Thursday, November 2, 2017

Amsal 26, Ulangan 26

Ulangan 26:10-11 (TB)  Oleh sebab itu, di sini aku membawa hasil pertama dari bumi yang telah Kauberikan kepadaku, ya TUHAN. Kemudian engkau harus meletakkannya di hadapan TUHAN, Allahmu; engkau harus sujud di hadapan TUHAN, Allahmu,
dan haruslah engkau, orang Lewi dan orang asing yang ada di tengah-tengahmu bersukaria karena segala yang baik yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu dan kepada seisi rumahmu."

Baca pasal 26 ini aku diingatkan untuk:
👉 memberi persembahan
👉 bersyukur
👉 bersukacita
Saat memberi persembahan bisa jadi hanya sekedar rutinitas atau kewajiban kalau gak disertai rasa syukur dan sukacita. Aku pernah ngerasa gitu, apalagi aku sebenarnya orang yang dari awal maunya memberi dengan keteraturan.  Dari awal bulan dah disiapkan untuk persembahan. Jujur sih gak ada rasa berat karena dah di awal emang peruntukannya itu.  Ada sempat rasa bangga karena bisa menyiapkan untuk persembahan setiap bulannya padahal harus menyisihkan juga buat bayar rumah, nabung sedikit, dll  dengan gaji yang pas-pasan menurut orang. Sempat mikir,  wah, aku lumayan bagus nih ngatur uang.

Sampai.... Tiba-tiba aku dihadapkan pada situasi di mana harus bayar tagihan lebih banyak dari biasanya. Jadi memberi persembahan telat dari biasanya, aku menyadari betapa suatu susahnya bersukacita saat itu. Wuih.  Apalagi bersyukur! Ngelihat nilai yang tersisa di rekening bikin dag dig dug, ini cukup gak sih sampai akhir bulan.

Memberi persembahan itu sesuatu, tapi apakah saat kita memberikannya ada rasa syukur dan sukacita adalah hal lain. Saat aku 'terlambat'  memberikan persembahan dan tetap bisa memberikan di bulan yang seharusnya di situ, di situ aku merasa bersyukur dan bersukacita luar biasa karena sadar INI SEMUA KARENA TUHAN. Bukan karena gajiku banyak, bukan karena aku bagus ngatur duit tapi ada tangan Tuhan. Bukan karena aku tapi Tuhan. Begitulah seharusnya persembahan diberikan, mengingatkanku bahwa aku bisa memberikan persembahan adalah karena Tuhan saja. Dia lah yang berikan segala sesuatu, bahkan persembahan yang aku berikan adalah karena kemurahanNya. Karenanya seharusnya aku datang membawa persembahan dengan rasa syukur dan sukacita karena TUHAN berkenan memberkatiku.

👉 Persembahan adalah saranaku belajar taat, bersyukur dan bersukacita.

Amsal 26:16 (TB)  Si pemalas menganggap dirinya lebih bijak dari pada tujuh orang yang menjawab dengan bijaksana.

Sudah malas tapi sok bijak pula, weleh-weleh, geleng kepala deh. Terkadang kesal melihat orang seperti ini, di kantorku ada yang kayak gini. Di kantor yang lama ada, di kantor yang sekarang juga ada. Ngeselin banget kan berhadapan dengan orang kayak gini?

👉Aku gak boleh malas. Di manapun Tuhan tempatkan aku.  Di manapun aku berada, harus rajin. Lah kita aja bisa kesel liat orang malas, masa Tuhan gak kesel sih liat orang malas. Tuhan dah kasih kepercayaan buat mengerjakan banyak hal,lah masa kita masih malas-malasan.
👉 Jangan menganggap diri sendiri pintar. Harus terbuka dengan nasehat, dengar-dengaran dengan orang lain. Buka hati dan telinga untuk hikmat supaya bisa dapat hikmat.

Kasongan,  26 Oktober 2017
-Mega Menulis-

No comments: