Posts

Showing posts with the label Habit Training

Mengapa Melatih Anak Gak Pilih-Pilih Makanan Penting?

Image
Beberapa hari yang lalu aku share pengalaman kami melatih anak supaya makan gak pilih-pilih . Mungkin ada yang bingung, kenapa kebiasaan makan ini yang pertama kami latihkan. Aku lupa cerita ya. Akakakak. Alasannya karena ini PENTING. Ya elah Meg, alasan gini doang? Iya, serius! Ini beneran penting. Sejak ikut kelas Habit Training, setiap melatih kebiasaan baru ke anak, aku dan suami mikir, seberapa penting ini untuk dilakukan. Konsekuensinya apa kalau tidak dilakukan. Apakah ini esensi banget. Aku harus mengakui seringkali yang lebih butuh habit training itu orang tuanya, bukan anak.  Dalam salah satu sesi mentoring, mentor habit training kami bertanya ke seorang ibu yang habit training plannya supaya anak makan sendiri. Seberapa lama anaknya makan kalau sendiri, ternyata bisa sampai sejam katanya. Kalau disuapi paling 5-10 menit sudah selesai. Mentor pun berkata, lalu kenapa harus dipaksakan makan sendiri kalau demikian, anak jika sudah dewasa pasti makan sendiri, tid...

Bagaimana Melatih Anak Gak Pilih-Pilih Makanan

Image
Melatih kebiasaan makan anak ternyata banyak jenisnya, baru tahu kan? Sampai bengong sendiri aku waktu tahu di kelas Habit Training, nih di antaranya: - melatih makan apa saja (gak pilih-pilih) - melatih makan mandiri (gak disuapin maksudnya)  - melatih makan gak lama  - fokus saat makan dan gak mengerjakan hal lain selain makan - dll Kali ini aku mau bahas bagaimana melatih anak makan makanan yang gak disukainya alias gak pilih-pilih makanan. Duh, bersyukur lah kalian para orang tua kalau punya anak yang mau makan apa saja yang diberikan tanpa pilih-pilih. What a blessing. Anak kami ma suka pilih-pilih, kalau ketemu makanan yang gak disukainya bisa blas gak mau. Jadi kebiasaan makan apa yang dihidangkan ini salah satu yang kami latihkan ke anak kami baru-baru aja. Udah lumayan sih sekarang, walaupun gak juga dia jadi suka, tapi paling nggak anak mau mencoba dan makan apa yang gak disukainya. Kalau mengubah anak jadi suka? Wah, susah lah ya. Wong tiap orang punya p...

Sofia Sukses Toilet Training. Yay!

Image
Kebiasaan pertama yang kami latihkan dalam Habit Training Plan adalah toilet training untuk Sara (4, 5 tahun) dan Sofia (3 tahun). Loh, Sara dah 4 tahun lebih kok baru toilet training? Aslinya, dia sudah lepas popok dari umur 3 tahunan, tapi akhir-akhir ini kami menyadari kalau dia suka menunda buang air kecil. Akibatnya begitu kebelet, heboh ke toiletnya pakai acara nangis, dan pernah bak sebelum sempat sampai toilet. Sudah berkali-kali diingatkan tapi masih saja dia menunda-nunda. Akhirnya kami latihkan ulang untuk ke toilet. Kami memberikan petunjuk sebagai berikut : Alarm HP Papa akan berbunyi setiap 2 jam mengingatkan ke toilet untuk BAK dan BAB. Dimulai setiap jam 5 pagi-9 malam. Kenapa jam 5? Karena kami ingin membiasakan anak-anak bangun pagi, begitu bangun pagi maka dia ke toilet. Kami memberi tahu kalau alarm itu hanya sebagai pengingat, jadi jika dia ingin ke toilet sebelum alarm berbunyi, itu lebih baik. Kalau dia berhasil ke toilet sebelm bunyi alarm dan bak/bab maka kam...

Melatih Anak Membereskan Mainannya

Image
Anak-anakku, Sofia (3 tahun) dan Sara (4 tahun 7 bulan) baru saja dilatih dua mingguan ini untuk membereskan mainannya sendiri. Hahahaha. Telat banget ya? Gak papa lah ya, daripada gak dilatih sama sekali. Akakakak.  Jadi, sebelum khusus melatihkan kebiasaan membereskan mainan, semua mainan mereka diletakkan di ruang keluarga, bukan di ruang khusus.  Kebayang lah ya, mereka disajikan pemandangan mainan begitu di atas meja SETIAP SAAT, apa gak tergoda tuh memainkan dan menghamburkan semua. Sekarang lumayan, gak berserakan kesana-kemari. Kalau pun berhambur, mereka main di kamar main yang tertutup, jadi ga sesusah sebelumnya membereskannya.  Untuk mempermudah mendisiplin mereka dan gak menghabiskan banyak energi, yang kami lakukan: - Mainan kami simpan di dalam boks khusus yang tertutup. Supaya tidak dihambur semua.  Kebetulan ada satu ruangan khusus tempat bermain mereka. Jadi di situ kami letakkan. Setalah makan dan mandi pagi, baru mereka boleh masuk ke ruangan ini ...

Atomic Habits

Image
  Beberapa bulan yang lalu diajak @lydia.sidarta baca buku ini di grup karena di grup PIC BRG @komunitas_brg juga lagi baca. Cuma waktu itu belum punya bukunya dan lagi baca buku lain. Lah, ikut kursus online Unparplus.id pas ikut kelas Manajemen Waktu dengar tentang buku ini juga, penasaran dong dan akhirnya pesan bukunya di olshop. Udah datang tapi belum juga dibaca.  Kebiasaan suka nimbun buku. Plak. Eh, ikut Habit Trainernya Mbak Ellen Kristi diwajibkan baca setiap hari buku atau artikel tentang habit dan menarasikannya, lagi-lagi buku ini jadi salah satu yang direkomendasikan. Semacam gak bisa lari kan dari buku ini. Akhirnya baca 1 bab tiap hari dan menarasikannya. Bisa dilihat di postingan-postinganku sebelumnya tuh isinya. Well, sebaik-baiknya buku, yang baik yang dipraktekkan lah ya.  Yang jelas, buku ini bagus banget untuk mereka yang ingin membentuk kebiasaan baru. Banyak insight yang aku dapat dan hal-hal praktis yang bisa diterapkan dalam membentuk kebiasaan....

Validasi Emosi (Day 4)

Kehendak anak masih lemah karenanya orang tua perlu benar-benar mengawal proses pelatihan kebiasaan baik dan memastikan anak melakukannya. Proses habit training tidak semudah yang dibayangkan, dalam praktiknya orang tua selaku habit trainer akan berhadapan dengan penolakan anak yang disertai emosi, pedebatan, teriakan, tangisan dan berbagai ekspresi emosi lainnya. Salah satu teknik yang perlu diketahui orang tua adalah validasi emosi. Teknik ini tepat digunakan karena sesuai dengan bagaimana otak bekerja. Secara umum otak terdiri atas : Batang otak (otak reptil), limbic (otak mamalia) dan neo cortex (otak manusiawi). Otak reptile dan otak mamalia bekerja sama menjadi otak emosional yang berfungsi memastikan   bertahan hidup dan cukup kasih sayang. Pada limbic terdapat bagian bernama amygdala yang berfungsi sebagai penafsir stimulasi suara ,sentuhan, bau, dll. Jika terjadi sesuatu yang membahayakan maka amygdala berfungsi sebagai alarm yang memberi tahu hypothalamus untuk memproduks...

Contoh Habit of Obedience (Day 3)

Dalam cerita keluarga Schwartz, dari 10 poin panduan pelaksanaan HoO yang luput diterapkan oleh Kathy sebagai ibu, sehingga dia kesulitan membuat anak-anaknya taat pada perintahnya adalah : 1. Rumusan perintah yang diberikan kepada anak belum jelas   Setiap pagi Kathy sibuk berjibaku dengan memepersiapkan banyak hal dan meminta anak cepat melakukan segala sesuatu. Padahal, dia belum menjelaskan apa saja yang harus dilakukan anak. Instruksi yang tidak jelas dan terstruktur membuat anak tidak mengerti apa yang sebenarnya diharapkan oleh Kathy. Cepat apanya? Cepat yang bagaimana? 2. Jangan biarkan otoritas lain mengintervensi Pada kasus keluarga Schwartz, Kathy dan Steve membiarkan Donna mengintervensi keluarga mereka dan membiarkan Donna mengganti aturan yang mereka buat. Anak dibiarkan menangis dan tawar-menawar di hadapan mereka. Anak jadi merasakan kalau orang tuanya tidak memiliki otoritas atas mereka dan lebih menuruti Donna dibandingkan orang tuanya. Ini adalah sesuatu ...

Habit of Obedience (Day 2)

Menurut Charlotte Mason, kebiasaan-kebiasaan baik perlu dilatihkan ke anak karena akan menjadi pondasi penting dalam mendidik anak. Pondasi adalah bagian terpenting dalam membangun sebuah bangunan, jika pondasinya tidak kuat maka bangunan akan mudah ambruk. Membangun pondasi memang lama, tapi begitu pondasi kuat, akan mudah menambah tinggi bangunan. Mengajarkan banyak hal kepada anak yang belum memiliki karakter terpuji sangat sulit. Salah satu kebiasaan baik yang harus dilatih pertama kali kepada anak-anak adalah Habit of Obedience atau Kebiasaan Taat. Anak yang memiliki habit ini telah terbiasa taat. Taat yang bagaimana? Taat pada hati nurani (apa yang benar), hukum (hukum alam, masyarakat, dll) dan perintah Tuhan. CM mengumpamakan kehidupan yang tidak menaati hal tersebut seperti planet yang keluar dari orbitnya. Manusia bukanlah pusat dari tata surya, tapi Allah adalah pusat dari kehidupan kita sehingga tidak seharusnya manusia melawan penciptaNya. Orang tua dan anak sama-sama haru...

Habit Training : Mengapa Penting (Day 1)

  Sebagai pendidik, Charlotte Mason prihatin karena sekolah ternyata tidak mampu meningkatkan kualitas pribadi seorang anak. Berbagai cara dilakukan di sekolah dari membuat berbagai aturan, memberikan hukuman dan hadiah, mengajarkan agama bahkan pendidikan akademis tidak berpengaruh banyak. Anak yang pintar tapi malas, tetap malas. Begitu pula anak yang lambat mengerjakan sesuatu, terus saja begitu. CM penasaran dan melakukan banyak pengamatan, dia mendapati masalahnya ada pada kodrat manusia. Anak manusia tidak terlahir 100% baik atau buruk tapi setiap anak memiliki potensi menjadi baik atau buruk. Tapi kecenderungan menjadi buruk lebih besar dibandingkan menjadi baik. Masalahnya adalah kehendak anak masih lemah, tidak sekuat orang dewasa. Mereka melakukan sesuatu hanya berdasarkan suka atau tidak suka. Bahkan setelah tahu apa yang benar mereka sulit untuk terus melakukan yang benar. Mereka lebih dipengaruhi kodratnya tersebut, melakukan apa yang diinginkan, meniru lingkungan dan ...