Wednesday, January 10, 2018

Amsal 10, Matius 10

Amsal 10:4, 22 (TB)  Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya.
Berkat TUHANlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya.

Tuhan memberkati orang yang rajin dan menjadikan mereka kaya. Awalnya kupikir untuk kaya secara materi ini kuncinya : mendapat berkat Tuhan dan menjadi rajin. Eh, ada kok orang yang rajin tapi gak kaya-kaya, gimana dong? Lalu aku diingatkan kalau kaya itu bukan cuma bicara materi.
Orang yang kaya bisa jadi orang yang bisa memberikan banyak walaupun dia sepertinya gak punya apa-apa, karena dia merasa kaya. Dia merasa memiliki banyak sehingga mau memberi. Aku juga teringat mertuaku yang umurnya sudah 70 tahun lebih dan sangat rajin. Sampai sekarang Tuhan berkati dia dengan kekayaan yang luat biasa, kesehatan yang sempurna. Pagi-pagi dia sudah bangun dan mengurusi rumahnya, lalu beraktivitas di kebunnya, memanen hasil kebunnya untuk makannya sendiri dan dijual sedikit ke warung, memasak, beraktivitas di gereja atau di mana. Dia diberkati Tuhan dengan kekayaan yang luat biasa karena kerajinannya, kesehatan yang sempurna di masa tuanya.
 Kerajinan mutlak menjadi kebiasaan bagi orang percaya karena hidup dengan kemalasan gak akan pernah menjadi berkat dan kesaksian bagi orang lain.
 Berkat Tuhan bagi orang rajin bukan hanya berupa materi, bisa jadi berkat itu berupa kesehatan, perilaku rajin anak-anak yang diteladaninya dari orang tuanya, bisa berbagi, dll.
 Tuhan, Engkau tahu kalau kerajinan menjadi pergumulanku. Aku lebih sering bermalas-malasan  dibanding menjadi rajin. Tolong tegur aku saat aku malas ya Tuhan. Aku mau menjadi rajin. Amin.

Matius 10:30-31 (TB)  Dan kamu, rambut kepalamu pun terhitung semuanya.
Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit.

Aku pernah membaca artikel yang mengatakan dalam sehari normalnya rambut kita rontok sampai 60 helai, itu yang rontok bisa dihitung kalau setahun berapa. Tidak ada yang dapat mengatakan dengan tepat jumlah rambut di keoala kita, lagipula siapa yang mau repot menghitungnya. Lah, di ayat ini dikatakan kalau semua terhitung sama Tuhan. Tuhan tahu! Kalau Tuhan aja mau perhatikan jumlah rambut kita yang besok-besok rontok dan tumbuh lagi, kenapa kita takut akan hidup kita?
Tuhan memandang kita berharga, Dia memperhatikan seluruh aspek dalam kehidupan kita tanpa kecuali. Dia gak pernah lalai menjaga hidup kita. Jangan pernah takut pada apapun di dalam hidupmu Meg!Tuhan tahu keperluanmu, Dia akan berikan tepat pada waktunya. Stop mengkuatirkan hidupmu. Hidupmu sudah ada yang ngurusin.
Kemarin aku dan suami mempertimbangkan untuk melahirkan di Banjamasin supaya miomku bisa sekalian diangkat karena di Palangka Raya belum mampu melakukan itu. Banyak hal yang kami kuatirkan, daftarnya panjang kalau kuceritakan. Eh, hari ini diingatkan untuk jangan takut. Apapun keputusan kami,  Tuhan berdaulat dan biar kehendakNya saja yang terjadi. Aku mau belajar gak kuatir.

Kasongan, 10 Januari 2018
-Mega Menulis-

No comments: