Yohanes 15:5 (TB) Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
Buah hanya bisa dihasilkan saat ranting melekat pada pokoknya sehingga mendapatkan segala diperlukannya untuk bertumbuh dan berbuah. Mana ada ranting yang terpisah dari pokok bisa menghasilkan buah. Jadi mulai cek dan ricek diri sendiri nih, sudahkah aku bertumbuh dan berbuah selama ini? Kalau belum, jangan-jangan karena aku gak melekat sama Tuhan. Jangan-jangan selama ini aku gak tinggal di dalam Tuhan dan Tuhan di dalam aku. Pantas aja kalau begitu
.
Aku pernah belajar kalau buah itu ada dua macam:
-buah ke dalam : buah roh/karakter Kristus
-buah ke luar : pelipatgandaan murid Kristus
Menjadi perenunganku :Apakah aku sudah menghasilkan karakter Kristus dan ada buah roh dalam diriku? Apakah melalui aku dan di dalam aku, ada pelipatgandaan yang terjadi?
-buah ke dalam : buah roh/karakter Kristus
-buah ke luar : pelipatgandaan murid Kristus
Menjadi perenunganku :Apakah aku sudah menghasilkan karakter Kristus dan ada buah roh dalam diriku? Apakah melalui aku dan di dalam aku, ada pelipatgandaan yang terjadi?
Firman Tuhan bilang Dia dipermuliakan saat aku berbuah banyak. Kuncinya:melekat terus sama Tuhan.
Jangan sekali-kali hidup jauh dariNya. Jangan sekali-kali meninggalkan Tuhan.
Jangan lepaskan firmanNya.
Hidup melakukan firmanNya.
Biarlah kehendakNya menjadi kehendakku.
Melekat terus sama Tuhan supaya hidup yang kita jalani sungguh hidup yang mengandalkan Tuhan. Hidup yang dari Tuhan saja.
Jangan sekali-kali hidup jauh dariNya. Jangan sekali-kali meninggalkan Tuhan.
Jangan lepaskan firmanNya.
Hidup melakukan firmanNya.
Biarlah kehendakNya menjadi kehendakku.
Melekat terus sama Tuhan supaya hidup yang kita jalani sungguh hidup yang mengandalkan Tuhan. Hidup yang dari Tuhan saja.
Melekat sama Tuhan berarti membiarkan Dia menghasilkan buah di dalamku dan melalui aku. Tuhan yang berkarya, dan aku tunduk pada kehendakNya. Bukan aku lagi yang hidup di dalam aku, tetapi Dia.
Amsal 15:16 (TB) Lebih baik sedikit barang dengan disertai takut akan TUHAN dari pada banyak harta dengan disertai kecemasan.
Pindah ke Palangka Raya dan memulai kehidupan di tempat yang baru, tinggal di tempat ortu lagi untuk sementara (amen), terkadang membuatku merasa miskin. Di tempat yang lama, kami sudah punya rumah walaupun kecil dan belum lunas. Sekarang? Numpang. Anak mau dua tapi belum punya mobil juga jadi berasa gimana gitu, ya gak papa sih naik motor cuma ngebayangin kalau ntar perlu ke mana berempat piye wong anak masih kecil-kecil, gimana memboncengnya. Kata Papa Sara, ya ditahankan aja dulu perginya. Kalau memang perlu pasti Tuhan sediakan kendaraan, kalau nggak disediakan berarti emang gak perlu, cuma pengen doang. Kadang geleng-geleng dengan cara mikirnya, tapi iya juga sih ya. Kadang ngebayangin kalau punya uang banyak mungkin semua masalah ekonomi selesai dengan mudah kali ya, wong duitnya ada. Lol.
So far selama di Palangka ini, Tuhan emang selalu sediakan yang kami perlukan. Yang diperlukan lo, bukan yang diinginkan. Contoh simple, kayak kemaren aku perlu pakaian untuk pelantikan. Aku mikir-mikir banget mau beli pakaian cuma buat pelantikan yang notabene iya kalau dipakai sekali setahun padahal harganya lumayan. Lagipula ini posisinya lagi hamil gede, ukuran baju gak normal, lah masa beli baju mahal yang cuma dipakai sekali. Buat beberapa orang emang jas atau blazer gak mahal, tapi buat kami yang sedang mengencangkan ikat pinggang, ini gak ada budgetnya. Kalau beli benar-benar harus ambil budget dari pos lain. Papa Sara dah ngomong, kalau perlu ya gak papa beli, cuma ya aku masih sayang. Berdoa minta tolong Tuhan, gak tahu dari mana pokoknya aku minta aja dulu. Eh, tahu-tahu kemarin ingat seorang teman yang pernah kenal waktu pelayanan misi gitu,kebetulan bodynya pas dengan ukuranku sekarang. Kami gak dekat, wong pertama kali ketemu di pelayanan misi gitu, beberapa hari tinggal bareng di desa, ya baru kenal di sana. Itu pun beberapa tahun lalu. Aku ternyata masih punya nomor hp-nya, aku coba hubungi walaupun gak yakin sih nomornya belum ganti. Eh, bisa dong dihubungi dan akhirnya sore kemarin aku dapat pinjaman baju yang aku perlu. Puji Tuhan. Tuhan baik banget. Kemarin aku malah bisa milih dari 3 blazer gitu. Ada malah ditawarin pakai yang baru bener, yang punya aja belum pakai, masih ada labelnya. Speechless ga tuh? Ternyata masalah ekonomi bisa diselesaikan dengan doa, hohohoho. Aku aja yang mikirnya dengan duit bisa gampang beli semua yang diperlukan. Padahal kalau Tuhan mau sediakan, cara apapun bisa Dia pakai Well, mungkin ini sebabnya aku belum dikasih duit banyak sama Tuhan ya. Lah, punya duit dikit aja bisa lupa sama Tuhan, apalagi banyak.
Terima kasih banyak Tuhan atas segala pemberianMu. Selalu tepat pada waktunya. Selalu buatku geleng-geleng. Sungguh Engkau Allah yang menyediakan. Ampuni aku kalau berpikir dengan duit semuanya lancar. Ampuni aku karena menghargai uang lebih dari yang seharusnya. Aku mau belajar untuk lebih mengandalkan Tuhan. Amin.
Palangka Raya, 15 Maret 2018
-Mega Menulis-
-Mega Menulis-
No comments:
Post a Comment