Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil. Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat. Ibrani 5:13-14
“Udah Din nenennya, kamu udah besar.”, Dina-sepupuku, akan
berusia tiga tahun pada bulan Oktober nanti dan fakta kalau dia tidak mau
berhenti menyusui mamanya hingga sekarang membuat mamanya sering berucap
demikian. Dan Dina tentu saja tidak mau mendengarkan, hahahaha, dengan cueknya,
tetap saja dia menyusu. Lucu melihatnya. Tapi tidak akan lucu lagi saat mamanya
menolak menyusui dan Dina menangis sejadi-jadinya ^^’ Heran juga, dia sudah
bisa makan makanan keras tapi susah melepaskan yang namanya susu (dan ASI). Pada akhirnya mamanya tidak tega dan kembali
menyusui Dina. Jika Dina terus melakukan itu hingga bertahun-tahun mendatang
dalam hidupnya, bukan lucu lagi namanya, tapi tragis. Sudah berusia belasan
atau puluhan tahun dan masih menyusui? Membayangkannya saja membuat merinding. Tidak
ada yang salah dengan minum susu hingga dewasa, terkadang saya juga masih
melakukannya. Tapi disusui hingga dewasa? Mengerikan, hahaha.
Saya teringat di masa-masa awal saya lahir baru, saat mulai
mengenal Kristus, janji-janjiNya, pernyataan cintaNya, pengampunan dan kasihNya
membuat saya terpesona. Mengetahui bahwa saya dicintai tanpa syarat olehNya
membuat saya bertumbuh dalam kasihNya. Mengetahui betapa berharganya saya
hingga Dia mau mati bagi saya membuat saya terheran dan mensyukuri kebaikanNya.
Saya menghapalkan dan mengimani semua ayat yang bisa saya ingat tentang
bagaimana Dia mengasihi saya, tentang bagaimana Dia menganggap saya berharga,
tentang bagaimana Dia mengampuni saya, tentang bagaimana Dia memberikan apa
yang saya minta. Ingatan saya terbatas pada ayat-ayat sejenis ini:
Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau, maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu, dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu. Yesaya 43:4Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia. Mazmur 103:13Dari jauh TUHAN menampakkan diri kepadanya: Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu. Yeremia 31:3Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Yohanes 3:16"Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Matius 7:7
Mengingat hal tersebut sekarang membuat saya malu, betapa
saya hanya mengingat ayat yang “menguntungkan” saya, kucing banget kan? Bagi
yang pernah tahu tentang teologi kucing dan anjing pasti mengerti maksud saya
^^ Puji Tuhan, seiring bertumbuhnya saya, saya mulai menghapalkan dan mengimani
ayat-ayat yang lain, pengajaran yang lain, yang memang tidak enak, tapi saya
butuhkan seperti:
Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.Matius 22:37-40Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Filipi 1:21sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus. 1 Petrus 1:16Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu." Markus 11:25
Apakah kalian menyadari perbedaannya? ^^ Fokus saya berubah.
Tentu saja saya masih mengingat ayat-ayat yang saya hapalkan di awal pertobatan
saya, tapi kini tidak hanya ayat dan pengajaran tentang bagaimana saya dikasihi
dan diampuni yang saya anggap penting, ternyata bagaimana saya harus mengasihi
Allah dan sesama pun penting, hidup dalam kekudusan pun sama pentingnya, begitu
juga pengajaran-pengajaran yang lain. Sama seperti bayi yang di awal hanya membutuhkan
susu untuk memenuhi kebutuhan gizinya, pengajaran dan kebenaran bagaimana Allah
mengasihi dan mengampuni saya menjadi susu bagi saya, itu merupakan apa yang
saya butuhkan di awal saya masih menjadi bayi rohani. Namun, semakin dewasa
saya memerlukan makanan lain.Saya perlu mandapatkan pengajaran dan kebenaran
yang lain.
Saya akan menjadi seperti bayi selamanya jika setiap hari
saya hanya minum susu. Saya tidak akan bertumbuh dengan sehat secara rohani
jika hanya mengetahui yang itu-itu saja, maksud saya, tentang bagaimana Allah
mengasihi dan mengampuni saya, tentang bagaimana Dia menganggap saya berharga),
karena bila itu yang terjadi, hidup saya hanya akan terpusat pada bagaimana
Allah akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan saya karena Dia mengasihi saya. Jika saya tidak
mulai menerima pengajaran dan kebenaran yang lain maka saya tidak akan
mengetahui kalau Dia adalah Allah sekaligus Bapa yang juga mau mendidik saya
menjadi seperti Dia, saya tidak akan mengetahui kalau Dia mau saya mengasihi
sesama saya, saya akan menjadi manusia paling egois karena menganggap semua
kebutuhan saya akan diberikan Allah tanpa peduli orang lain. Mengerikan bukan?
Saat dewasa, tentu saja sesekali kita masih bisa dan mau
minum susu seperti kecil, gimana ngga, wong susu tu enak kok ;) Tapi, jangan
pernah melupakan kalau kita perlu makan makanan keras ^^
Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Bagi-Nya kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya. 2 Petrus 3:18
Kita mungkin akan bertumbuh dalam kasih karunia saat hanya
minum “susu rohani” tapi sayang sekali, kita akan menderita kerugian karena tidak
mengenal Tuhan dan Juruselamat kita semakin dalam. Tuhan Yesus begitu berharga
looo…^^
Palangka Raya, 25 Juli 2014
-Mega Menulis-
No comments:
Post a Comment