Wednesday, March 28, 2018

Amsal 28, 2 Petrus 2

2 Petrus 2:14 (TB)  Mata mereka penuh nafsu zinah dan mereka tidak pernah jemu berbuat dosa. Mereka memikat orang-orang yang lemah. Hati mereka telah terlatih dalam keserakahan. Mereka adalah orang-orang yang terkutuk!

Hati mereka terlatih dalam KESERAKAHAN.
Baca kalimat ini aku melihat hatiku, bagaimana dengan hatiku? Apakah terlatih dengan keserakahan atau terlatih untuk bermurah hati? Ciri-ciri orang yang serakah adalah:
- tidak pernah bersyukur dengan apa yang dimilikinya, ia tidak puas dengan apa yang ada padanya sehingga selalu menginginkan lebih banyak dari apa yang ada padanya saat ini.
- melakukan segala cara, tidak peduli benar ataupun salah untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.
- susah/ sulit memberi dan bermurah hati pada orang lain karena hanya memikirkan diri sendiri.

Apakah aku orang yang serakah?
Ya. Harus aku akui kalau aku seringkali hanya memikirkan kebutuhan sendiri dan gak memikirkan orang lain. Baru kejadian nih, sepupu suami yang berusia hanya beda setahun dengan suami meninggal. Dia meninggalkan seorang istri yang tidak bekerja dan anak berusia kurang lebih 4 tahun. Pada waktu berdiskusi dengan suami mengenai jumlah uang duka, suami mengucapkan sejumlah nilai yang aku anggap besar kalau dibandingkan dengan apa yang kami miliki. Aku pikir, kami punya banyak kebutuhan sebentar lagi (tuh, mulai kan mikirin diri sendiri),gak salah nih suami. Tapi puji Tuhan, aku gak langsung ngomong gitu, aku minta waktu buat mikir. Aku mulai berhitung. Dan saat aku mulai berhitung, aku membayangkan bagaimana kalau aku yang mengalami apa yang dialami istri sepupu suami itu. Duh, hancur hatiku.
Lalu aku bilang ke suami : Rasanya pengen ya kasih lebih banyak dari yang kamu bilang, tapi keperluan kita banyak Bang, gimana ya?
Suami malah ngomong gini:Ya udah,  tambah aja ya, kita kasih segini (dia sebut nominal yang bertambah.
Nah lho, gimana gak tambah pening aku 😵
Aku makin sedih ngebayangin uang segitu diberikan, parah ya. Lalu aku ditegur hatiku sendiri, ini aku niat ga sih pengen ngasih lebih, atau lip service doang. Terus teringat dong, blessing yang Tuhan berikan buat kami, gimana Dia pelihara kami waktu kekurangan. Bilangnya mau percaya sama Tuhan dan menyerahkan kekuatiran sama Tuhan yang memelihara, tapi kok gini ya akunya? Aku bersikap seperti orang yang gak percaya Tuhan. Akhirnya, aku iyakan nominal terakhir yang dibilang suami.

Dan aku sadar sekarang, orang yang serakah SEBENARNYA gak mempercayai kalau Tuhan sanggup memenuhi segala keperluanNya sehingga dia merasa harus terus mendapat lebih dan menahan semua yang dimilikinya. Kalau gak mau terlatih dalam keserakahan berarti aku harus terlatih bermurah hati. Aku mau bermurah hati karena Tuhan sudah terlebih dulu bermurah hati.

Amsal 28:25 (BIMKMementingkan diri sendiri menimbulkan pertengkaran; engkau lebih beruntung apabila percaya kepada TUHAN.

Amsal 28:25 (TB)  Orang yang loba, menimbulkan pertengkaran, tetapi siapa percaya kepada TUHAN, diberi kelimpahan.

Masih nyambung dengan rhema di 2 Petrus 2 dan sharing di atas tadi. Aku membayangkan kalau saat berdiskusi dengan suami aku hanya mikirin diri sendiri dan gak mau mendengarkan suami karena keserakahanku, bisa jadi benar-benar deh ayat ini tergenapi. Ntar aku dan suami malah bertengkar kan?

Aku bersyukur diingatkan untuk mempercayai Tuhan. Aku percaya Dia akan berikan kelimpahan. Bukan kelimpahan materi untuk mengganti yang kami berikan, tapi aku percaya Dia beri kami hati yang melimpah dengan ucapan syukur sehingga bisa memberi lebih lagi karena kasih karuniaNya.

Palangka Raya, 28 Maret 2018
-Mega Menulis-

Amsal 27, 2 Petrus 1

Amsal 27:7 (TB)  Orang yang kenyang menginjak-injak madu, tetapi bagi orang yang lapar segala yang pahit dirasakan manis.

Amsal 27:7 (BIMK)  Kalau kenyang, madu pun ditolak; kalau lapar, yang pahit pun terasa enak.

Sesuatu yang enak pun tidak akan dihargai kalau kita sudah 'PUAS alias KENYANG' dengan yang kita miliki. Kita bisa mengabaikan dengan mudah kalau kita dalam posisi puas. Saat hamil ini, nafsu makanku menggila, pengen ini itu. Beratku naik berlipat dibandingkan kehamilan pertamaku. Bahkan kalau gak kesampaian aku bisa uring-uringan. Konyol kalau dipikir.

Aku mau mengenyangkan diriku dengan makanan dan minuman yang bergizi dan baik buat bayiku, gak sekedar menuruti nafsuku. Lebih mengisi perut dan mengenyangkannya dengan yang bergizi, supaya aku gak lagi menginginkan yang gak bergizi.

Yang mau aku lakukan:
👉 Lebih baik minum air putih dingin atau susu ibu hamil dibandingkan es teh dan minuman manis yang lain.
👉 Mengganti cemilan manis dan gorengan dengan buah-buahan, yogurt, kacang hijau dan cemilab sehat lain.
👉 Perbanyak makan sayur dan buah.

2 Petrus 1:2 (TB)  Kasih karunia dan damai sejahtera melimpahi kamu oleh pengenalan akan Allah dan akan Yesus, Tuhan kita.

Pengenalan akan Allah dan akan Yesus akan membuat kita mengalami limpahan kasih karunia dan damai sejahtera. Jadi, kalau selama ini aku merasa belum mengalami kasih karunia dan damai sejahtera bisa jadi karena aku belum mengenal Allah secara benar.

Aku bercermin dengan diriku yang akhir-akhir ini punya banyak kekuatiran, padahal kalau aku mengenal Allah dengan sungguh tentunya aku tahu aku gak perlu kuatir akan hidupku atau berbagai kebutuhanku yang lain, wong Allahku adalah pemeliharaku yang gak pernah lalai kok. Semakin aku mengenal Tuhan semakin aku dipenuhi kasih karunia dan damai sejahteraNya.

Palangka Raya, 27 Maret 2018
-Mega Menulis-

Monday, March 26, 2018

Amsal 26, 1 Petrus 5

1 Petrus 5:7 (TB)  Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.

Ada beberapa kekuatiran menjelang hari kelahiran yang semakin mendekat ini. Daftarnya panjang:
- apakah proses sc akan lancar
- apakah aku sanggup bertahan sampai waktunya melahirkan (takut ketuban pecah dini lah, takut kelahiran prematur, dll)
- gimana kalau aku mati di meja operasi (ini ekstrim, tapi aku pernah kuatirkan ini)
- gimana kalau pendarahan parah sampai perlu transfusi atau angkat rahim (pernah dengar orang hamil dengan miom dan kejadian gini), wong pas kelahiran Sara aku transfusi 3 kantong darah
- apakah bisa aku ngasih ASI ke dedeknya Sara atau jangan-jangan harus sufor kayak Sara
- apakah aku bisa cepat pulih SC nanti seperti pas  habis lairan Sara (soale dengar-dengar kalau dah SC kedua, ketiga, dst lebih susah pulihnya)
- apakah biaya yang kami sediakan cukup
- apakah kami bisa segera dapat rumah
Aaarrggghhhh.... Banyak sekali kekuatiranku!

Dan tadi malam Tuhan punya cara yang sweet banget untuk tunjukkan Dia peduli. Di tengah kekuatiranku, suamiku tahu-tahu pulang kemaren bawa boneka, baju, minyak telon, dll untuk Sara. Ada teman kami yang akan pindah keluar kota dan dia ngajak papa Sara ke rumahnya, ternyata banyak sekali barang yang diberikannya karena dia gak mau membawanya. Dari keperluan Sara sampai banyak lagi beberapa barang rumah tangga yang masih bagus banget. Aku geleng-geleng, teringat, kalau dipikir-pikir sejak Sara lahir segala keperluannya Tuhan cukupkan dengan luar biasa. Percaya gak percaya, buat Sara ni aku bisa hitung yg kami belanjain dia baju dari duit sendiri. Boneka pun segambreng dikasih teman semua,  aku gak pernah beli, suer. Sampai opungnya geleng-geleng pas video call liat bonekanya banyak benar, dan heran pas kami bilang semua dikasih teman. Kupikir pas habis lahiran wajarlah dikasih orang banyak barang yg bisa dipakainya sampai umur setahun paling ngga. Kubilang papanya Sara, kalau dah setahun siap-siap beli kita. Eh, ga taunya ada-ada aja berkat Tuhan buat Sara, tiba-tiba teman kuliahku kirim baju buat dia, padahal jarang kontak, belum lagi pas ultah banyak juga dapat blessing, entah berapa orang ngasih boneka, tadi malam juga Tuhan ingatkan aku semua kebaikanNya. Tuhan tahu kami harus beli popok dan susu buat Sara, mungkin karena itu Dia cukupkan keperluan Sara yang lain lewat orang lain 😀

Hari ini, baca ayat ini, aku diingatkan lagi untuk menyerahkan semua kekuatiranku sama Tuhan. Dia gak pernah lalai memelihara hidup kami, semua keperluan kami Dia cukupkan, gak pernah kami kekurangan. Jadi, segala kekuatiranku yang kutulis di atas kuserahkan semuanya ke Tuhan. Dia pemeliharaku. Aku gak perlu kuatir.

🙏 Tuhan, aku serahkan semua kekuatiranku kepadaMu sebab Engkau lah pemeliharaku. Amin.

Amsal 26
no rhema

Palangka Raya, 26 Maret 2018
-Mega Menulis-

Amsal 26, 1 Petrus 5

1 Petrus 5:7 (TB)  Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.

Ada beberapa kekuatiran menjelang hari kelahiran yang semakin mendekat ini. Daftarnya panjang:
- apakah proses sc akan lancar
- apakah aku sanggup bertahan sampai waktunya melahirkan (takut ketuban pecah dini lah, takut kelahiran prematur, dll)
- gimana kalau aku mati di meja operasi (ini ekstrim, tapi aku pernah kuatirkan ini)
- gimana kalau pendarahan parah sampai perlu transfusi atau angkat rahim (pernah dengar orang hamil dengan miom dan kejadian gini), wong pas kelahiran Sara aku transfusi 3 kantong darah
- apakah bisa aku ngasih ASI ke dedeknya Sara atau jangan-jangan harus sufor kayak Sara
- apakah aku bisa cepat pulih SC nanti seperti pas  habis lairan Sara (soale dengar-dengar kalau dah SC kedua, ketiga, dst lebih susah pulihnya)
- apakah biaya yang kami sediakan cukup
- apakah kami bisa segera dapat rumah
Aaarrggghhhh.... Banyak sekali kekuatiranku!

Dan tadi malam Tuhan punya cara yang sweet banget untuk tunjukkan Dia peduli. Di tengah kekuatiranku, suamiku tahu-tahu pulang kemaren bawa boneka, baju, minyak telon, dll untuk Sara. Ada teman kami yang akan pindah keluar kota dan dia ngajak papa Sara ke rumahnya, ternyata banyak sekali barang yang diberikannya karena dia gak mau membawanya. Dari keperluan Sara sampai banyak lagi beberapa barang rumah tangga yang masih bagus banget. Aku geleng-geleng, teringat, kalau dipikir-pikir sejak Sara lahir segala keperluannya Tuhan cukupkan dengan luar biasa. Percaya gak percaya, buat Sara ni aku bisa hitung yg kami belanjain dia baju dari duit sendiri. Boneka pun segambreng dikasih teman semua,  aku gak pernah beli, suer. Sampai opungnya geleng-geleng pas video call liat bonekanya banyak benar, dan heran pas kami bilang semua dikasih teman. Kupikir pas habis lahiran wajarlah dikasih orang banyak barang yg bisa dipakainya sampai umur setahun paling ngga. Kubilang papanya Sara, kalau dah setahun siap-siap beli kita. Eh, ga taunya ada-ada aja berkat Tuhan buat Sara, tiba-tiba teman kuliahku kirim baju buat dia, padahal jarang kontak, belum lagi pas ultah banyak juga dapat blessing, entah berapa orang ngasih boneka, tadi malam juga Tuhan ingatkan aku semua kebaikanNya. Tuhan tahu kami harus beli popok dan susu buat Sara, mungkin karena itu Dia cukupkan keperluan Sara yang lain lewat orang lain 😀

Hari ini, baca ayat ini, aku diingatkan lagi untuk menyerahkan semua kekuatiranku sama Tuhan. Dia gak pernah lalai memelihara hidup kami, semua keperluan kami Dia cukupkan, gak pernah kami kekurangan. Jadi, segala kekuatiranku yang kutulis di atas kuserahkan semuanya ke Tuhan. Dia pemeliharaku. Aku gak perlu kuatir.

🙏 Tuhan, aku serahkan semua kekuatiranku kepadaMu sebab Engkau lah pemeliharaku. Amin.

Amsal 26
no rhema

Palangka Raya, 26 Maret 2018
-Mega Menulis-

Amsal 24,1 Petrus 3

Amsal 24:26 (TB)  Siapa memberi jawaban yang tepat mengecup bibir.

Kemarin aku berkata kasar ke suamiku. Perutku sudah semakin besar dan semakin susah buatku untuk bergerak, jadi saat dimintanya melakukan sesuatu aku gak menjawab. Saat ditegur aku malah menjawab dengan ketus kalau aku susah bergerak, perlu berapa kali aku hamil kok dia gak tahu juga yang kurasakan. Setelah itu suamiku langsung diam. Aku nyadar sih salah tapi aku gak segera  minta maaf karena masih kesal.

Sekarang baru teringat lagi kejadian kemarin, dan aku menyesal,  seharusnya aku gak perlu ngomong dengan ketus gitu. Padahal kan bisa aku menjelaskan dengan lembut keadaanku tanpa berkata kasar.

👉 Besok aku mau minta maaf sama suami karena sekarang dia dah tidur.

1 Petrus 3:4 (TB)  tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.

Aku menyadari kalau aku bukan orang yang lemah lembut, kejadian dengan suamiku kemarin dan firman yang kubaca hari ini mengingatkanku kalau hatiku masih keras dan susah ditegur. Saat ditegur aku gak langsung menerima malahan meresponi dengan cara yang gak benar,marah dan bersikap kasar.

👉 Aku perlu terus berlatih supaya terbiasa bersikap lemah lembut. Dan punya hati yang mau menerima teguran.

Palangka Raya, 24 Maret 2018
-Mega Menulis-

Amsal 26, 1 Petrus 5

1 Petrus 5:7 (TB)  Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.

Ada beberapa kekuatiran menjelang hari kelahiran yang semakin mendekat ini. Daftarnya panjang:
- apakah proses sc akan lancar
- apakah aku sanggup bertahan sampai waktunya melahirkan (takut ketuban pecah dini lah, takut kelahiran prematur, dll)
- gimana kalau aku mati di meja operasi (ini ekstrim, tapi aku pernah kuatirkan ini)
- gimana kalau pendarahan parah sampai perlu transfusi atau angkat rahim (pernah dengar orang hamil dengan miom dan kejadian gini), wong pas kelahiran Sara aku transfusi 3 kantong darah
- apakah bisa aku ngasih ASI ke dedeknya Sara atau jangan-jangan harus sufor kayak Sara
- apakah aku bisa cepat pulih SC nanti seperti pas  habis lairan Sara (soale dengar-dengar kalau dah SC kedua, ketiga, dst lebih susah pulihnya)
- apakah biaya yang kami sediakan cukup
- apakah kami bisa segera dapat rumah
Aaarrggghhhh.... Banyak sekali kekuatiranku!

Dan tadi malam Tuhan punya cara yang sweet banget untuk tunjukkan Dia peduli. Di tengah kekuatiranku, suamiku tahu-tahu pulang kemaren bawa boneka, baju, minyak telon, dll untuk Sara. Ada teman kami yang akan pindah keluar kota dan dia ngajak papa Sara ke rumahnya, ternyata banyak sekali barang yang diberikannya karena dia gak mau membawanya. Dari keperluan Sara sampai banyak lagi beberapa barang rumah tangga yang masih bagus banget. Aku geleng-geleng, teringat, kalau dipikir-pikir sejak Sara lahir segala keperluannya Tuhan cukupkan dengan luar biasa. Percaya gak percaya, buat Sara ni aku bisa hitung yg kami belanjain dia baju dari duit sendiri. Boneka pun segambreng dikasih teman semua,  aku gak pernah beli, suer. Sampai opungnya geleng-geleng pas video call liat bonekanya banyak benar, dan heran pas kami bilang semua dikasih teman. Kupikir pas habis lahiran wajarlah dikasih orang banyak barang yg bisa dipakainya sampai umur setahun paling ngga. Kubilang papanya Sara, kalau dah setahun siap-siap beli kita. Eh, ga taunya ada-ada aja berkat Tuhan buat Sara, tiba-tiba teman kuliahku kirim baju buat dia, padahal jarang kontak, belum lagi pas ultah banyak juga dapat blessing, entah berapa orang ngasih boneka, tadi malam juga Tuhan ingatkan aku semua kebaikanNya. Tuhan tahu kami harus beli popok dan susu buat Sara, mungkin karena itu Dia cukupkan keperluan Sara yang lain lewat orang lain 😀

Hari ini, baca ayat ini, aku diingatkan lagi untuk menyerahkan semua kekuatiranku sama Tuhan. Dia gak pernah lalai memelihara hidup kami, semua keperluan kami Dia cukupkan, gak pernah kami kekurangan. Jadi, segala kekuatiranku yang kutulis di atas kuserahkan semuanya ke Tuhan. Dia pemeliharaku. Aku gak perlu kuatir.

🙏 Tuhan, aku serahkan semua kekuatiranku kepadaMu sebab Engkau lah pemeliharaku. Amin.

Amsal 26
no rhema

Palangka Raya, 26 Maret 2018
-Mega Menulis-

Amsal 24,1 Petrus 3

Amsal 24:26 (TB)  Siapa memberi jawaban yang tepat mengecup bibir.

Kemarin aku berkata kasar ke suamiku. Perutku sudah semakin besar dan semakin susah buatku untuk bergerak, jadi saat dimintanya melakukan sesuatu aku gak menjawab. Saat ditegur aku malah menjawab dengan ketus kalau aku susah bergerak, perlu berapa kali aku hamil kok dia gak tahu juga yang kurasakan. Setelah itu suamiku langsung diam. Aku nyadar sih salah tapi aku gak segera  minta maaf karena masih kesal.

Sekarang baru teringat lagi kejadian kemarin, dan aku menyesal,  seharusnya aku gak perlu ngomong dengan ketus gitu. Padahal kan bisa aku menjelaskan dengan lembut keadaanku tanpa berkata kasar.

👉 Besok aku mau minta maaf sama suami karena sekarang dia dah tidur.

1 Petrus 3:4 (TB)  tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.

Aku menyadari kalau aku bukan orang yang lemah lembut, kejadian dengan suamiku kemarin dan firman yang kubaca hari ini mengingatkanku kalau hatiku masih keras dan susah ditegur. Saat ditegur aku gak langsung menerima malahan meresponi dengan cara yang gak benar,marah dan bersikap kasar.

👉 Aku perlu terus berlatih supaya terbiasa bersikap lemah lembut. Dan punya hati yang mau menerima teguran.

Palangka Raya, 24 Maret 2018
-Mega Menulis-

Amsal 25, 1 Petrus 4

1 Petrus 4:2 (TB)  supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah.

Umurku sekarang 33 tahun, aku gak tahu berapa tahun hidupku yang tersisa. Ya iya lah, ga ada yang tahu berapa umurnya di dunia ini. Yang jelas dalam 33 tahun hidupku, banyak sekali kesempatan aku hidup dengan menuruti kehendakku sendiri. Hari ini diingatkan supaya sisa hidupku benar-benar dipergunakan menuruti kehendak Tuhan.

Seringnya kehendakku berbeda dengan kehendak Tuhan, tapi aku mau belajar menginginkan yang Tuhan inginkan. Menerima dengan sukacita apa yang Tuhan berikan. Menyelaraskan kehendakku dengan kehendak Tuhan. Aku mau belajar mempercayai Tuhan sepenuhnya dan gak bersandar pada pengertianku sendiri.

Amsal 25:28 (TB)  Orang yang tak dapat mengendalikan diri adalah seperti kota yang roboh temboknya.

Hari ini aku berlaku konyol, hampir saja berdebat panjang dengan temanku di status facebooknya gara-gara aku gak sreg dengan statusnya. Lol. Aku sih yang memulai. Puji Tuhan,  sebelum memanas, aku menyadari kalau yang aku lakukan gak ada gunanya. Jadi, walaupun masih ada perasaan gak sreg, aku memutuskan menghentikan perdebatan tersebut.

Pengendalian diriku masih kurang, harusnya aku gak memulai perdebatan tersebut. Kalau pun ada yang kurang pas dengan pernyataan temanku, harusnya aku mengontaknya secara personal ketimbang berdebat di sosial media. Next, aku gak akan melakukannya lagi.

Palangka Raya, 25 Maret 2018
-Mega Menulis-

Amsal 24,1 Petrus 3

Amsal 24:26 (TB)  Siapa memberi jawaban yang tepat mengecup bibir.

Kemarin aku berkata kasar ke suamiku. Perutku sudah semakin besar dan semakin susah buatku untuk bergerak, jadi saat dimintanya melakukan sesuatu aku gak menjawab. Saat ditegur aku malah menjawab dengan ketus kalau aku susah bergerak, perlu berapa kali aku hamil kok dia gak tahu juga yang kurasakan. Setelah itu suamiku langsung diam. Aku nyadar sih salah tapi aku gak segera  minta maaf karena masih kesal.

Sekarang baru teringat lagi kejadian kemarin, dan aku menyesal,  seharusnya aku gak perlu ngomong dengan ketus gitu. Padahal kan bisa aku menjelaskan dengan lembut keadaanku tanpa berkata kasar.

👉 Besok aku mau minta maaf sama suami karena sekarang dia dah tidur.

1 Petrus 3:4 (TB)  tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.

Aku menyadari kalau aku bukan orang yang lemah lembut, kejadian dengan suamiku kemarin dan firman yang kubaca hari ini mengingatkanku kalau hatiku masih keras dan susah ditegur. Saat ditegur aku gak langsung menerima malahan meresponi dengan cara yang gak benar,marah dan bersikap kasar.

👉 Aku perlu terus berlatih supaya terbiasa bersikap lemah lembut. Dan punya hati yang mau menerima teguran.

Palangka Raya, 24 Maret 2018
-Mega Menulis-

Friday, March 23, 2018

Amsal 23, 1 Petrus 2

Amsal 23:3 (TB)  Jangan ingin akan makanannya yang lezat, itu adalah hidangan yang menipu.

Dari kemarin siang aku sedang mengikuti rapat kerja di kantor yang diselenggarakan di sebuah hotel, makanannya enak-enak bo 👌 Hahahaha. Di sini aku belajar mengendalikan diri, karena pas hamil kedua ini emang nafsu makanku lebih besar daripada pas kehamilan pertama. Kalau nurutin nafsu sih maunya nambah melulu sesuai seleraku, tapi aku gak boleh makan HANYA karena enaknya doang, tapi harus seimbang, harus yang berguna buatku dan si dedek.

Aku sebenarnya gak terlalu suka makan buah dan sayur makanya dalam salah satu habit trackerku aku memasukkan makan buah atau sayur, nah kali ini tiap makan, buah dah dikupas dan dipotongin jadi harus rajin makan buah. Menu sayur juga selalu tersedia 😊 Jadi gak ada alasan untuk gak makan buah dan sayur.

1 Petrus 2:8 (TB)  Mereka tersandung padanya, karena mereka tidak taat kepada firman Allah; dan untuk itu mereka juga telah disediakan.

Banyak orang percaya yang jatuh saat ini bahkan hamba Tuhan yang dipakai Tuhan pun bisa jatuh dalam berbagai dosa. Seringkali kalau dengar berita begitu, yang SELALU terlintas di pikiranku adalah pertanyaan : 'KOK BISA SIH????'. Maksudku, mereka bukan orang biasa lo, mereka hamba Tuhan yang dipakai luar biasa, ada yang full timer melayani Tuhan, bahkan banyak yang pelayanannya dipakai Tuhan memberkati banyak orang, hubungan pribadi sama Tuhan terlihat oke banget, eh tapi ya kok masih bisa jatuh ya? Bahkan dalam hal yang nyata-nyata dosa, misal SELINGKUH.
Firman Tuhan hari ini memberi jawaban atas pertanyaan itu: karena MEREKA TIDAK TAAT PADA FIRMAN TUHAN.

KETIDAKTAATAN PADA FIRMAN Tuhan akan membuka celah besar bagi kita untuk jatuh kalau kita gak segera bertobat. Aku harus berjaga-jaga dan berdoa supaya diberi kekuatan untuk melakukan firman Tuhan. Apa yang terjadi pada orang lain adalah peringatan buatku, kalau mereka bisa jatuh apalagi aku. Gak ada orang yang kebal terhadap dosa, gak seorang pun. Tiap manusia dicobai oleh keinginannya masing-masing, setiap kita punya area masing-masing di mana kita lemah. APAPUN godaannya, aku harus belajar taat pada firman Tuhan terus-menerus. Jangan pernah menganggap remeh ketidaktaatan sama firman Tuhan, ini hal serius bagi Tuhan. Kalau aku saja sebagai orang tua ingin anakku taat, apalagi Tuhan yang adalah Bapa Sorgawiku. Ketaatan pada perkataan Tuhan menjauhkanku dari dosa.

Palangka Raya, 23 Maret 2018
-Mega Menulis-

Amsal 22, 1 Petrus 1

1 Petrus 1:15-16 (TB)  tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu,
sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus. 

Dalam sebuah khotbah yang kudengar, dikuduskan artinya dikhususkan. Jadi, kita sebagai orang percaya dikhususkan bagi Allah. Pada zaman Perjanjian Lama, barang yang telah dikuduskan akan dipisahkan dan dikhususkan untuk tujuan Allah, bukan pekerjaan sehari-hari. Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup KUDUS, berarti kita dipisahkan dari dosa dan dikhususkan untuk melakukan pekerjaan yang ditetapkan Allah bagi kita.

Hidup kudus bermakna dua hal:
👉 Memisahkan diri dari dosa : Tidak tinggal tetap dalam dosa. Bertobat dan ada perubahan hidup. Berusaha memiliki hidup yang berkemenangan atas dosa tiap harinya.
👉 Melakukan pekerjaan yang dikhususkan Allah bagi kita : Tidak mencari keuntungan diri sendiri. Setiap hari berusaha menyenangkan Tuhan dengan hidup seturut firmanNya.

Menjadi perenunganku : Sudahkah aku hidup dalam kekudusan setiap harinya?
Belum? Apa yang harus aku lakukan supaya hidup dalam kekudusan?
👉 Tidak berbuat dosa dan menuruti hawa nafsu
👉 Melakukan firman Tuhan
👉 Mengasihi Allah dan sesama

Amsal 22:11 (TB)  Orang yang mencintai kesucian hati dan yang manis bicaranya menjadi sahabat raja.

Raja biasanya seseorang yang susah didekati, tidak semua orang bisa menjadi sahabat raja tapi di sini dikatakan kalau orang yang suci hatinya dan manis bicaranya menjadi sahabat raja. Kesucian hati sama dengan ketulusan, kita gak punya agenda atau motivasi tersembunyi saat berhubungan dengan orang lain, kita bersikap tulus apa adanya, tidak ingin memanipulasi orang lain. Manis bicara menggambarkan bagaimana ucapan kita menyenangkan mereka yang mendengarnya, bahkan saat kita harus menegur pun, kita menegur dengan kasih karena memperhatikan perasaan dia yang mendengarkan kita.

👉 Aku mau berbicara manis dengan orang lain terutama keluarga di rumah. Seringkali karena merasa keluarga jadi seenaknya ngomong, padahal sama orang lain ngomong bisa yang mikir banget masa sama keluarga gak bisa sih 😅

Palangka Raya, 22 Maret 2018
-Mega Menulis-

Wednesday, March 21, 2018

Amsal 21, Yohanes 21

Amsal 21:5 (TB)  Rancangan orang rajin semata-mata mendatangkan kelimpahan, tetapi setiap orang yang tergesa-gesa hanya akan mengalami kekurangan.

Kemarin hari yang melelahkan buatku, karena dari pagi sudah harus mempersiapkan acara masak-masak untuk acara perpisahan dengan teman-teman di kantorku. Melelahkan tapi menyenangkan deng, melelahkan karena aku dibantu beberapa teman di kantor masak untuk kurang lebih 35 orang dalam keadaan hamil besar, menyenangkan karena mengingat aku berhasil menghemat biaya lumayan dibandingkan aku mentraktir teman-temanku itu. Sempat terpikir mentraktir, karena gak mau repot. Tapi begitu berhitung uang mepet dan mending masak sendiri, opsi masak sendiri (eh rame-rame) jadi pilihan utama.

Dari jauh hari aku sudah membuat rencana. Aku membeli beberapa bahan di Palangka Raya  karena lebih murah, lalu aku memilih menu yang memanfaatkan menggunakan sisa bahan makanan yang ada di Kasongan (beras, sosis, bakso, sirup) , dan aku bersyukur sebelum hamil besar sudah terbiasa menyiapkan bumbu masakan dalam jumlah besar di kulkas (jadi selama hamil tiap masak cukup menggunakan bumbu dasar itu), praktis kemarin aku memanfaatkan bumbu-bumbu yang sudah ada itu. Menghitung berapa yang sudah kuhemat membuatku tersenyum 😇

Benar ayat ini bilang, rancangan orang rajin membawa kelimpahan ✌ Hehehehe.  Aku merasa berlimpah (karena berhasil menghemat, karena dikarunai kerajinan, karena ada yang mereka membantuku) . Dan merasa puas. Acara perpisahan kemarin berkesan walaupun hanya dengan masakan sederhana. Coba kalau aku malas dan hanya mentraktir, mungkin aku gak akan merasa seperti itu. Aku sempat pas hamil ni malas masak, jadi beli mulu. Bersyukur punya suami yg waktu itu mendorongku bikin bumbu dasar dalam jumlah besar jadi akhirnya masak sendiri lagi. Emang repot di awal tapi akhirnya aku yang menuai hasilnya. Jadi rajin emang capek, tapi hasilnya manis, hohoho.

Yohanes 21:21-22 (TB)  Ketika Petrus melihat murid itu, ia berkata kepada Yesus: "Tuhan, apakah yang akan terjadi dengan dia ini?"
Jawab Yesus: "Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: ikutlah Aku."

Sebelumnya Yesus menubuatkan apa yang akan terjadi dengan Petrus, eh Petrus dong tahu-tahu kepo pengen tahu bagaimana dengan murid yang lain. Jawaban Yesus membuatku tersenyum, seolah-olah seperti diingatkan untuk gak kepo dengan orang lain kalau motivasinya hanya untuk membandingkan dengan diri sendiri 👉 buat apa????

Nubuatan Yesus tentang Petrus emang mengguncangkan hati lah ya, kebayang dong, dah harus menggembalakan domba-dombanya Tuhan tapi begitu dah tua terus harus bergantung pada orang lain untuk membawa kita kemana-mana. Aku yakin Yesus mengatakan itu dengan tujuan supaya Petrus mempersiapkan hatinya untuk menghadapi apa yang akan menantinya. Bukan untuk membuat Petrus sekedar kepo dengan hidup orang lain.

Zaman sekarang pun aku gak perlu kepo dengan apa yang terjadi dengan hidup orang lain kalau aku cuma membandingkan dengan diri sendiri, beda kalau aku pengen tahu karena ingin memberkati hidup orang lain. Jadi jangan asal kepo Meg!

Palangka Raya,  21 Maret 2018
-Mega Menulis-

Amsal 20, Yohanes 20

Yohanes 20:2, 9 (TB)  Ia berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus, dan berkata kepada mereka: "Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan."
Sebab selama itu mereka belum mengerti isi Kitab Suci yang mengatakan, bahwa Ia harus bangkit dari antara orang mati.

Sampai saat ini di kalangan orang Yahudi banyak yang tidak mempercayai kebangkitan Yesus karena beranggapan mayatnya dicuri orang. Sulit bagi mereka menerima kalau Yesus adalah Mesias yang dijanjikan. Apakah ini karena mereka mendengar cerita turun-temurun dari nenek moyangnya yang mendengar berita awal yang disampaikan Maria Magdalena? Mungkin saja. Mungkin kasusnya sama dengan orang yang sekarang suka menyebarkan berita hoax tanpa menyelidiki dulu kebenarannya.

Sebagai wanita, kita seringkali terburu-buru membagikan berita yang belum kita tahu pasti kebenarannya. Gosip dan hoax sudah jadi bagian hidup orang saat ini. Melalui kisah Maria Magdalena ini aku diingatkan untuk berhati-hati menceritakan hal yang aku gak mengerti kebenarannya. Aku gak boleh asal membagikan atau mengumumkan ke orang lain kalau belum menyelidiki dengan seksama. Harus mencari tahu kebenaran. Kalau gak, lebih baik diam. Aku gak pernah tahu dampak dari gosip atau hoax yang aki sebarkan. Jangan-jangan itu mempengaruhi orang lain secara negatif,  jangan-jangan itu berpengaruh berapa generasi, dll.

Amsal 20:15 (BIMK)  Kata-kata yang mengandung pengetahuan, lebih berharga daripada emas dan berlian.

Masih nyambung dengan rhema yang aku dapatkan dari Yohanes 20, sekali lagi aku diingatkan kalau kata-kata yang diucapkan bibirku harus benar-benar aku mengerti. Maria Magdalena gak mengerti Kitab Suci sehingga dia menyampaikan sesuatu tanpa pengetahuan dan akhirnya 'menyesatkan'  banyak orang. Terkadang apa yang kita lihat gak sepenuhnya benar, kita perlu pengetahuan juga dalam berucap.

🙏 Tuhan, ajar aku untuk mengucapkan kebenaran mengenai apa yang benar terjadi sesuai kehendakMu supaya yang kusampaikan sungguh jadi berkat buat orang lain. Aku gak mau menyesatkan orang lain. Tolong aku Tuhan. Amin.

Palangka Raya, 20 Maret 2018
-Mega Menulis-

Monday, March 19, 2018

Amsal 19, Yohanes 19

Yohanes 19:28 (TB)  Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia — supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci —: "Aku haus!"

Beberapa kali dikatakan kalau apa yang terjadi pada Yesus untuk menggenapi apa yang terjadi di Kitab Suci. Berbagai nubuat tentang mesias sudah ada di Kitab Suci dan tergenapi. Allah kita adalah Allah yang gak pernah ingkar dengan apa yang difirmankanNya. Kehadiran Mesias merupakan bukti kesetiaan Allah pada janjiNya.

Kalau sekarang aku membaca firman Tuhan, mengetahui janji-janjiNya dan merasa janjiNya di dalam hidup kita belum tergenapi. Ingat-ingat saja kalau Tuhan sudah membuktikan kalau Ia Allah yang dapat dipercaya melalui nubuatan tentang Yesus yang digenapi. Jadi, aku perlu belajar percaya kalau ada janjiNya yg belum tergenapi dalam hidupku, mungkin karena waktunya belum tiba, mungkin Allah ingin membentuk karakter kita atau mungkin Dia ingin memberikan yang lebih baik. Aku perlu belajar percaya dan bersabar menanti janjiNya tergenapi.

Amsal 19:21 (TB)  Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan TUHANlah yang terlaksana.

Tahun kemaren, terpikirkan pun nggak olehku dan suami kalau setahun kemudian kami bakal menantikan anak kedua, atau pindah ke Palangka Raya. Membicarakannya aja ngga, membayangkannya pun nggak. Kalau gak salah, setahun lalu kami sedang asyik berlibur ke Jogja, menikmati piknik sekeluarga, blessing dari Tuhan karena kami gak perlu keluar uang buat akomodasi kami dan transportku. Kami bersenang-senang dan gak memikirkan Tuhan akan bawa kami kemana setahun kemudian. Sempat sih terpikir mau buka usaha di Kasongan atau cari beasiswa S2 buatku di Jawa dan suami kembali bekerja di Jawa. Tapi melihat sekarang dimana kami berada, mau gak mau aku geleng-geleng. Sungguh hanya keputusanNya yang terlaksana atas kehidupan kami dan kami mensyukurinya.

Saat ini pun sama, kami memikir dan merancangkan banyak hal. Pengen punya rumah segera. Pengen lahiran lancar. Pengen ini itu. Kami berharap Tuhan menjawab doa kami. Tapi di lubuk hatiku aku tahu hanya keputusan Tuhan saja yang akan terlaksana. Biarlah hanya kehendakNya saja yang terjadi.

Kasongan, 19 Maret 2018
-Mega Menulis-

Sunday, March 18, 2018

Amsal 18, Yohanes 18

Yohanes 18:27 (TB)  Maka Petrus menyangkalnya pula dan ketika itu berkokoklah ayam.

Saat Petrus menyangkal Yesus, dia sedang sendiri dan tidak bersama komunitasnya. Aku teringat sewaktu ikut UKM di kuliah pernah mendengar seorang alumni berkata kalau iman kita yang sesungguhnya akan teruji saat kita sendiri dan gak berada dalam persekutuan atau komunitas. Bukan sekedar masalah mengakui diri pengikut Kristus atau nggak tapi kehidupan rohani kita akan berbeda banget. Alumni itu mengalami kalau untuk tetap rajin ke gereja di hari Minggu pun pergumulan, apalagi saat sedang dinas ke luar kota atau berada di lapangan yang jauh dari kota terdekat yang ada gerejanya. Gak usah berbicara soal pelayanan,  setia untuk saat teduh setiap hari pun sangat sulit saat kita sendiri. Saat di UKM, ada kakak rohani yang bertanya atau mengingatkan. Belum lagi, perjuangan untuk tetap berintegritas di dunia kerja pun jadi cerita tersendiri, yang awalnya bergumul lama-lama jadi gak berintegritas. It's true.  Aku ngerasain sendiri perjuangan itu.

Aku belajar kalau hubungan pribadi dengan Tuhan sangat penting.
👉 Apakah kita sungguh berakar di dalam Dia? Itu akan teruji saat kita jauh dari komunitas. Hanya hubungan pribadi yang kuat dengan Tuhan yang memampukan kita tetap menjadi pengikutNya yang setia di mana pun kita berada. Seperti tanaman yang kuat berakar akan susah tercabut jika akarnya kelihatan.
👉 Jangan terjebak dengan pelayanan di sana sini lalu mengabaikan hubungan pribadi dengan Tuhan. Seringkali yang gak terlihat lebih penting dari yang terlihat. Aku bukan menghakimi tapi ada beberapa teman yang sewaktu kuliah pelayanannya luar biasa tapi sekarang sudah meninggalkan Kristus. Memang setiap orang punya pergumulan dan perjalanannya masing-masing, tetapi aku juga melihat orang lain yang pelayanannya biasa aja tapi sampai sekarang masih setia dan berintegritas.
👉 Komunitas dan persekutuan itu penting, tapi jangan sampai menggantikan hubungan pribadi dengan Tuhan. Gak ada yang bisa menggantikan Tuhan.

🙏 Tuhan, aku mau berakar di dalam Engkau. Kuatkanlah akarku supaya aku bisa berbuah banyak bagi kemuliaan-Mu. Dan tolonglah aku supaya jadi berkat di mana pun aku berada. Amin.

Amsal 18:21 (TB)  Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.

Perkatakan yang baik.
Perkataan firman.
Supaya kita menerima buah yang baik. Gak mudah untuk berkata yang baik saat kita berpikir yang gak baik. Jadi, semua dimulai dari pikiran.
Apa yang ada di pikiranmu sekarang? Hal yang yang baik atau bukan?

👉 Apakah yang harus kita pikirkan supaya perkataan kita sesuai dengan pikiran kita?
Filipi 4:8 (TB)  Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.
👉 Kalau susah mengatakan dan memikirkan seperti di Filipi 4:8 maka perkatakan firman dengan jujur. Aku juga belajar bilang:
-Tuhan aku takut, tapi waktu aku takut aku mau percaya padaMu, kepada Allah yang firmanNya kupuji.
-Tuhan aku maunya begitu, tapi jadilah sesuai kehendakMu. Ajari aku menerima kehendakMu.

🙏 Tuhan, tolong aku supaya lidahku berkenan di hadapanMu. Jangan biarkan aku berdosa dengan lidahku. Amin.

Palangka Raya, 18 Maret 2018
-Mega Menulis-

Amsal 17, Yohanes 17

Yohanes 17:3 (TB)  Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.

Hidup yang kekal bukan berarti hidup selamanya, hari ini Yohanes mengingatkan bahwa hidup yang kekal adalah mengenal Allah dan Yesus Kristus. Aku teringat sebuah lagu yang liriknya demikian :
Dan ku ingin mengenalMu Tuhan lebih dalam dari smua yang kukenal.

Bagaimana mengenal Tuhan lebih dalam dari semua yang kita kenal?
👉 Tentu kita harus mau spending time lebih banyak waktu sama Tuhan dibandingkan dengan orang lain.
Kalau kita perhatikan, orang-orang yang kita kenal luar dan dalamnya adalah mereka yang paling banyak menghabiskan waktunya bersama kita.
👉 Bergaul intim dengan Tuhan
Untuk intim dengan Tuhan kita gak hanya perlu menghabiskan waktu kita dengan Tuhan, tapi juga intim denganNya. Dalam hubungan yang intim berarti ada keterbukaan, ga ada yang kita sembunyikan dariNya. Belajar jujur dengan Tuhan sehingga ga ada lagi jarak di antara kita dengan Tuhan.
👉 Menjauhi dosa
Yang menjadi penghalang hubungan kita dekat dengan Tuhan adalah dosa. Secara alami kita tahu kalau Tuhan itu kudus dan dosa yang kita lakukan adalah kejijikan bagiNya dan mendukakan Dia. Bahkan Adam dan Hawa pun saat melakukan dosa menyembunyikan diri dari Tuhan. Naluri dosa adalah menjauhi dan menyembunyikan dirinya dari Tuhan. Lah, gimana mau mengenal Tuhan kalau kita terus hidup dalam dosa, otomatis kita menjauh dariNya dong.

🙏 Tuhan, aku sungguh ingin mengenalMu lebih dalam dari semua yang aku kenal. Tolong aku untuk hidup jujur dan menjauhi dosa supaya jangan hubunganku dan Tuhan terhalang. Amin.

Amsal 17:27-28 (TB)  Orang yang berpengetahuan menahan perkataannya, orang yang berpengertian berkepala dingin.
Juga orang bodoh akan disangka bijak kalau ia berdiam diri dan disangka berpengertian kalau ia mengatupkan bibirnya.

Ciri-ciri orang yang berpengertian:
👉 Berkepala dingin
Orang yang berpengertian alias bijaksana berusaha selalu tenang dalam segala situasi. Dia belajar tidak membiarkan emosinya menguasai segala tindakannya. Dia dapat mengendalikan dirinya.
👉 Mengatupkan bibirnya
Orang yang bijaksana tidak banyak bicara kalau dia tidak mengetahui dengan jelas suatu perkara. Dia memilih banyak mendengar sebelum berbicara karena tidak ingin salah berbicara. Dia memilih mempelajari keadaan dibandingkan berkata-kata sembarangan.

Aku diingatkan untuk menjadi orang yang berpengertian dan bijaksana di lingkungan kerja yang baru. Aku belum mengenal dengan baik tugasku di sini, rekan kerjaku, pimpinan, sistem kerja, dll. Aku perlu menjadi tenang dan gak banyak bicara.

Palangka Raya, 17 Maret 2018
-Mega Menulis-

Friday, March 16, 2018

Amsal 16, Yohanes 16

Amsal 16:18 (TB)  Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan.

Kalau dulu di tempat kerja yang lama aku merasa dah bisa melakukan pekerjaanku, kemarin di kantor yang lama aku agak shock saat mempelajari pekerjaanku yang baru. Sama-sama di bagian perencanaan, tapi aku menemukan hal yang berbeda,misalnya penentuan indikator kinerja, lingkup pekerjaan yang lebih luas karena provinsi mengkordinir kabupaten/kota, istilah-istilah baru, duh...  Jadi minder sama staf perencanaan yang aku ajak ngobrol di situ. Padahal sebelum masuk kerja aku lumayan pede aja karena lingkup pekerjaannya kupikir sama tapi beda skala doang, ternyata aku lumayan shock. Gimana nih kasubag kok tulalit gini dibanding stafnya. Aku takut dianggap gak bisa kerja, atau dibandingin sama staf yang dah lama dan jago itu, hahaha.

Pas baca ayat di atas , tiba-tiba aku nyadar kalau aslinya aku ni sombong. Soale keingat tulisan Stephanie Gunawan di blognya dulu, kalau gak salah dia pernah bilang:
Orang yang minder adalah orang gagal menunjukkan kesombongannya.
Lah,ini aku banget saat ini 😢
Kesombongan ternyata sering menyamarkan diri dalam bentuk lain. Walaupun gak ngomong langsung, tapi ternyata aku menganggap orang lain lebih rendah dibandingkan aku sebenarnya #tepok jidat. Mentang-mentang kasubag bukan berarti staf lebih rendah kemampuannya, padahal staf ini sudah menggerjakan pekerjaan yang sama bertahun-tahun lho!

Reminder buatku untuk gak lagi berpikir lebih jago atau lebih bisa dari orang lain. Kalau selama ini di tempat kerja lama aku bisa mengerjakan pekerjaanku dengan baik itu karena kasih karunia Tuhan yang sudah support aku dengan teman-teman yang bantu, keinginan untuk belajar dan dianugerahi otak buat mikir. Bukannya yang aku CLING langsung bisa. Di tempat kerja yang baru sekarang pun Tuhan ingatkan aku kalau aku bukan single fighter, aku gak perlu merasa aku lebih bisa,  aku harus jalin hubungan kerja sama yang baik dengan staf dan belajar banyak lagi dari dia supaya aku gak sombong, aku perlu orang lain.

Gak ada yang bisa aku sombongkan sebenarnya karena di luar Tuhan aku gak bisa berbuat apa-apa. Aku belajar (lagi) merendahkan hatiku dengan mau belajar dari orang lain. Aku gak mau minder lagi, atau sok lagi, sama-sama sombong kok ini. Aku mau punya hati yang mau terus belajar dan menghargai proses belajar.

Yohanes 16:24 (TB)  Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatu pun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu.

Kemarin malam ngobrol sama suami dan saat membayangkan kehidupan kami ke depan kami bingung apa yang harus dilakukan. Misal, saat ini kami belum punya rumah sendiri di Palangka Raya. Kami rindu punya rumah sendiri. Bukannya apa sih, tapi dah pernah merasakan tinggal di rumah sendiri sebagai satu keluarga dengan bareng ortu emang beda,kami bertumbuh dalam banyak hal. Tapi kami juga gak memungkiri kalau tinggal bersama ortu ada keuntungan yang kami dapatkan, misal,  saat kami bekerja kami gak perlu bingung siapa yang menjaga Sara. Ada banyak orang di rumah mama saat ini. Ntar kalau tinggal sendiri dan anak sudah dua gimana? Nah lo! Padahal kami pengen banget belajar mendidik anak sendiri, bertumbuh bareng sebagai satu keluarga. Sempat ada opsi punya art, tapi kami juga takut. Takut ga dapat art yang bisa dipercaya, takut kami dan anak-anak ketergantungan sama art, dll. Mikirnya jauh bangetlah pokoknya 😂

Ayat ini kembali mengingatkan tentang MEMINTA.
PLAK! Ketampar-tampar deh.
Kemaren baru ngerasain gimana saat meminta Tuhan sediakan, tapi kok aku dengan gampangnya lupa ya kalau Tuhan pasti memberi. Kita pasti menerima kalau meminta, mungkin dengan sesuatu yang berbeda dari yang kita bayangkan. Tapi janjiNya kita pasti menerima KALAU MEMINTA. KALAU MEMINTA lah ya, bukannya ngobrolin doang, bukannya bingung doang. Udah pokok'e minta aja Tuhan bilang. Manusia ni aneh juga ya, udah enak banget kayak gini (disuruh meminta) tapi kita suka sok ngambil bagiannya Tuhan, mikir bagaimana, bayangin ini itu seenaknya.

👉  Minta sama Tuhan Meg! Banyakin doa dan nyatakan kekuatiranmu sama Tuhan.

Palangka Raya, 16 Maret 2018
-Mega Menulis-

Amsal 16, Yohanes 16

Amsal 16:18 (TB)  Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan.

Kalau dulu di tempat kerja yang lama aku merasa dah bisa melakukan pekerjaanku, kemarin di kantor yang lama aku agak shock saat mempelajari pekerjaanku yang baru. Sama-sama di bagian perencanaan, tapi aku menemukan hal yang berbeda,misalnya penentuan indikator kinerja, lingkup pekerjaan yang lebih luas karena provinsi mengkordinir kabupaten/kota, istilah-istilah baru, duh...  Jadi minder sama staf perencanaan yang aku ajak ngobrol di situ. Padahal sebelum masuk kerja aku lumayan pede aja karena lingkup pekerjaannya kupikir sama tapi beda skala doang, ternyata aku lumayan shock. Gimana nih kasubag kok tulalit gini dibanding stafnya. Aku takut dianggap gak bisa kerja, atau dibandingin sama staf yang dah lama dan jago itu, hahaha.

Pas baca ayat di atas , tiba-tiba aku nyadar kalau aslinya aku ni sombong. Soale keingat tulisan Stephanie Gunawan di blognya dulu, kalau gak salah dia pernah bilang:
Orang yang minder adalah orang gagal menunjukkan kesombongannya.
Lah,ini aku banget saat ini 😢
Kesombongan ternyata sering menyamarkan diri dalam bentuk lain. Walaupun gak ngomong langsung, tapi ternyata aku menganggap orang lain lebih rendah dibandingkan aku sebenarnya #tepok jidat. Mentang-mentang kasubag bukan berarti staf lebih rendah kemampuannya, padahal staf ini sudah menggerjakan pekerjaan yang sama bertahun-tahun lho!

Reminder buatku untuk gak lagi berpikir lebih jago atau lebih bisa dari orang lain. Kalau selama ini di tempat kerja lama aku bisa mengerjakan pekerjaanku dengan baik itu karena kasih karunia Tuhan yang sudah support aku dengan teman-teman yang bantu, keinginan untuk belajar dan dianugerahi otak buat mikir. Bukannya yang aku CLING langsung bisa. Di tempat kerja yang baru sekarang pun Tuhan ingatkan aku kalau aku bukan single fighter, aku gak perlu merasa aku lebih bisa,  aku harus jalin hubungan kerja sama yang baik dengan staf dan belajar banyak lagi dari dia supaya aku gak sombong, aku perlu orang lain.

Gak ada yang bisa aku sombongkan sebenarnya karena di luar Tuhan aku gak bisa berbuat apa-apa. Aku belajar (lagi) merendahkan hatiku dengan mau belajar dari orang lain. Aku gak mau minder lagi, atau sok lagi, sama-sama sombong kok ini. Aku mau punya hati yang mau terus belajar dan menghargai proses belajar.

Yohanes 16:24 (TB)  Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatu pun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu.

Kemarin malam ngobrol sama suami dan saat membayangkan kehidupan kami ke depan kami bingung apa yang harus dilakukan. Misal, saat ini kami belum punya rumah sendiri di Palangka Raya. Kami rindu punya rumah sendiri. Bukannya apa sih, tapi dah pernah merasakan tinggal di rumah sendiri sebagai satu keluarga dengan bareng ortu emang beda,kami bertumbuh dalam banyak hal. Tapi kami juga gak memungkiri kalau tinggal bersama ortu ada keuntungan yang kami dapatkan, misal,  saat kami bekerja kami gak perlu bingung siapa yang menjaga Sara. Ada banyak orang di rumah mama saat ini. Ntar kalau tinggal sendiri dan anak sudah dua gimana? Nah lo! Padahal kami pengen banget belajar mendidik anak sendiri, bertumbuh bareng sebagai satu keluarga. Sempat ada opsi punya art, tapi kami juga takut. Takut ga dapat art yang bisa dipercaya, takut kami dan anak-anak ketergantungan sama art, dll. Mikirnya jauh bangetlah pokoknya 😂

Ayat ini kembali mengingatkan tentang MEMINTA.
PLAK! Ketampar-tampar deh.
Kemaren baru ngerasain gimana saat meminta Tuhan sediakan, tapi kok aku dengan gampangnya lupa ya kalau Tuhan pasti memberi. Kita pasti menerima kalau meminta, mungkin dengan sesuatu yang berbeda dari yang kita bayangkan. Tapi janjiNya kita pasti menerima KALAU MEMINTA. KALAU MEMINTA lah ya, bukannya ngobrolin doang, bukannya bingung doang. Udah pokok'e minta aja Tuhan bilang. Manusia ni aneh juga ya, udah enak banget kayak gini (disuruh meminta) tapi kita suka sok ngambil bagiannya Tuhan, mikir bagaimana, bayangin ini itu seenaknya.

👉  Minta sama Tuhan Meg! Banyakin doa dan nyatakan kekuatiranmu sama Tuhan.

Palangka Raya, 16 Maret 2018
-Mega Menulis-

Thursday, March 15, 2018

Amsal 15, Yohanes 15

Yohanes 15:5 (TB)  Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
Buah hanya bisa dihasilkan saat ranting melekat pada pokoknya sehingga mendapatkan segala diperlukannya untuk bertumbuh dan berbuah. Mana ada ranting yang terpisah dari pokok bisa menghasilkan buah. Jadi mulai cek dan ricek diri sendiri nih, sudahkah aku bertumbuh dan berbuah selama ini? Kalau belum, jangan-jangan karena aku gak melekat sama Tuhan. Jangan-jangan selama ini aku gak tinggal di dalam Tuhan dan Tuhan di dalam aku. Pantas aja kalau begitu

Amsal 14, Yohanes 14

Yohanes 14:14 (TB)  Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya."

Aku sadar aku belum meminta. Dari kemarin siang aku dikasih tahu kalau besok pelantikan di kantorku yang baru aku dah bingung begitu dikasih tahu kalau dress codenya blazer hitam, daleman bebas dan celana hitam. Maklum, perut dah gede banget gini, susah kan cari baju. Bongkar-bongkar lemari mama dan adekku (karena badan mereka lebih besar) eh gak ada yang cocok. Hadeh. Hari ini suami dah ngajakin ke Matahari atau pasar, lah aku yang udah capek aja ngebayangin keliling-keliling. Soalnya perutku dah besar banget, jalan dikit, pinggang dah sakit.

Hari ini diingatin untuk meminta sama Tuhan. Aku belum meminta, pantas saja aku belum menerima. Wong Tuhan pernah bilang: Mintalah supaya sukacitamu penuh. Terkadang manusia ni aneh, Tuhan dah kasih cara mudah, tinggal minta. Eh, kitanya gak ingat untuk meminta. Kita terbiasa berusaha sendiri, kalau mentok gak berhasil baru deh ingat Tuhan. Padahal, Tuhan rindu menjadi jawaban atas setiap masalah kita. Dia mau memberikan apa yang kita minta kok. Sadar akan hal ini aku berdoa.

🙏 Tuhan, tolong aku Tuhan. Kau tahu aku capek mencari dan gak menemukan pakaian yang aku perlukan. Aku minta pertolonganMu ya Tuhan. Ampuni aku karena mengandalkan diri sendiri dan lupa kalau Tuhan mau aku meminta. Aku percaya, aku akan menerima yang kuminta. Amin.

Amsal 14:35 (BIMK)  Raja senang kepada pegawai yang cakap; tapi ia marah kepada pegawai yang tak dapat menjalankan tugas.

Zaman sekarang sudah jarang ya orang bekerja pada raja, tapi beberapa di antara kita dipercayakan Tuhan berada di dunia kerja. Nah, sudahkah kita menjadi orang yang cakap di dunia kerja? Beberapa hari lalu aku membaca artikel tentang menjadi terang melalui kualitas kerja. Di dunia kerja kita gak bisa menginjili orang lain kalau kualitas kerja kita di bawah rata-rata, kompetensi merupakan hal yang penting. Kasarnya sih, orang gak akan mendengarkan apa yang kita sampaikan kalau kita bukan orang yang cakap, nonsense deh.

Sebentar lagi aku akan memasuki tempat kerja yang baru (besok pelantikan), aku bersyukur diingatkan dengan artikel yang kubaca dan ayat di atas. Aku mau menjadi kesaksian di dunia kerja jadi aku harus terus menunjukkan kerja yang berkualitas supaya orang lain mau mendengarkan apa yang kusampaikan.

Palangka Raya, 14 Maret 2018
-Mega Menulis-

Tuesday, March 13, 2018

Amsal 13, Yohanes 13

Amsal 13:2 (BIMK)  Perkataan orang baik mendatangkan keuntungan; orang yang tak jujur senang pada kekerasan.

Baca ini aku mikir, bagaimana supaya perkataanku mendatangkan keuntungan? Saat aku memikirkan ini, sebuah pertanyan lain muncul. Keuntungan bagi siapa, diri sendiri saja kah? Atau bagi orang lain juga? Karena jawabannya akan berbeda. Kalau hanya untuk menguntungkan diri sendiri sih kita jadi memanipulasi orang lain, apapun yang kita katakan gak peduli lagi baik atau nggak, benar atau salah, bermanfaat atau nggak, yang penting aku harus mendapatkan sesuatu. Kalau untuk menguntungkan orang lain lalu aku mengatakan apa yang menyenangkan bagi orang lain doang, apa ini mendatangkan keuntungan baginya. Lah, gimana kalau ternyata orang itu butuh mendengarkan sesuatu yang gak menyenangkan, misalnya nasihat. Apa aku perlu berbohong hanya untuk sekedar menyenangkan orang lain?

Lalu terpikir, bagaimana kalau aku ingin Tuhan yang mendapatkan keuntungan? Fokusku berubah, aku perlu belajar mengatakan sesuatu yang menyenangkan Tuhan, yang mendatangkan kemuliaan bagiNya. Itu artinya aku belajar untuk memberkati lewat perkataanku,memberkati diri sendiri dan juga orang lain. Mengatakan yang benar sekalipun nampaknya merugikan tapi aku percaya kejujuran mendatangkan berkat. Tidak mengatakan perkataan yang sia-sia pun adalah cara memuliakan Tuhan melalui perkataan, kalau aku tahu yang aku katakan gak baik, gak bermanfaat, ataupun gak benar, lebih baik aku menutup mulutku.

👉 Aku perlu belajar bertanya sama Tuhan sebelum berkata-kata:Apakah ini akan menyenangkanMu Tuhan?

Yohanes 13:35 (TB)  Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi."

Ciri-ciri murid Kristus adalah saling mengasihi di antara mereka.
Mengasihi berarti :
Bersabar melihat kelemahan orang lain karena menyadari diri sendiri pun lemah, bukannya marah dan menggosipkan kelemahan orang lain.
Bermurah hati dengan meresponi kebutuhan orang lain dan gak hanya memikir keuntungan diri sendiri.
Tidak cemburu dengan apa yang dimiliki orang lain tapi belajar puas dengan apa yang dimiliki dan bersyukur selalu.
Gak marah dan mendendam lalu nyinyir terhadap orang lain, tapi memilih membuka hati dan mengampuni kesalahan.

Mengasihi itu sulit kalau dengan usaha sendiri, kiranya kasih Tuhan memampukan kita semua untuk saling mengasihi supaya orang lain tahu kita muridNya dan rindu kenal kasih Tuhan. Amin.

Palangka Raya, 13 Maret 2018
-Mega Menulis-

Monday, March 12, 2018

Amsal 12, Yohanes 12

Yohanes 12:5-6 (TB)  "Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?"
Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya.

Sekilas sepertinya kata-kata Yudas baik, ia menampilkan dirinya sebagai seseorang yang memperhatikan orang miskin padahal itu dikatakannya untuk menutupi kesalahannya. Dia sendiri tidak lebih baik dari orang lain, bahkan dia pencuri, tapi tanpa malu dia menyalahkan Maria yang melakukan perbuatan baik dengan ketulusan.

Aku belajar, tidak perlu kita menghakimi apa yang dilakukan orang lain. Bukan urusan kita mengomentari perbuatan baik yang dilakukan orang lain. Setiap orang bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri, bukan perbuatan orang lain. Tuhan tahu dan mengenal siapa kita, Dia menghargai setiap hal yang kita lakukan dengan ketulusan. Tidak perlu kita menilai dan mengomentari apa yang dilakukan orang lain. Kalau kita sibuk mengurus orang lain maka kita gak akan sempat melakukan hal yang baik.

Amsal 12:16 (TB)  Bodohlah yang menyatakan sakit hatinya seketika itu juga, tetapi bijak, yang mengabaikan cemooh.

Beberapa hari yang lalu, malam-malam aku ingin selalu ditemani suami mencari makanan tertentu. Aku bangunkan suamiku, eh pak suami malah bilang dia ngantuk banget. Terus aku bilang mau pergi sendiri, tapi berharap suami nemenin, eh suami bilang supaya hati-hati. Krik. Krik. Akhirnya aku pergi dengan perasaan kesal. Di jalan mikir, kok suami tega ya istri lagi hamil gede keluar malam gini. Sakit hati pokoknya, pengen ngomel-ngomel. Pengen nongkrong di mana malam-malam biar dicariin. Childish ya. Tapi di jalan akhirnya mikir, ngapain aku berlaku kekanakan kayak gitu. Suamiku emang gitu orangnya, kalau dia bilang ngantuk banget ya emang ngantuk banget. Lagian aku keluar malam lama-lama, iya kalau dicariin, kalau suami malah tidur nyenyak sampai pagi kan konyol 😂 Sempat mikir nih suami apa gak sayang istri ya, tapi ya kalau gak sayang masa rela selama aku hamil suamiku yang bantuin ngurus urusan rumah tangga 😀 Akhirnya setelah beli makanan yg aku mau, aku pulang. Eh bener dong, suamiku tidur ngorok dengan enaknya.

Aku bersyukur gak pakai ngomel bangunin tidur suamiku. Yang penting kan aku sudah dapat apa yang aku mau. Lagian konyol kan sakit hati gara-gara suami ngantuk banget malah dipaksa nemenin. Kalau ada apa-apa di jalan pas kami pergi gimana? Tadi aku cerita sama suami kalau kapan hari aku sempat kesal bentar. Dan dia minta maaf karena waktu itu emang ngantuk banget. Persoalan selesai 😊

Palangka Raya, 12 Maret 2018
-Mega Menulis-

Sunday, March 11, 2018

Amsal 10, Yohanes 10

Yohanes 10:11 (TB)  Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;

Tuhan Yesus gembala yang baik. Kita tahu itu. Kita percaya itu. Kita tahu Yesus sudah memberikan nyawaNya bagi kita. Tapi, maukah kita mempercayai kalau Dia adalah gembala yang baik saat keadaan kita gak baik?

Aku jadi ingat aku pernah membaca ilustrasi atau cerita nyata ya, aku lupa. Tentang seorang gembala yang mempunyai domba yang nakal. Pada suatu hari saking jengkelnya si gembala bertanya pada Tuhan apa yang harus dilakukan dengan dombanya yang nakal dan Tuhan menyuruhnya mematahkan kaki dombanya. Kejam sekali Tuhan, pikirnya, tapi dia taat. Setelah kaki si domba patah, gembala tersebut membalut kaki domba tersebut, dia merawatnya dengan baik, menjaganya supaya tidak terinjak domba lain, membawanya ke air untuk minum,  memggendongnya, dll. Pokoknya si domba jadi bergantung sepenuhnya pada si gembala saat dia tak berdaya. Anehnya, saat  sembuh, di domba jadi gak mau jauh dari gembalanya. Dia terbiasa menikmati kasih dan pemeliharaan sang gembala dan gak mau jauh darinya.

Aku merasakan beberapa kali sepertinya Tuhan melakukan yang sama. Dia mematahkan 'kakiku' dan aku gak berdaya. Tapi kusadari itu semua karena Dia gembala yang baik. Dia ingin aku belajar bergantung sepenuhnya pada pemeliharaanNya, Dia gak mau aku hidup jauh dariNya. Saat 'kakiku'  patah adalah saat Sang Gembalaku ingin menyatakan kasihNya lebih lagi. Dia sungguh Gembala yang baik.

Amsal 10:21 (TB)  Bibir orang benar menggembalakan banyak orang, tetapi orang bodoh mati karena kurang akal budi.

Aku teringat beberapa orang wanita istimewa yang benar-benar sudah menggembalakan banyak orang dengan bibirnya, mengucapkan banyak hal yang membangun dan menginspirasi, sharing banyak hal dan berbagi hidup mereka,  kegagalan maupun keberhasilan mereka, memuliakan Tuhan dengan memberikan teladan mereka khususnya buatku.

🙏 Berdoa supaya mereka terus diberikan kesehatan dan mampu memberkati lebih banyak orang. Berdoa supaya suatu hari aku bisa meniru teladan mereka. Amin.

Palangka Raya, 11 Maret 2018
-Mega Menulis-

Saturday, March 10, 2018

Amsal 11, Yohanes 11

Amsal 11:1 (BIMK)  TUHAN membenci orang yang memakai timbangan yang curang tapi Ia senang dengan orang yang memakai timbangan yang tepat.

Orang yang memakai timbangan curang sudah pasti berlaku tidak adil dan ingin menguntungkan diri sendiri. Tuhan ingin kita berlaku adil. Aku belajar banget masalah keadilan dalam keuangan ini, terutama untuk memberi pada keluarga. Aku dan suami punya latar belakang keluarga yang kalau ada acara atau kesulitan apa, gak bisa gak membantu. Mau cuek pun mana mungkin. Sedapatnya kami ingin mengasihi keluarga lewat apa yang bisa kami beri dan lakukan sementara namanya hidup berkeluarga, kami juga punya kebutuhan. Suami berasal dari keluarga Batak yang kalau ada apa-apa pasti royongan membantu, gak peduli berapa nilainya sih tapi memang sedapatnya berusaha membantu. Sementara aku adalah anak tertua di keluarga yang sudah punya pekerjaan tetap, papa sudah meninggal, adik-adikku belum bekerja, mama hanya mengandalkan pensiun papa.  Otomatis kalau ada keperluan di keluarga, aku juga berusaha membantu sebisaku.

Terkadang ada perasaan gimana di aku gitu kalau pas kami harus memberi untuk keluarga suami sampai beberapa kali tahun kemarin karena ada acara nikahan sepupu dekat beberapa kali sementara untuk keluargaku tahun kemarin gak ada acara nikahan sampai beberapa kali. Lol. Kami (eh aku deng) belajar banget kalau untuk berlaku adil ini perlu minta hikmat dari Tuhan, kalau suami sih kayaknya nyantai aja. Aku yang perlu banget belajar. Adil bukan sekedar berarti sama tapi harus memperhatikan urgensi saat memberi, melihat kebutuhan bukan sekedar keinginan, memperhatikan prioritas, gak main gengsi tapi sungguh melihat kemampuan. Dalam memutuskan masalah ini, aku dan suami harus senantiasa belajar tanya Tuhan supaya gak salah, memperhatikan kondisi keuangan keluarga dan tunduk sama Tuhan. Ya, kami percaya Tuhan memberkati kami saat memberi tapi kami juga percaya Tuhan mau kami menggunakan akal budi pemberianNya. Sungguh gak mungkin berlaku adil tanpa bertanya pada Dia yang adil.

Yohanes 11:16 (TB)  Lalu Tomas, yang disebut Didimus, berkata kepada teman-temannya, yaitu murid-murid yang lain: "Marilah kita pergi juga untuk mati bersama-sama dengan Dia."

Ternyata Tomas sudah lama menjadi peragu dan pesimis, terlihat dari kalimatnya di ayat di atas. Tomas yang meragukan kebangkitan Yesus nantinya ternyata sudah sejak lama kelihatan sifatnya tersebut.Banyak orang Yahudi yang ingin membunuh Yesus dan Thomas menyatakan kalau mereka akan mati juga kalau pergi bersama Yesus(betapa pesimisnya). Anehnya, walaupun Tomas terlihat pesimis, ada juga terlihat kesetiaannya. Dia bersedia pergi bahkan mengajak murid yang lain walaupun ada kemungkinan mati bersama Tuhan 😊 Lucu ya.

Dari sini aku belajar kalau kapasitas iman setiap orang berbeda-beda. Dan Tuhan menerima seberapa pun iman kita. Gak dikatakan kalau Yesus marah sama Tomas saat Dia mendengar Tomas berucap seperti di atas. Malah aku membayangkan Yesus geli melihat Tomas yang pesimis tapi bersedia mati bersama Dia. Yesus menerima sebesar apapun iman kita, Dia gak terkejut, Dia gak marah, wong Dia mengenal kita semua.

Seringkali aku jengkel dengan diriku sendiri, kok gampang kuatir ya, kok kayak gak percaya Tuhan berkuasa dan berdaulat atas hidupku. Hari ini aku dihiburNya dengan cerita Tomas ini, betapa Yesus mengasihi dan menerimaku seberapa pun kekuatiranku. Aku hanya perlu terus belajar percaya meskipun ragu, berani melangkah sekali pun takut dan tetap setia mengiring Dia.

Palangka Raya, 11 Maret 2018
-Mega Menulis-

Amsal 9, Yohanes 9

Yohanes 9:3 (TB)  Jawab Yesus: "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.

Kalau melihat suatu kemalangan terjadi, atau mengalami masalah berat aku juga sering mikir kayak murid-murid Tuhan Yesus:Ada apa ya? Kenapa begini ya? Apa salah dan dosaku ya?
Aku selalu penasaran dengan KENAPA ini terjadi, apa yang salah, penyebabnya apa. Padahal, seperti yang Yesus bilang bisa jadi ada pekerjaan-pekerjaan Allah yang mau dinyatakan dalamku melalui aku.

Dulu waktu aku patah hati, aku mikir kenapa ya Tuhan ini terjadi? Apa yang salah denganku ya? Apa yang kurang ya? Kok aku diperlakukan begini? Sekarang kalau lihat ke belakang, mengingat kejadian itu, aku cuma melihat kebaikan Tuhan. Aku melihat bagaimana Dia menyembuhkan hatiku yang terluka. Bagaimana dia memakai apa yang kualami untuk kemuliaanNya. Aku jadi belajar banyak hal. Aku banyak menulis di blog. Aku bersyukur pernah patah hati. Lol. Tuhan bisa memakai pengalaman buruk kita bagi kemuliaanNya jika kita mengizinkanNya campur tangan dalam hidup kita.

Amsal 9:17 (TB)  "Air curian manis, dan roti yang dimakan dengan sembunyi-sembunyi lezat rasanya."

Aku diingatkan lagi kalau dosa yang dilakukan diam-diam tanpa diketahui orang lain memang enak dilakukan karena kita gak dibebani dengan rasa malu. Tapiiii.... Aku juga diingatkan mungkin kita bisa menyembunyikan sesuatu di hadapan manusia tapi gak ada yang bisa kita sembunyikan dari Tuhan. Jadi, buat apa melakukan dosa secara sembunyi - sembunyi, Tuhan tahu kok! Dan diri kita sendiri tahu. Sering kali diri sendiri menghakimi dengan sangat kejam melebihi orang lain. Lebih baik menahan diri dari berbuat dosa daripada merasa bersalah lama sekali,kebayang gak sih, enaknya melakukan dosa hanya sesaat tapi efeknya panjang dan lama.

Palangka Raya, 9 Maret 2018
-Mega Menulis-

Amsal 8, Yohanes 8

Yohanes 8:7 (TB)  Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Ia pun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu."

Yesus tidak menghakimi tetapi menunjukkan keadilanNya.
Yesus tidak menghukum tetapi mengampuni dan membebaskan.
Yesus tidak mempermalukan yang berbuat dosa tetapi menegur dengan kasih.
Yesus memilih mengasihi.

Yesus tahu isi hati ahli Taurat dan orang Farisi, Yesus tahu isi hati manusia dan gak mau terjebak dalam semangat menghakimi walaupun sebenarnya Dia punya hak melakukannya. Dia memilih menawarkan kasih bagi perempuan yang berbuat zina tersebut karena Yesus tahu kasih dapat mengubah hidup seseorang.

Di zaman banyaknya pelakor seperti sekarang, banyak video pelakor yang dilabrak. Sebagai seorang istri, terkadang aku tergoda berkomentar atau mengata-ngatai para pelakor. Gak usah jauh-jauh, ada seorang teman sekolahku dulu yang ternyata pelakor. Aku mulai memandang rendah dia, menghakimi dia di dalam hati, bahkan saat dia mendapatkan kemalangan aku menganggapnya mendapat hukuman dari Tuhan.

👉 Hari ini aku diingatkan kalau Tuhan juga mengasihi temanku itu. Aku mengambil waktu berdoa baginya supaya Tuhan yang mengubah hatinya dan hidupnya,karena penghakiman dan perlakuan orang bukan mengubah seseorang menjadi lebih baik malahan membuat orang tawar hati dan semakin jauh dari pertobatan.

Amsal 8
no rhema

Palangka Raya, 8 Maret 2018
-Mega Menulis-

Wednesday, March 7, 2018

Amsal 7, Yohanes 7

Yohanes 7:24 (TB)  Janganlah menghakimi menurut apa yang nampak, tetapi hakimilah dengan adil."

Firman Tuhan hari ini mengajakku gak asal menghakimi menurut apa yang terlihat, karena Tuhan tahu manusia terkadang gak tahu latar belakang suatu peristiwa,  gak melihat keseluruhannya tapi mudah menjudge. Melihat seorang anak yang sedikit rewel, dalam hati terkadang aku berkata ini karena orang tuanya gak tegas. Melihat seseorang yang terlibat kesulitan keuangan aku berpikir ah dia emang boros dan gak bisa mengatur keuangannya. Padahal aku aku gak tahu dengan jelas apa yang sebenarnya terjadi, aku mengambil kesimpulan seenaknya tanpa berusaha mengerti atau pun membantu.

Jahatnya menghakimi seseorang dengan cepat adalah:
- aku gak berusaha menyediakan waktu untuk mendengarkan seseorang tapi mengambil kesimpulan terburuk.
- aku berpikir yang terburuk tentang seseorang alias negative thinking lalu gak membantu karena berpikir seseorang mengalami kesulitan karena dirinya sendiri.
- aku melewatkan kesempatan memberkati hidup orang lain padahal bisa saja Tuhan ingin aku jadi berkat bukannya sok jadi hakim.

👉 Stop berpikir negatif dan menghakimi orang lain Meg! Berusahalah mengasihi orang lain dengan mencoba mengerti permasalahannyabdan menawarkan bantuan.

🙏 Tuhan, Engkau tahu isi hatiku yang terdalam, betapa sering aku menghakimi orang lain dengan cepat dan berpikir negatif. Ampuni aku Tuhan. Tolong aku mengubah cara pandangku. Biarlah aku mengasihi dan bukan menghakimi. Amin.

Amsal 7:19 (TB)  Karena suamiku tidak di rumah, ia sedang dalam perjalanan jauh,

Perempuan jalang ini melakukan dosa terang-terangan saat suaminya tak ada. Dia beranggapan ketiadaan pengawasan suaminya adalah kebebasan baginya melakukan hal-hal yang menjijikkan.

Jadi perenunganku, adakah hal-hal yang aku lakukan kalau aku gak dalam pengawasan orang lain, maksudnya kalau aku sendiri tanpa dilihat orang lain apakah aku melakukan dosa? Ternyata masih ada. Aku masih sering bermalas-malasan dan masih melakukan banyak hal yang gak berguna. Apakah aku orang yang sama saat ada orang lain mau pun saat gak ada orang lain? Jreng - jreng.....!!! Kalau ngga, berarti aku hidup gak berintegritas. Aku hanya baik saat ada yang mengawasi. Ini gak benar!

👉 Harus tobat dari cara hidup begitu! Jangan pernah berpikir kalau aku hidup kudus atau melakukan hal yang benar karena keberadaan orang lain yang mengawasi. Ada atau gak ada orang yang melihat aku harus mengusahakan hidup dalam kekudusan. Tuhan selalu melihat dan Dia berduka waktu aku jadi orang yang munafik.

Palangka Raya, 7 Maret 2018
-Mega Menulis-

Amsal 6, Yohanes 6

Yohanes 6:65 (TB)  Lalu Ia berkata: "Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorang pun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya."

Benar-benar bersyukur membaca ayat ini, karena diingatkan kalau aku telah menerima karunia iman dari Allah. Aku bersyukur karena imanku bukan hasil usahaku tapi pemberian Allah. Apa yang terjadi kalau imanku adalah hasil usaha dan perbuatan baikku? Mungkin aku akan selalu hidup dalam keraguan akan kasih Tuham karena aku gak selalu hidup benar, aku bisa jatuh, perasaanku bisa berubah-ubah. Syukur pada Tuhan, imanku adalah pemberianNya. Bersyukur kalau Yesus mati buatku saat aku masih berdosa, bukan setelah aku hidup benar. Kalau nunggu aku hidup kudus, mungkin aku gak akan menerima anugerah keselamatan dariNya. Wong sampai sekarang masih jatuh bangun dalam banyak hal.

Karena aku tahu aku dikasihi bahkan saat masih berdosa, aku bisa terus bangkit meskipun jatuh. Bahkan aku gak bisa menyerah biarpun terjatuh karena aku tahu Tuhan gak pernah menyerah terhadapku. Aku dikasihi selalu, Tuhan sudah buktikan itu. AnugerahNya memampukanku untuk hidup bagiNya. Aku gak boleh menyerah untuk hidup dalam kekudusan.

🙏 Bapa, terima kasih buat anugerahMu bagiku. Tolong aku supaya gak menyia-nyiakannya. Aku mau menyenangkanMu. Amin.

Amsal 6:11 (TB)  maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata.

Orang yang malas akan menerima konsekuensi dari kemalasannya. Itu PASTI! Konsekuensinya bisa berupa kemiskinan atau kekurangan. Aku percaya setiap orang akan menuai yang dia tabur. Allah penuh kasih karunia, yes. Tapi Dia juga Allah yang disiplin. Dia ingin mengajar kita untuk hidup sebagaimana Dia hidup. Jadi ingat ayat kemarin. Allah Bapa bekerja, Yesus bekerja. Lah, mosok kita gak bekerja?

Aku belajar akhir-akhir ini kalau anakku adalah pengcopas yang hebat. Dia meniru apa yang dilihatnya dengan sangat baik. Apa yang aku lakukan gak lepas dari pengamatannya. Dan aku sadari sekarang kalau segala teori parenting yang aku baca tentang mendidik anak gak berguna kalau aku gak menerapkannya ke diriku terlebih dulu. Mendidik anak berarti mendidik diriku sendiri. Kalau aku malas ya anakku pasti malas, sesimple dan seberat itulah jadi orang tua #sigh. Bagaimana aku mengharapkan punya anak rajin kalau aku cuma ngomong tentang kerajinan ke anakku dan gak pernah menerapkannya ke diriku sendiri. Ingat, perbuatan berbicara lebih keras dari omongan Meg!

Bagaimana hidup dalam kerajinan ?
👉 Jangan pernah menunda pekerjaan untuk alasan apapun.
👉 Apa yang bisa dikerjakan, kerjakan.
👉 Ingatkan diri sendiri, anak melihat apa yang aku kerjakan. Sebagaimana aku melakukan itu juga yang akan dilakukannya.

Palangka Raya, 6 Maret 2018
-Mega Menulis-

Monday, March 5, 2018

Amsal 5, Yohanes 5

Yohanes 5:17 (TB)  Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga."

Aku gak boleh malas bekerja!
Yesus bekerja. Bapa di sorga bekerja.
Mosok aku malas kerja?
Gak malu sama Bapa di sorga dan Yesus? 😥

Ada saat-saat aku malas mengerjakan sesuatu dan lebih suka membiarkan orang lain yang mengerjakannya buatku. Saat hamil besar begini salah satunya. Awalnya karena memang gak memungkinkan untuk mengerjakannya, apalagi dengan kehamilanku yang lumayan beresiko dengan miom yang lumayan besar, dokter kandunganku sudah mewanti-wanti supaya aku gak kecapean atau mengerjakan pekerjaan yang berat. Bahkan untuk menggendong Sara pun aku sudah gak diizinkannya sejak hamil muda.Masalahnya adalah, sering kali aku mulai menggunakan perkataan dokterku sebagai pembenaran untuk bermalas-malasan gak bekerja atau gak melakukan sesuatu. Saat suami menegur, aku mulai mengingatkan perkataan dokter kandunganku untuk membenarkan diriku. Tuing-tuing. Baca ayat ini jadi ketegur deh 😨

Yang harus aku lakukan:
✔️ Aku harus jujur dengan diriku sendiri, saat aku gak melakukan sesuatu apakah karena aku gak bisa atau gak mau? Apakah karena aku mencari enak sendiri atau aku sedang menjaga diriku?
✔️ JANGAN BERALASAN! Lakukan yang aku bisa 💪💪Oke, misalkan aku gak bisa menjaga Sara full (Sara suka berlari kesana kemari dan aku susah mengikutinya), tapi aku gak boleh melepaskan dia dari pengawasanku.
✔️ Saat ditegur suami, aku harus menerima teguran dengan hati terbuka. Lalu mau berubah. Bukannya defense dan beralasan ini itu,apalagi berbohong bilang sakit. Aku pernah melakukannya 😭 Mau jujur dan minta maaf ke suami hari ini.

🙏 Tuhan Yesus, ampuni kemalasanku. Terima kasih sudah mengingatkanku bagaimana Kau dan Bapa terus bekerja sampai hari ini. Aku mau berubah Tuhan. Tolong aku. Amin.

Amsal 5:12 (TB)  lalu engkau akan berkata: "Ah, mengapa aku benci kepada didikan, dan hatiku menolak teguran;

Hari ini mau minta maaf dan jujur sama suami. Kapan hari ditegur suami karena malas dan aku berbohong beralasan karena sakit. Suami langsung diam sih. Aku melakukannya karena aku tahu aku salah dan aku malas mendengar suamiku menasihatiku. Suamiku tipe yang kalau ngomong blak-blakan dan sering kali gak enak didengar. Apalagi kalau dia benar,tambah gak enak didengar. Emang mendengar kebenaran seringkali gak ngenakin tapi dia salah satu orang yang gak pernah ragu untuk menegur meskipun menyakitkan. Dia gak pernah bermanis-manis saat ada yang salah, kalau perlu ditegur ya pasti ditegur. Beneran gak enak deh buat daging ketemu manusia tipe begini 😔 Tapi kalau dipikir,  Tuhan berikan seseorang yang aku perlukan. Aku perlu orang seperti ini. Aku gak boleh menolak teguran karena itu berarti aku menolak berubah menjadi lebih baik. Lagipula, gimana kalau Sara melihat dan meniru yang aku lakukan. Duh. Amit-amit. Tentunya aku gak mau Sara seperti aku, jadi aku harus memberikan contoh yang benar.

Palangka Raya, 5 Maret 2018
-Mega Menulis-

Sunday, March 4, 2018

Amsal 4, Yohanes 4

Yohanes 4:42 (TB)  dan mereka berkata kepada perempuan itu: "Kami percaya, tetapi bukan lagi karena apa yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu, bahwa Dialah benar-benar Juruselamat dunia."

Setiap kita dipanggil seperti perempuan Samaria di sumur itu, untuk mengundang orang lain datang kepada Yesus dan mengenal Dia secara pribadi dengan segala cara yang kita bisa. Perempuan Samaria ini menceritakan bagaimana Yesus mengetahui seluruh hidupnya dan banyak orang PERCAYA dan TERTARIK datang kepada Yesus. Pada akhirnya orang-orang tersebut mengakui kalau mereka percaya pada Yesus awalnya karena perempuan Samaria itu tetapi akhirnya perkataan Yesus yang membuat mereka tahu kalau Dia juruselamat.

Bagaimana perempuan Samaria itu membuat orang PERCAYA dan TERTARIK dengan perkataannya? Aku mencoba mempelajari dan kemungkinan ini yang kudapat :
👉 Dia dapat dipercaya
So simple ya. Tapi kalau sehari-harinya kita hidup berintegritas dan dapat dipercaya maka KESAKSIAN kita memiliki dampak yang kuat bagi mereka yang mengenal kita. Kebayang dong kalau si Perempuan Samaria ini sering bohong, bahkan saat dia berkata benar orang gak akan lagi percaya. Tapi nampaknya orang-orang di kota itu tahu dia dapat dipercaya.
👉 Mengatakan kebenaran dengan apa adanya
Perempuan itu hanya berkata: "Ia mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat" dan semua orang mempercayainya. Penting ternyata bagi kita untuk bersaksi dengan mengatakan yang kita alami dan rasakan tanpa dibumbui banyak hal. Cukup berkata apa adanya dan Tuhan dapat pakai itu. Kesaksian mengenai apa yang kita sendiri alami dan rasakan dapat dipakai Tuhan mengundang seseorang datang pada Yesus.
👉  Bersaksi sesuai kapasitas dan kemampuan yang Tuhan berikan
Yesus berbicara panjang lebar ke perempuan Samaria itu,perempuan Samaria ini takjub dan percaya Yesus juruselamat.  Perempuan Samaria ini bersaksi kepada orang lain gak dengan mengulangi seluruh perkataan Yesus, dia gak mencoba menjadi pembicara atau pengajar, mungkin disadarinya dia bukan seorang pengkhotbah atau dia merasa tidak bisa mengulangi semua yang didengarnya.Tapi satu kalimat darinya pun   Tuhan pakai untuk membawa banyak orang tertarik datang pada Yesus. Apa yang bisa kita lakukan untuk mengundang orang mendengarkan dan mengetahui kebenaran? Lakukan saja! Sekali pun itu hanya memberi tahu undangan KKR,  membantu tetangga melakukan tugasnya,  membacakan cerita Alkitab ke anak,  menyetel lagu rohani saat teman datang, menulis kesaksian hidup kita, mengajak teman ikut BRG 😀,  dll. Kita mungkin gak akan pernah tahu cara mana yang akan dipakai Tuhan sebagai momen orang lain mendengarkan kebenaran, kita hanya perlu melakukan yang kita bisa. Gak usah memaksakan melakukan hal yang kita gak bisa.

🙏 Tuhan, jadikan aku seperti perempuan Samaria yang dipakai Tuhan membawa orang lain mengetahui kebenaranMu. Amin.

Amsal 4:20 (TB)  Hai anakku, perhatikanlah perkataanku, arahkanlah telingamu kepada ucapanku;

Aku ingin anakku memperhatikan dan mendengarkan perkataanku, tetapi sudahkah aku benar-benar memperhatikan dan mendengarkan dia? Aku diingatkan akan hal ini, memberi perhatian sepenuhnya kepada anak. Waktu bersama Sara gak sekedar menemani dia, tapi sungguh-sungguh memperhatikan dan berusaha mengenalnya. Gak adil kalau aku mengharapkan dia mendengar dan memperhatika  aku, tapi aku gak melakukan hal yang sama.

Palangka Raya, 4 Maret 2018
-Mega Menulis-

Saturday, March 3, 2018

Amsal 3, Yohanes 3

Yohanes 3:30 (TB)  Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.

Membaca ayat ini aku ingat sebuah kalimat: To know Him and make Him known. Inilah seharusnya yang menjadi tujuan hidup anak-anak Tuhan setiap harinya, semakin mengenal Tuhan dan mengajak orang lain mengenal Tuhan. Sering yang terjadi sebaliknya, kita fokus pada diri kita sendiri dan membuat orang lain tahu siapa kita tapi gak mengenal Allah yang kita sembah. Ayat di atas mengajak kita mengalihkan fokus hidup kita yang biasanya diri sendiri kepada TUHAN. Selama ini kita bekerja, bernafas, dan hidup sesuai untuk siapa? Sekedar memenuhi keinginan pribadi atau untuk Tuhan. Fokus kita akan mengubah apa dan bagaimana kita mengerjakan segala sesuatu sehari-hari.

👉 Saat mengerjakan sesuatu, mulai hari ini aku harus mulai berpikir, apakah yang aku kerjakan ini membuatku dan membuat orang lain semakin mengenal Tuhan atau nggak.

Amsal 3:13, 15 (TB)  Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh kepandaian,
Ia lebih berharga dari pada permata; apa pun yang kauinginkan, tidak dapat menyamainya.

Memiliki hikmat dikatakan lebih berharga daripada permata, bahkan apapun yang kita inginkan tidak dapat menyamainya. Kalau kebenaran ini diketahui semua orang harusnya ini mengubah prioritas hidupnya dong. Akhir-akhir ini, seringkali aku teralihkan saat mau baca Alkitab. Gak sadar tahu-tahu malah buka wa duluan, lihat fb, dll. Baru nyadar 😿 Pantas saja di grup habit tracker ada yg habitnya berbunyi "Word before World". Aku awalnya merasa gak perlu melakukan kebiasaan itu, karena kupikir toh aku tetap baca Alkitab juga kok tiap hari. Tapiiii hari ini aku sadar, habit "Word before World" yang ingin dibangun kawan-kawan itu adalah upaya mereka untuk memprioritaskan mendapatkan hikmat dari Tuhan. I know waktu terbaik setiap orang berbeda, tapi buatku pribadi, bahkan saat bangun pagi (yang merupakan waktu terbaikku) ini pun aku malah ceki-ceki wa dulu dan mantengin fb #kacau. Walaupun aku gak cantumin di habit trackerku bulan ini, aku mau berlatih kebiasaan "Word before world". I need it.

Palangka Raya, 3 Maret 2018
-Mega Menulis-

Amsal 2, Yohanes 2

Yohanes 2:5 (TB)  Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan: "Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!"

Pelayan Tuhan atau hamba Tuhan, siapa yang kita pikirkan waktu mendengarnya? Pendeta? Pastor? Misionaris? Suster? Gembala? Dulu aku berpikir bahwa  pelayan Tuhan atau hamba Tuhan adalah mereka yang melayani Tuhan full timer. Padahal, aku ini juga pelayannya Tuhan. Tuhan adalah Bapaku. Tapi Dia adalah Rajaku juga. Melayani Dia seharusnya menjadi sukacitaku.

Bacaan hari ini mengingatkanku :
"Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!"
Saat Tuhan ingin aku melakukan sesuatu, buatlah itu!
Saat aku tahu apa yang menyenangkan hatiNya, lakukan!
Terkadang aku kebanyakan mikir, terkadang aku berkata 'tapi Tuhan',  terkadang aku mencari alasan.
Tapi benar nasehat ibu Yesus: Lakukan saja!

Amsal 2:21 (TB)  Karena orang jujurlah akan mendiami tanah, dan orang yang tak bercelalah yang akan tetap tinggal di situ,

Hanya orang yang jujur (tulus hati) dan tak bercela (hidup kudus) yang akan tinggal di negeri yang dijanjikan Tuhan. Negeri yang dijanjikan Tuhan berbicara tentang tempat yang telah disiapkan Tuhan dan penuh berkat.

Saat menyadari ini, di pikiranku adalah mungkinkah bagi manusia untuk SELALU hidup kudus?
Pasti ada dong saatnya kita jatuh, kita gagal. Bahkan Daud yang dibilang sebagai pria yang berkenan di hatiNya pun pernah gagal, apalagi aku?
Tapiiii.... Aku teringat ilustrasi yang pernah kubaca,tentang bagaimana seseorang berada di medan perang setiap hari, ada kemungkinan dia tertembak atau terluka setiap harinya tapi tidak pernah dia bangun pagi dengan tujuan ingin terluka dalam pertempurannya, bagaimana pun dia akan berusaha supaya untuk gak terluka. Demikian juga dengan kita, setiap hari tentunya kita harus mengalami hidup berkemenangan di dalam Tuhan, hidup dalam kekudusan dan berkenan padaNya. Kalau hari ini aku jatuh dalam dosa, besok-besok aku harus berusaha untuk gak mengulanginya lagi.

Jadi, ya, kita bisa hidup kudus dengan pertolongan Tuhan dan saat kita memilih lebih menaati Dia dibandingkan menyenangkan diri sendiri.

Palangka Raya, 2 Maret 2018
-Mega Menulis-

Amsal 1, Yohanes 1

Yohanes 1:47 (TB)  Kata Filipus kepadanya: "Mari dan lihatlah!" Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: "Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!"

Tidak ada kepalsuan dalam diri Natanael. Dia tulus dan gak berpura-pura. Mudah bagi seseorang mengatakan sesuatu yang manis demi menyenangkan orang lain, tetapi Natanael nggak melakukan hal itu. Di depan Filipus dia tetap mengatakan hal yang jujur sesuai pemikirannya.

Aku diingatkan tentang integritas, orang yang memiliki integritas memiliki kesesuaian antara pikiran, perkataan dan perbuatannya kapan saja dan di mana saja. Dia tidak perlu merubah dirinya hanya untuk menyenangkan orang lain. Atau melakukan yang berbeda saat bersama si B dibanding bersama si C. Orang yang berintegritas melakukan  sesuatu apa adanya tanpa embel-embel atau maksud tertentu.

Amsal 1:4 (TB)  untuk memberikan kecerdasan kepada orang yang tak berpengalaman, dan pengetahuan serta kebijaksanaan kepada orang muda —

Sudah setahun lebih tiap hari membaca Amsal dan aku masih merasa banyak hal yang aku gak tahu. Dan aku  belum juga cerdas menghadapi banyak perkara. Aku masih sering berlaku bodoh dan melakukan banyak kesalahan dalam melakukan sesuatu. Padahal kalau dipikir nih, tiap hari aku membaca semua nasehat yang baik. Aku jadi ingat, membaca dan melakukan adalah hal yang sama sekali berbeda. Bisa saja aku membaca banyak buku bagus dan aku tidak memperoleh apa-apa sampai aku berhasil melakukannya. Amsal termasuk buku seperti ITU. Sebanyak apapun aku membacanya tapi kalau aku gak 'melakukan sesuatu',  ya sudah,aku gak akan merasakan perubahan dalam hidupku.

Amsal berisi ribuan nasehat yang baik dan berarti. Hanya dengan melakukan yang kita baca saja maka kita memperoleh manfaat terbaik dari membacanya. Kalau nggak dilakukan sih yang ada kita merasa bosan. Tapi saat kita berusaha terus melakukan, berkali-kali pun membaca, kita gak akan merasa bosan, karena kita akan terus menemukan banyak hal yang kita belum selaras dengan yang kita baca.

Kasongan, 1 Maret 2018
-Mega Menulis-