Saturday, February 24, 2018

Amsal 24, Kisah Para Rasul 24

Kisah Para Rasul 24:26 (TB)  Sementara itu ia berharap, bahwa Paulus akan memberikan uang kepadanya. Karena itu ia sering memanggilnya untuk bercakap-cakap dengan dia.

Feliks sering bercakap-cakap pada Paulus bukan untuk menyelidiki perkaranya dengan benar dan menghakimi dengan adil tapi ternyata dia punya motivasi yang gak benar, dia ingin Paulus menyogoknya. Padahal di ayat-ayat sebelumnya sudah dikatakan Feliks tahu benar tentang jalan Tuhan.

Bahkan sesudah mengetahui kebenaran pun seseorang tetap bisa memiliki motivasi gak benar yang mempengaruhinya untuk mengambil melakukan yang gak benar. Kenapa? Kebenaran sering dikalahkan oleh nafsu untuk mencari keuntungan diri sendiri.

Aku pun kadang begitu. Sudah tahu kebenaran, sudah tahu apa yang harus dilakukan, tapi karena merasa akan mendapat kerugian dengan melakukan yang benar maka aku memilih melakukan yang salah. Pakai bela diri lagi di hadapan Tuhan:
"Semua orang melakukannya kok Tuhan".
"Gimana kalau aku gak melakukannya, aku bakal dirugikan dong".
"Kalau aku gak curang menghadapi kompetitor, aku kalah dong".
"Kalau aku kasih tahu suami, ntar aku dilarang gimana?"

Tuhan tahu isi hatiku yang terdalam. Motivasiku. Hasratku. Keinginanku. Pergumulanku. Semua Dia tahu. Aku berpikir, apa yang membuatku melakukan yang gak berkenan di hadapan-Nya padahal aku tahu Dia sanggup memberkatiku berlimpah waktu aku hidup dalam ketaatan?
👉 Ternyata karena aku gak mempercayai  kalau Tuhan akan tolong aku sehingga aku berinisiatif melakukan hal yang gak benar. Aku gak mempercayai Tuhan akan campur tangan dalam perkaraku sehingga aku memilih melakukan hal yang gak benar. Jadi ingat Ribka yang menyuruh Yakub membohongi ayahnya saat ayahnya mau memberkati Esau. Memang Yakub mendapatkan apa yang sebenarnya menjadi haknya tapi dia telah kehilangan integritasnya.  Memang aku tahu akhir ceritanya, Yakub memperoleh semua haknya tapi banyak harga yang harus dibayar untuk pilihan yang diambilnya. Aku diingatkan gak ada yang lebih berharga dari karakterku di hadapan Tuhan karena itu yang akan kubawa nanti ke surga.

🙏 Tuhan, tolong aku yang gak percaya ini. Berikanku iman untuk tetap melakukan yang benar walaupun mendapat kerugian. Bereskan setiap motivasi yang salah di hatiku supaya aku menyenangkanMu. Amin.

Amsal 24:8 (TB)  Siapa selalu merencanakan kejahatan akan disebut penipu.

Kayaknya hanya orang yang benar-benar jahat ya yang SELALU merencanakan kejahatan kayak gini ya. Tapi Tuhan ingatkan respon awal dan pemikiranku saat menghadapi banyak hal dan aku ternyata sering merencanakan kejahatan juga.

Saat diperlakukan gak adil di kantor, aku berpikiran, "Awas ya bos, next time kalau ada kerjaanku, aku asal-asalan ngerjainnya"
Saat kesal dengan teman kantor, "Oke, lain kali kita lihat, kalau kamu perlu aku gimana".
Dan masih banyak lagi.

Hatiku ternyata merencanakan yang jahat sewaktu dikecewakan. Dan ini gak berkenan di hadapan Tuhan. Ayat ini bicara keras dan bilang itu sama dengan PENIPU. Awalnya, biarpun aku sudah nyadar kalau aku ternyata sering merencanakan yang jahat, aku gak merasa penipu. Tapi waktu aku renungkan, iya juga sih. Soalnya waktu aku berpikiran jahat itu, aku memikirkannya dalam hatiku dan di muka tetap bermanis-manis. Aku menutupi apa yang aku rasakan dan merencanakan pembalasan diam-diam. Bukankah ini berarti aku menipu? Duh. Ampuni aku Tuhan.

🙏 Tuhan, mampukan aku berespon yang benar saat dikecewakan. Jangan biarkan aku merencanakan yang jahat dalam hatiku sementara aku bermanis muka. Ajari aku untuk mengampuni daripada terus memikirkan untuk membalas. Amin.

Palangka Raya, 24 Februari 2018
-Mega Menulis-

No comments: