Dalam cerita keluarga Schwartz, dari 10 poin panduan pelaksanaan HoO yang luput diterapkan oleh Kathy sebagai ibu, sehingga dia kesulitan membuat anak-anaknya taat pada perintahnya adalah :
1. Rumusan perintah yang
diberikan kepada anak belum jelas
Setiap
pagi Kathy sibuk berjibaku dengan memepersiapkan banyak hal dan meminta anak
cepat melakukan segala sesuatu. Padahal, dia belum menjelaskan apa saja yang
harus dilakukan anak. Instruksi yang tidak jelas dan terstruktur membuat anak
tidak mengerti apa yang sebenarnya diharapkan oleh Kathy. Cepat apanya? Cepat
yang bagaimana?
2. Jangan biarkan otoritas lain
mengintervensi
Pada kasus keluarga Schwartz, Kathy dan Steve membiarkan Donna
mengintervensi keluarga mereka dan membiarkan Donna mengganti aturan yang
mereka buat. Anak dibiarkan menangis dan tawar-menawar di hadapan mereka. Anak
jadi merasakan kalau orang tuanya tidak memiliki otoritas atas mereka dan lebih
menuruti Donna dibandingkan orang tuanya. Ini adalah sesuatu yang salah.
3. Konsisten mengawal
perintah jangka panjang
Kathy awalnya mendisiplin anaknya setelah
Super Nanny mengajarkan bagaimana mendisiplin anaknya. Tapi ada momen dia tidak
mengawal kegiatan pagi anak dengan baik sehingga anak mengulangi kebiasaan
lamanya dan mulai berlambat-lambat lagi
Ceritakanlah satu
kasus di rumahmu sendiri ketika anak tidak taat pada perintahmu.
Baru saja terjadi siang
ini, Sara (4,5 tahun) anak pertama saya tidak menghabiskan makanannya. Sudah
diminta berulang kali tidak juga habis, alasannya kenyang. Padahal porsinya
tidak terlalu banyak. Adeknya Sofia (3 tahun) sudah lebih dahulu menghabiskan
makanan dengan porsi yang sama. Berkali-kali diminta tapi tidak juga mau
dilakukan.
Mana dari 10 poin
panduan pelaksanaan HoO yang luput dirimu terapkan sehingga dirimu kesulitan
membuat anak-anak taat pada perintah itu?
1. Rumusan perintah yang
diberikan kepada anak belum jelas
Saya sering meminta anak untuk makan
dengan baik (versi saya berarti makan apa saja yang disajikan dalam waktu tidak
lama, makanan tidak terlalu lama di mulut tanpa ditelan). Tapi kenyataannya
anak berhenti makan setelah beberapa suap dan berkata sudah kenyang. Bagi
mereka sepertinya yang penting makan, gak peduli habis atau ngga. Memang saya
pernah bilang, gak usah makan banyak tapi kenyang, supaya tidak sakit. Eh,
mereka malah makan sesukanya. Mereka makan lahap hanya jika tersaji yang mereka
suka. Sekarang anak saya jadi picky eater.
2. Memberi perintah
dengan nada yang tegas tapi kalem
Dulu saya sering membentak anak masalah makan karena gemas dia
susah makan. Bahkan lumayan sering saya memaksa anak makan. Kekuatiran anak
sakit karena tidak makan membuat saya seperti itu. Akibatnya acara makan penuh
dengan drama tangis anak.
3. Konsisten mengawal
perintah jangka panjang
Seringkali saya berkompromi dengan anak
karena lelah dengan drama tangisnya. Masih bingung juga harus melakukan apa
kalau anak tidak menaati perintah. Apakah tetap ditunggu hingga dia
melaksanakan atau bagaimana.
Palangka Raya, 4 Maret 2021
-Mega Menulis-
No comments:
Post a Comment