“Selamat ulang tahun buat kita bang”, ucapku pada
suamiku saatku terbangun subuh kemarin, 17 April 2016.
Dan dia pun tersenyum sambil mengecup keningku,”Belum
dek…setahun kemarin jam segini kita belum merit, abang masih tidur”.
Huahahaha, aku pun tertawa. Iya juga ya…Pemberkatan
pernikahan kami setahun sebelumnya berlangsung siang hari pada pukul 11.00 WIB.
Jam segini sih, aku sedang heboh didandanin di salon oleh mamak angkatku, yes…mamak
angkatku punya salon ^^ Asik kan? ^^V Aku tertawa lagi membayangkan aku sedang
heboh didandani sedangkan abangku masih tidur pulas. Enak sekali ya jadi
laki-laki :p
Kami melanjutkan tidur kami sambil berpelukan erat.
Hingga kami bangun tidak ada perayaan apa-apa.
Mengucapkan selamat lagi pun tidak. Hari itu kehebohan menanti. Mulai dari
mamah yang harus dibawa ke IGD karena matanya (yang bekas dioperasi) terbentur
lemari dapur, puji Tuhan…tidak terjadi sesuatu yang membahayakan. Kemudian persiapan
kami pulang ke Kasongan yang lebih heboh dari biasanya karena abangku yang
selama ini di Palangka Raya memutuskan pindah ke Kasongan untuk menjagaku yang
akhir-akhir ini sering drop. Barang yang dibawa hari itu lebih banyak dari
biasanya tentu saja. Selama menikah ini kami hanya bertemu sewaktu weekend
dikarenakan abangku di Palangka Raya dan aku di Kasongan. Lucu kalau dipikir,
tanpa direncanakan dari jauh hari, kami akan tinggal bersama berdua eh bertiga saja dengan bayi
kami yang masih di dalam perutku tepat setahun pernikahan kami.
Tidak ada kue.
Tidak ada kado.
Tidak ada bunga.
Tidak ada makan malam romantis.
Kami terlalu lelah kemarin.
Bagi orang lain mungkin tidak ada yang istimewa.
Tapi hari itu tetap istimewa bagi kami, kami
merayakan dengan sederhana penyertaan TUHAN dalam kehidupan pernikahan kami.
Hanya dengan berdoa. Hanya ada aku, abangku, bayi di kandunganku dan TUHAN
tentunya ^^
“Selamat ulang tahun buat kita”, ucap abangku
sebelum kami makan malam. Akhirnyaaaa….udah sah setahun lah kalo dah malam ya
bang, hahaha. Aku hanya tersenyum, lalu kami berdoa bersama mengucap syukur
untuk setahun pernikahan kami. Baru setahun dan kami merasakan betapa menikah
itu luar biasa. Terkadang ada tangis (tentu saja aku yang cengeng ini yang
menangis, hahahaha), ada tawa, ada ngambek, ada kesal, ada kesalahpahaman, ada
sukacita, ada marah, dan beribu rasa yang bercampur. Dan, aku semakin
mengasihimu tiap harinya abangku sayang ^^ I know, ada rasa tersebut di dalam
pernikahan-pernikahan lain. Tapi yang menjadikan luar biasa adalah bagaimana
TUHAN menyertai dan bekerja luar biasa dalam pernikahan kami.
Dalam segala sesuatunya, TUHAN mengajarkan kami
untuk belajar dalam banyak hal, saling mengasihi apapun yang terjadi, semakin
mengasihi bahkan sehabis bertengkar, mengungkapkan apa yang kami rasakan dengan
jujur, tidak menyimpan-nyimpan perasaan, menerima kekurangan pasangan,
bersyukur dan merayakan kelebihan pasangan, meminta maaf, memberi maaf tanpa
syarat, melupakan kesalahan, belajar tidak mengulangi kesalahan, belajar berkata-kata
dengan lembut, berkata tegas saat diperlukan, belajar menghormati dan
menghargai pasangan, memberikan pelukan tanpa diminta, melayani walaupun lelah,
menegur dengan kasih, menerima teguran tanpa protes, memberikan jawaban ya
untuk menyenangkan pasangan, memberikan kata tidak karena kasih, dan masih
banyak lagi.Banyak yang sudah kami pelajari dan masih begitu banyak yang belum
kami pelajari. Dan kami menanti-nanti, apa lagi pelajaran yang akan Tuhan
berikan pada kami.
Sebagai istri, aku sering gagal. Sungguh gak
terbayangkan ada seseorang selain Kristus dan keluargaku yang mau menerimaku
apa adanya. Setiap hari aku mengucap syukur untuk penerimaan dan kasih yang
diberikan abangku. Saat ini dialah yang paling tahu kejelekanku, dan dia tetap
mengasihiku, sungguh mengherankan. TAPI, TENTU SAJA AKU BERSYUKUR. Bohong aja
kalau aku bilang ngga :p
Aku teringat sharing Yunie beberapa waktu yang lalu,
demikian kesaksiannya :
Sebuah nasehat dari
retret pasutri Marriage Enrichment yang pernah gue join:”Saat kita menikah,
sesungguhnya kita sedang mengundang seseorang untuk menjadi saksi hidup kita 24
jam sehari, bagaimana kita mengikut Kristus. “Bagaimana kita hidup sebagai murid
Kristus akan terlihat jelas , transparan oleh pasangan hidup kita. Semua
kelemahan kita, cacat karakter kita, sisi jelek kita akan terlihat jelas oleh
pasangan hidup kita! So... saat fokus suami dan istri adalah mengejar
keserupaan Kristus, wah indah sekali ya pernikahan
yang demikian? Bukan pernikahan yang bebas konflik, bukan pernikahan yang adem
ayem, tapi justru lewat gesekan antar suami istri, Tuhan menajamkan kita,
membentuk karakter kita semakin serupa Dia. Pernah gue baca buku tentang Martin
Luther dan istrinya, pernikahannya dituliskan sering cekcok dengan istrinya.
Hmm... berarti ribut dengan pasangan, berkonflik bukan ukuran gagalnya
pernikahan, namun apakah konflik itu menjadikan kita pribadi yang lebih serupa
Kristus atau tidak? Itu ukurannya. Dulu gue malu tuh kalo orang tahu , gue lagi
ribut ma suami. Namun gue udah ngerti kalau ribut itu bagian dari proses kok,
proses ke arah yang lebih baik lagi!
That’s true. Kami merasakan bagaimana TUHAN mempertajam kami
setiap harinya dan Ia membentuk karakter kami. Kami tahu, TUHAN belum selesai, kami
masih jauh dari keserupaan dengan Kristus, aku dan abangku masih akan terus
berus berproses sampai mati. GOD IS NOT FINISH WITH US YET.
Bagaimanapun, usia kami belajar bersama masih ,muda… baru SATU
\(“,)/
Di usia kami yang SATU ini, kami sungguh mengucap syukur
telah melihat dan merasakan penyertaan TUHAN di dalam kehidupan pernikahan
kami.
Terima kasih TUHAN, untuk SATU tahun yang penuh dengan kasih
karuniaMu ini.
Kasongan, 18 April 2016
-Mega Menulis-
PS. Beberapa hari sebelumnya,
kami menerima kunjungan dari Pendeta dan Penetua di gereja yang mendoakan kami
dalam rangka ulang tahun pernikahan kami, mereka memberikan ayat ini bagi kami:
Nyanyian ziarah. Berbahagialah setiap
orang yang takut akan TUHAN, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya! Apabila engkau memakan hasil
jerih payah
tanganmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu! Isterimu akan menjadi seperti
pohon anggur yang
subur di dalam rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun
sekeliling mejamu! Sesungguhnya
demikianlah akan diberkati orang laki-laki yang takut akan
TUHAN. Kiranya
TUHAN memberkati engkau dari Sion, supaya engkau melihat kebahagiaan
Yerusalem
seumur hidupmu, dan
melihat anak-anak dari anak-anakmu! Damai sejahtera atas Israel! Mazmur
128:1-6
AMINNNN…!