada kunjungan-kunjungan berikutnya, aku mau belajar untuk berkata-kata dan bersikap menyenangkan ke mamah sekalipun aku gak setuju sama beberapa hal. Semakin tua mamah,  bukan berarti aku bisa berdebat seenaknya, tapi aku perlu mengasihi mamah dengan sikap dan kata-kataku.

Kasongan, 23 Juli 2017
-Mega Menulis-

No comments: