Sunday, March 11, 2018

Amsal 10, Yohanes 10

Yohanes 10:11 (TB)  Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;

Tuhan Yesus gembala yang baik. Kita tahu itu. Kita percaya itu. Kita tahu Yesus sudah memberikan nyawaNya bagi kita. Tapi, maukah kita mempercayai kalau Dia adalah gembala yang baik saat keadaan kita gak baik?

Aku jadi ingat aku pernah membaca ilustrasi atau cerita nyata ya, aku lupa. Tentang seorang gembala yang mempunyai domba yang nakal. Pada suatu hari saking jengkelnya si gembala bertanya pada Tuhan apa yang harus dilakukan dengan dombanya yang nakal dan Tuhan menyuruhnya mematahkan kaki dombanya. Kejam sekali Tuhan, pikirnya, tapi dia taat. Setelah kaki si domba patah, gembala tersebut membalut kaki domba tersebut, dia merawatnya dengan baik, menjaganya supaya tidak terinjak domba lain, membawanya ke air untuk minum,  memggendongnya, dll. Pokoknya si domba jadi bergantung sepenuhnya pada si gembala saat dia tak berdaya. Anehnya, saat  sembuh, di domba jadi gak mau jauh dari gembalanya. Dia terbiasa menikmati kasih dan pemeliharaan sang gembala dan gak mau jauh darinya.

Aku merasakan beberapa kali sepertinya Tuhan melakukan yang sama. Dia mematahkan 'kakiku' dan aku gak berdaya. Tapi kusadari itu semua karena Dia gembala yang baik. Dia ingin aku belajar bergantung sepenuhnya pada pemeliharaanNya, Dia gak mau aku hidup jauh dariNya. Saat 'kakiku'  patah adalah saat Sang Gembalaku ingin menyatakan kasihNya lebih lagi. Dia sungguh Gembala yang baik.

Amsal 10:21 (TB)  Bibir orang benar menggembalakan banyak orang, tetapi orang bodoh mati karena kurang akal budi.

Aku teringat beberapa orang wanita istimewa yang benar-benar sudah menggembalakan banyak orang dengan bibirnya, mengucapkan banyak hal yang membangun dan menginspirasi, sharing banyak hal dan berbagi hidup mereka,  kegagalan maupun keberhasilan mereka, memuliakan Tuhan dengan memberikan teladan mereka khususnya buatku.

🙏 Berdoa supaya mereka terus diberikan kesehatan dan mampu memberkati lebih banyak orang. Berdoa supaya suatu hari aku bisa meniru teladan mereka. Amin.

Palangka Raya, 11 Maret 2018
-Mega Menulis-

No comments: