Sunday, July 27, 2014

Hanya Minum Susu

Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil. Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat. Ibrani 5:13-14

“Udah Din nenennya, kamu udah besar.”, Dina-sepupuku, akan berusia tiga tahun pada bulan Oktober nanti dan fakta kalau dia tidak mau berhenti menyusui mamanya hingga sekarang membuat mamanya sering berucap demikian. Dan Dina tentu saja tidak mau mendengarkan, hahahaha, dengan cueknya, tetap saja dia menyusu. Lucu melihatnya. Tapi tidak akan lucu lagi saat mamanya menolak menyusui dan Dina menangis sejadi-jadinya ^^’ Heran juga, dia sudah bisa makan makanan keras tapi susah melepaskan yang namanya susu (dan ASI).  Pada akhirnya mamanya tidak tega dan kembali menyusui Dina. Jika Dina terus melakukan itu hingga bertahun-tahun mendatang dalam hidupnya, bukan lucu lagi namanya, tapi tragis. Sudah berusia belasan atau puluhan tahun dan masih menyusui? Membayangkannya saja membuat merinding. Tidak ada yang salah dengan minum susu hingga dewasa, terkadang saya juga masih melakukannya. Tapi disusui hingga dewasa? Mengerikan, hahaha.


Saya teringat di masa-masa awal saya lahir baru, saat mulai mengenal Kristus, janji-janjiNya, pernyataan cintaNya, pengampunan dan kasihNya membuat saya terpesona. Mengetahui bahwa saya dicintai tanpa syarat olehNya membuat saya bertumbuh dalam kasihNya. Mengetahui betapa berharganya saya hingga Dia mau mati bagi saya membuat saya terheran dan mensyukuri kebaikanNya. Saya menghapalkan dan mengimani semua ayat yang bisa saya ingat tentang bagaimana Dia mengasihi saya, tentang bagaimana Dia menganggap saya berharga, tentang bagaimana Dia mengampuni saya, tentang bagaimana Dia memberikan apa yang saya minta. Ingatan saya terbatas pada ayat-ayat  sejenis ini:
Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau, maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu, dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu. Yesaya 43:4
Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia. Mazmur 103:13
Dari jauh TUHAN menampakkan diri kepadanya: Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu. Yeremia 31:3
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Yohanes 3:16
"Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Matius 7:7

Mengingat hal tersebut sekarang membuat saya malu, betapa saya hanya mengingat ayat yang “menguntungkan” saya, kucing banget kan? Bagi yang pernah tahu tentang teologi kucing dan anjing pasti mengerti maksud saya ^^ Puji Tuhan, seiring bertumbuhnya saya, saya mulai menghapalkan dan mengimani ayat-ayat yang lain, pengajaran yang lain, yang memang tidak enak, tapi saya butuhkan seperti:
Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.Matius 22:37-40
Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Filipi 1:21
sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus. 1 Petrus 1:16
Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu." Markus 11:25

Apakah kalian menyadari perbedaannya? ^^ Fokus saya berubah. Tentu saja saya masih mengingat ayat-ayat yang saya hapalkan di awal pertobatan saya, tapi kini tidak hanya ayat dan pengajaran tentang bagaimana saya dikasihi dan diampuni yang saya anggap penting, ternyata bagaimana saya harus mengasihi Allah dan sesama pun penting, hidup dalam kekudusan pun sama pentingnya, begitu juga pengajaran-pengajaran yang lain. Sama seperti bayi yang di awal hanya membutuhkan susu untuk memenuhi kebutuhan gizinya, pengajaran dan kebenaran bagaimana Allah mengasihi dan mengampuni saya menjadi susu bagi saya, itu merupakan apa yang saya butuhkan di awal saya masih menjadi bayi rohani. Namun, semakin dewasa saya memerlukan makanan lain.Saya perlu mandapatkan pengajaran dan kebenaran yang lain.

Saya akan menjadi seperti bayi selamanya jika setiap hari saya hanya minum susu. Saya tidak akan bertumbuh dengan sehat secara rohani jika hanya mengetahui yang itu-itu saja, maksud saya, tentang bagaimana Allah mengasihi dan mengampuni saya, tentang bagaimana Dia menganggap saya berharga), karena bila itu yang terjadi, hidup saya hanya akan terpusat pada bagaimana Allah akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan saya  karena Dia mengasihi saya. Jika saya tidak mulai menerima pengajaran dan kebenaran yang lain maka saya tidak akan mengetahui kalau Dia adalah Allah sekaligus Bapa yang juga mau mendidik saya menjadi seperti Dia, saya tidak akan mengetahui kalau Dia mau saya mengasihi sesama saya, saya akan menjadi manusia paling egois karena menganggap semua kebutuhan saya akan diberikan Allah tanpa peduli orang lain. Mengerikan bukan?

Saat dewasa, tentu saja sesekali kita masih bisa dan mau minum susu seperti kecil, gimana ngga, wong susu tu enak kok ;) Tapi, jangan pernah melupakan kalau kita perlu makan makanan keras ^^
Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Bagi-Nya kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya. 2 Petrus 3:18
Kita mungkin akan bertumbuh dalam kasih karunia saat hanya minum “susu rohani” tapi sayang sekali, kita akan menderita kerugian karena tidak mengenal Tuhan dan Juruselamat kita semakin dalam. Tuhan Yesus begitu berharga looo…^^

Palangka Raya, 25 Juli 2014
-Mega Menulis-

No comments: