Friday, January 5, 2018

Amsal 3, Matius 3

Matius 3:17 (TB)  lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."

Yesus berkenan di hadapan BapaNya karena Dia taat pada BapaNya, di ayat sebelumnya Yesus berkata seperti ini pada Yohanes:
Matius 3:15 (TB)  Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah." Dan Yohanes pun menuruti-Nya.

Yesus melakukan apa yang harus dilakukanNya supaya kehendak Allah tergenapi. Yesus melakukan apa yang dikatakan AllahNya. KetaatanNya membuatnya dikasihi dan berkenan di hadapan AllahNya.

Ya, aku dikasih Allah. Aku tahu aku dikasihi, aku merasakan kasihNya. Tapi perkenanNya? Sudahkah Dia berkenan atas hidupku?
Sudahkah setiap yang kulakukan untuk menggenapi kehendakNya?
Atau jangan-jangan aku hanya melakukan kehendakku. Bagaimana aku bisa mendapat perkenanNya kalau yang kulakukan adalah mendahulukan kehendakku di atas kehendakNya.

👉 Aku mau mendapat perkenan Tuhan dengan melakukan kehendakNya. Supaya kehendakNya digenapi dalam hidupku.

Amsal 3:35 (TB)  Orang yang bijak akan mewarisi kehormatan, tetapi orang yang bebal akan menerima cemooh.

Ada kenalanku yang berpikir aku bodoh. Gara-garana aku belum menerima SK pindah tapi sudah melapor akan pindah ke bosku, bagaimana kalau nanti aku diganti, aku jadi gak punya jabatan  alias non job dong. Artinya kalau ada pelantikan dan aku non job, aku akan jadi staf biasa. Pendapatan pasti berkurang karena aju gak akan menerima tunjangan jabatan. Aku sih berpikir logis aja, kalau nanti aku pindah dan tidak ada yang dilantik menggantikan aku, memang akan ada plt dari staf yang ada, cuma kan kasihan orang yang ditunjuk itu, dia wajib mengerjakan pekerjaan dalam jabatanku tapi dia gak bisa menerima haknya berupa tunjangan. Kan kasihan. Lalu, aku tahu pimpinanku mengajukan orang lain sebagai penggantiku, ya sudahlah itu tindakan logis sebagai pimpinan. Masalah aku 'dirugikan' kalau sampai dicopot dari jabatan sebelum pindah, ya itu resikoku lah. Kalau aku diam-diam saja tanpa melapor aku merasa merugikan orang lain dan tempatku bekerja.

Akhir tahun kemarin aku dapat kabar kalau ada pelantikan di Kabupaten dan ada kasubag baru yang menggantikanku. Yah, jadi staf lagi deh. Tapi aku mencoba bersyukur, gak papa lah jadi staf, yang penting aku selama ini melakukan pekerjaanku sebaik-baiknya. Lagipula, tanggung jawab jadi berkurang, bisa lebih fokus menjaga kehamilanku. Aku sudah bisa menerima dengan damai sejahtera kabar itu.Tidak ada yang dirugikan. Tidak ada yang salah.

Aku masuk kantor dan ternyata dikabari kalau berita yang kudengar itu salah, aku masih tetap pada jabatan semula. Memang benar bosku mengajukan orang baru menggantikanku tapi keputusan dari tim Baperjakat BKD sewaktu pelantikan aku gak diganti. Heran juga kok bisa gitu. Tapi aku bersyukur sudah jujur sama bosku tentang kepindahanku meskipun SK belum keluar. Ternyata Tuhan perhitungkan kejujuranku. Aku bersyukur gak menjadi licik dan mengambil keuntungan. Aku percaya, jabatan ini Tuhan yang memberi Tuhan yang mengambil. Gak ada yang bisa mengambil apa yang ditetapkan Tuhan jadi bagianku. Kalau sudah bagianku, Tuhan pasti tetap beri. Aku gak perlu mempertahankan jabatan dengan cara yang gak benar.

Kasongan, 3 Januari 2018
-Mega Menulis-

No comments:

Karakter di Dunia Kerja

Dari kecil karakter seseorang mulai terbentuk. Kalau sudah dewasa, sulit mengubah karakter seseorang. Jadi kalau kamu berkarakter buruk saat...