Wednesday, January 31, 2018

Amsal 31, Habakuk 3

Amsal 31:15 (TB)  Ia bangun kalau masih malam, lalu menyediakan makanan untuk seisi rumahnya, dan membagi-bagikan tugas kepada pelayan-pelayannya perempuan.

Ayat ini jadi pergumulan buatku selama hamil, terkadang malas masak, bawaannya capek melulu. Terus selama hamil ini, aku sering bangun malam-malam dan susah tidur lagi, akibatnya ya bangun kesiangan. Selama ini aku mensiati dengan mengerjakan pekerjaan rumah sore hari atau baru masak siang hari. Itu pun kalau gak kecapean.

Tadi pagi aku bangun terlambat gara-gara tadi malam nonton berdua sama suami sampai tengah malam. Nah, nasi pas habis makan malam semalam. Sewaktu bangun, nasi belum dimasak, padahal aku harus bersiap berangkat ke kantor. Duh. Dilema. Sempat terpikir mau langsung ke kantor aja, minta tolong suami masak nasi pun kurasa dia gak keberatan. Lalu aku dihinggapi rasa bersalah, masa aku lebih mementingkan kantor dibandingkan keluargaku. Biarpun suami gak keberatan, aku gak boleh kayak gini, ntar jadi kebiasaan. Akhirnya aku masak nasi dan menyiapkan makanan buat keluargaku. Memang sih jadi terlambat ngantor, tapi aku puas.

👉 Pelajaran buatku supaya terus berjuang bangun pagi dan gak mengabaikan keluarga.

Habakuk 3:17-18 (TB)  Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang,
namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku.

Baca bagian ini diingatkan untuk punya iman "SEKALIPUN". Sekalipun yang terjadi di sekelilingku tidak seperti yang kuinginkan, sekalipun penderitaan dan masalah menimpaku, aku akan tetap bersukacita. Aku akan tetap percaya kepada Allah penyelamatku. Aku percaya dengan mata iman kalau sesuatu yang baik sedang terjadi di dalam hidupku. RancanganNya adalah damai sejahtera. Aku mau bersukacita apapun yang terjadi.

Kasongan, 31 Januari 2018
-Mega Menulis-

Tuesday, January 30, 2018

Amsal 30, Habakuk 2

Habakuk 2:20 (TB)  Tetapi TUHAN ada di dalam bait-Nya yang kudus. Berdiam dirilah di hadapan-Nya, ya segenap bumi!

Seringkali aku melupakan ini, Tuhan ada di dalam baitNya yang kudus. Saat ini tubuhku adalah baitNya yang kudus. Seharusnya tidak boleh ada kecemaran dan dosa yang aku lakukan karena Tuhan berdiam di dalamku,  masa aku membiarkan Dia tinggal di tempat yang kotor dan najis?

Aku gak boleh memakai tubuhku untuk hal-hal yang cemar. Setiap dosa adalah kecemaran bagi Tuhan. Aku harus berhenti melakukannya. Dosa iri hati, mencari keuntungan diri sendiri, mudah marah,tidak boleh lagi kulakukan.

Amsal 30:17 (TB)  Mata yang mengolok-olok ayah, dan enggan mendengarkan ibu akan dipatuk gagak lembah dan dimakan anak rajawali.

Enggan mendengarkan ibu 👉 Ini aku banget.
Aku baru menyadari setelah menikah dan punya anak, ada beberapa hal prinsip yang aku beda banget sama mamahku terutama dalam hal mendidik anak. Jadi kalau mamah berkomentar atau memberi saran apa tentang Sara, jarang aku ikutin. Syukur-syukur didengarkan dengan sungguh, yang ada seringkali aku anggap angin lalu. Aku merasa percuma menjelaskan alasan mengapa aku berbuat ini itu karena mamaku gak mau mengerti.

Aku harus belajar untuk mendengarkan mamaku dengan sungguh lebih dulu, untuk menunjukkan aku menghargai mama. Kalau pun gak sesuai denganku, saat aku menjelaskan mama juga akan mendengarkan karena aku sudah terlebih dulu respek sama mama.

Kasongan,  30 Januari 2018
-Mega Menulis-

Monday, January 29, 2018

Amsal 29,Habakuk 1

Amsal 29:7 (TB)  Orang benar mengetahui hak orang lemah, tetapi orang fasik tidak mengertinya.

Tadi dengar kabar kalau salah seorang stafku yang honorer mau ditarik ke bidang lain, atasan langsungku tanya pendapatku. Aku bingung awalnya. Stafku ini kerjanya bagus, cepat mempelajari hal baru dan sangat bertanggung jawab. Pokoknya, stafku ini sangat bisa diandalkan dan aku akan sangat kehilangan kalau dia ditarik ke bidang lain. Sebenarnya kalau aku ngotot mempertahankan dia, kurasa atasanku juga setuju, toh dia tenaga honorer dan yang meminta dia pindah sesama level juga denganku. Aku bisa memberikan banyak alasan untuk mempertahankan dia. Tapi aku coba berpikir dari sudut pandang lain, bagus buat staf honorer ini pindah ke bidang lain karena dia bisa belajar hal baru, selain itu memang di bidang lain dia akan mendapat kesempatan mendapat tambahan penghasilan dari perjalanan dinas dibandingkan di tempat kami sekarang yang memang banyak berkaitan dengan administrasi perencanaan jadi minim perjalanan dinas.

Aku belajar buat gak egois. Dan aku berkata, aku gak akan menahan stafku itu kalau memang harus dipindahkan. Terserah pimpinan kalau punya pertimbangan untuk memindahkan atau nggak. Bukan karena kerjanya gak bagus aku begini, sangat bagus malahan. Justru karena itu dia layak dapat reward dan mendapat kesempatan lebih baik di bidang lain. Salah satu rekan PNS di sekretariat protes mendengar aku ngomong gitu karena menurutnya kami akan kerepotan kalau staf honorer itu pindah. Aku kaget karena justru orang lain yang melarang. Aku gak takut kerepotan karena aku tahu mereka yang bekerja keras layak mendapat kesempatan lebih baik. Aku gak boleh egois. Kalau memang ada kesempatan dia untuk berkembang kenapa nggak. Justru kalau aku menahan-nahan dia, aku gak memperhatikan haknya.

Bersyukur Tuhan gak biarkan aku dengan pemikiranku yang egois, tapi benar-benar memikirkan kepentingan orang lain juga.

Habakuk 1:2 (TB)  Berapa lama lagi, TUHAN, aku berteriak, tetapi tidak Kaudengar, aku berseru kepada-Mu: "Penindasan!" tetapi tidak Kautolong?

Seringkali kita merasa Tuhan gak menolong kita padahal kita sudah berteriak dan berseru padaNya. Kok sepertinya Tuhan gak adil.  Kenapa kehidupan orang benar kelihatannya malah lebih sulit dibandingkan dengan orang fasik? Kenapa Tuhan gak mengganjar kesetiaan orang benar dengan setimpal? Kenapa Tuhan kelihatannya diam? Kenapa seperti ini Tuhan?

Aku belajar, waktu Tuhan bukan waktu kita. Saat Tuhan kelihatannya gak bertindak adalah saat bagi kita untuk lebih mempercayaiNya. Saat bagi kita untuk mempercayai kedaulatanNya.  Kita maunya Tuhan bertindak sekarang, padahal Tuhan punya pertimbangan sendiri. Kehidupan tidak dirancang dengan rumus yang baik atau benar selalu menang. Kehidupan memang tidak dirancang untuk adil, kehidupan adalah serangkaian kesempatan untuk memuliakan Tuhan. Bagaimana kita tetap memuliakan Dia sekalipun banyak ketidakadilan.

Aku belajar sekalipun ada hal yang gak adil, atau ada ketidaknyamanan menimpaku, aku harus belajar bersyukur. Gak mengeluh dan tanya kenapa melulu,tapi tetap memuliakan Tuhan dengan sikap yang benar.

Kasongan, 29 Januari 2018
-Mega Menulis-

Amsal 28, Matius 28

Amsal 28:26 (TB)  Siapa percaya kepada hatinya sendiri adalah orang bebal, tetapi siapa berlaku dengan bijak akan selamat.

Aku harus percaya kepada TUHAN dan firmanNya melebihi ke diri sendiri. Artinya, aku gak mengandalkan diriku dalam mengambil keputusan, lebih baik berlari kepada TUHAN dan firmanNya ketimbang nurutin kata hati.

Matius 28:20 (TB)  dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

Ada penyertaan Tuhan dalam setiap tanggung jawab yang Tuhan berikan,jadi gak ada alasan untuk ragu atau takut dalam melakukannya. Tuhan pasti menyertai. Terkadang sebagai manusia, kita dipenuhi kekuatiran dan melupakan hal ini.

Kasongan, 28 Januari 2018
-Mega Menulis-

Amsal 27, Matius 27

Matius 27:3, 5 (TB)  Pada waktu Yudas, yang menyerahkan Dia, melihat, bahwa Yesus telah dijatuhi hukuman mati, menyesallah ia. Lalu ia mengembalikan uang yang tiga puluh perak itu kepada imam-imam kepala dan tua-tua,
Maka ia pun melemparkan uang perak itu ke dalam Bait Suci, lalu pergi dari situ dan menggantung diri.

Yudas berbuat dosa. Menyesalinya. Lalu bunuh diri.
Lah?
Menyesali perbuatan dosa yang kita lakukan gak cukup. Setelahnya kita harus melakukan yang benar. Mengakui segala dosa, meminta ampun dan berbalik dari jalan kita yang jahat. Harus ada perubahan hidup. Jangan cuma jadi penjahat kambuhan yang hari ini berbuat dosa, menyesal, lalu mengulangi lagi kesalahan yang sama (berkali-kali). Itu bukan pertobatan yang sejati.

Kalau sampai hari ini aku masih bergumul dengan dosa yang itu-itu aja tanpa ada perubahan hidup, bisa jadi pertobatanku bukan yang sejati tapi lips service doang 😢

Aku harus menyadari kalau itu dosa dan Tuhan gak berkenan, jangan mempermainkan Tuhan!!! Stop bermain-main dengan dosa karena akan ada waktunya aku menuai apa yang aku perbuat. Meskipun Tuhan mengampuni, tetap ada harga yang harus kubayar dari apa yang aku lakukan.

🙏 Tuhan, Engkau tahu, sampai saat ini aku masih jatuh bangun dalam berbagai area dosa. Tolong aku ya Tuhan, jangan biarkan aku berlama-lama jatuh. Aku capek Tuhan. Amin.

Amsal 27:15 (TB)  Seorang isteri yang suka bertengkar serupa dengan tiris yang tidak henti-hentinya menitik pada waktu hujan.

Kemarin aku hampir bertengkar dengan suami karena aku menjawab dengan ketus perkataannya. Gak sampai yang gimana, tapi setelahnya suasana jadi gak enak. Mau minta maaf pun susah.

Duh. Kenapa ya aku masih terus jatuh bangun dalam area ini. Kadang aku bisa bersikap manis, kadang aku ketus ke suami. Kok gak bisa terus-menerus ngomong dan bersikap yang manis. Baru saja melakukan kemenangan eh, besoknya jatuh. Beneran deh harus selalu berjaga-jaga dan berdoa supaya gak jatuh dalam dosa yang sama.

Capek kadang rasanya, jatuh bangun gini. Terkadang tergoda untuk menyerah dan bilang, "Ini lah aku, aku emang gini orangnya". Puji Tuhan, aku punya Tuhan yang gak pernah menyerah terhadapku. Aku juga gak boleh menyerah, harus selalu berjuang menundukkan diri sama Tuhan dan gak mementingkan ego dan kesenangan diri sendiri.

Kasongan, 27 Januari 2018
-Mega Menulis-

Amsal 26, Matius 26

Matius 26:40 (TB)  Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku?

"Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku?", aku bangun tidur untuk yang kedua kali dan kalimat ini terngiang-ngiang di telingaku. Seperti Tuhan tegur aku juga. Tadi pagi aku dibangunkan alarm jam 4,aku baca Alkitab di tempat tidur karena Sara  menangis dan minta susu. Aku  memberi susu sambil membaca Alkitab lagi, belum dapat rhema malah ketiduran. Begitu bangun diingatkan seperti itu.

Kenapa dengan mudahnya aku ketiduran? Sama seperti Petrus dkk? Iya sih, namanya ketiduran pasti karena mengantuk. Tapi teguran Yesus benar, aku tidak dalam sikap berjaga-jaga. Kalau beneran berjaga-jaga akan sulit mengantuk, karena dari awal sikap yang benar harusnya waspada dan gak lengah. Ngantuk? Aku pernah dengar emotion ditentukan motion. Kalau baca Alkita sambil tiduran ya ujung-ujungnya ketiduranlah. Kalau berjaga-jaga sambil melamun dan gak ada yang dikerjain ya ngantuklah.

Namanya juga berjaga-jaga, ya harus waspada, gak boleh lengah! Kita gak tahu apa yang akan terjadi dalam hidup kita, sehari lagi,  sejam lagi atau bahkan sedetik lagi. Kita gak tahu apa yang akan mengguncangkan iman kita nanti, sekarang mungkin segala sesuatu kelihatan baik, tapi pesan Yesus aku percaya tetap sama, Dia mau kita tetap BERJAGA-JAGA DAN BERDOA. Supaya iman kita gak jatuh. Berwaspada dan melakukan segala yang diperlukan supaya iman kita tetap kuat. Bagaimana? Berdoa, berpuasa,baca FirmanNya, memuji Tuhan, lakukan firmanNya dengan setia,dll.Kalau Yesus saja berjaga-jaga dan berdoa, masa kita malah tidur?

