Saturday, September 23, 2017

Ezra 1-3, Amsal 17, 2 Korintus 1

Ezra 1:1, 5 (TB)  Pada tahun pertama zaman Koresh, raja negeri Persia, TUHAN menggerakkan hati Koresh, raja Persia itu untuk menggenapkan firman yang diucapkan oleh Yeremia, sehingga disiarkan di seluruh kerajaan Koresh secara lisan dan tulisan pengumuman ini:
Maka berkemaslah kepala-kepala kaum keluarga orang Yehuda dan orang Benyamin, serta para imam dan orang-orang Lewi, yakni setiap orang yang hatinya digerakkan Allah untuk berangkat pulang dan mendirikan rumah TUHAN yang ada di Yerusalem.

TUHANlah yang menggerakkan hati seseorang.
Keinginan kita melakukan hal yang baik adalah karena Tuhan menggerakkan hati
Keputusan yang berubah pun karena Tuhan yang menggerakkan hati.
Aku ingat sebuah ayat yang bilang kalau hati seorang raja seperti batang air yang mengalir ke mana Tuhan mau.

Aku perlu tanda tangan Kepala Badan di kantorku sebagai salah satu syarat untuk memproses perpindahanku,aku belum buat suratnya karena pesimis akan ditandatangani. Dua hari yang lalu aku melaporkan kelulusanku dalam tes pelelangan jabatan di BNN. Ngasih selamat pun nggak lo dia,  aku jadi ragu untuk mengajukan surat pindah. Tapi baca ayat ini aku jadi semangat lagi. Aku percaya Tuhan yang menggerakkan hati. Dia yang buat aku lulus, pasti Dia buka jalan, perkara kecil bagi Tuhan untuk menggerakkan hati bosku 😊

2 Korintus 1:11 (TB)  karena kamu juga turut membantu mendoakan kami, supaya banyak orang mengucap syukur atas karunia yang kami peroleh berkat banyaknya doa mereka untuk kami.

Luar biasa biasa ternyata, saat kita mendoakan orang lain maka kita mendapat kesempatan ikut merasakan pergumulan orang tersebut dan bersukacita saat doa tersebut terjawab. Semakin banyak kita berdoa bagi orang lain, maka semakin banyak kita menyaksikan bahwa ternyata Tuhan kita adalah Allah yang mendengar dan menjawab doa.

Aku punya seorang teman di kantorku yang dulu, bertahun-tahun menikah dan belum mempunyai anak. Aku sering mendengar curhatannya yang disertai tangisan. Setiap teringat dia, aku berdoa,  bahkan saat kami gak sekantor. Suatu hari, bertahun-tahun kemudian, aku melihat di fb kalau dia memiliki bayi perempuan yang cantik. Huaaa...  Gak terkatakan senangnya melihatnya, benar-benar mengucap syukur melihat kemurahan dan kebaikan Tuhan buat keluarga ini. Bukan cuma itu, Tuhan luar biasa memberikan kesabaran bagi suami istri ini, aku tahu mereka saling menghibur dan bersabar. Senang sekali melihat apa yang Tuhan kerjakan dalam hidup mereka. Dia gak tahu aku berdoa buat dia. Tapi aku turut merasakan sukacitanya,aneh ya?

Tuhan luar biasa. Dia berikan banyak kesempatan untuk kita bersukacita melalui doa bagi orang lain. Tapi sayang kita terlalu sibuk mikirin diri sendiri dan gak mau ngambil kesempatan itu.

Kalau kita mau menyaksikan sukacitanya melihat bagaimana Tuhan bekerja dalam kehidupan kita dan orang-orang di sekeliling kita maka kita harus lebih banyak berdoa bagi orang lain.

👉 Aku gak mau melewatkan kesempatan ini, aku gak boleh menolak dorongan untuk mendoakan orang lain, apalagi saat ada yang minta dukungan doa.

Amsal 17:9 (TB)  Siapa menutupi pelanggaran, mengejar kasih, tetapi siapa membangkit-bangkit perkara, menceraikan sahabat yang karib.

Kalau melihat pelanggaran seseorang atau mengetahui dosa seseorang, apa yang kita lakukan? Berdoa baginya,  menegurnya atau malahan menceritakan ke orang lain? Kasih gak berbuat jahat. Apakah menceritakan kesalahan ke orang lain akan membuatnya bertobat? Tentu saja nggak!

Kalau ada seseorang yang kita kenal berbuat dosa, tegur empat mata! Gak perlu buat pengumuman dengan menyindir atau nyinyir di sosmed. Gak ada gunanya. Kalau mengasihi dengan sungguh maka kita akan menegur. Teguran adalah tanda kasih kita.

Kasongan,  17 September 2017
-Mega Menulis-

No comments: