Wednesday, March 10, 2021

Atomic Habits (Bab 3)




Kebiasaan adalah perilaku yang telah diulang dengan frekuensi cukup untuk menjadi otomatis.

Kita semua tahu kalau apa yang sering kita lakukan akan menjadi kebiasaan. Pertanyaannya adalah seberapa banyak ‘cukup’ itu? Tidak ada angka yang pasti, setiap orang sudah pasti berbeda-beda. Bab ini tidak membahas angka berapa kali pengulangan perlu dilakukan, tetapi bagaimana caranya menjadikan suatu tindakan menjadi kebiasaan. Saat kita tahu bagaimana caranya dan mulai melakukannya maka akan memudahkan kita menciptakan kebiasaan baru.

 



Ketika kebiasaan terbentuk, tingkat aktivitas dalam otak berkurang. Kebiasaan tidak membatasi kebebasan, kebiasaan justru menciptakannya. Membangun kebiasaan pada masa sekarang memungkinkan anda melakukan lebih banyak hal yang anda inginkan di masa mendatang.

Pengen rasanya kasih highlight pada kalimat : Ketika kebiasaan terbentuk. Menyenangkan membayangkan kebiasaan terbentuk, tidak perlu lagi memaksa diri melakukan sesuatu atau berpikir bagaimana,tidak perlu mengingatkan, tidak perlu gagal, tahu-tahu otomatis saja sudah dilakukan. Kalau belum terbentuk memang perlu kerja keras di awal. Ini suami sudah hampir emosi karena Sf berkali-kali bak dan bab di celana, apalagi suami orangnya memang pembersih dan rapi, tidak seperti saya yang gak seresik suami. Perlu lebih sering mengingatkan suami kalau kekuatan kehendak anak masih lemah, dan dia sebenarnya mau kok menaati apa yang kita katakan. Jadi perlu lebih sabar mengawal pembentukan kebiasaan baru. Proses melatihkan kebiasaan anak juga melatih kami sebagai orang tua. Kami harus lebih memperhatikan sinyal anak yang ingin bak dan bab, harusnya ada perbedaan ekspresi kan? Selama ini saya pribadi lalai memperhatikannya karena keenakan anak memakai popok. Lalu, kalau saat ini suami harus mendisiplin emosinya, saya juga perlu mendisiplin diri untuk berusaha lebih memahami suami. Terkadang kesal rasanya, kok gak bisa sabar ke anak yang kekuatan kehendaknya masih lemah. Mau rasanya menyerah karena berpikir,”Ah, si Sr gak secepat ini toilet training juga bisa aja kok akhirnya”. Memang bisa sih dia lepas popok, tapi dia sekarang suka menunda ke toilet, mungkin karena kami tidak mendisiplinnya sejak usia dini. Saya berandai-andai, jika dulu kami lebih serius membangun kebiasaan pada Sr mungkin sekarang dia tidak perlu lagi diingatkan ke toilet. Sekarang kami masih harus berurusan dengan kebiasaan ini pada Sr.

 

Kebiasaan berkembang melalui 4 tahap dengan urutan yang sama :

1. Cue (petunjuk) - Memicu otak untuk memulai perilaku. Petunjuk adalah indikator pertama yang dekat dan ganjaran untuk membangkitkan gairah. 

2. Craving (gairah) - Gairah adalah alasan/motivasi untuk berubah. Seringkali yang digairahkan bukan kebiasaan itu sendiri melainkan situasi yang diberikannya. 

3. Response (tanggapan) - Tanggapan adalah kebiasaan yang anda wujudkan. Menariknya, tanggapan bergantung pada kemampuan anda. Kebiasaan terjadi hanya jika anda mampu melakukannya. 

4. Reward (ganjaran) - Ganjaran adalah sasaran akhir setiap kebiasaan. Tujuan ganjaran adalah memuaskan gairan anda dan mengajarkan kepada kita aksi-aksi mana yang patut diingat untuk masa mendatang. 

 

Bagaimana menciptakan sesuatu kebiasaan? 

Pikirkan :

Bagaimana menjadikannya terlihat? (petunjuk) 

Bagaimana menjadikannya menarik? (gairah) 

Bagaimana menjadikannya mudah? (tanggapan) 

Bagaimana menjadikannya memuaskan? (ganjaran) 

Ini panduan yang sederhana untuk menjadikan sesuatu tindakan. Sama dengan materi habit training. Untuk memulai kebiasaan memang tidak sesederhana dilakukan saja karena kebiasaan terjadi hanya jika anda mampu melakukannya. Dan bagaimana saya akan melakukannya jika saya tidak punya sistem yang memudahkan saya melakukannya? Bagaimana saya akan melakukannya jika kebiasaan tersebut tidak menarik? Bagaimana saya melakukannya kalau saya gak mendapatkan ganjaran. Apalagi kaitannya dengan membentuk kebiasaan pada anak, perlu petunjuk yang jelas bagi mereka untuk mengaktifkan respon mereka dan membuat mereka terus bersemangat melakukannya hingga jadi kebiasaan.

 

Palangka Raya, 10 Maret 2021

-Mega Menulis-

No comments:

Karakter di Dunia Kerja

Dari kecil karakter seseorang mulai terbentuk. Kalau sudah dewasa, sulit mengubah karakter seseorang. Jadi kalau kamu berkarakter buruk saat...