Thursday, January 18, 2018

Amsal 16, Matius 16

Matius 16:22-23 (TB)  Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau."
Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."

Yang dipikirkan Allah berbeda dengan manusia. Saat manusia akan dihadapkan pada penderitaan, dia akan berpikir bagaimana caranya menghindari dan menyingkirkan penderitaan itu secepatnya. Padahal, seringkali penderitaan mengajarkan kita lebih banyak dibandingkan kesenangan.

Seringkali Allah lebih dimuliakan melalui penderitaan kita dibandingkan sukacita kita. Seandainya Tuhan Yesus tidak taat pada kehendak Allah, manusia tidak akan menerima anugerah keselamatan dari Allah. Petrus tidak berpikir sampai ke sana. Dia tidak dapat menyelami pemikiran Allah, begitu juga dengan kita. Kematian seorang misionaris merupakan hal yang sangat menyedihkan. Tapi, bukankah kejadian itu bisa membawa suku-suku yang tidak mengenal Tuhan menjadi mengenalNya? Kita hanya melihat gambaran kecil dari suatu peristiwa tetapi Allah melihat keseluruhannya. Manusia hanya memikirkan dirinya sendiri tanpa memikirkan Allah.

👉 Saat mengalami suatu masalah aku perlu  bertanya, "BAGAIMANA ALLAH DIMULIAKAN MELALUI APA YANG KUALAMI INI?"

Amsal 16:23 (TB)  Hati orang bijak menjadikan mulutnya berakal budi, dan menjadikan bibirnya lebih dapat meyakinkan.

Mulutku kadang masih susah dikendalikan, berkata ini itu karena emosi, tanpa berpikir apa akibatnya. Hari ini kembali diingatkan kalau mulutku begini karena aku gak bijak. Seharusnya aku berpikir apa akibat dari kata-kataku. Aku dengan suami kadang seperti itu, saat ada hal yang kami gak sepemikiran, harusnya aku mendengarkan dengan seksama dari sudut pandang suami dan gak langsung menentang.

👉 Saat berbeda pendapat dengan suami, aku akan mendengarkan lebih dahulu dengan seksama sebelum mengatakan gak sependapat.

Kasongan,  16 Januari 2018
-Mega Menulis-

No comments: