Amsal 2:4 (TB) jikalau engkau mencarinya seperti mencari perak, dan mengejarnya seperti mengejar harta terpendam,
Namanya juga harta terpendam, gak langsung kelihatan dan bisa langsung diambil kan? Harus ada usaha untuk menggali. Untuk mendapatkan hikmat dari setiap ayat Alkitab yang dibaca, aku ngerasain sendiri, emang butuh usaha. Apalagi Amsal yang dah dibaca berulang kali tiap bulan. Kalo males atau gak sempat, baca cuma sekali atau dua kali. Atau ketemu ayat-ayat yang susah gitu, jatuh-jatuhnya ga dapat rhema. Tapi saat aku merenung dan menyediakan waktu lebih, berulang kali baca satu pasal itu, tanya Tuhan dan merenungkannya, Tuhan pasti bicara kok. Di kasih hikmat, beneran deh. Terkadang kalau aku baca-baca lagi rhema di Amsal yang kudapat, aku bingung, kok bisa ya Tuhan kasih pengertian ini. Saat ini gak terpikiran, tapi kok dulu Tuhan bicara ini ya.
Tadi baca Amsal 2 ini dua kali aku juga berasa gak dapat rhema, tapi aku minta Tuhan berikan aku rhema, dan Dia mau aku fokus pada kata TERPENDAM itu. Untuk dapat hikmatNya yang terpendam emang harus ada USAHA. Usaha apa yang sudah aku lakukan?
👉 Spending time lebih banyak. Untuk baca berulang kali.
👉 Minta Tuhan bicara. Supaya Tuhan yang bicara dan kasih hikmat.
👉 Meditasi dan merenungkan yang dibaca. Gak sekedar baca.
Hikmat diberikan pada mereka yang meminta dan mencarinya dengan sungguh? Sudahkah ada kesungguhan hati kita? Kesungguhan kita kelihatan kok dari usaha kita. Kalau baca sekali terus no rhema, apakah kita masih terus mencari? Atau kita berhenti mencari?Ini harta terpendam lo! Harus digali untuk mendapatkannya.
Matius 2:11 (TB) Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.
Orang Majus mempersembahkan emas, kemenyan dan mur bagi Yesus. Emas melambangkan sesuatu yang sangat berharga. Kemenyan menjadi salah satu unsur ukupan yang kudus. Mur bernilai tinggi karena keharumannya.
Ini mengingatkanku merenungkan, selama ini persembahan yang bagaimana yang aku bawa ke Tuhan? Sudahkah aku memberikan milikku yang berharga, yang kudus dan harum bagi Tuhan? Atau jangan-jangan aku asal-asalan memberikan persembahan buat Tuhan. Ini bukan tentang persembahan berupa uang, tetapi segala yang aku lakukan bagi Tuhan, apakah aku memberikan yang terbaik bagiNya?
👉 Sudahkah aku melakukan yang terbaik, kudus dan harum? Apakah Tuhan sungguh dimuliakan melalui segala perbuatanku?
Palangka Raya, 2 Januari 2018
-Mega Menulis-
No comments:
Post a Comment