Wednesday, January 3, 2018

Amsal 21, Yeremia 48

Amsal 21:23 (TB)  Siapa memelihara mulut dan lidahnya, memelihara diri dari pada kesukaran.

Sewaktu kami ke Sampit, suamiku pulangnya memilih tinggal di Kasongan dan aku disuruh lanjut ke Palangka Raya karena dia ingin bersih-bersih rumah, well kalau boleh jujur dari situ aku dah kesal tapi berusaha berpikir positif. Suamiku emang orangnya bersihan banget, jadi rumah ditinggal bentar aja dia dah heboh gitu. Tapi aku diam. Akhirnya dia tinggal. Setelah bersih-bersih, besoknya dia balik ke Palangka Raya dan pakai motor dari Kasongan padahal STNK sama aku, kubilang sih mending naik travel aja, suami bilang lihat ntar. Memang dari awal sebenarnya gak berencana pakai motor karena akan ikut teman dari Kasongan, rupanya si teman kami ini dah cuti. Pertimbangannya suami kenapa akhirnya pakai motor, di rumah mamaku di Palangka kami gak ada motor yang nyaman buat kesana-kemari. Ada nganggur motor laki, susah kan aku lagi hamil gini naiknya. Kejadian dong ada razia dan ditilang. Itu ya, pas ditelpon dan dia kasih tahu kalau ditilang, mulutku udah gatel banget bilang, "Tuh kan, apa kubilang, gak dengerin istri sih". Pokoknya udah pengen ngomel-ngomel aja. Cuma aku menahan diri. Aku sudah membayangkan kalau aku ngomel pasti suasana jadi gak enak. Ya sudah, aku menahan mulutku. Yes, aku berhasil buat gak ngomel masalah tilang itu.

Kemarin, aku baru sadar kalau rupanya aku masih kesal dengan suamiku. Kami ke kantor polisi dan mengambil SIMnya suami yang ditahan. Seharian emang kami dah kesana kemari jadi aku dah capek. Tahu-tahu dari kantor polisi suamiku malah ngajak melihat lokasi rumah yang dilihatnya di iklan dan memang gak terlalu jauh dari kantor polisi. Aku kesal banget, ini suami dah dibilang aku capek malah ngotot mau lihat rumah. Emang sih sekalian, tapi rupanya karena aku kesal jadi males lagi nurut suami. Dalam hati dah kesel banget dan berdoa. Puji Tuhan dong,  rupanya Tuhan masih tolong aku menahan mulutku. Ternyata, kami suka rumah yang kami lihat!Rumahnya kecil dan nyaman,  harganya lebih murah dibandingkan harga pasaran sekarang, lokasinya gak terlalu jauh dari kantor baruku nanti, pondasinya dah cakar ayam,sudah ada dapurnya (biasanya rumah tipe 36 belum ada dapurnya). Selama ini survei rumah, dapat yang pas di hati harganya mahal-mahal. Atau dapat yang terjangkau tapi gak ada dapurnya. Kesalku beberapa hari ini hilang! Lol. Bersyukur banget Tuhan terus tolong aku tahan mulutku, kalau nggak mungkin beberapa hari suasana bakal gak enak karena saling kesal dan mungkin kami gak akan sampai melihat rumah ini. Kami akan mengusahakan kredit mengambil rumah ini sambil berdoa semoga Tuhan berkenan kami membeli rumah ini, tolong doakan ya prosesnya karena akan cukup panjang.

Entah kenapa aku merasa kalau menemukan rumah ini berkat dari Tuhan karena aku menahan mulutku, hahahaha. Semacam hadiah gitu. Lol. Memang kami belum membeli rumah ini tapi berasa sukacita banget setelah menemukannya. Selama ini survei rumah harganya mahal banget bikin pengen nangis tapi hari ini semacam Tuhan kasih harapan baru, Dia pasti sediakan yang terbaik.

👉 Aku bersyukur menahan mulutku dan gak bertengkar dengan suamiku.

Yeremia 48:42 (TB)  Moab akan musnah sebagai bangsa, sebab ia membesarkan diri terhadap TUHAN.

Yeremia 48:42 (BIMK)  Moab akan hancur dan tidak lagi merupakan sebuah bangsa, karena mereka menyombongkan diri terhadap Aku.

Bayangkan! Suatu bangsa hancur karena kesombongannya.
Peringatan buat kita yang masih sombong, Tuhan benci kesombongan!
Kesombongan membuat kita lupa kalau kita bukan siapa-siapa tanpa Tuhan, kita lupa kalau bahkan hidup ini adalah pemberian. Kita mengira semua yang kita miliki adalah hasil kerja keras kita semata.
Kesombongan membuat kita melupakan Sang Pemberi.
Kesombongan membuat Tuhan semakin kecil dan kita semakin besar padahal seharusnya setiap hari yang terjadi adalah Dia semakin besar dalam hidup kita dan kita semakin kecil.

🙏 Tuhan, hancurkanlah setiap kesombongan yang ada dalamku,  supaya aku sadar kalau di luar Engkau aku bukan apa-apa. Aku adalah debu yang Tuhan kasihi. Terima kasih karena mengasihiku dan bersabar terhadap setiap kesombonganku. Amin.

Palangka Raya, 21 Desember 2017
-Mega Menulis-

No comments: