Sudah lama gak ngomongin masalah keuangan alias duit. Dulu
sempat membuat beberapa postingan tentang keuangan di sini,
kalau ada yang mau baca monggo diobok-obok. Buat postingan tentang keuangan
bukan karena banyak uang atau dah expert, tapi gara-gara kalau gak ditulis
takut lupa, maklum daku pelupa.
Beberapa waktu yang lalu mendengarkan podcast Raditya Dika dan Ligwina Hananto (bukunya Mbak Ligwina yang menginspirasiku untuk mulai berinvestasi) yang membahas tentang keuangan alias duwit dan aku mau tuliskan tentang 4 pilar keuangan. Someday pengen nunjukin tulisan ini ke Sara dan Sofia, hahaha.
Jadi, pilar keuangan ada 4 yaitu :
1. Menghasilkan
Nah,
kenapa penting belajar menghasilkan uang terlebih dahulu? Ya iya lah, apa yang
mau ditabung kalau menghasilkan aja belum. Gimana mau berbagi? Apa yang mau
diinvestasikan? Ya kan? Sedini mungkin seseorang perlu belajar dan melihat
bagaimana uang dihasilkan (kalau memang belum memungkinkan untuk menghasilkan
uang sendiri). Anak-anak juga perlu tahu bagaimana uang dihasilkan, jangan
sampai mereka salah mengerti. Misal nih, selama ini anak melihat emak bapaknya
ke ATM, masukin kartu, eh uang keluar. Ntar kalau gak dijelaskan, jangan
salahkan mereka kalau mereka tahunya cara mendapatkan uang ya tinggal masukkan
kartu ke ATM, voila, uang keluar,segampang itu. Anak perlu diberi tahu, mama
papa bekerja, digaji dengan uang yang dimasukkan ke ATM. Jadi jumlahnya
terbatas, bisa habis setiap dipakai berbelanja. Tentu saja diberitahukan dengan
bahasa yang mudah dimengerti anak.
Aku mengenal seorang wanita yang
begitu lulus SMA langsung menikah, jadi dia belum pernah merasakan bekerja menghasilkan
uang dong. Begitu menikah, langsung mengelola uang keluarga yang dihasilkan
suami. Gak perlu lama bagi suaminya untuk mengeluh kalau sang istri boros dan
gak bisa menyimpan uang. Dapat hubungannya? Yes. Karena dia gak pernah
menghasilkan uang sendiri maka dengan mudah dia menghabiskan uang yang ada di
tangannya. Dia belum merasakan susahnya mencari uang. Dia belum merasakan
menghasilkan uang dari hasil kerjanya sendiri.
2. Berbelanja
Hah? Belajar berbelanja? Untuk apa?
Ini kan pekerjaan paling gampang ya? No. Berbelanja itu gak gampang. Belajar
berbelanja sama pentingnya lo dengan belajar berinvestasi. Berbelanja bukanlah
tentang menghabiskan semua uang yang kita miliki. Berbelanja adalah mengambil
keputusan, bukan soal paling murah bukan soal paling mahal, tapi value dari barang itu apa yng kita sukai. Maunya kalau belanja
barang yang bagus dan murah kan ya? Well, kalau bisa dapat yang bagus dan murah
bagus. Masalahnya kan biasanya barang bagus mahal ya? Jadi? Mending beli yang
murah? Gak papa lo beli barang yang lebih mahal dan awet, dibandingkan murah
tapi bentar aja pakenya.
Banyak hal-hal prinsip yang perlu dilatih
terkait masalah belanja ini :
a. Survei
Suamiku sebelum belanja barang tertentu,
menghabiskan banyak waktu buat survei. Kelebihan dan kekurangan barang yang mau
dibelinya, survei harganya, dll. Kadang sebel nih aku, mau beli satu barang aja
lamanya pol. Ish. Kalau dia sanggup tuh survei berhari-hari. Tapi barangnya
emang lebih awet dibandingkan aku yang gak pakai survei selama itu. Dan aku pelajari ini dari dia.
b. Beli barang yang dibutuhkan
Aku paling sering lapar mata, ingin ini
itu, apalagi kalau pas ada tulisan diskon. Akakakak. Suami ma nggak mau beli
barang yang dia gak perlu biarpun diskon. Kebalikan dari itu, kalau barang yang
memang diperlukan, ya cari yang harganya diskon dong. Hahahaha.
c. Beli barang yang berkualitas dan agak
mahal itu gak papa lo
Ingat, belanja bukan hanya tentang mahal
dan murahnya, tapi value dari barang yang akan dibeli. Ya bukan memaksakan diri
beli barang bagus pakai ngutang sih, tapi lebih ke berbelanja secara optimal.
Tetap punya budget tapi juga perhatikan kualitas. Bila perlu, tahan diri
berbelanja dan menabung supaya dapat yang berkualitas sekalian ketimbang asal
beli.
d. Punya budget dalam berbelanja
Bo, jangan ngasal ya kalau beli barang.
Duit gak numbuh di pohon. Jadi, sebelum berbelanja, tentukan budgetmu. Tentukan
dulu berapa nilai yang sanggup kita bayarkan. Jangan sampai beli barang tapi
nyusahin di kemudian hari.
e. Jangan berhutang untuk belanja konsumtif
Sebelum berhutang, pikirin deh. Worth it
gak kamu berhutang untuk belanja ini? Pastikan kamu berhutang untuk aset atau
barang-barang yang memberikan nilai tambah. Jangan berhutang untuk lifestyle.
Pikir baik-baik deh sebelum berhutang. Misal, berhutang alias kredit 15 tahun
untuk rumah yang dipakai seumur hidup, bolehlah ya. Berhutang tiket liburan 6
bulan sementara liburan Cuma 7 hari? Pikir lagi deh!
3. Berbagi
Kenapa harus berbagi ? Sesimple kalimat
saya diberkati untuk menjadi berkat bagi orang lain. Berat lo berbagi ini, perlu
hikmat dan ketaatan. Apalagi saat kita tidak terbiasa melakukannya. O, iya,
perlu latihan juga berarti. Eh, lebih berat lagi kalau kita gak punya budget
untuk diberikan. Benar atau benar? Bagaimana caranya berbagi?
a. Punya budget
Sisihkan/tetapkan sekian persen dari
penghasilan untuk diberikan. Berhikmat ya bo. Jangan sampai memberi tanpa sisa.
Ntar kebutuhan sendiri gak terpenuhi dan ngutang kan amsyong. Tuhan kasih
hikmat bagi setiap kita, jadi berilah sesuai dengan kemampuan. Punya budget
menolong sekali, karena saat kita bertemu kebutuhan, kita sudah siap. Aku
pernah baca buku tentang memberi,aku lupa persisnya, tapi ada beberapa cara
untuk memberi. Ntar kalau dah ketemu aku share.
b. Berilah dengan tulus tapi tetap
berhikmat
Tidak salah memberi atau berbagi
untuk menolong orang lain. Tapi ingat, sebisanya pastikan apa yang kita bagikan
bukan untuk membiayai gaya hidup. Gaya hidup gak ada habisnya. Kan gak lucu ya
kalau kita berbagi pada mereka yang gaya hidupnya lebih wow dari kita. Berilah
mereka yang benar-benar memerlukan. Kapan perlu, berdoa deh, supaya gak salah
beri.
4. Berinvestasi
Kenapa seseorang perlu
berinvestasi? Karena menabung saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan kita di
masa mendatang. Berbahaya sekali menabung saja dalam jangka waktu lama karena
kita akan berhadapan dengan inflasi. Kenaikan biaya hidup sering kita lupakan
dalam merencanakan keuangan. Contohnya, biaya kuliah sekarang tentu akan berbeda
dengan 15 tahun lagi. Kalau Cuma nabung, susah lo memenuhi biaya tersebut. Beda
kalau diinvestasikan.
Nah, kesalahan terbesar
seseorang mendengar kata investasi adalah bertanya: Investasi mana yang paling
menguntungkan? Mana yang membuat cepat kaya? Woooo…. Tunggu dulu! Tujuan investasi
bukan kaya, tapi untuk memenuhi tujuan-tujuan keuangan seseorang. Nah, sebagaimana
setiap orang berbeda tentunya tujuan keuangannya berbeda kan? Makanya gak bisa
tuh mencontek investasi seseorang plek plek sama. Lah wong tujuannya beda. So
far, aku baru mulai berinvestasi untuk dana darurat, dana pensiun dan dana
pendidikan anak. Sudah tercapai? Belum bo! Soale masih sambil menanggung
cicilan 2 rumah. Akakakak. On going lah, pelan-pelan. Selama ini baru mencicipi
berinvestasi di reksadana, saham, emas, tanah dan rumah. Kapan-kapan ah
sharenya. Capek juga lama gak nulis ginian. LOL.
O, iya kalau mau ada yang share tentang keuangan, tinggalin
aja komentar ya. Kita sama-sama belajar.
Palangka Raya, 23 Oktober 2020
-Mega Menulis-
No comments:
Post a Comment