Friday, January 5, 2018

Amsal 5, Matius 5

Amsal 5:3 (TB)  Karena bibir perempuan jalang menitikkan tetesan madu dan langit-langit mulutnya lebih licin dari pada minyak,

Teringat secara khusus pada seorang teman yang rumah tangganya di ambang perceraian karena suaminya ketahuan selingkuh beberapa kali. Aku tahu ini bukan hanya salah pelakornya tapi juga karena sifat suaminya.

🙏 Tuhan, tolong jauhkanlah suamiku dan suami teman-temanku dari wanita seperti di ayat ini. Berilah mereka kekuatan untuk hidup dalam kekudusan dan selalu takut sama Tuhan. Mampukanlah kami sebagai para istri menjadi partner yang menolong suami dan bukannya merongrong sehingga kami selalu bersukacita bersama menikmati berkat Tuhan dalam rumah tangga kami. Amin.

Matius 5:48 (TB)  Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."

Setelah Yesus mengucapkan Ucapan Bahagia, meminta pendengarnya menjadi garam dan terang dunia, lalu menjelaskan tentang diriNya dan hukum Tawarikh maka Matius pasal 5 ditutup dengan ayat  di atas, kita diminta sempurna seperti Bapa yang di Sorga.

Fiuh....Kalau dengar kata SEMPURNA kayak gitu siapa yang gak terintimidasi ya, SEMPURNA SEPERTI BAPA DI SORGA pulak! Sempurna dalam hal apa?
KEKUDUSAN
Imamat 19:2 (TB)  "Berbicaralah kepada segenap jemaah Israel dan katakan kepada mereka: Kuduslah kamu, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, kudus. 

Standar Tuhan sangat tinggi.
Dia ingin kita hidup kudus. Tapi, mungkinkah?
Aku percaya sejak kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat , maka kita telah diberi kuasa untuk menang atas dosa, kita tidak lagi diperhamba dosa. Kita DAPAT HIDUP DALAM KEKUDUSAN dengan memilih melakukan yang kudus dan berkenan di hadapan Tuhan. Pertanyaannya sekarang, sudahkah aku membuat pilihan yang benar dan hidup dalam kekudusan?
BELUM.
Aku masih sering bersikap kasar pada saat dikritik atau dikecewakan, padahal Tuhan ingin aku lemah lembut.
Aku gak selalu bermurah hati pada yang memerlukan karena aku berpikir ada orang-orang yang gak pantas menerima kemurahan tersebut.
Aku balas menganiaya saat dianiaya.
Hidupku belum menjadi kesaksian bagi dunia ini, garam dan terang dunia? Bah! Seringkali aku gak jadi terang, aku sama gelapnya dengn dunia.
Aku masih bersikap munafik seperti orang Farisi dan Ahli Taurat yang menganggap orang lain lebih berdosa padahal kami melakukan dosa, hanya dosaku berbeda dengan orang lain.

Semakin membandingkan diri dengan Tuhan maunya aku jadi apa, aku semakin merasa kalau aku belum memenuhi standar kekudusanNya Tuhan. Aku masih sering memilih hidup gak kudus.

👉 Jargon lama tapi selalu sesuai dengan kondisi yang ada, aku perlu berpikir saat menghadapi situasi : WHAT WOULD JESUS DO?
Lalu melakukannya!!!

🙏 Tuhan, ampuni aku karena hidupku jauh dari standar sempurna yang Tuhan mau, aku belum hidup kudus. Tolong aku membuat pilihan yang memampukanku hidup dalam kekudusan ya Tuhan, jangan biarkan aku memilih yang kurang dari itu. Amin.

Kasongan, 5 Januari 2018
-Mega Menulis-

No comments:

Karakter di Dunia Kerja

Dari kecil karakter seseorang mulai terbentuk. Kalau sudah dewasa, sulit mengubah karakter seseorang. Jadi kalau kamu berkarakter buruk saat...