Friday, January 5, 2018

Amsal 4, Matius 4

Amsal 4:15 (TB)  Jauhilah jalan itu, janganlah melaluinya, menyimpanglah dari padanya dan jalanlah terus.

'JALAN ITU' yang dimaksud di sini adalah jalan orang fasik dan jalan orang jahat.
'Banyak jalan menuju Roma',  kata orang. Banyak cara untuk mencapai tujuan. Gak peduli bagaimana caranya yang penting tujuannya. Bagi banyak orang seperti itu, tapi tidak bagi kita pengikut Kristus. Bagi kita hanya ada satu jalan yakni Kristus. Pengikut Kristus mengikuti Kristus,kita melakukan yang telah dilakukanNya. Karena Dia adalah yang sulung di antara kita. Kristus lah yang menjadi teladan kita.

Tuhan ingin kita hidup dalam kekudusan dan kebenaran dalam seluruh jalan yang kita tempuh. Bukan tujuan yang terpenting tapi proses dan cara yang kita pilih pun harus berkenan di hadapanNya.

Kalau teman-teman ada yang ingat, SK kepindahanku masih belum juga selesai karena aku mengurus surat lagi di BKD Provinsi, semula ada yang menyarankan untuk mengakali surat yang salah sebelumnya dengan menutup tujuan surat lalu memfotokopi  surat dari Bupati. Memang cara itu lebih cepat, tapi aku belajar melakukan yang benar, biarpun lebih lama prosesnya. Akhirnya surat dari BKD Provinsi baru selesai bulan Desember, entah kapan lagi SK dari BKN. Lama memang, tapi ada damai sejahtera saat aku memilih melakukan sesuai jalur.

Aku percaya, jalan yang aku ambil, kalau itu benar, Tuhan akan berikan ketenangan dan damai sejahtera. Aku belajar kalau yang terpenting bukan sekedar mencapai tujuan tapi juga cara kita mencapai tujuan, karena Tuhan gak melihat sebagian hidup kita, Dia melihat keseluruhan hidup kita.

Matius 4:4 (TB)  Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."

Baca ini kesekian kali jadi mikir ekstrim gini:Jangan makan hari ini kalau belum baca Firman Tuhan. Dan aku ketampar-tampar deh.
Reminder buat diri sendiri supaya gak lalai ngasih makan roh kita. Kalau untuk tubuh jasmani aja kita gak pernah lalai ngasih makan, mosok untuk roh kita lalai.

Buatku pribadi, berasa beda emang kalau pagi-pagi dah baca firman Tuhan dan kasih makan rohku, berasa setrong 💪  seharian ini menghadapi apapun. Dibandingkan baru baca pas dah siangan gitu.

So far beberapa hari ini, susah sekali buatku bangun pagi dan baca firman Tuhan, padahal aku dah tidur cepat kalau malam supaya bisa bangun pagi dan baca firman Tuhan sebelum beraktivitas di rumah. Aku dah hidupin alarm bangun jam 4 pagi dan kata suami emang hidup aja, emang dokter suruh bed rest sih, jadi akhirnya dimatikan suami karena kasihan sama aku. Jadi aku baru bisa baca firman Tuhan pas lagi gak ada kerjaan di kantor.

Kalau baca ayat ini aku jadi yang mikir, kok bisa ya kalau untuk baca firman Tuhan aku menunda-nunda, tapi kalau untuk makan bisa ngamuk kalau lewat jamnya. Nah, kalau perut aja bisa 'menjerit' kalau kelaparan, apalagi roh kita. Jangan-jangan selama ini aku mengabaikan 'jeritan rohku' yang butuh makan firman Tuhan.

Kasongan, 4 Januari 2018
-Mega Menulis-

No comments:

Karakter di Dunia Kerja

Dari kecil karakter seseorang mulai terbentuk. Kalau sudah dewasa, sulit mengubah karakter seseorang. Jadi kalau kamu berkarakter buruk saat...