Amsal 26 no rhema, tapi aku mau share sesuatu.

Aku bangun dan ternyata suamiku belum bangun, padahal hari ini jadwalku kontrol ke RS, kalau pakai BPJS memang harus antri pagi-pagi sekali. Memang biasanya suamiku yang akan mengantri untukku tapi karena dia kurang sehat aku berinisiatif hendak pergi ngantri, aku berniat mandi diam-diam dan baru memberi tahu saat mau berangkat. Niat yang baik bukan? Tapi entah kenapa, ketimbang melakukan niatku tadi, aku malah membangunkannya dengan lembut dan menawarkan lebih dulu, apakah aku saja yang pergi atau dia seperti biasanya. Suamiku yang sudah terjaga, malah langsung berkata, "Aku aja lah yang ngantri", lalu langsung mandi dan pergi dengan bersemangat. Dia bersyukur aku membangunkannya.

Aku bersyukur membangunkan suamiku dan memberikan tawaran dengan manis, ketimbang mengambil inisiatif tanpa bertanya. Aku diingatkan untuk membiarkan suamiku melakukan perannya sebagai pria dengan sukacita. Terkadang kita sebagai wanita ingin 'menolong'  suami tapi melupakan kalau kita tidak membiarkannya bersikap sebagai pria karena terlalu berinisiatif tanpa bertanya atau karena tidak sabaran. Kita menganggap mereka malas atau tidak punya inisiatif. Berapa banyak di antara kita yang ingin suami melakukan sesuatu tanpa kita ingatkan. Atap bocor, lalu kita minta tolong pada suami, suami belum melakukannya mungkin karena lupa, lalu kita malah naik ke atas rumah dan membereskan kekacauan itu sendiri (saking kesalnya) dan untuk menunjukkan kekesalan kita ke suami. Menyelesaikan masalah? Oke, mungkin atap dah beres, kita bisa melakukan apa yang suami harusnya lakukan. Tapi,  kita sedang merebut kesempatan suami melakukan yang bisa dilakukannya, kita merebut kebanggaannya atas kemampuannya menyelesaikan masalah, kita merebut perannya sebagai pria dengan paksa, kita kehilangan kesempatan untuk memujinya dan bersyukur atas apa yang sebenarnya bisa dilakukannya.

Kasongan, 26 Januari 2018
-Mega Menulis-

Amsal 25, Matius 25

Amsal 25:4 (TB)  Sisihkanlah sanga dari perak, maka keluarlah benda yang indah bagi pandai emas.

Sanga harus disingkirkan dari perak supaya menghasilkan perak yang indah.
Menjadi perenunganku :
Adakah hal-hal yang perlu aku singkirkan dalam hidup supaya aku menjadi indah bagi Tuhan dan supaya aku bersinar bagi kemuliaanNya?
ADA.
Adakah kebiasaan buruk yang melekat bertahun-tahun di aku dan sulit kulepaskan?
ADA.
Adakah dosa yang masih mengikatku dan menghalangi Tuhan berkarya di dalam dan melalui aku?
ADA.

👉 Mulai hari ini singkirkan semua itu! Jangan buka celah dan beri kesempatan untuk terus terikat dengan hal yang gak memuliakan Tuhan Meg.  Salah satu hal yang aku diingatkan adalah sebuah games di HP yang mencuri waktuku. Hal yang simple. Aku sedang membatasi diri untuk gak memainkannya saat bersama Sara dan suami. Lumayan berkurang sih sekarang frekuensiku bermain sekarang. Tapi pemikiran baru muncul, kenapa gak sekalian aja aku hapus dari HP? Ekstrim banget sih dan masih berat rasanya. So far aku masih berjuang mengendalikan diri dengan gak main saat bersama Sara dan suami.

Matius 25:40 (TB)  Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.

Mudah bagi kita untuk melakukan sesuatu untuk orang-orang yang baik pada kita, atau yang kita hormati. Tapi kepada yang hina, eit tunggu dulu. Mungkin kita akan berpikir beribu kali.

Semalam adik sepupuku yang sedang koas di RS bercerita tentang seorang pasien yang menderita kanker serviks, aku baru tahu kalau melakukan pemeriksaan pada pasien itu merupakan perjuangan, karena (maaf) alat kelamin pasien tersebut berbau sangat busuk karena kerusakan jaringan. Adikku bilang, baunya bau terbusuk yang pernah tercium. Duh kalau ada pasien seperti itu mungkin aku akan menghindar melakukan pemeriksaan karena aku gak tahan.

Well, aku gak bilang pasien itu hina sesungguhnya dia sedang menderita karena sakitnya. Tapi aku membayangkan kalau ada orang-orang yang kita anggap hina sehingga kita enggan melakukan sesuatu untuk orang tersebut, boro-boro, bertemu dan berdekatan pun ampun-ampun deh.Apalagi melakukan hal yang baik baginya! Orang sakit, orang miskin, orang kelaparan atau orang di penjara sih kupikir gak ada apa-apanya dibandingkan dengan orang yang kita tahu telah melakukan perbuatan hina dalam hidupnya. Apakah kita mau berbelas kasihan padanya? Belum tentu!

👉 Ada orang tertentu yang aku anggap hina. Tapi Tuhan ingatkan aku untuk berbelas kasihan dan melakukan sesuatu bagi mereka. Dibanding menyatakan kebencian saat bertemu mereka, Tuhan ingatkan aku untuk mengasihi mereka. Karena segala sesuatu yang aku perbuat bagi mereka, aku sedang melakukannya untuk Tuhan.

Kasongan, 25 Januari 2018
-Mega Menulis-

Wednesday, January 24, 2018

Amsal 24, Matius 24

Matius 24:46-47 (TB)  Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang.
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya.

Aku adalah hamba-Nya Tuhan.
Dan aku rindu saat Tuhan datang, entah kapan pun itu, aku kedapatan setia melakukan tugasku sehingga aku berbahagia. Apapun peranku sekarang, menjadi istri, ibu, anak, pekerja, dll aku gak boleh sembarangan tapi harus melakukan yang terbaik. Aku ingin berfungsi secara maksimal dan memuliakan Tuhan dalam segala peranku.

Aku memang belum bilang akan bergabung dengan grup Habit Tracker, tapi kemarin aku mulai mendownload salah satu aplikasi untuk mulai mendisiplin diriku. Salah satu targetku adalah gak bermain hp saat bersama Sara dan suamiku,karena aku ingin punya quality time bersama mereka, dan aku ingin melayani mereka secara maksimal. Aku kira akan mudah, ternyata susah juga menolak dorongan untuk main games di hp, atau sekedar ngecek wa. Lol. Tapi aku mau terus berjuang 💪💪

Amsal 24:6 (TB)  Karena hanya dengan perencanaan engkau dapat berperang, dan kemenangan tergantung pada penasihat yang banyak.

Tiap hari kita menghadapi medan perang kita masing-masing, ada yang berhadapan dengan kemalasan, kecanduan pada HP,  kebiasaan menunda pekerjaan, dll. Sejujurnya, aku belum mendengar lengkap Voice Note tentang Habit Tracker, tapi aku suka idenya dan jadi nyadar kalau ada banyak area aku harus mulai mendisiplin diri. Apalagi diingatkan Tuhan kalau aku seorang ibu yang mau mendisiplin anaknya, tapi bagaimana dengan diriku sendiri? Aku juga pernah membaca artikel yang bilang kalau untuk menjadikan sesuatu sebagai kebiasaan minimal aku harus melakukannya selama 28 hari berturut-turut. Tahu sih dari dulu, tapi memulai selalu menjadi tantangan tersulit. Bersyukur buat ide tentang Habit Tracker ini, sepertinya tantangan ini akan jadi perjalanan bersama rekan bertumbuh yang lain.

Kemarin aku sudah mendownload aplikasi untuk memulai Habit Tracker,aku belum bilang mau bergabung karena aku sedang mendoakan area mana saja yang jadi prioritas untukku mendisiplin diri. Lagipula, aku belum mendengarkan keseluruhan Voice Note yang dibuat Ci Lia. Saat aku berpikir area mana saja yang perlu untuk aku mendisiplin diriku aku bingung,  saking banyaknya, hahahaha. Tapi aku belajar untuk berhikmat dalam memilih dan merencanakan area mana yang terpenting saat ini dan mana yang prioritas. Aku belajar membuat goal yang penting tapi simple, gak terlalu muluk-muluk tapi benar-benar mendisiplin diriku.

Kasongan,  24 Januari 2018
-Mega Menulis-

Tuesday, January 23, 2018

Amsal 23, Matius 23

Amsal 23:26 (TB)  Hai anakku, berikanlah hatimu kepadaku, biarlah matamu senang dengan jalan-jalanku.

Tadi pagi aku ditegur suami karena aku dinilainya jadi HP addict, main games HP saat bersama Sara. Kalau gini terus, gimana bisa menangin hati anak. Awalnya aku mo defense karena aku merasa, aku kalau udah berbaring (karena sakit perut), emang hiburan cuma main HP. Tapi suami bilang, emang harus main HP, bukannya bisa ngajak Sara nyanyi sambil tiduran. Atau apa kek yang melibatkan Sara. Nanti kalau Sara ikutan kecanduan main HP gimana, kami bersyukur sih Sara kalau pas pegang HP kami lalu diminta balikin gak pakai drama. Tapi gimana kalau ntar Sara niru kelakuanku. Yang lebih penting  gimana kalau Sara ngerasa mamanya lebih suka bermain HP dibandingkan bermain bersama dia.

👉 Mulai hari ini aku belajar mau lepas HP saat bersama Sara dan suamiku.

Matius 23:3 (TB)  Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.

Apa yang aku ajarkan ke Sara?
Sudahkah aku melakukannya?
Jangan sampai aku seperti Ahli Taurat dan Orang Farisi yang hanya mengajar tapi gak melakukan. Ntar yang diturutin Sara ya yang dilihatnya.

👉 Peringatan buatku untuk melakukan lebih dahulu sebelum mengajarkan. Sebelum mendisiplin anak, aku harus mendisiplin diriku.

Beberapa hari sudah kami di rumah mematikan TV di rumah karena Sara susah untuk fokus melakukan sesuatu (terutama makan) saat menonton TV. Semula aku dan suami melakukan ini hanya supaya Sara mau makan, jadi no TV kalau dia gak makan dengan benar. Kupikir setelah Sara tidur, kami dapat menghidupkan TV, tapi kata papa Sara kasihan Sara kalau bangun dan dilihatnya kami malah nonton TV. Hahahah. 

Awalnya berat juga ternyata. Aku kira berhubung suamiku yang suka TV, ini gak akan berat. Ternyata malah suamiku yang dengan mudah beradaptasi, aku yang kebingungan, pelariannya jadi HP. Akhirnya aku ganti dengan baca buku. Well, lumayan 1 buku berhasil kubaca sampai selesai. Sudah 2 tahun ini aku menargetkan baca minimal 1 buku setiap bulan dan tahun kemarin gagal. Semoga tahun ini berhasil 🙏

Kasongan, 23 Januari 2018
-Mega Menulis-

Monday, January 22, 2018

Amsal 22, Matius 22

Matius 22:20-21 (TB)  Maka Ia bertanya kepada mereka: "Gambar dan tulisan siapakah ini?"
Jawab mereka: "Gambar dan tulisan Kaisar." Lalu kata Yesus kepada mereka: "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."

Pada uang dinar tersebut terdapat gambar dan tulisan Kaisar, sehingga wajib diberikan pada Kaisar. Yesus ingin mengajar kita untuk tunduk pada otoritas, tapi Dia tidak ingin terjebak oleh orang Farisi yang ingin mencobaiNya dan berniat jahat padaNya.

Entah kenapa aku tertarik pada waktu Yesus bertanya gambar dan tulisan siapa di uang dinar itu lalu saat dijawab gambar dan tulisan kaisar Yesus ingin mereka memberikan pajak kepada Kaisar. Aku diingatkan kalau aku diciptakan segambar dan serupa dengan Allah, berarti aku wajib memberikan diriku kepada Allah.

Allah gak butuh uangku, atau apapun yang kumiliki, melampaui semua itu, Dia ingin aku memberikan diriku sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan di hadapan-Nya. Dia ingin totalitas dari hidupku.

Bagaimana aku mempersembahkan hidupku?
👉 Dengan melakukan segala sesuatu di dalam hidupku seperti untuk Tuhan dan bukan manusia
👉 Dengan hidup di dalam kekudusan.
👉 Dengan melakukan yang terbaik dan berkenan bagiNya.

Amsal 22:1 (TB)  Nama baik lebih berharga dari pada kekayaan besar, dikasihi orang lebih baik dari pada perak dan emas.

Entah kenapa aku merasa hari kepindahanku semakin dekat walaupun belum menerima SK (beriman, oercaya telah menerima yang didoakan nih ceritanya✌️). Sebelum aku pergi dari tempat kerjaku yang sekarang, aku ingin  dikenang dengan nama baik, aku bertekad akan terus melakukan segala pekerjaanku sepenuh hati dan gak mempermalukan Tuhanku..

Aku gak mau setelah pindah nanti dikenang sebagai orang yang asal-asalan bekerja. Selagi belum pindah, aku ingin menyelesaikan segala pekerjaanku dan melakukan yang terbaik. Ketidaktahuanku kapan akan menerima SK bukan jadi alasan untuk menunda pekerjaan tapi harus jadi alasan untuk melakukan yang terbaik hari ini, sebelum SK keluar.

Kasongan, 22 Januari 2018
-Mega Menulis-

Amsal 21, Matius 21

Matius 21:22 (TB)  Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya."

Berdoa dan percaya telah menerima!
Sulit sekali sebenarnya, bagaimana kita bisa percaya kalau belum ada bukti?
Tapi,Allah kita adalah Allah yang dapat dipercaya. Selama ini Ia telah membuktikan kalau firmanNya gak ada yang gagal,jadi kenapa aku harus meragukanNya? Sekalipun aku belum melihat tanda akan menerima, aku mau percaya akan kuasa Tuhan. Aku akan terus berdoa sampai sesuatu terjadi.
PUSH-Pray Until Something Happen 🙏

Terus meminta dan percaya Meg!
Kamu akan menerima. Amin.

Amsal 21:23 (TB)  Siapa memelihara mulut dan lidahnya, memelihara diri dari pada kesukaran.

Listrik di sini padam dari jam 3 sore sampai sekarang, sudah beberapa kali suami menelpon PLN membuat pengaduan tapi dari pihak PLN belum juga datang mengecek. Sara rewel dong karena kepanasan, dah jam nya tidur pulak, susah sekali meniduarkan dia. Saking keselnya aku mulai memaki, suami langsung menegur, "Sara dengar lo kamu ngomong gitu, nanti dia ngikut lo", duh.... Aku langsung diam.

Gak terbayangkan kalau Sara dah lancar ngomong  dan mulai mengikuti aku ngomong kayak tadi. Pasti susah sekali mengembalikannya ke "jalan yang benar". Aku harus selalu berhati-hati dengan ucapanku karena bisa mendatangkan kesukaran di masa depan.

Kasongan, 21 Januari 2018
-Mega Menulis-

Amsal 20, Matius 20

Matius 20:34 (TB)  Maka tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan, lalu Ia menjamah mata mereka dan seketika itu juga mereka melihat lalu mengikuti Dia.

Setelah kedua orang buta itu dijamah Yesus, seketika juga mereka MELIHAT dan MENGIKUT Yesus.
Jamahan Yesus mengubah kehidupan seseorang, ada yang buta lalu melihat, yang lumpuh berjalan, yang sakit disembuhkan, dll. Jamahan Yesus mengubah kehidupan seseorang, pemulihan terjadi. Kedua orang buta tersebut lalu mengikutNya.

Bagaimana dengan kita yang telah dijamah Yesus?
Pastinya ada pemulihan juga kan? Tapi, apakah kita berespon sama dengan kedua orang buta itu? Apakah kita langsung mengikutNya dengan sungguh? Kedua orang buta tersebut secara fisik mengikut Yesus tapi kita, sudahkah hidup mengikutNya? Hidup menurut cara hidupNya?
Aku belum!
Aku masih hidup seringkali sesuai kehendakku, bukan kehendak BAPAku, berbeda dengan Yesus yang taat pada BAPANya yang taat bahkan mati di salib.

🙏 Tuhan Yesus, terima kasih karena telah menjamah hidupku dan berbelas kasihan padaku. Terima kasih buat oemulihanMua, aku mau mengikut Engkau seperti kedua orang buta yang sudah melihat. Tolong aku supaya terus mengikut Engkau dalam hal ketaatanMu kepada Bapa sehingga aku terus menyenangkan Bapa di sorga. Amin.

Amsal 20:15 (TB)  Sekalipun ada emas dan permata banyak, tetapi yang paling berharga ialah bibir yang berpengetahuan.

Lebih berharga memiliki bibir yang berpengetahuan dibandingkan emas dan permata yang banyak. Tapi, yang bagaimanakah bibir yang berpengetahuan?
Bibir yang berpengalaman TAHU apa yang dia bicarakan.Bibir ini gak asal ngomong, karena dia tahu dampak dari segala ucapannya sehingga berbicara dengan pertimbangan.
Bibir ini TAHU kapan waktunya menutup dan kapan waktunya terbuka. Dia tidak sembarangan mengatakan apa yang perlu dikatakan tetapi dengan cermat melihat keadaan.
Bibir ini TAHU kalau dia punya kuasa untuk memberkati dan mengutuk sehingga MEMILIH untuk mengucapkan kata-kata berkat. Dia TAHU kalau hidup dan mati seseorang dikuasai lidah sehingga memilih memberikan kehidupan.

Perenunganku : APAKAH BIBIRKU TAHU HAL-HAL YANG KUSEBUTKAN DI ATAS?

Kasongan, 20 Januari 2018
-Mega Menulis-

Friday, January 19, 2018

Amsal 19, Matius 19

Matius 19:6, 9 (TB)  Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."
Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah."

Baca pasal ini teringat berita tentang Ahok dan Vero, terlepas benar atau tidak berita yang beredar, aku mendoakan pernikahan mereka. Juga ada seorang teman yang hampir bercerai dan gak jadi, aku mendoakan dia supaya Tuhan yang pulihkan keluarganya. Apapun yang terjadi dalam kehidupan pernikahan mereka, aku percaya Tuhan berdaulat atas apapun, termasuk keputusan yang diambil dan kalau Ia berkenan Dia bisa buat mukzizat, gak ada yang mustahil bagi Tuhan. Aku hanya bisa mendoakan.

Mendengar banyak kejadian pernikahan anak Tuhan hancur, aku juga jadi merasakan kalau selama ini pernikahanku masih utuh semua karena kebaikanNya. Aku gak boleh lupa tetap harus cover pernikahanku dengan doa dan kasih. Bukan hanya orang lain yang bisa gagal, aku juga bisa. Apapun yang terjadi dalam pernikahan orang lain, bagianku adalah mendoakan dan jadi peringatan buatku kalau itu bisa terjadi pada siapa saja. Jangan pernah merasa kalau itu gak mungkin terjadi dalam hidupku lalu seenaknya dalam berumah tangga, tetap harus memberikan yang terbaik setiap hari.

Amsal 19:11 (TB)  Akal budi membuat seseorang panjang sabar dan orang itu dipuji karena memaafkan pelanggaran.

Kemarin aku baru tahu kalau bendahara kantorku belum juga menyerahkan surat kenaikan gaji berkalaku ke bagian perbendaharaan akibatnya gajiku yang seharusnya naik bulan Januari ini jadi belum naik,padahal dah dari awal tahun aku serahkan suratnya kepadanya dan kamibbaru gajian pertengahan bulan. Aku tahu dari seorang teman yang malah baru disuruh si bendahara kemarin juga.

Baby's brainku berkata : Aku layak marah, aku menegur bendahara kantor kami karena lalai, dia harus dikasih tahu supaya jera. Kapan perlu di depan banyak orang supaya dia gak mengulangi kesalahannya. Selama ini aku mendengar cerita kalau dia memang lalai dan sesukanya tapi tidak ditegur padahal dia beberapa kali merugikan banyak orang.
Adult's brainku berkata : Kalau aku menegur sekarang, temanku yang mengantar suratku pasti akan kena marah karena dipikir si bendahara aku mengira gajiku sudah naik. Kalau pun aku menegur sembarangan aku gak akan mendapat respon positif. Harus dengan sopan, 4 mata, gak emosi, dan motivasi yang benar. Sewaktu itu aku memang minta tolong dan dia menyanggupi, lagipula kupikir toh hampir tiap hari dia ke bagian perbendaharaan, well... Mungkin dia lupa (aku mencoba berpikir positif). Kalau lupa diampuni dong, emang aku gak bisa lupa? Tapi lebih baik ditegur dengan lembut supaya lain kali dia gak segampang itu lupa, berminggu-minggu coba. Lebih baik lagi aku tanya baik-baik sebelum menegur. Pastikan gajiku naik apa belum dengan melihat daftar gaji, gak lucu kan aku menegur orang ternyata gajiku dah naik.

Sejujurnya, aku bukan orang yang sabar, tapi berpikir seperti di atas membuatku gak mengikuti emosi sesaat. Dalam tiap situasi, Tuhan sudah kasih hikmat dan akal budi buat kita berpikir sebelum berespon.

Aku gak mau menuruti pikiran kanak-kanakku dan bersikap benar sebagai pengikut Kristus yang dewasa. Aku memilih menunda menegur dan memastikan keadaan. Aku memilih mencari waktu yang tepat untuk berbicara empat mata.

Kasongan, 19 Januari 2018
-Mega Menulis-

Thursday, January 18, 2018

Amsal 18, Matius 18

Matius 18:32-33 (TB)  Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku.
Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?

Seringkali aku seperti hamba yang jahat ini, sudah tahu dan merasakan anugerah pengampunan itu seperti apa, tapi sering berlambat-lambat memberi pengampunan. Gak usah jauh-jauh, hal simple nih, sama suami sendiri aja, waktu dia melakukan kesalahan dan minta maaf aku gak segera memaafkan. Kalau suami minta maaf, kan pasti dia tanya apakah sudah dimaafkan atau belum. Biasanya aku gak langsung bilang dah dimaafkan gak peduli hati dah memaafkan atau belum (apalagi kalau belum). Aku masih pakai acara ngambek dulu, buang muka, irit ngomong,balik badan waktu tidur, dll yang menunjukkan kalau aku masih kesal. Terkadang ngomong dah memaafkan dengan ketus, eh beberapa hari kemudian aku mengungkit lagi masalah yang sama. Duh.

Kenapa aku melakukan itu? Karena aku memang hamba yang jahat rupanya. Pikiranku masih jahat. Aku berpikir gini, ini kalau dengan gampang dikasih maaf, keenakan dong, bisa-bisa besok-besok diulangin lagi. Di lain waktu aku mikir, jangan-jangan nih suami minta maaf tapi gak benar-benar menyesal sama kesalahannya, jangan-jangan minta maaf cuma supaya bininya gak marah lagi. Tuh, pikiran-pikiranku jahat kan?! Aku sampai gak mempercayai permintaan maaf suamiku. Padahal kalau dipikir lagi, jarang sekali suamiku mengulangi kesalahn yang sama berkali-kali. Bandingkan dengan diri sendiri yang jatuh berkali-kali di kesalahan yang sama dan mendukakan Tuhan *tutupmuka*.

Padahal Tuhan sudah bilang gini:
Matius 18:22 (TB)  Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.
Dipikir-pikir, kalau Tuhan pakai standar hitungan ini, kayaknya aku sudah gak termaafkan deh. Berapa kali coba aku minta maaf sama Tuhan lalu membuat kesalahan lagi (kesalahan yang sama pulak)? Tapi aku gak pernah mendapati Tuhan bilang:"Ini yang ke-491 kalinya Meg kamu minta maaf. Stok maafKu sudah habis. Kamu sudah gak termaafkan".  Yang ada malahan aku diampuni dan terus diampuni, lalu kenapa aku memperhitungkan terus kesalahan suamiku dengan susah melepaskan pengampunan.

👉 Aku mau SEGERA memberikan maaf dan gak menahan-nahan pengampunan. Gak perlu pakai acara ngambek sama suami dulu tiap mau kasih pengampunan.

🙏 Tolong aku Tuhan, mampukan aku mengampuni seperti Engkau sudah mengampuniku. Amin.

Amsal 18:9 (TB)  Orang yang bermalas-malas dalam pekerjaannya sudah menjadi saudara dari si perusak.

Ada sebuah pekerjaan di kantor yang sedang kukerjakan dan aku bermalas-malasan mengerjakannya karena aku berharap SK kepindahanku keluar sebelum deadline pekerjaan itu selesai. Selama ini aku mengerjakannya selalu sendirian, laporan akhir tahun yang lumayan banyak. Aku sudah pernah minta bantuan bidang lain, mereka malah cuek karena merasa bukan pekerjaan mereka. Padahal benar ini pekerjaanku untuk membuatnya, tapi bahan tetap dari mereka. Makanya aku kesal dan malas mengerjakannya.

Aku sudah mulai menyicil mengerjakannya tapi ya dengan bermalas-malasan, eh kemarin dong datang surat meminta laporan itu akhir bulan ini sementara SKku belum ada kabarnya. Nah lo. Mau gak mau kan aku harus rajin menyelesaikannya. Sempat terpikir, kalau dah mepet yang penting selesai aja. Tapi kemarin baca status teman tentang MEMBERIKAN YANG TERBAIK DALAM MELAKUKAN SESUATU. Dia sedang mengajar ini ke anaknya, anaknya homeschooling dan ditugaskan membersihkan kamar mandi. Rupamya anaknya gak menyukai tugas itu dan bermalas-malasan mengerjakannya, yang penting selesai. Hasilnya gak maksimal dong, masih ada yang licin gitu. Saat ditegur, anaknya bilang, oke aku ulang membersihkannya. Dan dia bilang kalau ini bukan tentang mengulangi sampai bersih tapi bagaimana memberikan yang terbaik dalam setiap yang kita kerjakan, itu Tuhan yang mau, bukan mau mamanya. Perkara gampang mengulangi pekerjaan kalau ada kesempatan, tapi bukankah kalau sekali aja dikerjakan dengan melakukan yang terbaik akan maksimal hasilnya, kemudian pasti menyenangkan orang lain.

Plak. Plak. Plak. Ketampar-tampar aku baca sharing temanku itu, aku bukan cuma bermalas-malasan tapi asal mengerjakan. Bagaimana aku bisa melakukan yang terbaik? Bagaimana aku mengajarkan Sara nantinya kalau aku masih kayak gini?

👉  Gak peduli sekesal dan semalas apapun aku melakukan pekerjaanku, aku harus melakukannya seperti untuk Tuhan supaya bisa lakukan yang terbaik.

Kasongan, 18 Januari 2018
-Mega Menulis-

Amsal 17, Matius 17

Amsal 17:7 (TB)  Orang bebal tidak layak mengucapkan kata-kata yang bagus, apalagi orang mulia mengucapkan kata-kata dusta.

Orang bebal tidak layak mengucapkan kata-kata yang bagus...

Beberapa minggu ini heran dan tersenyum geli melihat seseorang yang aku kenal memasang status di Facebook yang gak bersesuaian dengan hidupnya. Ini jadi reminder buatku supaya hidup dengan integritas, ada kesesuaian antara apa yang aku yakini, pikirkan, ucapkan dan perbuat. Karena kalau nggak, sebagus apapun ucapanku gak akan pernah jadi berkat bagi orang lain, malahan jadi bahan tertawaan.

Aku merasakan sendiri, sebaik apapun perkataan seseorang tapi kalau hidupnya gak bersesuaian dengan perkataannya maka apa yang dikatakannya gak akan jadi dampak.

👉 Aku mau jadi dampak melalui perkataanku, makanya hidupku harus bersesuaian dengan apa yang aku katakan.

Matius 17:20 (TB)  Ia berkata kepada mereka: "Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, — maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.

Karena kurang percaya maka murid-murid-Nya tidak dapat mengusir setan, seorang anak menderita karena penyakit ayannya. Aku baru nyadar di sini, kalau kekurangan percayaku bisa. berakibat pada hidup orang lain.

Hal-hal apa yang kulakukan dalam hidup tapi aku kurang percaya? Atau aku melakukannya tanpa iman? Bisa jadi itu mempengaruhi hidup orang lain, orang terdekatku atau pun orang yang hanya melihatku. Banyak hal yang dapat terjadi maupun tidak dapat terjadi karena aku tidak beriman.

Bagaimana seseorang dapat dibangun imannya dalam hal menanti jawaban doa, saat orang di sekelilingnya yang menanti jawaban doa hidup seakan tidak ada harapan, hidup dalam keluhan dan tidak percaya akan menerima apa yang dia doakan? Seringkali kita gak sadar kalau sikap iman kita mempengaruhi hidup orang lain. Pernah kan merasa positif dan bersemangat saat melihat hidup seseorang yang terus bersemangat dan memperkatakan hal yang baik saat dia dalam kesulitan? Merasa dikuatkan juga gak sih? Kalau aku sih yes.

🙏 Tuhan, ampuni aku kalau aku sering lupa bahwa bagaimanapun imanku dapat mempengaruhi iman orang lain juga. Tolong aku yang kurang percaya ini ya Tuhan, kuatkan imanku dan mampukan aku menjadi saksi iman bagi kemuliaan nama Tuhan. Amin.

Kasongan, 17 Januari 2018
-Mega Menulis-

Amsal 16, Matius 16

Matius 16:22-23 (TB)  Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau."
Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."

Yang dipikirkan Allah berbeda dengan manusia. Saat manusia akan dihadapkan pada penderitaan, dia akan berpikir bagaimana caranya menghindari dan menyingkirkan penderitaan itu secepatnya. Padahal, seringkali penderitaan mengajarkan kita lebih banyak dibandingkan kesenangan.

Seringkali Allah lebih dimuliakan melalui penderitaan kita dibandingkan sukacita kita. Seandainya Tuhan Yesus tidak taat pada kehendak Allah, manusia tidak akan menerima anugerah keselamatan dari Allah. Petrus tidak berpikir sampai ke sana. Dia tidak dapat menyelami pemikiran Allah, begitu juga dengan kita. Kematian seorang misionaris merupakan hal yang sangat menyedihkan. Tapi, bukankah kejadian itu bisa membawa suku-suku yang tidak mengenal Tuhan menjadi mengenalNya? Kita hanya melihat gambaran kecil dari suatu peristiwa tetapi Allah melihat keseluruhannya. Manusia hanya memikirkan dirinya sendiri tanpa memikirkan Allah.

👉 Saat mengalami suatu masalah aku perlu  bertanya, "BAGAIMANA ALLAH DIMULIAKAN MELALUI APA YANG KUALAMI INI?"

Amsal 16:23 (TB)  Hati orang bijak menjadikan mulutnya berakal budi, dan menjadikan bibirnya lebih dapat meyakinkan.

Mulutku kadang masih susah dikendalikan, berkata ini itu karena emosi, tanpa berpikir apa akibatnya. Hari ini kembali diingatkan kalau mulutku begini karena aku gak bijak. Seharusnya aku berpikir apa akibat dari kata-kataku. Aku dengan suami kadang seperti itu, saat ada hal yang kami gak sepemikiran, harusnya aku mendengarkan dengan seksama dari sudut pandang suami dan gak langsung menentang.

👉 Saat berbeda pendapat dengan suami, aku akan mendengarkan lebih dahulu dengan seksama sebelum mengatakan gak sependapat.

Kasongan,  16 Januari 2018
-Mega Menulis-

Monday, January 15, 2018

Amsal 15, Matius 15

Matius 15:2-3 (TB)  "Mengapa murid-murid-Mu melanggar adat istiadat nenek moyang kita? Mereka tidak membasuh tangan sebelum makan."
Tetapi jawab Yesus kepada mereka: "Mengapa kamu pun melanggar perintah Allah demi adat istiadat nenek moyangmu?

Seringkali kita memandang kesalahan orang lain lebih berat dari kesalahan kita sendiri, padahal kalau kita mau adil, dosa ya dosa. Tidak ada seorang pun yang lebih berdosa dibandingkan orang lain.

👉 Belajar dari kelakuan orang Farisi dan ahli Taurat ini, aku tidak perlu mengurusi kesalahan dan dosa orang lain. Aku perlu mengkoreksi diri sendiri terlebih dahulu sebelum sibuk mengkoreksi orang lain. Semua dosa sama di mata Tuhan, jadi sebelum berurusan dengan dosa orang lain, lihat diri sendiri dulu, pasti banyak hal yang perlu dibereskan.
👉 Sebelum aku menegur orang lain, cek hati dan motivasiku, apakah hanya ingin menunjukkan kalau hidupku lebih benar atau karena aku mengasihi orang lain tersebut.

Amsal 15:13 (TB)  Hati yang gembira membuat muka berseri-seri, tetapi kepedihan hati mematahkan semangat.

Sudah pertengahan bulan dan kami belum gajian. Bahkan baru dengar kabar kalau tunjangan bulan ini dipotong. Rasanya kesal awalnya, apalagi kami lumayan banyak pengeluaran. Tapi aku memilih mau bersukacita. Setidaknya segala tagihan bulan ini masih bisa terbayar, bersyukur aku belum punya kredit di bank yang mengharuskan potongan gaji (gak terbayangkan kalau gaji gak full eh kepotong kredit lagi), berapa yang akan dibawa pulang deh,  bersyukur stok susuku sampai lahiran kayaknya cukup,  susu Sara juga masih ada.

Aku masih punya banyak hal yang bisa kusyukuri,gak perlu bersedih hanya karena gaji. Tuhan Yesus setia. Dia Allah yang gak pernah lalai memeliharaku. Aku hidup bukan karena gajiku, aku hidup dari setiap firman yang keluar dari mulut Allahku. Amin.

Kasongan, 15 Januari 2018
-Mega Menulis-

Amsal 14, Matius 14

Amsal 14:29 (TB)  Orang yang sabar besar pengertiannya, tetapi siapa cepat marah membesarkan kebodohan.

Terkadang aku masih suka gak sabaran kalau ngasih Sara makan, soalnya dia kalau dah gak mau ditawarin makanan susah, bikin emosi. Dimakan sih, tapi selalu dikeluarkannya lagi dari mulutnya. Kalau dah gitu aku langsung membentaknya. Trus nyesal deh melihat dia langsung pergi dan gak mau dekat-dekat aku. Duh Tuhan....! Apalagi masa-masa susunya kukurangi ini. Udah susu berkurang, makan dikeluarkan melulu. Betul betul susah buat nahan emosi. Beberapa kali aku gagal dan menaikkan nada suaraku. Aku sampai mau menyerah rasanya dan mau kelepasan marah-marah ke dia,tapi aku berjuang untuk diam daripada ngomel.

Perkembangan kemarin, Sara sudah mau minta makan walaupun yang dimakannya belum terlalu banyak, tapi aku senang banget. Soalnya dia sendiri yang minta.

🙏 Tuhan Yesus berikan aku kesabaran menghadapi  Sara.  Aku sangat memerlukannya. Tolong aku ya Tuhan. Amin.

Matius 14:31 (TB)  Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?"

Seringkali kita berkata kalau percaya sama Tuhan, tapi begitu merasakan 'tiupan angin', kepercayaan kita goncang dan membuat kita jatuh. Padahal seperti yang dialami para murid, Tuhan saat itu berada bersama kita dan keberadaanNya begitu nyata. Bagaimana kalau saat Tuhan terasa jauh? Apakah iman kita akan terus goncang?

Hari ini khotbah di Gereja kami bicara tentang percaya walaupun tidak melihat. Itu tantangan bagi kita yang hidup di zaman sekarang, walaupun belum melihat tapi percaya. Bisakah? Bisa. Dengan pertolongan Tuhan. Dengan karya Roh Kudus di dalam dan melalui kita. Dengan menguatkan kepercayaan kita pada Tuhan.

🙏 Tuhan, walaupun belum melihat aku mau percaya padaMu. Percaya akan melihat karyaMu. Percaya akan janji-janjiMu sekalipun belum melihat. Tolonglah aku yang tidak percaya ini ya Tuhan. Amin.

Palangka Raya, 14 Januari 2018
-Mega Menulis-

Amsal 13, Matius 13

Matius 13:36 (TB)  Maka Yesus pun meninggalkan orang banyak itu, lalu pulang. Murid-murid-Nya datang dan berkata kepada-Nya: "Jelaskanlah kepada kami perumpamaan tentang lalang di ladang itu."

Banyak sebenarnya yang gak mengerti perumpamaan-perumpamaan yang diberikan Yesus tapi hanya murid-murid-Nya yang berani bertanya kepadaNya. Hanya murid-murid-Nya yang penasaran dan berani mengakui ketidakmengertian mereka lalu meminta penjelasan Yesus. Ini bedanya FOLLOWER dan DISCIPLE. Kita termasuk yang mana, pengikut atau murid?
Seorang murid punya hati yang mau belajar, mau tahu, gak sekedar mengikuti tanpa pengertian. Dan seorang murid punya akses untuk bertanya
tanpa ragu, karena dia memiliki hubungan dengan Sang Guru.

Apakah aku punya hati yang mau belajar?
Apakah aku menyerah saat tidak mengerti atau bertanya pada Sang Guru?
Saat aku membaca firman Tuhan dan tidak mengerti, apakah aku mencari Tuhan dan bertanya? Atau jangan-jangan aku menyerah mengikut Dia karena gak mengerti?
Bagaimana hubunganku dengan Tuhan? Apakah Dia sosok yang hanya kuikuti dari jauh,  atau aku dekat denganNya sehingga tanpa ragu aku bisa bertanya hal gak kumengerti padaNya?

AKU SEORANG MURID, BUKAN SEKEDAR PENGIKUT TUHAN. AKU MAU TERUS DEKAT DAN BELAJAR DARI TUHAN SETIAP HARI.

Amsal 13:24 (TB)  Siapa tidak menggunakan tongkat, benci kepada anaknya; tetapi siapa mengasihi anaknya, menghajar dia pada waktunya.

Dua hari ini terasa berat bagiku dan suami, kami bersepakat mengurangi jatah minum susu Sara. Selama ini dia minum susu setelah mandi pagi, sebelum tidur siang, terkadang sehabis mandi sore, dan malam sebelum tidur (masih nambah lagi kalau dia menangis saat malam). Kami baru sadar dia terlalu banyak minum susu karena dia makan sedikit sekali, bahkan kuat sampai gak makan sama sekali. Mending kalau masih makan beberapa sendok dan makan roti atau apa lah, gak nasi pun gak papa, tapi ini benar-benar yang kuat gak makan (ya iya lah kenyang susu). Akhirnya kami beri tahu dia, kalau dia gak akan mendapat susu kalau gak makan. Dipikir-pikir, apa ngerti ya dia, tapi sedikit demi sedikit dia sudah mulai mau makan.

Sejujurnya,  kemarin aku mau menyerah rasanya. Kasihan dia kelaparan tapi maunya cuma susu. Ada saat dia beberapa kali membawa botol susunya dan minta dibuatkan, apalagi jam tidur siang bisa marah tuh dia kalau gak dibuatin, pakai acara rewel dan nangis dulu, tapi ternyata akhirnya dia bisa tidur walaupun tanpa susu. Tadi malam dia makan agak banyakan, puji Tuhan.

Aku dan suami berkata ke Sara kalau dia gak selalu akan mendapatkan apapun yang dia inginkan. Dia yang harus taat sama papa mamanya, bukan kami yang harus selalu mengikuti apa maunya. Kami mau dia makan supaya dia gak tergantung sama susu, lagipula dia perlu nutrisi lain selain dari susu. Kami omongin gitu walau kadang masih terpikir anak belum umur 1,5 tahun dikasih tahu gini apa ngerti ya. Tapi kami belajar konsisten kasih tahu Sara dan seia sekata. Terkadang Sara masih coba bujuk aku, kadang dekatin papanya bawa botolnya. Beratttt 😭

Hari ini kami berjuang lagi. Tolong doakan kami supaya tetap konsisten dan Sara mau mengerti maksud kami dan makan 😊

Palangka Raya, 13 Januari 2018
-Mega Menulis-

Friday, January 12, 2018

Amsal 12, Matius 12

Amsal 12:2 (TB)  Orang baik dikenan TUHAN, tetapi si penipu dihukum-Nya.

Baca ini teringat adikku yang sampai sekarang belum selesai studinya, kemarin waktu terakhir kali ketahuan berbohong, dia berjanji gak akan berbohong lagi. Sejujurnya, aku sudah gak percaya lagi, sudah terlalu banyak dia berbohong bahkan aku dulu pernah berkata ke dia kalau yang membuat studinya gak selesai adalah karena dia terus berbohong. Bagaimana Tuhan mau berkati orang yang berbohong terus. Ini bukan masalah biaya atau dosennya yang sulit, tapi masalah perkenan Tuhan. Aku berpikir, Tuhan ingin dia lulus di area ini (kejujuran) sebelum Tuhan bawa dia ke tempat di luar studinya.

Sudah beberapa minggu ini aku kepikiran dia, aku sudah meminta dia jujur apa yang dia mau, melanjutkan studinya atau nggak. Kalau nggak, ya sudahlah. Segera cari kerja, pikirkan masa depannya. Kalau mau lanjut ya harus ada deadline dan konsekuen dengan pilihannya, jangan beralasan ini itu dan berbohong.

👉 Hari ini aku berdoa lagi supaya dia mendapat hikmat dan mengambil keputusan yang dapat dilaksanakannya. Aku juga berdoa supaya mamahku menerima segala keputusannya, karena memang selama ini mamahku sudah berkorban banyak untuk sekolah adikku, jadi mungkin ini juga yang membuat adikku bingung dan terus berbohong.

Matius 12:7 (TB)  Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah.

Yang dikehendaki Tuhan adalah belas kasihan.

Apakah aku memiliki belas kasihan?
Hari-hari belakangan ini aku benar-benar marah sama adikku. Sulit mengerti alasannya berbohong berkali-kali. Aku gak tahu jalan pikirannya. Dan aku juga kesal dengan mamahku yang gak tegas sehingga percaya terus dengan adikku padahal sudah berkali-kali dibohongi. Kalau menuruti hati, rasanya ingin memaki-maki adikku.

Membaca kata 'belas kasihan'  ini, aku jadi berpikir lagi, sudahkah aku berbelas kasihan dengan adikku? Mencoba menempatkan diri dalam situasinya,  bukan membesarkan apa yang dilakukan adikku, tapi mencoba melihat dari sisi lain. Dan aku benar-benar merasakan kalau dia terjepit, di satu sisi mungkin dia sudah ga enak dengan mamaku yang sudah banyak berkorban buat sekolahnya, di satu sisi dia mungkin merasa gak mampu menyelesaikan, aku gak tahu. Aku sedih jadinya karena di usianya harusnya dia sudah bekerja dan memulai hidup baru tapi dia hanya terus bergumul dengan hal-hal ini saja. Duh.

👉 Mudah untuk marah dan terus menyalahkan orang yang kita anggap salah, tapi saat kita berbelas kasihan, kita jadi mencoba memahami, bukan terus menghakimi.

Palangka Raya, 12 Januari 2018
-Mega Menulis-

Thursday, January 11, 2018

Amsal 11, Matius 11

Matius 11:6 (TB)  Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku."

Kecewa lalu menolak Tuhan?
Duh! Ini beneran bisa terjadi lo.
Kecewa yang bagaimana yang bisa membuat kita menolak Tuhan? Aku melihat ada 2 hal yang sering terjadi:
-Kecewa karena manusia
Ada orang-orang yang katanya percaya Tuhan tapi begitu dalam menyakiti sesamanya sehingga
yang tersakiti ini jadi kecewa sama Tuhan. Aku mengenal beberapa pasang muda mudi Kristen yang pacaran, sama-sama sering melayani di gereja tetapi saat putus, salah satunya gak lama malah menikah dengan orang lain yang gak seiman. Itu di kalangan orang Kristen sendiri, tapi di kalangan yang gak kenal Tuhan pun banyak yang gak tertarik dengan Kristus atau menjadi Kristen karena melihat hidup orang Kristen yang gak menjadi kesaksian yang baik. Aku pernah mendengar kalimat seperti ini:Kristus yes, Kristen no. Ada orang yang suka membaca dan mengenal ajaran Kristus karena ajaranNya sungguh berbeda dan baik tapi untuk menjadi Kristen orang ini menolak karena banyak orang Kristen yang munafik dan berbeda dengan Kristus.

Ini tantangan bagi pengikut Kristus seperti aku untuk memberikan kesaksian yang hidup tentang Kristus. Aku harus berusaha menjadi gambar Kristus yang kelihatan supaya banyak orang gak menolak Kristus.

-Kecewa karena Tuhan
Terkadang rasa kecewa yang besar pada Tuhan dapat membuat seseorang menolak uluran kasihNya. Bahkan hidup semakin jauh dari Tuhan. Aku menyukai pelayanan di gereja yang rutin mengunjungi orang yang baru mengalami duka ditinggal orang terkasihnya. Kehilangan orang yang terkasih dalam hidup merupakan kejadian yang sangat berat. Gak jarang seseorang menyalahkan Tuhan akan hal ini karena dukanya yang dalam, karena itu dia perlu mendapat dukungan dari gereja dan diingatkan ada kasih Tuhan di balik segala kejadian tersebut, bahwa Tuhan punya rencana yang indah.

Saat banyak hal di dalam hidup terjadi gak sesuai dengan keinginan kita, pilihan kita ada dua. Pertama, kecewa pada Tuhan dan meninggalkan Dia. Atau kedua, kecewa pada Tuhan dan berlari padaNya mencoba memahami bahwa Dia berdaulat dan menerima kalau tidak mungkin semua hal terjadi sesuai kehendak kita. Dia tetap mengasihi kita sekalipun yang terjadi begitu menyakitkan.

Aku juga masih terus belajar kalau dalam hal-hal yang menyakitkan pun Tuhan bukannya gak hadir dalam hidupku, Dia selalu hadir dan ingin menyatakan kasihNya.

Amsal 11:16 (TB)  Perempuan yang baik hati beroleh hormat; sedangkan seorang penindas beroleh kekayaan.

Apa definisi perempuan yang baik hati? Apakah seorang perempuan yang selalu sedia menolong orang lain? Perempuan yang selalu menyediakan telinganya bagi orang lain?
Adakah perempuan seperti ini?
Siapa perempuan yang kupikir dapat menjadi teladan dalam hal baik hati ini?
Aku mulai membayangkan beberapa orang yang kukenal. Ada kesamaan mereka:
👉 Ada ketulusan dan kasih dalam tindakan mereka.
Mereka gak selalu berkata yang manis dan enak didengar, mereka kadang menegur dengan tegas, tapi aku tahu itu untuk kebaikan. Aku mengenal beberapa orang yang terlihat baik karena ada maunya alias mencari keuntungan diri sendiri. Ini baik hati? Tentu tidak. Berasa lo seseorang yang baik hati karena kasih dan karena ada maunya.
👉 Mereka sigap dalam mengulurkan tangannya, mereka melakukan apa yang mereka bisa untuk menyatakan kasih Tuhan bagi orang lain. Mereka meresponi kebutuhan orang lain dengan cepat.
Ada orang yang saat mendengar kesulitan orang lain cuma bisa berkata, "Kasihan" tapi gak melakukan apa-apa. Orang yang baik hati melakukan sesuatu,kesulitan orang lain menimbulkan belas kasihan di hatinya dan dia mulai berpikir, "Apa yang bisa kulakukan?" lalu dia bertindak.

Apakah aku perempuan yang baik hati? Aku merasa belum menjadi perempuan yang baik hati. Terkadang aku berbaik hati karena ada maunya, seringkali aku jadi perempuan yang hanya berkata "Kasihan"  tapi gak melakukan apa-apa.

👉 Mulai hari ini aku mau belajar meresponi kebutuhan orang lain dengan tindakan kasih yang tulus. Melakukan yang aku bisa untuk meringankan masalahnya.

Kasongan,  11 Januari 2018
-Mega Menulis-

Wednesday, January 10, 2018

Amsal 10, Matius 10

Amsal 10:4, 22 (TB)  Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya.
Berkat TUHANlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya.

Tuhan memberkati orang yang rajin dan menjadikan mereka kaya. Awalnya kupikir untuk kaya secara materi ini kuncinya : mendapat berkat Tuhan dan menjadi rajin. Eh, ada kok orang yang rajin tapi gak kaya-kaya, gimana dong? Lalu aku diingatkan kalau kaya itu bukan cuma bicara materi.
Orang yang kaya bisa jadi orang yang bisa memberikan banyak walaupun dia sepertinya gak punya apa-apa, karena dia merasa kaya. Dia merasa memiliki banyak sehingga mau memberi. Aku juga teringat mertuaku yang umurnya sudah 70 tahun lebih dan sangat rajin. Sampai sekarang Tuhan berkati dia dengan kekayaan yang luat biasa, kesehatan yang sempurna. Pagi-pagi dia sudah bangun dan mengurusi rumahnya, lalu beraktivitas di kebunnya, memanen hasil kebunnya untuk makannya sendiri dan dijual sedikit ke warung, memasak, beraktivitas di gereja atau di mana. Dia diberkati Tuhan dengan kekayaan yang luat biasa karena kerajinannya, kesehatan yang sempurna di masa tuanya.
 Kerajinan mutlak menjadi kebiasaan bagi orang percaya karena hidup dengan kemalasan gak akan pernah menjadi berkat dan kesaksian bagi orang lain.
 Berkat Tuhan bagi orang rajin bukan hanya berupa materi, bisa jadi berkat itu berupa kesehatan, perilaku rajin anak-anak yang diteladaninya dari orang tuanya, bisa berbagi, dll.
 Tuhan, Engkau tahu kalau kerajinan menjadi pergumulanku. Aku lebih sering bermalas-malasan  dibanding menjadi rajin. Tolong tegur aku saat aku malas ya Tuhan. Aku mau menjadi rajin. Amin.

Matius 10:30-31 (TB)  Dan kamu, rambut kepalamu pun terhitung semuanya.
Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit.

Aku pernah membaca artikel yang mengatakan dalam sehari normalnya rambut kita rontok sampai 60 helai, itu yang rontok bisa dihitung kalau setahun berapa. Tidak ada yang dapat mengatakan dengan tepat jumlah rambut di keoala kita, lagipula siapa yang mau repot menghitungnya. Lah, di ayat ini dikatakan kalau semua terhitung sama Tuhan. Tuhan tahu! Kalau Tuhan aja mau perhatikan jumlah rambut kita yang besok-besok rontok dan tumbuh lagi, kenapa kita takut akan hidup kita?
Tuhan memandang kita berharga, Dia memperhatikan seluruh aspek dalam kehidupan kita tanpa kecuali. Dia gak pernah lalai menjaga hidup kita. Jangan pernah takut pada apapun di dalam hidupmu Meg!Tuhan tahu keperluanmu, Dia akan berikan tepat pada waktunya. Stop mengkuatirkan hidupmu. Hidupmu sudah ada yang ngurusin.
Kemarin aku dan suami mempertimbangkan untuk melahirkan di Banjamasin supaya miomku bisa sekalian diangkat karena di Palangka Raya belum mampu melakukan itu. Banyak hal yang kami kuatirkan, daftarnya panjang kalau kuceritakan. Eh, hari ini diingatkan untuk jangan takut. Apapun keputusan kami,  Tuhan berdaulat dan biar kehendakNya saja yang terjadi. Aku mau belajar gak kuatir.

Kasongan, 10 Januari 2018
-Mega Menulis-

Tuesday, January 9, 2018

Amsal 9, Matius 9

Matius 9:24 (TB)  berkatalah Ia: "Pergilah, karena anak ini tidak mati, tetapi tidur." Tetapi mereka menertawakan Dia.

Saat Tuhan mengatakan hal yang mustahil bagi kita, bagaimana respon kita? Saat Dia berfirman, apakah kita menerimanya atau berespon menolak?
Bagaimana respon kita?
Tertawa?
Tidak percaya?

Firman Tuhan seringkali berbeda dengan apa yang dunia katakan.
Dunia bilang balaskan, Tuhan bilang ampuni.
Dunia berkata, "Sudahlah, pisah saja, dia sudah menyakitimu",  dan Tuhan bilang apa yang telah dipersatukannya tak boleh dipisahkan oleh manusia.
Dunia bilang mustahil, bagi Tuhan gak ada yang mustahil.

Apakah kita mau menerima perkataan Tuhan? Bagaimana kita berespon? Setiap hari kita diberi kesempatan untuk membuat pilihan. Kita menertawai perkataan Tuhan karena kita sering lupa kalau Tuhan berkuasa, Dia berdaulat atas segala yang dikatakannya, bahkan hidup kita ada dalam tanganNya.

👉  Hari ini aku mau mempercayai dan melakukan perkataanNya.

Amsal 9:9 (TB)  berilah orang bijak nasihat, maka ia akan menjadi lebih bijak, ajarilah orang benar, maka pengetahuannya akan bertambah.

Orang bijak diberi nasihat jadi lebih bijak.
Orang benar diajari maka pengetahuannya akan bertambah.
Apa kabar dengan orang yang gak bijak dan gak yang benar?
Pernah kan ya melihat seseorang yang diberi nasihat dan diajari tapi hidupnya gak mau berubah, apa yang harus dilakukan dengan orang yang kayak gini? Malah lebih banyak yang seperti ini dibanding yang langsung nyadar. Jadi gimana dong?
TETAP DIKASIH TAHU.
Dan  DIDOAKAN.
Seringkali mereka lebih butuh tangan Tuhan yang sentuh hidup mereka daripada campur tangan manusia. Ya tetap dikasih tahu, tapi ya itu tadi, hanya Tuhan yang bisa hidup seseorang.
Aku diingatkan kalau perubahan hidup sering kali adalah hasil dari pekerjaan tangan Tuhan.

👉 Kalau selama ini mulutku dah berbuih-buih menasihati orang dan gak ada perubahan dalam hidupnya, mungkin karena aku gak tekun mendoakan dia. Mulai berdoa Meg!

Kasongan, 9 Januari 2018
-Mega Menulis-

Monday, January 8, 2018

Amsal 8, Matius 8

Matius 8:2 (TB)  Maka datanglah seorang yang sakit kusta kepada-Nya, lalu sujud menyembah Dia dan berkata: "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku."

Orang kusta ini menyadari kuasa Tuhan, dia tidak pernah meragukan kuasa Tuhan dan takut meminta. Dia hanya datang dan berkata,"Jika Tuhan mau maka Tuhan dapat mentahirkan aku". Aku kembali diingatkan untuk terus datang minta sama Tuhan dengan keyakinan tersebut, kalau Tuhan mau maka Dia akan berikan apa yang aku minta. Aku gak perlu takut meminta.

Tuhan adalah Bapaku. Jadi ingat rhema yang pernah kudapat beberapa tahun lalu. Sebagai anak aku bisa minta apa saja pada bapaku, dan sebagai bapa maka Tuhan akan memberikan apa yang terbaik menurut kasih karuniaNya. Gak perlu terlalu banyak mikir saat meminta. Tuhan tahu kok yang terbaik buatku. Kalau aku minta ular, Diangak akan kasih ular kok. Tuhan pasti kasih ikan. Tetap meminta dan percaya Meg!

Amsal 8:7 (TB)  Karena lidahku mengatakan kebenaran, dan kefasikan adalah kekejian bagi bibirku.

Orang yang memiliki hikmat, lidahnya mengatakan kebenaran.
Kenapa?
Karena dia tahu bahwa kebohongan gak akan pernah menyelesaikan masalah. Lidah yang jujur akan diberkati.

Hari ini aku tahu kalau adikku untuk kesekian kali membohongi kami lagi masalah studinya. Sudah berkali-kali dia berbohong dengan alasan bingung untuk jujur. Aku sudah pernah menasihati dia kalau selama ini dia tidak diberkati karena dia berdusta tapi herannya kok ya masih terus dilakukannya. Sejujurnya aku sudah ilfill mendengar pengakuannya, aku marah dan sudah gak peduli lagi.

Baca ayat ini aku berdoa supaya adikku dapat hikmat untuk menyelesaikan masalahnya dan berhenti berbohong. Karena aku yakin gak ada berkat yang akan kita terima saat kita berdusta.

Kasongan, 8 Januari 2018
-Mega Menulis-

Amsal 7, Matius 7

Matius 7:7 (TB)  "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.

Minta 👉 diberikan
Cari 👉 mendapat
Ketok 👉 pintu akan dibukakan

Ini janji dan berkat Tuhan buat kita setiap anak-anakNya. Spesial di hari ulang tahunku ini, Tuhan ingatkan beberapa hal yang masih jadi pergumulanku dan keluargaku yang belum aku MINTA dari Tuhan, aku belum mendoakannya dengan sungguh karena pemikiran yang konyol, "Ah, Tuhan tahu lah keperluan kami, kalau Tuhan belum berikan berarti kami belum terlalu memerlukannya".
Kadang aku mikir, aku sudah terlalu banyak meminta sama Tuhan, berkatNya dah melimpah. Apa lagi yang mau aku minta? Yang gak aku minta pun Tuhan berikan berlimpah kok. Tapi kesaksian Merry dari grup G kemarin membuatku berkata sama Tuhan, "Tuhan, kapan giliran kami yang merasakan sukacita yang sama?", suamiku sekarang belum punya pekerjaan tetap dan kami melihat bahwa Tuhan senantiasa memelihara kebutuhan kami. Jadi, seakan-akan pergumulan tentang pekerjaan ini jadi gak nampak, padahal masih ada.

Dulu, aku dan suami rajin mendoakan pergumulan ini bersama, tapi sekarang sudah nggak. Gak tahu kenapa, apa karena Tuhan belum berikan lalu kami capek meminta dan menerima saja keadaan ini. Atau karena kami sudah banyak menerima berkatNya dan malu meminta-minta lagi sama Tuhan. Kalau dipikir-pikir, kami belum sampai 5 tahun mencari dan mendoakan seperti Merry dan suami, masa kami dah menyerah? Apa-apaan ini!

Matius 7:11 (TB)  Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya."

Aku teringat anak kecil yang meminta sama ortunya? Pasti kalau dah ada maunya akan gigih meminta dengan segala cara, dan setiap ortu yang baik tahu apa yang baik bagi anaknya dan pasti akan memberikan apa yang dianggapnya baik bagi anaknya, apalagi Tuhan yang adalah Bapaku yang baik.

Hari ini Tuhan ingatkan: Kamu belum menerima karena kamu gak meminta Meg. Mintalah, supaya sukacitamu penuh!

👉 Aku mau ajak suami mendoakan bareng lagi mengenai pekerjaan buat suami. Aku percaya saat kami tekun berdoa dan mau mencari Tuhan akan menjawab doa kami dengan yang terbaik.

Amsal 7 no rhema

Kasongan,  7 Januari 2017
-Mega Menulis-

Friday, January 5, 2018

Amsal 6, Matius 6

Amsal 6:32 (TB)  Siapa melakukan zinah tidak berakal budi; orang yang berbuat demikian merusak diri.

Tadi malam aku dikasih tahu kalau temanku yang tahu suaminya selingkuh itu rujuk lagi sama suaminya dan gak jadi bercerai, tapi dia berkata sudah gak ada rasa apa-apa lagi, apa boleh buat demi anak-anak katanya 😭 Duh, hatiku hancur dengar kayak gitu, gak kebayang menjalani pernikahan seperti itu. Kalau aku yang mendengarnya saja hancur hati, gimana temanku itu ya. Gak kebayang bagaimana anak-anaknya melihat hubungan orang tuanya seperti itu sekarang, ga ada kasih lagi,cuma sekedar formalitas.

Hari ini aku masih mendoakan keluarga ini supaya Tuhan sungguh pulihkan, supaya suaminya bertobat dengan sungguh dan isterinya diberi kekuatan untuk mengampuni. Kalau bukan Tuhan yang tolong dan pulihkan mereka rasanya berat pasti menjalani pernikahan seperti itu.

Perzinahan benar-benar menghancurkan diri sendiri dan apa yang telah dibangun susah payah. Gimana gak menghancurkan diri sendiri, wong orang nikah bukan lagi dua tetapi satu.

Matius 6:33 (TB)  Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

Ayat ini ada pada perikop yang berbicara hal kekuatiran. Semua orang pasti pernah kuatir, beberapa orang kuatir lebih sering dibandingkan orang lain. Kekuatiran terjadi karena kita memikirkan keperluan dan kehendak kita melebihi kerajaan Allah dan kebenaranNya. Kita lebih fokus memikirkan diri kita sendiri sehingga lupa pada Tuhan. Tuhan mau kita berhenti menguatirkan banyak hal dan mulai fokus mencari kerajaan Allah dan kebenaranNya.

Apa itu kerajaan Allah dan kebenaranNya?
Ayat ini dalam versi BIMK berbicara lebih sederhana:
Matius 6:33 (BIMK)  Jadi, usahakanlah dahulu supaya Allah memerintah atas hidupmu dan lakukanlah kehendak-Nya. Maka semua yang lain akan diberikan Allah juga kepadamu.
👉 Udaaahhh... Taat aja sama Tuhan maka kamu gak perlu lagi menguatirkan apa yang kamu kuatirkan selama ini!

Dipikir-pikir, emang pernah gak sih kita kuatir tentang APAKAH HARI INI AKU BISA TAAT APA GAK SAMA TUHAN? JDERRRR!!!
Sejujurnya, aku gak pernah bangun pagi dengan pertanyaan:Tuhan, apakah aku bisa taat samaMu hari ini?
Yang ada malah aku bangun dan mikir:
Ntar masak apa ya?
Gimana ya sk-ku, bisa keluar hari ini gak ya?
Pokoknya mikirin keperluan dan keinginan sendiri gitu deh.
Padahal kalau dipikir lagi, lebih sering kita gak taat sama Tuhan kan dibanding gak terpenuhinya apa yang kita kuatirkan (makan minum, pakaian, dll)?

Mulai hari ini aku mau bertanya ke Tuhan :
🙏 TUHAN, adakah yang Tuhan mau untuk aku lakukan hari ini? Kalau ada, berbicaralah kapan saja,  aku mau melakukannya ya Tuhan. Tolong aku melakukannya ya Tuhan. Amin.

👉  Stop menguatirkan hidupmu Meg! Ganti kekuatiran dengan doa.

Kasongan, 6 Januari 2018
-Mega Menulis-

Amsal 5, Matius 5

Amsal 5:3 (TB)  Karena bibir perempuan jalang menitikkan tetesan madu dan langit-langit mulutnya lebih licin dari pada minyak,

Teringat secara khusus pada seorang teman yang rumah tangganya di ambang perceraian karena suaminya ketahuan selingkuh beberapa kali. Aku tahu ini bukan hanya salah pelakornya tapi juga karena sifat suaminya.

🙏 Tuhan, tolong jauhkanlah suamiku dan suami teman-temanku dari wanita seperti di ayat ini. Berilah mereka kekuatan untuk hidup dalam kekudusan dan selalu takut sama Tuhan. Mampukanlah kami sebagai para istri menjadi partner yang menolong suami dan bukannya merongrong sehingga kami selalu bersukacita bersama menikmati berkat Tuhan dalam rumah tangga kami. Amin.

Matius 5:48 (TB)  Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."

Setelah Yesus mengucapkan Ucapan Bahagia, meminta pendengarnya menjadi garam dan terang dunia, lalu menjelaskan tentang diriNya dan hukum Tawarikh maka Matius pasal 5 ditutup dengan ayat  di atas, kita diminta sempurna seperti Bapa yang di Sorga.

Fiuh....Kalau dengar kata SEMPURNA kayak gitu siapa yang gak terintimidasi ya, SEMPURNA SEPERTI BAPA DI SORGA pulak! Sempurna dalam hal apa?
KEKUDUSAN
Imamat 19:2 (TB)  "Berbicaralah kepada segenap jemaah Israel dan katakan kepada mereka: Kuduslah kamu, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, kudus. 

Standar Tuhan sangat tinggi.
Dia ingin kita hidup kudus. Tapi, mungkinkah?
Aku percaya sejak kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat , maka kita telah diberi kuasa untuk menang atas dosa, kita tidak lagi diperhamba dosa. Kita DAPAT HIDUP DALAM KEKUDUSAN dengan memilih melakukan yang kudus dan berkenan di hadapan Tuhan. Pertanyaannya sekarang, sudahkah aku membuat pilihan yang benar dan hidup dalam kekudusan?
BELUM.
Aku masih sering bersikap kasar pada saat dikritik atau dikecewakan, padahal Tuhan ingin aku lemah lembut.
Aku gak selalu bermurah hati pada yang memerlukan karena aku berpikir ada orang-orang yang gak pantas menerima kemurahan tersebut.
Aku balas menganiaya saat dianiaya.
Hidupku belum menjadi kesaksian bagi dunia ini, garam dan terang dunia? Bah! Seringkali aku gak jadi terang, aku sama gelapnya dengn dunia.
Aku masih bersikap munafik seperti orang Farisi dan Ahli Taurat yang menganggap orang lain lebih berdosa padahal kami melakukan dosa, hanya dosaku berbeda dengan orang lain.

