Saturday, September 23, 2017

Daniel 10-12, Amsal 16, 1 Korintus 16

Daniel 10-12
Sudah 2 hari belakangan ini baca ayat-ayat di Daniel 10-12 dan gak dapat rhema apa-apa. Malahan bingung baca penglihatan yang dilihat Daniel. Mungkin ada yang bisa share teman-teman apa yang didapat? Mentok aku.

1 Korintus 16:2 (TB)  Pada hari pertama dari tiap-tiap minggu hendaklah kamu masing-masing — sesuai dengan apa yang kamu perolehmenyisihkan sesuatu dan menyimpannya di rumah, supaya jangan pengumpulan itu baru diadakan, kalau aku datang.

Pada hari pertama dari tiap-tiap minggu....
👉 Ini mengingatkanku untuk memberi dengan keteraturan.
Kenapa? Supaya aku terbiasa menjadi penatalayan atas harta yang bertanggung jawab. Suamiku jauh lebih disiplin dari aku yang suka menunda-nunda. Saat tanggal 1, suamiku yang akan sibuk mentransfer pada sebuah yayasan yang bergerak dalam misi tempat kami berkomitmen untuk menjadi partner mereka. Terkadang,  aku protes karena kan bisa nanti-nanti aja, gak mesti tanggal 1,toh yang penting masih dalam bulan itu. Suamiku malah bilang, ngapain ditunda, kalau nanti-nanti malah lupa trus gak terkirim, lagipula siapa tahu ini diperlukan segera.

Bersyukur sekali suamiku sangat tertib dalam hal memenuhi komitmen untuk memberi, aku selalu diingatkan oleh tindakannya di awal bulan. Aku sendiri juga berkomitmen mengikut gerakan #bantu20ribu tiap bulan yang pernah aku ceritakan,  tapi karena sering menunda-nunda,  akhirnya aku lupa dan melewatkan  beberapa kali.

👉 Setiap tanggal 1 aku akan memenuhi komitmenku dan mentransfernya tanpa beralasan ini itu.

Amsal 16:33 (TB)  Undi dibuang di pangkuan, tetapi setiap keputusannya berasal dari pada TUHAN.

Manusia berusaha melakukan apa yang bisa dilakukannya tetapi hasilnya adalah keputusan Tuhan.
Beberapa minggu lalu aku mengikuti tes redistribusi PNS. Setelah selesai mengikuti tes itu dan menanti-nanti hasilnya , perasaanku campur aduk. Di satu sisi aku takut gak lulus.  Di sisi lain untuk membangkitkan percaya diriku aku mengingatkan diri sendiri kalau di antara kandidat yang ada aku yang paling berpengalaman, ini jatuh-jatuhnya aku jadi sombong dan ngerasa memang aku yang pantas di situ. Terakhir, Tuhan tegur kesombonganku dan mengingatkan kalau Dia yang berperkara. Dia lah yang memutuskan. Tuhan bisa meluluskan siapapun yang Dia inginkan, aku gak perlu sombong. Tobat aku. Sejak itu aku belajar berserah sepenuhnya.

Kemarin hasil tes keluar dan aku dinyatakan lulus. Aku bersyukur sekarang kalau mengingat saat aku tahu itu, pemikiranku bukan yang mikir, "Ini sudah kuduga"  atau sejenisnya. Dari tadi malam sampai sekarang aku geleng-geleng kepala mengingat kebaikan Tuhan yang meluluskanku. Hatiku berlimpah dengan syukur menyadari ini semua adalah pemberianNya. Berulang kali aku mikir, kok bisa ya Tuhan malah meluluskan aku. Kalau Tuhan gak kasih lulus karena ingin mengajarkan untuk gak sombong gimana? Dia bisa kok melakukan itu. Tapi Tuhan nggak melakukan itu. Dia sungguh baik.

🙏 Terima kasih ya Tuhan buat kelulusan yang Tuhan beri. Aku sadar kalau ini pemberian Tuhan, bukan karena kemampuanku aku lulus, tapi karena Tuhan berkenan aja aku lulus. Terima kasih Tuhan, semua karena anugerahMu semata. Amin.

Kasongan,  16 September 2017
-Mega Menulis-

No comments: