Posts

Showing posts with the label Sacred Marriage

Sacred Marriage (Chapter 13)

Sacred Marriage Chapter 13 Jika kita sudah menikah, kita harus hidup sebagai orang yang sudah menikah dan tidak berusaha untuk hidup seperti orang yang tidak menikah. Dua pelayanan yang aku nikmati sebelum menikah adalah menulis dan melayani personal. Sejak menikah, terlebih punya anak, aku gak bisa melakukannya sebebas sebelum menikah. Awalnya aku pikir, aku bisa kok bagi waktunya, ternyata nggak. Yang ada aku frustrasi karena di rumah ada banyak hal yang harus aku lakukan dan menuntut perhatianku.  ✔️ Sampai sekarang kerinduan itu masih ada dan aku tetap melakukannya, dengan BATASAN. Keluarga tetap harus jadi prioritasku. Ada waktunya kita harus meninggalkan apa yang senang kita lakukan bersama Tuhan, untuk melakukan apa yang menyenangkan bagi orang lain sebagai wujud kasih kita kepada Tuhan. Francis de Sales. Aku gak mau mengulangi kebodohanku waktu  kuliah, asyik melayani Tuhan di PMK sampai gak memperhatikan eyang dan adekku yang serumah. Dengan bangga...

Sacred Marriage (Chapter 12)

Image
Pernikahan dapat menjadi sarana yang indah untuk melihat kehadiran Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana sebuah sarana gak mendatangkan manfaat apa-apa kalau gak digunakan, pernikahan pun demikian. Gak semua orang yang menikah melihat kehadiran Tuhan, malahan ada yang semakin jauh dari Tuhan dan memakai pernikahan sebagai alasan. Alih-alih melihat kehadiran Tuhan, malahan melihat kehadiran setan. Hahaha. Wong ada kalimat gini, pernikahan dengan orang yang tepat membawa surga ke bumi sedangkan pernikahan dengan orang yang gak tepat menghadirkan neraka di bumi. Butuh kepekaan untuk melihat kehadiran Tuhan dalam pernikahan. Sewaktu aku merasa sangat dikasihi suami, aku bisa melihat Tuhan yang sangat mengasihiku dan menyatakan kasihNya lewat suamiku. Waktu love tankku terasa kosong aku pun sebenarnya bisa merasakan bagaimana Tuhan mengasihiku walaupun suami belum bisa memenuhi love tankku. Yang artinya dalam segala situasi dan kondisi pernikahanku, gak peduli bagaimana pu...

Sacred Marriage (Chapter 11)

Image
Spiritual kristiani akan menolong kita setidaknya dalam 3 cara: 1. Mengajarkan kita sisi positif dari seks sekaligus mengingatkan kita akan hal-hal yang lebih penting dari seks. 2. Memungkinkan kita menikmati kesenangan, tanpa menjadikan kesenangan itu berhala kita. 3. Mengingatkan bahwa seks tidak akan pernah bisa sepenuhnya memuaskan dahaga kita. Tuhan tidak memalingkan matanya ketika sepasang suami istri naik ke ranjang. Ini berarti, kita juga tidak perlu memalingkan mata kita dari Tuhan ketika berbagi momen intim bersama pasangan kita. Hehehe, baca ini berasa emejing, aku pikir aku doang yang aneh pernah bertanya kayak gitu. Pernah dulu banget sebelum having sex sama suami aku bertanya-tanya, "Saat kami melakukan ini,apa yang dipikirkan Tuhan ya?". Ya, Tuhan Maha Hadir dan Maha Tahu. Awalnya merasa malu membayangkan Tuhan hadir, tapi lalu mikir, sex itu pemberian Tuhan dan ini indah. Kenapa juga yak kok harus malu. Sejak itu, yang bikin malu kalau Tuhan lihat aku...

Sacred Marriage (Chapter 10)

Image
Jika kita ingin memasuki sebuah pernikahan kristiani yang sejati, kita harus bertanya kepada diri sendiri, "Bagaimana caranya melayani pasanganku ?" Seandainya suamiku membaca juga bagian ini alangkah indahnya pikirku, lah ini berarti aku dong yang lebih pengen dilayani ketimbang melayani #sigh. Aku bener-bener belajar lagi dalam hal 'melayani'  ini. Belajar konsisten untuk memenuhi kebutuhan suami tu gak mudah, seringnya aku semangat di awal terus ke belakangnya makin kendor. Paling simple sih, bikinkan kopi tiap hari ke suami aku kadang lupa, terganti dengan berbagai kesibukan lain. Belum lagi yang lainnya. Sering aku beralasan kalau bahasa kasihku bukan melayani, bahasa kasihku kata-kata dan waktu berkualitas. Beda dong dengan suami yang bahasa kasihnya emang melayani. Sebenarnya ini harusnya jadi alasanku untuk melayani suami karena ini bahasa kasihnya karena ini membuat dia merasa dikasihi. Aku mau belajar tiap hari bertanya "Bagaimana caranya aku mel...

Sacred Marriage (Chapter 9)

Image
Lawan dari kasih bukanlah kebencian, tetapi ketidakpedulian . Sudah menikah terus benci sama suami sendiri? Puji Tuhan, aku gak pernah. Tapi gak peduli? Dengan berat hati aku harus mengakui kalau pernah. Masih malah. Ada kalanya aku gak peduli suami sudah makan atau belum, yang penting anak sudah makan. Sering aku gak peduli suami sudah minum kopi atau ngga tiap hari, padahal aku tahu dia suka minum kopi. Kadang aku memutuskan sesuatu yang aku tahu beda dengan pendapat suami, yang berarti aku gak peduli dengan pendapat suami. SIGH. Padahal harusnya kalau aku mengasihi suami, aku peduli dengannya, memperhatikan pendapatnya, kebiasaannya, kesukaannya dan perasaannya. Sudah seminggu yang lalu aku baca bab ini tapi belum menulis refleksinya. Hari ini dong, aku memutuskan sesuatu yang beda dengan pendapat suami padahal suami bilang A, aku lakukan B. Teringat untuk lebih mempedulikan pendapat suami, akhirnya aku memutuskan mengikuti perkataan suami. Aku ubah  keputusanku. Dan beras...

Sacred Marriage (Chapter 8)

Image
Keindahan kerap lahir dari pergumulan. Dampak benturan yang terjadi pun tidak "menyenangkan", bahkan bisa saja membuat kita merasa hancur lebur . Tetapi prosesnya dapat membuat kita makin kuat, karakter kita makin dibentuk dan iman kita makin diperdalam . Waktu dulu membaca ayat di bawah ini, gak pernah terpikirkan kalau ini bicara atau boro-boro diterapkan dalam pernikahan. Juga, gak terbayangkan kalau 'kemuliaan kekal' bicara tentang karakter dan iman. Tapi menyadari 'penderitaan ringan'  aka pergumulan dalam pernikahanku sedang mengerjakan kemuliaan kekal yang jauh lebih besar dari apa yang aku alami benar-benar memberikan pengharapan. Ada proses yang sedang Tuhan kerjakan di dalamku dan melalui aku saat menghadapi setiap pergumulanku. Karakter dan imanku seharusnya terus bertumbuh kalau aku setia pada proses yang harus aku lewati. 2 Korintus 4:17 Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, akan menghasilkan bagi kami kemuliaan kekal yang...

Sacred Marriage (Chapter 7)

Image
Ada satu karakteristik yang membuat riwayat hubungan Tuhan dan bangsa Israel bertahan, yaitu : kesetiaan atau ketekunan (perseverance). Sebagaimana kesetiaan teruji oleh waktu, ketekunan juga. Melalui masa yang panjang, kita bisa melihat bagaimana Tuhan setia pada Israel yang tidak setia. Tuhan TETAP mengasihi Israel dalam segala waktu, saat dikecewakan, saat ditinggalkan, saat ditolak, bahkan saat marah pun Dia tetap menunjukkan kasihNya. Bagaimana dengan aku? Aku menganggap diriku setia, karena aku merasa gak ada pikiran untuk selingkuh atau memikirkan pria lain selain suami. Tapi tekun? Tekun mengasihi? Sepertinya nggak. Ada saat rasanya aku gak mengasihi suamiku, saat dikecewakan, saat aku gak mendapatkan yang aku inginkan, saat marah, dll. Aku gak tekun mengasihi. Bagaimana aku tahu aku sedang gak mengasihi? Aku mulai gak bersabar, gak lagi murah hati ingin memberikan yang terbaik, mulai menyimpan kesalahan suami. Duh.  Ayat di bawah ini benar-benar jadi reminder untuk fo...

Sacred Marriage (Chapter 6)

Image
Salah satu hadiah pernikahan terbaik yang diberikan Tuhan kepadamu adalah sebuah cermin berukuran satu badan yang bernama pasangan hidup. Jika ada kartu yang terlampir bersamanya,  di dalamnya akan tertulis, "Ini untuk membantumu melihat bagaimana rupamu sesungguhnya!" Gary anda Betsy Ricucci Pernikahan telah memberi saya sebuah cermin yang memperlihatkan dosa-sosa saya. Pernikahan membuat saya harus melihat diri saya secara jujur dan memperhatikan kelemahan karakter saya, keegoisan saya, dan sikap-sikap lainnya yang tidak kristiani. Pernikahan akan mendorong saya menyerahkan diri untuk dikuduskan dan dimurnikan,  serta mendorong saya bertumbuh dalam takut akan Tuhan. Kalau ada yang paling tahu busuk-busuknya aku ya suamiku. Dan benar, pernikahan mengungkap banyak hal yang aku gak sadari sebelumnya. Dulu aku merasa sebagai orang yang sabar, bisa mengendalikan diri, pemaaf,  gak pemarah, dll yang baek-baek. Ternyata pas dah merit, aku baru nyadar kalau aku gak sesa...

Sacred Marriage (Chapter 5)

Image
Sacred Marriage Chapter 5 Kita diajarkan jika ingin memiliki pernikahan yang kuat, kita harus memperbaiki kehidupan doa kita. Namun, Petrus mengatakan bahwa kita harus memperbaiki kehidupan pernikahan kita supaya kehidupan doa kita dapat diperbaiki (bdk 1 Petrus 3:7). Aku termasuk orang yang berpikir seperti kalimat pertama, kalau aku banyak berdoa pasti kehidupan pernikahanku baik. Tapi penjelasan tentang 1 Petrus 3:7 tersebut membuatku berpikir ulang. Ternyata kehidupan pernikahanku akan menentukan bagaimana kehidupan doaku. Ada perasaan malas menghadap Tuhan saat pikiran dan hatiku dipenuhi masalah dengan suami. Bagaimana aku berkomunikasi dengan baik sama Tuhan yang gak kelihatan kalau dengan suami yang kelihatan aja aku gak bisa berkomunikasi dengan baik. Aku mendapati kalau kehidupan doa dan pernikahan adalah dua hal yang gak terpisahkan. Dan saat aku menyadari ini, sesuatu terjadi. Tiba-tiba suami bertanya apakah aku sibuk atau nggak (padahal dia liat aja aku sedang baca....

Sacred Marriage (Chapter 4)

Image
Pandanglah rendah sikap merendahkan orang lain. Francis de Sales. Saat aku merendahkan orang lain, menunjukkan betapa rendahnya diriku sebenarnya. Gak ada alasan untukku merendahkan orang lain, itu perbuatan rendah!

Sacred Marriage (Chapter 3)

Image
Sacred Marriage Chapter 3 Pernikahan dapat menjadi sebuah arena pelatihan di mana kemampuan kita untuk mengalami dan menunjukkan kasih Tuhan diperkuat dan dikembangkan. Kita menunjukkan kasih kita kepada Tuhan, antara lain dengan bersungguh-sungguh mengasihi pasangan kita. Membaca bagian ini jadi teringat perintah Tuhan tentang mengasihi:Kasihilah sesamamu seperti mengasihi diri sendiri. Mengasihi sesama adalah salah satu perwujudan kasih kita kepada Tuhan. Mudah untuk berpikir kalau sesamaku itu orang lain di luar sana, bukannya suamiku yang serumah denganku padahal sebenarnya lebih banyak kesempatan untukku mengasihi suamiku yang selalu ada bersamaku. Buat apa bingung mencari orang lain dan bagaimana cara mengasihi mereka kalau Tuhan sudah mengizinkanku memilih dia yang harus kukasihi seumur hidupku. Ya, mengasihi suami dengan segenap hati berarti mengasihi Tuhan dengan segenap hati juga.

Sacred Marriage (Chapter 2)

Image
Sacred Marriage Chapter 2 Pernikahan adalah pembuka rahasia yang tak kenal ampun, sebuah lampu sorot yang menyinari tempat-tempat tergelap dalam sifat manusia. -Katherine Anne Porter- Hidup 24 jam sehari, tidur dan bangun bersama orang yang sama membuatku gak bisa menyembunyikan apa-apa dari pasangan. Pernikahan sudah mengeluarkan sisi terbaik dan sisi terburukku. Sekarang ada yang melihat sisi terbaik dan terburukku, mengkoreksinya, menerimanya. Semenjak menikah aku baru sadar kalau aku pemalas (DULU aku mencuci peralatan makan sehari sekali, aku mencuci pakaian seminggu sekali) , aku gak fokus (ya, aku multi tasking, akibatnya terkadang melewatkan beberapa pekerjaan) , aku pelupa (aku sering buanget ditegur suami masalah ini), gak sabaran, aku sering berbantahan (dengan auami pastinya, saat aku merasa benar) , aku kuatiran (dan gak bisa tidur kalau sudah kepikiran suatu hal) dan masih banyak lagi sifatku yang buruk. Yang mungkin gak aku sadari kalau aku gak menikah. Selama in...

Sacred Marriage (Chapter 1)

Image
REFLEKSI Sacred Marriage - Chapter 1 Pernikahan bertujuan menguduskan saya lebih daripada membahagiakan saya. Baca ini jadi teringat kalau kebahagiaan bukanlah tujuan dalam pernikahan, karena kalau pernikahan bertujuan hanya untuk bahagia sudah pasti pernikahan akan berakhir dengan perceraian. Ada kalanya aku gak bahagia, ada kalanya love tankku gak terisi penuh, ada saatnya aku merasa frustasi. Tapiii.... Jika pernikahan menjadikanku kudus, kebahagiaanku bukanlah yang utama. Bagaimana aku menjadi kudus? Hidup dipimpin oleh Roh Kudus. Bagaimana aku tahu aku sudah hidup sesuai pimpinan Roh Kudus? Ada buah roh dalam hidupku : Galatia 5:22-23 (TB)  Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu. ➡️ Setiap pergumulan dalam pernikahan, setiap ada masalah dengan suami. Aku mau berespon dengan benar sesuai firman Tuhan. Aku mau tunduk pada pimpina...