Semakin membandingkan diri dengan Tuhan maunya aku jadi apa, aku semakin merasa kalau aku belum memenuhi standar kekudusanNya Tuhan. Aku masih sering memilih hidup gak kudus.

👉 Jargon lama tapi selalu sesuai dengan kondisi yang ada, aku perlu berpikir saat menghadapi situasi : WHAT WOULD JESUS DO?
Lalu melakukannya!!!

🙏 Tuhan, ampuni aku karena hidupku jauh dari standar sempurna yang Tuhan mau, aku belum hidup kudus. Tolong aku membuat pilihan yang memampukanku hidup dalam kekudusan ya Tuhan, jangan biarkan aku memilih yang kurang dari itu. Amin.

Kasongan, 5 Januari 2018
-Mega Menulis-

Amsal 4, Matius 4

Amsal 4:15 (TB)  Jauhilah jalan itu, janganlah melaluinya, menyimpanglah dari padanya dan jalanlah terus.

'JALAN ITU' yang dimaksud di sini adalah jalan orang fasik dan jalan orang jahat.
'Banyak jalan menuju Roma',  kata orang. Banyak cara untuk mencapai tujuan. Gak peduli bagaimana caranya yang penting tujuannya. Bagi banyak orang seperti itu, tapi tidak bagi kita pengikut Kristus. Bagi kita hanya ada satu jalan yakni Kristus. Pengikut Kristus mengikuti Kristus,kita melakukan yang telah dilakukanNya. Karena Dia adalah yang sulung di antara kita. Kristus lah yang menjadi teladan kita.

Tuhan ingin kita hidup dalam kekudusan dan kebenaran dalam seluruh jalan yang kita tempuh. Bukan tujuan yang terpenting tapi proses dan cara yang kita pilih pun harus berkenan di hadapanNya.

Kalau teman-teman ada yang ingat, SK kepindahanku masih belum juga selesai karena aku mengurus surat lagi di BKD Provinsi, semula ada yang menyarankan untuk mengakali surat yang salah sebelumnya dengan menutup tujuan surat lalu memfotokopi  surat dari Bupati. Memang cara itu lebih cepat, tapi aku belajar melakukan yang benar, biarpun lebih lama prosesnya. Akhirnya surat dari BKD Provinsi baru selesai bulan Desember, entah kapan lagi SK dari BKN. Lama memang, tapi ada damai sejahtera saat aku memilih melakukan sesuai jalur.

Aku percaya, jalan yang aku ambil, kalau itu benar, Tuhan akan berikan ketenangan dan damai sejahtera. Aku belajar kalau yang terpenting bukan sekedar mencapai tujuan tapi juga cara kita mencapai tujuan, karena Tuhan gak melihat sebagian hidup kita, Dia melihat keseluruhan hidup kita.

Matius 4:4 (TB)  Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."

Baca ini kesekian kali jadi mikir ekstrim gini:Jangan makan hari ini kalau belum baca Firman Tuhan. Dan aku ketampar-tampar deh.
Reminder buat diri sendiri supaya gak lalai ngasih makan roh kita. Kalau untuk tubuh jasmani aja kita gak pernah lalai ngasih makan, mosok untuk roh kita lalai.

Buatku pribadi, berasa beda emang kalau pagi-pagi dah baca firman Tuhan dan kasih makan rohku, berasa setrong 💪  seharian ini menghadapi apapun. Dibandingkan baru baca pas dah siangan gitu.

So far beberapa hari ini, susah sekali buatku bangun pagi dan baca firman Tuhan, padahal aku dah tidur cepat kalau malam supaya bisa bangun pagi dan baca firman Tuhan sebelum beraktivitas di rumah. Aku dah hidupin alarm bangun jam 4 pagi dan kata suami emang hidup aja, emang dokter suruh bed rest sih, jadi akhirnya dimatikan suami karena kasihan sama aku. Jadi aku baru bisa baca firman Tuhan pas lagi gak ada kerjaan di kantor.

Kalau baca ayat ini aku jadi yang mikir, kok bisa ya kalau untuk baca firman Tuhan aku menunda-nunda, tapi kalau untuk makan bisa ngamuk kalau lewat jamnya. Nah, kalau perut aja bisa 'menjerit' kalau kelaparan, apalagi roh kita. Jangan-jangan selama ini aku mengabaikan 'jeritan rohku' yang butuh makan firman Tuhan.

Kasongan, 4 Januari 2018
-Mega Menulis-

Amsal 3, Matius 3

Matius 3:17 (TB)  lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."

Yesus berkenan di hadapan BapaNya karena Dia taat pada BapaNya, di ayat sebelumnya Yesus berkata seperti ini pada Yohanes:
Matius 3:15 (TB)  Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah." Dan Yohanes pun menuruti-Nya.

Yesus melakukan apa yang harus dilakukanNya supaya kehendak Allah tergenapi. Yesus melakukan apa yang dikatakan AllahNya. KetaatanNya membuatnya dikasihi dan berkenan di hadapan AllahNya.

Ya, aku dikasih Allah. Aku tahu aku dikasihi, aku merasakan kasihNya. Tapi perkenanNya? Sudahkah Dia berkenan atas hidupku?
Sudahkah setiap yang kulakukan untuk menggenapi kehendakNya?
Atau jangan-jangan aku hanya melakukan kehendakku. Bagaimana aku bisa mendapat perkenanNya kalau yang kulakukan adalah mendahulukan kehendakku di atas kehendakNya.

👉 Aku mau mendapat perkenan Tuhan dengan melakukan kehendakNya. Supaya kehendakNya digenapi dalam hidupku.

Amsal 3:35 (TB)  Orang yang bijak akan mewarisi kehormatan, tetapi orang yang bebal akan menerima cemooh.

Ada kenalanku yang berpikir aku bodoh. Gara-garana aku belum menerima SK pindah tapi sudah melapor akan pindah ke bosku, bagaimana kalau nanti aku diganti, aku jadi gak punya jabatan  alias non job dong. Artinya kalau ada pelantikan dan aku non job, aku akan jadi staf biasa. Pendapatan pasti berkurang karena aju gak akan menerima tunjangan jabatan. Aku sih berpikir logis aja, kalau nanti aku pindah dan tidak ada yang dilantik menggantikan aku, memang akan ada plt dari staf yang ada, cuma kan kasihan orang yang ditunjuk itu, dia wajib mengerjakan pekerjaan dalam jabatanku tapi dia gak bisa menerima haknya berupa tunjangan. Kan kasihan. Lalu, aku tahu pimpinanku mengajukan orang lain sebagai penggantiku, ya sudahlah itu tindakan logis sebagai pimpinan. Masalah aku 'dirugikan' kalau sampai dicopot dari jabatan sebelum pindah, ya itu resikoku lah. Kalau aku diam-diam saja tanpa melapor aku merasa merugikan orang lain dan tempatku bekerja.

Akhir tahun kemarin aku dapat kabar kalau ada pelantikan di Kabupaten dan ada kasubag baru yang menggantikanku. Yah, jadi staf lagi deh. Tapi aku mencoba bersyukur, gak papa lah jadi staf, yang penting aku selama ini melakukan pekerjaanku sebaik-baiknya. Lagipula, tanggung jawab jadi berkurang, bisa lebih fokus menjaga kehamilanku. Aku sudah bisa menerima dengan damai sejahtera kabar itu.Tidak ada yang dirugikan. Tidak ada yang salah.

Aku masuk kantor dan ternyata dikabari kalau berita yang kudengar itu salah, aku masih tetap pada jabatan semula. Memang benar bosku mengajukan orang baru menggantikanku tapi keputusan dari tim Baperjakat BKD sewaktu pelantikan aku gak diganti. Heran juga kok bisa gitu. Tapi aku bersyukur sudah jujur sama bosku tentang kepindahanku meskipun SK belum keluar. Ternyata Tuhan perhitungkan kejujuranku. Aku bersyukur gak menjadi licik dan mengambil keuntungan. Aku percaya, jabatan ini Tuhan yang memberi Tuhan yang mengambil. Gak ada yang bisa mengambil apa yang ditetapkan Tuhan jadi bagianku. Kalau sudah bagianku, Tuhan pasti tetap beri. Aku gak perlu mempertahankan jabatan dengan cara yang gak benar.

Kasongan, 3 Januari 2018
-Mega Menulis-

Amsal 2, Matius 2

Amsal 2:4 (TB)  jikalau engkau mencarinya seperti mencari perak, dan mengejarnya seperti mengejar harta terpendam,

Namanya juga harta terpendam, gak langsung kelihatan dan bisa langsung diambil kan? Harus ada usaha untuk menggali. Untuk mendapatkan hikmat dari setiap ayat Alkitab yang dibaca, aku ngerasain sendiri, emang butuh usaha. Apalagi Amsal yang dah dibaca berulang kali tiap bulan. Kalo males atau gak sempat, baca cuma sekali atau dua kali. Atau ketemu ayat-ayat yang susah gitu, jatuh-jatuhnya ga dapat rhema. Tapi saat aku merenung dan menyediakan waktu lebih, berulang kali baca satu pasal itu, tanya Tuhan dan merenungkannya, Tuhan pasti bicara kok. Di kasih hikmat, beneran deh. Terkadang kalau aku baca-baca lagi rhema di  Amsal yang kudapat, aku bingung, kok bisa ya Tuhan kasih pengertian ini. Saat ini gak terpikiran, tapi kok dulu Tuhan bicara ini ya.

Tadi baca Amsal 2 ini dua kali aku juga berasa gak dapat rhema, tapi aku minta Tuhan berikan aku rhema, dan Dia mau aku fokus pada kata TERPENDAM itu. Untuk dapat hikmatNya yang terpendam emang harus ada USAHA. Usaha apa yang sudah aku lakukan?
👉 Spending time lebih banyak. Untuk baca berulang kali.
👉 Minta Tuhan bicara. Supaya Tuhan yang bicara dan kasih hikmat.
👉 Meditasi dan merenungkan yang dibaca. Gak sekedar baca.

Hikmat diberikan pada mereka yang meminta dan mencarinya dengan sungguh? Sudahkah ada kesungguhan hati kita? Kesungguhan kita kelihatan kok dari usaha kita. Kalau baca sekali terus no rhema, apakah kita masih terus mencari? Atau kita berhenti mencari?Ini harta terpendam lo! Harus digali untuk mendapatkannya.

Matius 2:11 (TB)  Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.

Orang Majus mempersembahkan emas, kemenyan dan mur bagi Yesus. Emas melambangkan sesuatu yang sangat berharga. Kemenyan menjadi salah satu unsur ukupan yang kudus. Mur bernilai tinggi karena keharumannya.

Ini mengingatkanku merenungkan, selama ini persembahan yang bagaimana yang aku bawa ke Tuhan? Sudahkah aku memberikan milikku yang berharga, yang kudus dan harum bagi Tuhan? Atau jangan-jangan aku asal-asalan memberikan persembahan buat Tuhan. Ini bukan tentang persembahan berupa uang, tetapi segala yang aku lakukan bagi Tuhan, apakah aku memberikan yang terbaik bagiNya?

👉 Sudahkah aku melakukan yang terbaik, kudus dan harum? Apakah Tuhan sungguh dimuliakan melalui segala perbuatanku?

Palangka Raya, 2 Januari 2018
-Mega Menulis-

Amsal 1, Matius 1

Matius 1:17 (TB)  Jadi seluruhnya ada: empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus.

Dari berbagai nama tersebut, ada yang aku kenal karena Alkitab menceritakan sejarah  hidupnya, ada pula yang nggak. Ada yang aku gak tahu sama sekali bagaimana hidupnya, apakah dia hidup benar atau tidak, yang jelas namanya tercatat dalam silsilah Yesus Kristus. Allah bisa saja memakai orang lain, tapi Allah memilih memakai mereka.

👉 HIDUP BENAR SEKALIPUN ORANG GAK MEMPERHATIKAN
Ada beberapa orang yang aku tidak tahu kehidupannya. Orang lain mungkin tidak pernah memperhatikan kehidupan kita, hidup benar atau tidak.  Tapiiii... Tuhan melihat lo!!! Jangan pernah lupakan itu! Tetap hidup benar sekalipun gak ada yang melihat ataupun memperhatikan.

👉 BERSYUKUR UNTUK SETIAP KESEMPATAN DIPAKAI TUHAN
Kita dipakai Tuhan bukan karena kita yang memilih, tapi karena Dia yang memilih kita. Di antara deretan silsilah nama itu mungkin ada yang gak akan pernah tahu kalau Kristus ada dalam silsilah keturunan mereka. Jadi aku diingatkan bersyukur untuk setiap kesempatan yang kutahu Tuhan sedang pakai aku.

👉 MENDIDIK ANAK HIDUP DALAM KEBENARAN DAN PENGENALAN AKAN TUHAN
Gak ada yang tahu keturunannya akan jadi apa, atau Tuhan pakai untuk apa, tapi tanggung jawabku sebagai orang tua adalah agar anak-anakku hidup dalam kebenaran dan mengenal Tuhan.

Amsal 1:15 (TB)  Hai anakku, janganlah engkau hidup menurut tingkah laku mereka, tahanlah kakimu dari pada jalan mereka,

Ayat ini berbicara tentang supaya kita jangan mengikuti tingkah laku orang berdosa. Tapi aku terpikir tentang bagaimana kehidupan orang yang tidak mengenal Tuhan, salah satu yang nyata cirinya adalah mereka hidup dengan dipenuhi kekuatiran.

Aku mengaku Tuhan, aku sedang kuatir. Tadi pagi aku bangun dan BAK, ada flek. Tuhan, gimana nih aku takut keguguran. Aku langsung panik dan bangunkan suamiku. Suamiku lebih tenang, katanya hari ini hari libur, dokter gak ada yang praktek, kalau darurat kami ke IGD. Dia menyuruhku istirahat dan lihat di internet indikasi apa flek gini. Aku istirahat, baca firman Tuhan dan berdoa di tempat tidur, jadi lebih tenang. Aku ingat kalau bayiku terasa bergerak setelah aku makan atau minum sesuatu yang manis, aku langsung buat susu dan minum susu. Lalu berbaring lagi, ada gerakan tapi gak seaktif biasanya. Kata sepupuku yang kuliah kedokteran kemungkinan aku kecapean,kemaren seharian aku emang gak ada tidur siang, malamnya kakiku pegal luar biasa, kupikir cuma karena menopang tubuh yang berat ini. Sekarang aku sedang berbaring istirahat.

Kekuatiran membuatku melihat apa yang kualami lebih besar dari Allahku. Padahal kan Tuhan sanggup menjagai kami. Untuk jaga-jaga, sekarang aku dan suami mau ke UGD untuk cek. Tolong doakan ya.

Palangka Raya, 1 Januari 2018
-Mega Menulis-

Wednesday, January 3, 2018

Amsal 31, 2 Yohanes 1


Amsal 31:25 (TB)  Pakaiannya adalah kekuatan dan kemuliaan, ia tertawa tentang hari depan.
Sebentar lagi, aku akan meninggalkan tahun 2017 dan tahun 2018 yang baru menanti. Kalau mau kuatir, ada banyak hal yang bisa aku kuatirkan, SK Kepindahanku belum keluar, kehamilanku dengan masih ada miom, apakah bisa angkat miom tanpa rahim, kami belum mendapatkan rumah baru untuk di Palangka Raya, keuangan tahun depan, bagaimana anak-anak kalau aku dan papanya bekerja tahun depan, mulai dari mana mau HS Sara, dan masih banyak lagi. Tapi hari ini aku diingatkan untuk TERTAWA TENTANG HARI DEPAN. Aku gak bisa tertawa tentang hari depan atau tahun depan kalau hatiku dipenuhi kekuatiran. Aku harus belajar percaya sepenuhnya pada Tuhan.
Ulangan 28:2 (TB)  Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu, jika engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu:

Amsal 30, 1 Yohanes 5

Amsal 30:5 (TB)  Semua firman Allah adalah murni. Ia adalah perisai bagi orang-orang yang berlindung pada-Nya.

Aku merasa sangat diberkati membaca kesaksian teman-teman, luar biasa bagaimana Tuhan memberkati setiap kita dengan cara yang berbeda. Banyak kesempatan aku melihat kita berlari pada firmanNya tiap menghadapi banyak hal, saat bergumul dengan kemalasan, kemarahan, ketidaksabaran, dll. Melihat bagaimana Firman Tuhan mengubah cara kita berespon pada berbagai keadaan sungguh mengagumkan. Benarlah firman ini:
2 Timotius 3:16
Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.

Aku merasakan  sendiri dalam hidupku, selama setahun ini, sadar gak sadar, suka gak suka, firman Tuhan banyak melakukan hal ini dalam hidupku. Aku belum sempurna, kadang masih jatuh. Tapi aku memang diajar, melihat berbagai kesalahanku, mulai memperbaiki kelakuan dan dididik untuk memilih melakukan yang benar.

👉 Aku ingin lebih konsisten baca firman Tuhan. Kalau aku evaluasi setahun ini, saat-saat aku gak baca firman biasanya saat aku gak memprioritaskan baca firman Tuhan. Kalau aku gak baca pagi-pagi sekali, sering kali lewat deh, apalagi kalau tahu-tahu hari itu aku kecapean dan sibuk, malamnya dah tepar, yo wes bisa kelewat. Setiap orang punya waktu terbaik, dan waktu terbaikku pagi hari. Aku ingin memberikan waktu terbaikku pagi itu untuk Tuhan.

1 Yohanes 5:3 (TB)  Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat,

Kami ingin anak belajar tentang habit of obedience dari kecil. Karena inilah tanda kasih kita kepada Allah. Bagaimana kita bisa taat pada Allah yang gak kita lihat kalau pada mereka yang bisa kota lihat saja kita gak bisa taat. Kalau diminta suami melakukan ini itu, aku sering menunda-nunda dan gak segera taat. Aku mau belajar untuk taat, segera. Belajar tunduk pada mereka yang punya otoritas dalam hidupku,aku percaya akan membuatku lebih taat pada Tuhan.

Palangka Raya, 30 Desember 2017
-Mega Menulis-

Amsal 29, 1 Yohanes 4

1 Yohanes 4:19 (TB)  Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.

Kita dapat mengasihi karena dikasihi terlebih dahulu oleh Allah.
Aku teringat seseorang yang kukenal yang sulit sekali mengasihi, bawaannya selalu ingin mencari masalah dengan orang lain, sukar sekali disenangkan, selalu saja menyalahkan orang lain atau keadaan untuk setiap situasinya. Aku malas berurusan dengannya. Tapi, baca ayat ini aku jadi berpikir, mungkinkah dia belum menerima kasih Kristus? Sehingga dia sulit mengasihi orang lain.

👉 Hari ini aku khusus mendoakan dia supaya dia menyadari kalau Allah mengasihi dia.

Amsal 29:15 (TB)  Tongkat dan teguran mendatangkan hikmat, tetapi anak yang dibiarkan mempermalukan ibunya.

Beberapa hari yang lalu salah seorang sepupuku merasa malu dan mengeluh karena anaknya diceritakan tahu-tahu memukul salah seorang tante kami. Sepupuku itu sempat berkata, untunglah dia tidak ada di tempat kejadian, kalau nggak dia akan malu sekali. Sudah banyak yang menceritakan kelakuan keponakanku itu, tapi baru kemarin aku melihatnya langsung. Speechless sih. Kami bingung kok bisa seperti itu, padahal papa mamanya kalem banget.

Aku tidak tahu apakah itu karena dibiarkan atau tidak tapi saat aku berdiskusi dengan papa Sara, kami sepakat kalau Sara berbuat salah, kami tidak akan pernah berkata, "Maklumlah, namanya juga anak-anak". Kami akan menegurnya, perkara dia mengerti atau nggak, kami berkomitmen akan terus menegur sampai dia mengerti apa yang dilakukannya salah, kami percaya setiap anak itu mengerti pada waktunya sendiri. Tugas kami adalah terus menegur dengan kasih.

Palangka Raya, 29 Desember 2017
-Mega Menulia-

Amsal 28, 1 Yohanes 3

Amsal 28:24 (TB)  Siapa merampasi ayah dan ibunya dan menyangka bahwa itu bukan suatu pelanggaran, ia sendiri adalah kawan si perusak.

Aku teringat omku, sebenarnya aku sudah malas mengingat-ingat omku yang satu itu, tapi hari ini aku mau mendoakan dia supaya sadar dengan kelakuannya yang jahat ke eyangku,ibunya sendiri. Gak perlu aku ceritakan detailnya, tapi aku sungguh berdoa supaya omku bertobat dan minta ampun ke eyangku. Eyangku sekarang terbaring stroke tanpa bisa bicara dan bergerak sejak awal tahun 2014, bahkan makan pun harus menggunakan selang yang dipasang di hidungnya. Semoga omku segera bertobat 🙏

1 Yohanes 3:17 (TB)  Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?

Tadi malam aku ngobrol dengan adikku yang kuliah lama di Banjarmasin dan belum juga menyelesaikan kuliahnya. Well, lebih tepatnya aku memarahinya. Dia mengalami kendala di tesisnya dan pembiayaan sudah lama sekali. Aku marah karena berkali-kali dia membohongi kami dan memberikan berbagai alasan selama studinya. Padahal mamahku yang habis-habisan untuk membiayainya. Ternyata dia sempat bekerja dan tidak melakukan apa-apa yang berhubungan dengan studinya. Puncaknya di tahun ini ketahuan segala kebohongannya saat aku mulai benar-benar menanyainya. Yang sangat aku sesali, sejak lama sebenarnya aku bisa mengusahakan untuk menolongnya tapi karena dia terus berbohong jadi kesempatan itu hilang. Gimana mau menolong wong aku gak tahu masalahnya. Dia terus berusaha menutup-nutupi. Beberapa kebohongannya membuat aku ilfil dan gak mau tahu urusannya. Bahkan hubunganku dan mamah sempat jelek karena mamahku sempat berucap kalau aku ini hanya memikirkan diri sendiri dan gak mau menolong adikku, lah gimana mau menolong kalau yang ditolong berbohong terus.

Baca ayat ini aku diingatkan untuk buka hati buat adikku. Jadi merasa sangat bersalah juga. Memang dia terus berbohong,  tapi ada yang salah dengan diriku sampai dia gak bisa berkata jujur tentang masalahnya selama bertahun-tahun. Aku jadi sadar,  memang mamahku benar, aku fokus memikirkan diriku sendiri. Ada tahun-tahun di mana aku melakukan itu, saat aku mulai ambil rumah, saat aku dalam persiapan pernikahan, saat kehamilanku dulu bermasalah. Rupanya aku sama saja dengan omku yang gak peduli dengan eyangku. Aku bersalah karena gak peka dengan kebutuhan adikku dan memberikan hati buat sungguh peduli. Kupikir karena dia gak bercerita, semua baik-baik saja. Kupikir aku gak perlu bertanya terus-menerus karena dia sudah dewasa.

👉 Mulai tahun kemarin sebenarnya aku sudah mulai sering menanyakan dia perihal studinya karena kasihan dengan mamahku yang memikirkan dia. Tapi aku mau lebih peduli ke dia bukan karena mamahku, tapi karena aku sungguh peduli ke adikku.

Palangka Raya, 28 Desember 2017
-Mega Menulis-

Amsal 27, 1 Yohanes 2

1 Yohanes 2:3 (TB)  Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya.

Pengenalan kita akan Tuhan ditunjukkan  dengan ketaatan kita akan perintahNya.Ngakunya kenal Tuhan tapi kadang taat kadang nggak, jangan-jangan taat cuma saat menguntungkan diri sendiri. Jangan-jangan taat hanya waktu mudah untuk dilakukan.

Jadi perenunganku yang dah hampir setahun ikut BRG, hampir tiap hari baca Alkitab sebanyak 2 pasal. Ada gak sih perubahan hidupku? Ada. Yang paling nyata sih dulu kalau melakukan hal yang bertentangan sama FirTu seringnya cuek aja, membela diri. Minta ampun sih sama Tuhan tapi pasti ngasih alasan, sekarang berasa lebih sering kesentil dan nyadar waktu sudah atau akan berbuat dosa. Semacam ada alarm yang ingatin: kamu salah Meg, gak boleh gini, harusnya gini. Katanya kenal Tuhan, masa sih kamu kayak gitu. Dan langsung minta ampun sama Tuhan gak pakai membela diri, pokoknya bertekad gak mau lagi mengulangi kesalahan yang sama. Udah kenal Tuhan kok ga ada perubahan hidup sih.

Amsal 27:5 (TB)  Lebih baik teguran yang nyata-nyata dari pada kasih yang tersembunyi.

Kemarin ditegur suami dan aku gak langsung terima. Jengkel banget rasanya. Apalagi aku gak merasa salah. Jadi, kemarin kami mengunjungi keluarga. Karena aku lama gak bertemu ngobrol lah aku asyik dengan tanteku. Sara masih kurang enak badan, udah gak panas sih tapi lemas karena susah makan. Kami ajak ke tempat keluarga karena di sana banyak anak kecil, pikir kami, siapa tahu dia jadi selera makan.

Sara agak rewel dan selalu minta digendong sambil berdiri. Karena merasa gak kuat gendong Sara sambil berdiri lama-lama ya sudahlah kupasrahkan sama suami, kupikir gak masalah lah ya, wong aku emang gak kuat. Ternyata suami komplain karena aku dianggapnya cuek dan mau enaknya doang. Aku gak terima dong, wong emang aku gak kuat. Udah mau ngambek aku, diem aja. Tapi akhirnya aku ngomong ke suami, eh rupanya suamiku juga sedang sakit tangannya dan sakit waktu gendong Sara. Oalah, pantesan aja suami komplain, wong posisinya kami sebenarnya sama-sama sakit, kok aku enak-enak aja gak bantuin. Pantaslah aku ditegur. Rupanya aku gak tahu keadaan suami trus seenaknya aja.

Alarm buatku. Emang sih selama hamil ini suami jadi terabaikan. Berasa akhirnya kalau lebih banyak fokus ke diri sendiri, bayi di perut dan Sara. Gak boleh gitu. Gimana pun suami harus diperhatikan. Bersyukur ini suami sendiri yang negur.

Palangka Raya, 27 Desember 2017
-Mega Menulis-