Anakku Ternyata Gak Suka Makan Sayur
Dulu kukira kalau bisa membuat anak suka makan sayur itu salah satu prestasi sebagai orang tua. Atau membuat mereka menyukai apa yang diajarkan untuk dilakukan itu hebat lah. Misal, anak suka cuci piring, suka menyapu, dll.
Anak-anak selalu mau makan sayur, aku senang dong. Kupikir kami sebagai orang tua berhasil membuat mereka menyukai sayur. Suatu hari mereka bilang mereka sebenarnya gak suka tapi tetap harus makan karena tubuh perlu sayur. Aku kecewa.
Lama-lama aku berdamai dengan kenyataan, ya gak papa dia gak suka makan sayur asal tetap makan sayur. Atau, gak papa dia gak suka cuci piring asal setelah makan auto cuci piring sendiri.
Sebagaimana aku juga gak suka menyetrika tapi tetap harus menyetrika (walaupun hanya baju kerja dan baju keluar rumah doang), anak-anak juga punya preferensi sendiri. Mereka adalah pribadi yang utuh sama seperti orang dewasa. Gak bisa dipaksa untuk menyukai atau tidak menyukai suatu hal.
Tapi, mereka (dan aku) belajar kalau ada hal-hal yang harus dikerjakan karena harus. Bukan karena suka atau gak suka. Kalau gak belajar karena gak suka, gak menyetrika karena gak suka, dll. Waduh, mau jadi apa?
Menyukai atau tidak menyukai itu preferensi masing-masing.
Tidak bisa dipaksa.Nah, melakukan atau tidak melakukan itu pilihan, dan untuk setiap pilihan selalu ada konsekuensinya.
Dengan penuh kesadaran tetap melakukan sesuatu yang benar dan memang harus dilakukan meski gak suka itu hal yang hebat kok.
Dan sekarang aku yang over thinking ini mikir, jangan-jangan selama ini anak-anakku gak suka membaca buku tapi tetap dilakukan karena harus. Hahahaha.
Anak-anak selalu mau makan sayur, aku senang dong. Kupikir kami sebagai orang tua berhasil membuat mereka menyukai sayur. Suatu hari mereka bilang mereka sebenarnya gak suka tapi tetap harus makan karena tubuh perlu sayur. Aku kecewa.
Lama-lama aku berdamai dengan kenyataan, ya gak papa dia gak suka makan sayur asal tetap makan sayur. Atau, gak papa dia gak suka cuci piring asal setelah makan auto cuci piring sendiri.
Sebagaimana aku juga gak suka menyetrika tapi tetap harus menyetrika (walaupun hanya baju kerja dan baju keluar rumah doang), anak-anak juga punya preferensi sendiri. Mereka adalah pribadi yang utuh sama seperti orang dewasa. Gak bisa dipaksa untuk menyukai atau tidak menyukai suatu hal.
Tapi, mereka (dan aku) belajar kalau ada hal-hal yang harus dikerjakan karena harus. Bukan karena suka atau gak suka. Kalau gak belajar karena gak suka, gak menyetrika karena gak suka, dll. Waduh, mau jadi apa?
Menyukai atau tidak menyukai itu preferensi masing-masing.
Tidak bisa dipaksa.Nah, melakukan atau tidak melakukan itu pilihan, dan untuk setiap pilihan selalu ada konsekuensinya.
Dengan penuh kesadaran tetap melakukan sesuatu yang benar dan memang harus dilakukan meski gak suka itu hal yang hebat kok.
Dan sekarang aku yang over thinking ini mikir, jangan-jangan selama ini anak-anakku gak suka membaca buku tapi tetap dilakukan karena harus. Hahahaha.
Palangka Raya, 18 Juli 2025
-Mega Menulis-
Comments