Monday, April 18, 2016

SATU

“Selamat ulang tahun buat kita bang”, ucapku pada suamiku saatku terbangun subuh kemarin, 17 April 2016.
Dan dia pun tersenyum sambil mengecup keningku,”Belum dek…setahun kemarin jam segini kita belum merit, abang masih tidur”.
Huahahaha, aku pun tertawa. Iya juga ya…Pemberkatan pernikahan kami setahun sebelumnya berlangsung siang hari pada pukul 11.00 WIB. Jam segini sih, aku sedang heboh didandanin di salon oleh mamak angkatku, yes…mamak angkatku punya salon ^^ Asik kan? ^^V Aku tertawa lagi membayangkan aku sedang heboh didandani sedangkan abangku masih tidur pulas. Enak sekali ya jadi laki-laki :p
Kami melanjutkan tidur kami sambil berpelukan erat.

Hingga kami bangun tidak ada perayaan apa-apa. Mengucapkan selamat lagi pun tidak. Hari itu kehebohan menanti. Mulai dari mamah yang harus dibawa ke IGD karena matanya (yang bekas dioperasi) terbentur lemari dapur, puji Tuhan…tidak terjadi sesuatu yang membahayakan. Kemudian persiapan kami pulang ke Kasongan yang lebih heboh dari biasanya karena abangku yang selama ini di Palangka Raya memutuskan pindah ke Kasongan untuk menjagaku yang akhir-akhir ini sering drop. Barang yang dibawa hari itu lebih banyak dari biasanya tentu saja. Selama menikah ini kami hanya bertemu sewaktu weekend dikarenakan abangku di Palangka Raya dan aku di Kasongan. Lucu kalau dipikir, tanpa direncanakan dari jauh hari, kami akan tinggal  bersama berdua eh bertiga saja dengan bayi kami yang masih di dalam perutku tepat setahun pernikahan kami.

Tidak ada kue.
Tidak ada kado.
Tidak ada bunga.
Tidak ada makan malam romantis.
Kami terlalu lelah kemarin.
Bagi orang lain mungkin tidak ada yang istimewa.
Tapi hari itu tetap istimewa bagi kami, kami merayakan dengan sederhana penyertaan TUHAN dalam kehidupan pernikahan kami. Hanya dengan berdoa. Hanya ada aku, abangku, bayi di kandunganku dan TUHAN tentunya ^^

“Selamat ulang tahun buat kita”, ucap abangku sebelum kami makan malam. Akhirnyaaaa….udah sah setahun lah kalo dah malam ya bang, hahaha. Aku hanya tersenyum, lalu kami berdoa bersama mengucap syukur untuk setahun pernikahan kami. Baru setahun dan kami merasakan betapa menikah itu luar biasa. Terkadang ada tangis (tentu saja aku yang cengeng ini yang menangis, hahahaha), ada tawa, ada ngambek, ada kesal, ada kesalahpahaman, ada sukacita, ada marah, dan beribu rasa yang bercampur. Dan, aku semakin mengasihimu tiap harinya abangku sayang ^^ I know, ada rasa tersebut di dalam pernikahan-pernikahan lain. Tapi yang menjadikan luar biasa adalah bagaimana TUHAN menyertai dan bekerja luar biasa dalam pernikahan kami.

Dalam segala sesuatunya, TUHAN mengajarkan kami untuk belajar dalam banyak hal, saling mengasihi apapun yang terjadi, semakin mengasihi bahkan sehabis bertengkar, mengungkapkan apa yang kami rasakan dengan jujur, tidak menyimpan-nyimpan perasaan, menerima kekurangan pasangan, bersyukur dan merayakan kelebihan pasangan, meminta maaf, memberi maaf tanpa syarat, melupakan kesalahan, belajar tidak mengulangi kesalahan, belajar berkata-kata dengan lembut, berkata tegas saat diperlukan, belajar menghormati dan menghargai pasangan, memberikan pelukan tanpa diminta, melayani walaupun lelah, menegur dengan kasih, menerima teguran tanpa protes, memberikan jawaban ya untuk menyenangkan pasangan, memberikan kata tidak karena kasih, dan masih banyak lagi.Banyak yang sudah kami pelajari dan masih begitu banyak yang belum kami pelajari. Dan kami menanti-nanti, apa lagi pelajaran yang akan Tuhan berikan pada kami.

Sebagai istri, aku sering gagal. Sungguh gak terbayangkan ada seseorang selain Kristus dan keluargaku yang mau menerimaku apa adanya. Setiap hari aku mengucap syukur untuk penerimaan dan kasih yang diberikan abangku. Saat ini dialah yang paling tahu kejelekanku, dan dia tetap mengasihiku, sungguh mengherankan. TAPI, TENTU SAJA AKU BERSYUKUR. Bohong aja kalau aku bilang ngga :p

Aku teringat sharing Yunie beberapa waktu yang lalu, demikian kesaksiannya :
Sebuah nasehat dari retret pasutri Marriage Enrichment yang pernah gue join:”Saat kita menikah, sesungguhnya kita sedang mengundang seseorang untuk menjadi saksi hidup kita 24 jam sehari, bagaimana kita mengikut Kristus. “Bagaimana kita hidup sebagai murid Kristus akan terlihat jelas , transparan oleh pasangan hidup kita. Semua kelemahan kita, cacat karakter kita, sisi jelek kita akan terlihat jelas oleh pasangan hidup kita! So... saat fokus suami dan istri adalah mengejar keserupaan Kristus, wah indah sekali ya pernikahan yang demikian? Bukan pernikahan yang bebas konflik, bukan pernikahan yang adem ayem, tapi justru lewat gesekan antar suami istri, Tuhan menajamkan kita, membentuk karakter kita semakin serupa Dia. Pernah gue baca buku tentang Martin Luther dan istrinya, pernikahannya dituliskan sering cekcok dengan istrinya. Hmm... berarti ribut dengan pasangan, berkonflik bukan ukuran gagalnya pernikahan, namun apakah konflik itu menjadikan kita pribadi yang lebih serupa Kristus atau tidak? Itu ukurannya. Dulu gue malu tuh kalo orang tahu , gue lagi ribut ma suami. Namun gue udah ngerti kalau ribut itu bagian dari proses kok, proses ke arah yang lebih baik lagi!

That’s true. Kami merasakan bagaimana TUHAN mempertajam kami setiap harinya dan Ia membentuk karakter kami. Kami tahu, TUHAN belum selesai, kami masih jauh dari keserupaan dengan Kristus, aku dan abangku masih akan terus berus berproses sampai mati. GOD IS NOT FINISH WITH US  YET.
Bagaimanapun, usia kami belajar bersama masih ,muda… baru SATU \(“,)/
Di usia kami yang SATU ini, kami sungguh mengucap syukur telah melihat dan merasakan penyertaan TUHAN di dalam kehidupan pernikahan kami.
Terima kasih TUHAN, untuk SATU tahun yang penuh dengan kasih karuniaMu ini.

Kasongan, 18 April 2016
-Mega Menulis-

PS. Beberapa hari sebelumnya, kami menerima kunjungan dari Pendeta dan Penetua di gereja yang mendoakan kami dalam rangka ulang tahun pernikahan kami, mereka memberikan ayat ini bagi kami:
Nyanyian ziarah. Berbahagialah setiap orang yang takut akan TUHAN, yang hidup menurut jalan  yang ditunjukkan-Nya!  Apabila engkau memakan hasil jerih payah  tanganmu, berbahagialah  engkau dan baiklah keadaanmu!  Isterimu akan menjadi seperti pohon anggur  yang subur di dalam rumahmu; anak-anakmu  seperti tunas pohon zaitun  sekeliling mejamu!  Sesungguhnya demikianlah akan diberkati  orang laki-laki yang takut akan TUHAN.  Kiranya TUHAN memberkati engkau dari Sion,  supaya engkau melihat kebahagiaan Yerusalem  seumur hidupmu,  dan melihat anak-anak dari anak-anakmu!  Damai sejahtera atas Israel! Mazmur 128:1-6
AMINNNN…!





No comments: