Posts

Showing posts with the label Keuangan

Resensi Buku : Untuk Indonesia yang Kuat

Image
#ResensiBukuLike #UntukIndonesiaYangKuatMegaRambang Judul Buku : Untuk Indonesia yang Kuat : 100 Langkah untuk Tidak Miskin Penulis : LIGWINA HANANTO Penerbit : QM Publishing Tahun terbit : 2011 Jumlah Halaman : 240   Ligwina Hananto mempunyai misi besar dalam hidupnya, yakni “Mewujudkan Golongan Menengah Indonesia yang kuat”. Sebagai perencana keuangan independen, ia sering menemui klien yang bekonsultasi tentang masalah keuangan. Kebanyakan mereka mengeluhkan penghasilan yang tidak cukup dan meningkatnya berbagai macam biaya kehidupan (biaya hidup, biaya kesehatan, harga kebutuhan pokok, biaya pendidikan, dll). Klien ini yang disebut Ligwina sebagai Golongan Menengah. Mereka berdaya dalam artian memiliki penghasilan, tapi sayangnya tidak memiliki pemahaman masalah finansial yang baik sehingga tidak berdaya mengurusi permasalahan keuangan di hidupnya. Buku ini lahir dari keprihatinan Ligwina akan golongan menengah yang terjepit di tengah-tengah inflasi dan gaya hidup. ...

Ngutang? Boleh atau Nggak Ya?

Aku benar-benar prihatin dengan bagaimana orang berhutang sekarang. Jadi, beberapa hari lalu aku diceritain temanku yang temannya mau pinjam uang satu juta ke dia untuk beli mainan anaknya. Lah, trus apa masalahnya Meg? Masalah dong kalau : Beli mainan pakai berhutang. MAINAN lo iniiii… Penghasilanmu sebulan gak nyampe sejuta tapi mau beli mainan harga segitu. Jenis mainannya hanyalah pagar-pagar plastik pembatas buat main, yang tentunya gak bakal dipakai lama (aku bisa ngomong ini karena aku mom of 2). Suamimu gak tahu kamu pinjam uang segitu dan bakal marah kalau tahu. Lah, berarti dalam berkeluarga ada rahasia dong dalam pengelolaan keuangan.   Jadi temannya temanku ini bekerja part time dengan penghasilan kurang dari sejuta tiap bulan, suaminya bekerja di kota lain. Saat ini dia masih tinggal bersama orang tuanya (berarti belum punya rumah sendiri kan ya berarti). Anaknya berumur kurang lebih setahun, berarti kebutuhan masih besar sekali untuk popok dan susu. Ma...

Mencatat Pengeluaran dan Pemasukan

Ada yang merasa gajinya gak cukup? SAYAAA!!! *angkat tangan* Gimana caranya memastikan gaji kamu cukup? Pastikan pengeluaranmu lebih kecil dari pemasukan. Itu aja sih, akakakak. Gak penting banget ya, ini ma semua orang tahu Meg! ^^ Well, semua orang punya batasan, dan kuncinya di pengeluaran bukan pemasukan. Cara memeriksa bagaimana pengeluaran kita, caranya adalah dengan mencatat. Kenapa mencatat ini penting, ngapain sih? UNTUK MENGETAHUI POLA PENGELUARANMU.   Ada beberapa kategori pengeluaran bulanan seseorang setiap bulannya, di antaranya : 1. Cicilan utang Jumlah utang sebaiknya maks 30% dari penghasilan. Kalau lebih dari itu kemungkinan akan sangat berat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari apalagi menabung. 2. Pengeluaran rutin Jumlahnya sebaiknya berkisar antara 40-60% dari penghasilan. Ini pengeluaran yang harus ada untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kalau single dan masih tinggal bersama orang tua , pengeluaran ini masih bisa ditekan lagi. 3. ...

Empat Pilar Keuangan

  Sudah lama gak ngomongin masalah keuangan alias duit. Dulu sempat membuat beberapa postingan tentang keuangan di sini , kalau ada yang mau baca monggo diobok-obok. Buat postingan tentang keuangan bukan karena banyak uang atau dah expert, tapi gara-gara kalau gak ditulis takut lupa, maklum daku pelupa. Beberapa waktu yang lalu mendengarkan podcast Raditya Dika dan Ligwina Hananto (bukunya Mbak Ligwina yang menginspirasiku untuk mulai berinvestasi) yang membahas tentang keuangan alias duwit dan aku mau tuliskan tentang 4 pilar keuangan. Someday pengen nunjukin tulisan ini ke Sara dan Sofia, hahaha. Jadi, pilar keuangan ada 4 yaitu : 1. Menghasilkan             Nah, kenapa penting belajar menghasilkan uang terlebih dahulu? Ya iya lah, apa yang mau ditabung kalau menghasilkan aja belum. Gimana mau berbagi? Apa yang mau diinvestasikan? Ya kan? Sedini mungkin seseorang perlu belajar dan melihat bagaimana uang dihasilkan (kalau m...

Tips Berhemat Ala Mak Sara

Terinspirasi tulisan Echa di  sini  , aku juga mau ah bikin tulisan sejenis. Dan, ini diaaaa….Tips hemat ala aku. 1.    MASAK SENDIRI. Aku gak tahu lah ya kalau di daerah lain (Jawa dkk), kalau aku di sini (Palangka Raya), kalau beli lumayan bo habisnya buat makan sehari-hari. Ada sih di sini tempat makan yang 10 ribu per porsi tapi ya teuteeeppp jarang banget. Paling gak 15-25 ribu lah makan rata-rata per orang sekali makan. Kalau masak aku bisa habis 500 ribu rata-rata per minggu. Ini buat makan 2 orang dewasa dan 2 balita. 2.    Kalau mau beli makanan, nasi campur paling memuaskan di Warung Hikmah. Postingan ini mengandung iklan, hahaha. Eh tapi bener kok, yang lebih murah daripada WM Hikmah banyak. Tapi yang porsinya jumbo, rasanya enak dan harganya bersahabat ya WM Hikmah. Kalau pengen nyobain tempat makan baru, tunggu promo deh. Atau pas hari-hari tertentu, misal: pasca PEMILU, hut kemerdekaan, hut sendiri, dll. Lumayan bi...

Foto Prewed

Image
Kalo di postingan sebelumnya aku cerita bagaimana bersenang-senang menggunakan voucher yang dibeli dilewat internet, kali ini aku mau share foto-foto (bukan) prewed yang diambil fotonya emangs sebelum aku merit,lah…sama aja prewed gak sih? LOL. Kami gak punya niatan sebenarnya untuk foto prewed, secara biaya merit dah mahal, lah kebayang gak kalau dua kali acara (di Pekanbaru dan Palangka Raya), ongkos acara trus PP-nya keluarga pulak *nangis* Makanya,kami memutuskan gak ada tuh yang namanya foto prewed, undangan kagak pake foto-fotoan segala. Gitu deh. Keputusan akhir setelah diskusi gak lama, maklumm..sama-sama itungan kami berdua, hahaha. TAPIIII…Tuhan Yesus emang baek banget, secara kebetulan pas hunting voucher di website yang aku share sebelumnya, eh…ada pulak voucher foto yang murah banget, kalo gak 100 ya 150 ribuan gitu. Isenglah beli, naaaa…kebetulan jas si abang dah jadi, kebayaku juga dah jadi \(“,)/ Yo wes, akhirnya kami memutuskan untuk foto-foto, yeeeeeyyyyy… ...

Belanja dengan Voucher? Kenapa Tidak?

Sebenarnya berawal dari usaha ngedate hemat, hahaha.   Tahun kemaren, selama 5 bulan aku mengikuti diklat kemetrologian di Cihanjuang, Jawa Barat. Lumayan, kalau mau (dan punya uang), aku dan abangku bisa ketemu tiap minggu(aku libur Sabtu-Minggu). Entah aku yang maen ke Jakarta atau abangku yang maen ke Bandung. Tapi, berhubung dah ada rencana nikah tahun 2015, mau gak mau kami harus mengencangkan ikat pinggang. Gak ketemu tiap minggu deh jadinya, paling gak 2 minggu sekali atau malah sebulan sekali (kalau aku banyak tugas diklat). Sedih? Kagak laaaaa…wong biasanya LDR-an setahun ketemu cuma hitungan sebelah jari tangan setahun, ini ma udah sujud syukur dan makasih banget sama Tuhan, Tuhan Yesus baekkkk…\(“,)/ Persiapan merit bisa sedekat ini kan jadi enak diskusi dan ngobrol banyak hal pas ketemuan.

Mengatur Keuangan (Lagi)

Rupanya postinganku yang ini  mendapat tanggapan dari salah seorang adek tingkatku. Dan aku terinspirasi untuk (lagi-lagi) membahas yang namanya uang. Salah satu buku yang cukup mempengaruhi bagaimana aku mengatur keuangan adalah sebuah buku karangan Ligwina Hananto yang pernah aku tuliskan reviewnya di sini 

Mengatur Keuangan Pribadi

Gara-gara baca postingan Kezia yang ini , jadi tertarik deh ngomongin duit. Sejak menjadi PNS saya mulai tertarik dengan yang namanya pengelolaan keuangan. Bukannnn… bukan karena saya mata duitan, hahahaha (meskipun gak pula nolak kalau ada yang mau ngasih duit. LOL-kidding). Bukan pula karena saya memiliki apa yang dinamakan orang-orang kecerdasan finansial, sama sekali tidak. Justru karena saya merasa tidak pandai mengatur uang, saya belajar mengelola keuangan saya. Bo, bisa stress beneran deh kalau saya tidak belajar mengelola keuangan. Bayangkan, saat saya menjadi CPNS (tahun 2010), gaji hanya 1,3 juta. Itu gaji dipotong 500 ribu per bulan (selama 35 bulan) untuk membayar kredit motor, wuih…saya merasa menjadi orang termiskin di dunia*sedih* Kenapa juga beli kredit Meg? Ya iya laaaa…Mau beli cash gak ada duitnya, hehehehe. Mau gak beli motor, tapi itu dah jadi kebutuhan untuk transportasi (tidak ada angkutan umum dari rumah ke kantor). See? Kalau saya tidak belajar mengelola k...

Banyak Habis Sedikit Cukup

#NulisRandom2015 Hari ke-17 Kemarin temanku curhat tentang rencananya mengambil kredit rumah, gara-gara dia ingin berinvestasi di properti. Bukan karena dia punya uang banyak, tapi menurutnya ada fenomena aneh (tsahhh….) dalam mengelola gajinya. Sebelumnya, dia harus membayar kredit motornya setiap bulan sebesar satu juta rupiah, dan sisa gajinya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya selama sebulan. Nah, begitu kreditnya lunas, laaa….bukannya punya uang lebih sebesar satu juta di tabungannya, malahan uangnya habis. Kemana yang satu juta itu? Ternyata diambil tuyul!!! Hahahaha, becandaaaa…Gak deng ^^ Gak diambil siapa-siapa, emang dipake aja, tapi gak tahu buat apa. Gak ada bendanya, gak ada wujudnya, lenyap bagai dicuri tuyul.LOL BANYAK HABIS, SEDIKIT CUKUP Demikianlah kesimpulan mamahku tentang bagaimana kebanyakan orang mengelola uang. Terbukti, benar juga tuh, paling tidak pada kawanku tadi. Kenapa bisa terjadi demikian? Sebelumnya, izinkan aku bertanya: Seb...

Menertibkan Keuangan

Cara Ane Nabung 500rb dengan Gaji 1 Jutaan  Kalo gak salah, dapat link ini dari sharenya Ivan beberapa hari lalu. Penulisnya mengaku bisa bertahan hidup dengan gaji 500 ribu sebulan dan saving 500 ribu sebulan, itu artinya separo dari gajinya yang Rp.1 juta ya booo…. Sesuatu banget kan tuh, meskipun ada bagian yang bikin aku geleng-geleng kuat-kuat :p Gak kebayang deh tiap awal bulan langsung beli 30 kaleng sarden, tiap hari makan sarden? OH NOOOO….!!! :p  Tapi jujur aja aku terinspirasi dengan apa yang dilakukannya, hehehehe. Sekali lagi, bukan bagian sardennya ya, hahaha.