Wednesday, November 15, 2017

Amsal 15, Yeremia 12

Yeremia 12:2 (TB)  Engkau membuat mereka tumbuh, dan mereka pun juga berakar, mereka tumbuh subur dan menghasilkan buah juga. Memang selalu Engkau di mulut mereka, tetapi jauh dari hati mereka.

Sekilas nampaknya Tuhan sama-sama memberkati orang fasik dan orang benar. Malahan dari luar kelihatannya hidupnya baik-baik saja bahkan lebih menyenangkan dibandingkan orang benar. Aku iri. Aku ingat matahari terbit bagi orang baik dan jahat, kenapa gitu Tuhan? Kenapa gak khusus di rumah orang jahat ada hujan badai gitu. Kenapa gak ada bedanya hidup orang baik dan jahat.

Hari ini dapat ayat ini dan Tuhan bukakan bedanya. Bagi orang fasik atau orang jahat, Tuhan hanya ada di mulut mereka, bukan di hati mereka. Mereka menyembah Tuhan yang jauh, bukan Tuhan yang dekat. Yang membedakan orang yang fasik dan yang nggak adalah kehadiran Tuhan di dalam hati dan hidup mereka. Berkat yang gak kelihatan ini lebih berarti dibandingkan berkat yang terlihat.

Sama-sama memperoleh berkat, tapi hati yang melimpah dengan syukur gak dimiliki semua orang. Semua orang punya masalah, tapi ada orang yang saat dalam masalah malah menguatkan kepercayaan dan pengharapannya pada Tuhan. Saat mengalami kekecewaan, orang yang hatinya dekat pada Tuhan akan semakin mendekat, sementara yang hatinya jauh dari Tuhan akan semakin menjauh.

👉  Kehadiran Kristus di dalam hati seseorang dilihat dari bagaimana dia berespon atas segala hal yang terjadi dalam hidupnya. Bukan dari berkat yang terlihat.

Amsal 15:3 (TB)  Mata TUHAN ada di segala tempat, mengawasi orang jahat dan orang baik.

Bagi orang jahat, pengawasan Tuhan membuatnya merasa terganggu dan merasa tidak bebas melakukan segala sesuatu tapi bagi orang baik pengawasan Tuhan atas hidupnya membuatnya tenang. Karena bagi orang baik, pengawasan Tuhan berarti perlindungan baginya. Kesadaran seseorang atas pengawasan Tuhan dalam hidupnya membuatnya menjauh dari dosa, baik bagi orang baik dan jahat. Tapi orang jahat melakukannya karena takut sedangkan orang baik melakukannya dalam hormatnya atas kekudusan Tuhan. 

Sebenarnya, aku pernah dalam posisi ingin melakukan hal jahat, lalu saat aku sadar Tuhan mengawasi, aku jadi kesal. Apalagi saat aku merasa Tuhan tegur. Hahahaha. Memang sih gak jadi berbuat dosa. Dan aku kesal, kok Tuhan segitunya sih perhatikan hidupku. Tapi di lain waktu, aku bersyukur karena Tuhan perhatikan hidupku, beberapa kali aku terhindar dari bahaya. Kalau sudah begini, aku gak tahu aku orang baik atau jahat hahaha. Tapi yang aku syukuri, saat aku baik maupun jahat, Tuhan mengawasiku. Aku harus merubah responku. Seharusnya aku bersyukur karena pengawasanNya menjagaku hidup dalam kekudusan.

Kasongan,  15 November 2017
-Mega Menulis-

No comments: