Siapa mengumpat, membuka rahasia, tetapi siapa yang setia,
menutupi perkara. Amsal 11:13
Namanya juga rahasia, lah kalo sampe orang laen tahu bukan
rahasia lagi lah ya. Biasanya rahasia-rahasia hidup kita (cieee….) hanya kita
bagikan ke orang yang kita percaya, gak mungkin lah sembarangan ngobral rahasia
ke semua orang. Kalo semua orang tahu
tentang ‘rahasia hidup’ kita, ada 2 kemungkinan,satu-sebenarnya kita tidak
punya rahasia atauuuu… dua-kita telah
menceritakan rahasia kita kepada seseorang (atau beberapa orang) yang tidak bisa menyimpan
rahasia :p
Ngomong-ngomong soal rahasia, jadi teringat seorang kawan di
SMA-sebut saja dia M, yang membagikan sebuah rahasia padaku, saat dia
menceritakan itu, dia berkata, kalau hanya aku yang tahu. Okay M, rahasiamu
aman bersamaku. Lah, seminggu kemudian ada temanku yang lain, mari kita sebut
dia N ^^, yang menceritakan rahasia M padaku. Bengonglah aku. Si M ini bohong
dong, dia bilang Cuma aku yang tahu, kok si N tahu? Lah, si N juga, namanya
rahasia, kok diceritain ke orang lain, ckckckck. Sejak itu, aku susah
mempercayai kedua orang ini. Walaupun bukan aku yang dibocorkan rahasianya oleh
si N, aku jadi mikir dunk kalo mau menceritakan rahasiaku ke dia. Dan si M?
Lah, apa yang katanya rahasianya aja diumbar ke banyak orang, apalagi rahasia
orang lain yang dipercayakannya ^^’
Saat sebuah rahasia dibocorkan, berarti ada janji yang dilanggar. Ada pengkhianatan.
Apakah ini terdengar berlebihan?
No. Ini gak berlebihan sama sekali kok. Saat seseorang
menceritakan hal yang rahasia dalam hidupnya pada kita, itu dilakukannya karena
dia memiliki keyakinan kalau kita orang yang dekat dengannya dan akan menjaga
rahasia yang diceritakannya, tak peduli apakah tujuannya hanya supaya didukung,
atau didoakan, atau didengarkan, atau apapun juga, yang jelas (walaupun gak
terkatakan) dia mempercaya kita. Kita tidak berhak sama sekali untuk
menceritakannya ke orang lain. Dikatakan atau tidak dikatakan. Ada kan orang
yang saat menceritakan sesuatu sudah berpesan supaya gak menceritakan ke orang
lain, tapi ada pula orang yang menceritakan sesuatu tanpa berpesan demikian
walaupun dia menceritakan hal yang sensitif. Dulu aku berpikir, apa yang
diceritakan orang lain selama dia gak berpesan itu rahasia, itu bukan rahasia.
Tapi lama kelamaan, kepekaan berbicara lebih keras, hal pribadi tentang orang
lain yang dibagikannya padaku adalah rahasia, lagipula, apa pula kepentingannya
orang lain tahu. Ya kan? Aku lebih berhati-hati untuk gak menceritakan apa yang
orang lain ceritakan padaku. Gak mudah.
Sekarang, maukah kita tetap menjaga kepercayaan yang telah
diberikan seseorang pada kita?
Gak mudah lo. Beneran aja. Perlu pengendalian diri yang kuat
dan pertolongan Tuhan.
Menutup mulut dan mengekang lidah untuk gak turut serta
menceritakan apa yang kita ketahui saat bersama orang lain tuh sulitnya bukan
main.Apalagi bila bersama orang yang dekat dengan kita, kita cenderung membagi
apa yang kita pikirkan dan rasakan, bahkan tentang orang lain. Ada kalanya saat orang lain membagi beban
hidup atau pergumulannya dan minta didoakan, lalu kita ingin menolong dan
berpikir alangkah lebih baiknya jika banyak orang yang berdoa dan menguatkan orang
ini. Lalu dengan seenaknya kita meminta orang lain mendoakan orang ini sambil
menceritakan pergumulannya. Hellloooooowwwww… Gak salah tuh? Kita diminta
mendoakan loooo, bukannya diminta untuk meminta orang lain berdoa kan? Ya udah,
diam aja. Berdoa aja sendiri. Ngapain
bagi-bagi pokok doa orang lain yang harusnya kita doakan sendiri. Bagi-bagi ceritanya sama Tuhan aja ^^V
Menceritakan rahasia orang lain adalah sesuatu yang serius. Bagi
yang belum pernah dikhianati alias rahasianya diumbar ke orang lain mungkin
akan tertawa dan mengatakan ini berlebihan. Tapi ini gak berlebihan kok. Kekecewaan
yang mendalam melanda mereka yang dikhianati kepercayaannya, percaya gak
percaya. Lagipula, menceritakan rahasia orang lain hanya akan menambah masalah. Ada alasan mengapa
sesuatu disebut rahasia yaitu karena semua orang yang tidak berkepentingan gak
perlu tahu.
Saudara yang dikhianati lebih sulit dihampiri dari pada kota
yang kuat, dan pertengkaran adalah seperti palang gapura sebuah puri. Amsal
18:19
…tetapi siapa yang setia, menutupi perkara. Amsal 11:13
Membaca bagian ini membuatku mengangguk-angguk, ooo…rupanya
kesetiaan seseorang dapat dilihat dari kemampuannya untuk menyimpan rahasia juga
to. Cateeettt….^^
Kasongan, 30 Juni 2014
-Mega Menulis-
No comments:
Post a Comment