Monday, July 24, 2017

Yesaya 37-39, Mazmur 76, Amsal 24, Pengkhotbah 8

Yesaya 37:14-15, 20 (TB)  Hizkia menerima surat itu dari tangan para utusan, lalu membacanya; kemudian pergilah ia ke rumah TUHAN dan membentangkan surat itu di hadapan TUHAN.
Hizkia berdoa di hadapan TUHAN, katanya:
Maka sekarang, ya TUHAN, Allah kami, selamatkanlah kami dari tangannya, supaya segala kerajaan di bumi mengetahui, bahwa hanya Engkau sendirilah TUHAN."

Hizkia berdoa minta Tuhan menyelamatkan mereka SUPAYA orang lain mengetahui bahwa HANYA DIALAH TUHAN. Hizkia berdoa supaya melalui penyelamatan mereka TUHAN dimuliakan.
Saat aku berdoa,  apakah aku sekedar ingin Tuhan memenuhi keinginanku? Atau aku rindu namaNya dimuliakan melalui jawaban doaNya.

Yesaya 38:2-3 (TB)  Lalu Hizkia memalingkan mukanya ke arah dinding dan ia berdoa kepada TUHAN.
Ia berkata: "Ah TUHAN, ingatlah kiranya, bahwa aku telah hidup di hadapan-Mu dengan setia dan dengan tulus hati dan bahwa aku telah melakukan apa yang baik di mata-Mu." Kemudian menangislah Hizkia dengan sangat.

Berani sekali ya Hizkia berdoa seperti ini,  kok kesannya dia sombong ya, lalu apa dia gak takut kalau Tuhan marah.
Anehnya, Tuhan gak marah lo! TUHAN berkenan menjawab doa Hizkia dan memperpanjang umurnya.

Kita gak perlu takut dan banyak berpikir saat berdoa. Gak ada aturan saat berdoa. Kita sedang berbicara kepada BAPA Sorgawi kita. Sebagai anak kita bisa meminta apa saja dari Bapa kita, tapi sebagai Bapa, Tuhan lebih tahu apa yang terbaik bagi kita, dan Dia berhak memberikan apapun yang dianggapnya baik. Kalau kita takut saat berdoa berarti kita gak mengenal Bapa kita dengan baik. Berdoa dan percaya Meg!

Pengkhotbah 8:17 (TB)  maka nyatalah kepadaku, bahwa manusia tidak dapat menyelami segala pekerjaan Allah, yang dilakukan-Nya di bawah matahari. Bagaimanapun juga manusia berlelah-lelah mencarinya, ia tidak akan menyelaminya. Walaupun orang yang berhikmat mengatakan, bahwa ia mengetahuinya, namun ia tidak dapat menyelaminya.

Gak ada yang mengerti sepenuhnya pekerjaan Tuhan. Terkadang saat aku mengalami sesuatu, aku berpikir, "Aku tahu,  Tuhan ingin aku belajar ini". Padahal belum tentu benar. Kalau pun benar, ternyata masih ada bagian dari hal tersebut yang aku gak paham.

Aku pernah mengikuti pelayanan sewaktu aku kuliah di Yogya, lalu aku ditawari menjadi calon ketua di organisasi pelayanan tersebut. Aku diberi waktu untuk berdoa padahal aku sudah ingin menjawab iya. Saat aku doakan ternyata Tuhan ingin aku bertanya ke orang tuaku. Lah, ngapain juga kan dipikir-pikir, ini pelayanan lo, ini hal yang baik, ngapain nanya ginian. Mana mungkin ortu gak ngizinin, ya kan?  Ternyata pas aku nanya, gak diizinin dong. Nah lo. Tahu gitu gak perlu nanya kan. Alasan ortu supaya aku fokus kuliah, jadi ketua pasti bakal menyita waktuku. Kalau aku jawab iya pun ortu mana tau, toh kami berjauhan,  tapi akhirnya aku taat. Kukira Tuhan ingin aku HANYA belajar tentang ketaatan pada otoritas. Ternyata nggak, beberapa bulan kemudian aku menjadi sekretaris di organisasi pelayanan tersebut dan banyaaakkkkk..... Sekali yang aku pelajari, termasuk yang paling penting adalah mengampuni. Aku punya kepahitan dengan orang yang menjadi ketua, bayangan aku harus bekerja dengan orang ini membuatku mau mundur saat ditawari, aku minta waktu berdoa dan tanya ortu, kupikir bakal ditolak juga sama ortu ternyata nggak dong. Mau gak mau saat aku bilang iya, aku juga harus pemberesan dengan ketuanya. Berat sekali. Tapi rupanya   pemikiran Tuhan gak terselami. Banyak bagian diriku yang salah dikoreksi Tuhan selama menjadi sekretaris itu, yang mungkin kalau aku jadi ketua gak ketahuan 😢

Saat aku gak mengerti kenapa dan kenapa banyak hal terjadi, aku perlu taat dan terus berjalan dengan ketaatan,  nantinya Tuhan akan bukakan banyak hal. Sedikit demi sedikit aku akan mengerti maksud dan tujuanNya.

Amsal 24:19 (TB)  Jangan menjadi marah karena orang yang berbuat jahat, jangan iri kepada orang fasik.

Kenapa aku gak boleh marah dan iri kepada orang fasik?
👉 Karena kemarahanku gak mengerjakan kebenaran apa-apa di hadapan Tuhan. Memangnya kalau aku marah bisa mengubah orang itu, nggak juga kan?
👉 Kalau aku iri berarti aku menginginkan apa yang dimiliki orang fasik itu, padahal Tuhan bilang jangan mengingini milik sesamamu.
👉 Saat hatiku dipenuhi kemarahan dan iri pada seseorang, aku akan sulit mengasihi dia. Padahal Tuhan ingin aku mengasihi sesamaku.

🙏 Tuhan, ajarilah aku mengasihi dan mendoakan orang lain. Sekalipun aku gak suka dengan apa yang dia lakukan. Aku teringat beberapa orang Tuhan. Tolonglah aku supaya tahu bagaimana bersikap dan berkata-kata mereka. Amin

Kasongan,  24 Juli 2017
-Mega Menulis-

No comments: