Monday, October 26, 2020

Mencatat Pengeluaran dan Pemasukan

Ada yang merasa gajinya gak cukup?

SAYAAA!!! *angkat tangan*

Gimana caranya memastikan gaji kamu cukup?

Pastikan pengeluaranmu lebih kecil dari pemasukan. Itu aja sih, akakakak.

Gak penting banget ya, ini ma semua orang tahu Meg! ^^

Well, semua orang punya batasan, dan kuncinya di pengeluaran bukan pemasukan. Cara memeriksa bagaimana pengeluaran kita, caranya adalah dengan mencatat. Kenapa mencatat ini penting, ngapain sih?

UNTUK MENGETAHUI POLA PENGELUARANMU.

 

Ada beberapa kategori pengeluaran bulanan seseorang setiap bulannya, di antaranya :

1. Cicilan utang

Jumlah utang sebaiknya maks 30% dari penghasilan. Kalau lebih dari itu kemungkinan akan sangat berat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari apalagi menabung.

2. Pengeluaran rutin

Jumlahnya sebaiknya berkisar antara 40-60% dari penghasilan. Ini pengeluaran yang harus ada untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kalau single dan masih tinggal bersama orang tua , pengeluaran ini masih bisa ditekan lagi.

3. Menabung/investasi

Menabung/investasi sebaiknya 20-30% dari penghasilan supaya kita dapat memenuhi tujuan-tujuan keuangan di masa mendatang seperti : dana pendidikan anak, dana pensiun, dana menikah, dana liburan, dll.

4. Pengeluaran sosial

Ini adalah pengeluaran untuk segala yang berhubungan dengan kebutuhan sosial kita : memberi ke keluarga, menolong orang lain, angpau ke nikahan, uang duka ,dll.

5. Pengeluaran Lifestyle

Di sini biasanya segala dosa pengeluaran kita ada, hahaha. Harusnya prioritas dan persentasenya lebih rendah dibandingkan 4 pengeluaran yang lain.

 

 

Dengan mencatat pengeluaran maka akan terlihat pola pengeluaran bulanan kita dan kita bisa segera berbenah di bagian mana terjadi bocor halus pengeluaran, atau bocor ambyar pengeluaran kita. Jadi teman-teman mulailah mencatat pengeluaran bulananmu! Males? Sama dong.

 

“Waduh, aku gak telaten mencatat pengeluaran”, keluhku saat mendengar kalau mencatat pengeluaran itu harus dilakukan. Sudah berulang kali mendengar tips ini dan mencoba mencatat tapi baru beberapa hari gagal.  Seringnya semangat di awal terus kemudian kelewat. Sering menggampangkan,”Ntar aja lah nyatatnya”, terus terlewat sampai beberapa hari dan lupa deh. Males lagi dongggg….Hahahaha. Tapi, awal tahun 2020 ini aku mulai mencatat pengeluaran dan pemasukan dengan menggunakan sebuah aplikasi yang ada di Play Store, namanya Catatan Keuangan

 

Eh, sampai sekarang di bulan Oktober 2020, aku masih mencatat dong, hehehehe. Berhasil! Berhasil! Setiap pengeluaran dan pemasukan aku masukkan di aplikasi tersebut. Yang aku suka, ada grafik yang memperlihatkan persentase pengeluaran dan pemasukanku setiap bulan. Jadi aku bisa tahu bulan ini dimana terjadi kebocoran pengeluaran kami, bulan depan tak akan terulang lagi dong. Kita dapat membuat sendiri kategori apa saya yang termasuk pengeluaran dan pemasukan kita.

Kunci keberhasilanku mencatat keuangan ini adalah konsistensi dan suami yang terus mengingatkan. Iya, aku ngomong sama suami kalau aku mau mencatat pengeluaran dan pemasukan kami. Jadi setiap suami belanja atau dapat duit, langsung lapor dan nyuruh aku nyatat. Gitu juga kalau aku belanja, suami langsung ingatin untuk mencatat. Sekarang sudah jadi kebiasaan kami. Catatan ini jadi kontrol kami, misal bulan ini kami kebanyakan makan di luar, bulan depan tobat deh. Atau ternyata bulan ini pengeluaran jebol karena kebanyakan belanja di Shopee #eh, bulan depan ga boleh lagi dong belanja, hahahaha.

 

O, iya ini juga sarana akuntabilitas masalah keuangan keluarga. Gak ada lagi tuh cerita Tanya suami/istri ke mana aja duit selama ini, wong dah tercatat kok.

 

Cobain deh mencatat pengeluaran dan pemasukanmu. Asyik kok.

 

Palangka Raya, 26 Oktober 2020

-Mega Menulis-

 

No comments: