Saturday, October 18, 2014

Berteman dengan Lawan Jenis, Boleh Gak Sih?



“Wong tresno jalaren seko kulino”, gitu wong Jowo bilang, dan diamini banyak orang dari berbagai suku bangsa (lebay dikit lah ya :p).
Gimana gak jatuh cintrong sama si dia yang nyaris tiap hari kita temui, dia yang kita ajak membicarakan banyak hal berjam-jam dari hal sepele sampe hal penting layaknya perdamaian dunia, panggilan hidup, dll ^^’ , dia yang kita mintai saran dan pendapat untuk banyak hal, dia yang sering hang out bareng berdua, temen makan, temen jalan, temen ngapaen aja. Bagaimana mungkin kita gak mulai mengagumi dia, wong yang kita liat dia dan hanya dia :p Apalagi si dia punya hati yang sungguh-sungguh sama Tuhan, karakter yang terpuji dan wajah tampan jadi bonus luar biasa pastinya, hahahaha. Yang jelas, kebersamaan dan perhatiannya membuat mulai klepek-klepek deh. YES, I did those stupid things many years ago.
Ngomongin sapa sih Meg?
Hehehehe, lagi mengenang-ngenang masa lalu eh seseorang dari masa lalu lebih tepatnya.

Zaman behula dulu, aku pernah tuh rodo-rodo naksir sama si pria yang kusebut ‘sahabat’ awalnya. Awalnya pure dah, temenan doang, ga ada rasa apa-apa. Cuma berteman biasa layaknya temenan sama pria-pria lain. Tapi karena, temenannya mulai eksklusif, hampir kemana-mana berdua, cerita apa aja sama si dia, yah…daku jadi naksir deh. Sulit banget ternyata menjaga hati ini supaya gak jatuh pada tempat yang gak seharusnya. Persahabatan berubah jadi cinta :p Agak memalukan memang kalo diingat-ingat. Secara, nampaknya aku baru menyadari kalo aku bertepuk sebelah tangan setelah sekian lama, huhuhuhuhu *nangis di pojokan*. Emang sih, gak pernah tuh terucap kata ‘suka’ ato ‘cinta’ dariku, tapi dari sikap, woooo…jangan ditanya, nampaknya si dia tahu, orang lain tahu dan mulai bertanya-tanya apa hubunganku dengan si dia, bahkan ada yang dah bilang kami pacaran,huaaa…. malunyoooooo kalo diingat-ingat *tutup muka*. p Puji Tuhan, akhirnya semua berakhir baik. Sekarang aku masih berteman dengan si dia. Tetap temenan tapi dengan batasan tentunya.

Tuesday, October 7, 2014

Treat Others Like You Want To Be Treated

Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka.Lukas 6:13

Ayat tersebut jadi rhema buatku beberapa waktu yang lalu,terkenang-kenang (tsaaahhhh...) sampai hari ini gara-gara si Mpok Lia yang bilang:
" Treat others like you want to be treated,rite?".Dia mengatakan itu waktu aku say thank you banget karena dia dah selesein artikelnya jauh banget dari sebelum deadline.

Sebagai orang yang nagihin tulisan writers Majalah Pearl dan gentayangan beberapa hari sebelum deadline buat menghantui writers,apa yang dilakukan Mpok Lia tu such a blessing dah.Gak perlu ditagihin dan tau-tau...CLING tulisannya dah jadi.Asli,Hepi banget kalo kejadian kayak gitu.Nah,Mpok Lia yang pernah di the team juga ngaku pernah ngerasain betapa susahnya kalo penulis ngumpul tulisannya mepet.Sebisa mungkin begitu sekarang dia nyanggupin nulis dengan tenggat waktu,diusahain kumpul sesegera mungkin,karena dia pun pengen banget itu terjadi sama dia dulu.

TREAT OTHERS LIKE YOU WANT TO BE TREATED
Gimana caranya?
Pertama-tama,tetapkan standar bagaimana kita ingin diperlakukan.Misalnya,saya ingin dihargai orang lain,saya ingin diperlakukan ramah oleh orang lain,saya ingin ada orang-orang yang mau memberikan dukungan saat kita down,saya ingin saat perlu pertolongan dan ada orang lain yang menolong,saya ingin saat berbuat salah menerima pengampunan dengan cepat,saya ingin diajari dengan sabar saat saya butuh bantuan dalam belajar,saya ingin tidak dihakimi saat melakukan kesalahan,dll.Daftarnya akan sangat panjang :p

Kenapa perlu membuat daftar tersebut?
Karena kita PERLU MELAKUKANNYA BAGI ORANG LAIN ;) Ini bukan tentang bagaimana kita ingin menerima pamrih atau balasan dari apa yang kita perbuat.Bukaaannn...semangatnya bukan itu, ini adalah tentang bagaimana kita kita ingin mereka yang ada di sekeliling kita menerima perlakuan terbaik dari kita.Logikanya,kita pengen dunk menerima perlakuan terbaik dari orang lain.Nah perlakuan itulah yang akan kita berikan kepada orang lain.Demikianlah kita mengasihi mereka yang ada di sekeliling kita.

Bukan sembarangan lo Tuhan bilang gini :
Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.Matius 22:39

Orang yang mengasihi dirinya ingin mendapatkan perlakuan yang terbaik bagi dirinya,bener kan?Mana ada orang yang mengasihi dirinya berharap menerima perkataan kasar dari orang lain?Mana mungkin orang yang mengasihi dirinya gak ingin ditolong saat perlu pertolongan.Nah,Tuhan ngerti banget hal ini,mereka yang mengasihi dirinya berarti sebenarnya dah tau dunk bagaimana mengasihi dan memberikan yang terbaik bagi orang lain.Persoalannya,maukah dia melakukannya bagi orang lain?

Gampang kan teorinya,tinggal lakukan aja ke orang lain apa yang ingin orang lain lakukan bagi kita.Prakteknya seringkali susah karena kita memilih bersikap mementingkan diri sendiri dibanding orang lain. Padahal firman Tuhan jelas-jelas bilang gini:

karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan,
dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;
dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.Filipi 2:2-4

Dengan rendah hati menganggap orang lain lebih utama dari diri kita sendiri,huaaa.....berat kan? Secara,kita maunya diri kita didahulukan dari orang lain.Tapi,kebayang gak senengnya waktu orang lain yang melakukan itu buat kita? Nah,kenapa kita gak belajar melakukan hal itu kepada orang lain? Memberikan sukacita kepada orang lain dengan menunjukkan kasih kita melalui perbuatan-perbuatan kecil yang menunjukkan kalo kita memperhatikan kepentingan mereka,bukannya hanya mikirin diri sendiri. Catet ya,bukan berarti kita mengabaikan kepentingan kita sendiri,tapi kita juga menganggap orang lain penting. Segitu pentingnya orang lain bagi kita sampai kita mau memperlakukan mereka dengan cara kita ingin diperlakukan ;)

Kita perlu belajar untuk gak egois.Kita perlu berlatih setiap hari mengasihi sesama dengan memperhatikan kepentingan mereka dan merespon kebutuhan mereka.Bukankah perbuatan kita yang baik dapat menjadi kesempatan Tuhan dimuliakan melaluinya?

Cihanjuang, 6 Oktober 2014
-Mega menulis-

Karakter di Dunia Kerja

Dari kecil karakter seseorang mulai terbentuk. Kalau sudah dewasa, sulit mengubah karakter seseorang. Jadi kalau kamu berkarakter buruk saat...