Postingan ini aku buat dengan
penuh perjuangan…
Dimulai dengan perjuangan
melanjutkan baca Alkitab setahun yang semalam sampai Kejadian masih semangat
45, tapi ke belakangnya jadi males-malesan…
Dan setelah membaca, dilanjutkan
dengan perjuangan mencatat dan mengetikkan kembali apa yang aku dapatkan dan
bingungkan selama membaca Kitab Keluaran… ^^’
Konsistensi, fokus, dan tetap
setia sampai akhir dengan apa yang telah dimulai bener-bener jadi perjuangan
seumur hidup. Tidak mudah untuk melakukannya. Banyak alasan yang bisa aku
tampilkan disini. Tapi mengingat sebuah kalimat dari seorang kawan membuatku
urung beralasan. Seorang kawan pernah berkata:
Jika hati ingin maka dia akan
menemukan 1001 cara, tetapi jika hati tak ingin maka akan ada 1001 alasan.
Lebih mudah membaca novel setebal
ratusan halaman dibandingkan membaca Alkitab sampai habis. Kebayang gak sih,
tahun ini (yang baru nyampe Februari) aku dah baca 5 buku yang notabene 3 di
antaranya novel yang lumayan tebalnya
(Trilogi The Hunger Games), lah baca Alkitab malahan baru nyampe beberapa kitab
doang #sigh. Mungkin targetku baca 50 buku tahun ini sebenarnya harus diganti
dengan baca Alkitab sampai habis doang ya, hahaha ^^’ Aihhh, aku gak mau
menyerah ah, mosok belom habis 2014 udah nyerah, hehehe. Please pray for me
ya... Supaya bisa menikmati baca Alkitab setahunku sebagai kerinduan, bukan
sekedar kewajiban. Tolong doakan juga supaya pengenalan akan Tuhan dan ketaatan
pada firmanNya jadi buah yang nyata dari baca Alkitab ini.
Dan ini, beberapa hal yang mau
aku catatkan.
Adapun Musa, ia biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di
Midian. Sekali, ketika ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang
gurun, sampailah ia ke gunung Allah, yakni gunung Horeb. Keluaran 3:1
·
SEBELUM
menggembalakan orang Israel dan memimpin mereka ke Kanaan, Musa ditempatkan
Tuhan jadi gembala kambing domba mertuanya, woo.wow.wow. Artinye, Tuhan
mempersiapkan Musa lebih dahulu tanpa dia sadari. Sekilas kayaknya, dia Cuma
pengembara di negeri asing. Tapi di situ Allah tempa dia jadi gembala bagi satu
bangsa. Jadi, kalo aku ngerasa aku do nothing di tempatku berada sekarang, ato
aku gak tahu apa yang Tuhan mau kok aku ada di tempatku sekarang. Mungkin aku
perlu belajar dari Musa, mengerjakan tugas-tugas biasa atau pekerjaan biasa ini
dengan setia, karena aku gak tahu pekerjaan besar apa yang menantiku. Mana
pernah Musa bermimpi memimpin suatu bangsa sewaktu kerjaan sehari-harinya
memimpin kambing domba (yang punya mertuanya pulak).
Hahaha,aku
jadi kebayang gini, saat Musa memimpin orang Israel, pernah gak ya dia teringat
kambing dombanya :p Trus menyamakan pengalamannya saat menggembalakan kambing
domba itu ^^’
Aku juga memperhatikan bagian yang selama ini gak
pernah aku perhatikan, itu kambing domba kan bukan punya Musa ya, tapi punya
mertuanya looo…. Kalo kambing domba itu miliknya sendiri, tentu ada perbedaan.
Dia bertanggung jawab ke mertuanya tentang keadaan kambing dombanya, gak bisa
dia sesukanya. Luar biasa cara Tuhan
mengajar Musa untuk bertanggung jawab kepada empunya tentang apa yang
dipercayakan padanya. Tentunya ga ada tempat bagi Musa untuk menyombongkan diri
tentang kambing dombanya, karena itu bukan miliknya. Musa harus bertanggung
jawab kepada Sang Pemilik, karena sesungguhnya orang Israel adalah dombaNya.
Perlakuannya kepada domba-domba tersebut gak boleh menyimpang dari keinginan
Sang Pemilik.
Tetapi firman TUHAN kepada Musa: "Ulurkanlah tanganmu dan peganglah ekornya" --Musa
mengulurkan tangannya, ditangkapnya ular itu, lalu menjadi tongkat di
tangannya. Keluaran 4:4
·
“Ciyus?”, kalo jadi Musa aku kayaknya bakal
nanya gitu deh sama Tuhan, hehehehe. Tapi ketaatan Musa patut diacungin 10 jempol (aku pinjam jempol
tetangga ^^), dia rela melakukan hal yang berbahaya demi tetap taat. Kalo Tuhan
menyuruhku melakukan hal yang berbahaya, mungkin aku akan berdoa lagi dan
bilang,”Gak salah ni Tuhan? Tuhan becanda kannnn…?”. Kalo mau taat sama Tuhan,
berarti kita kudu mau must wajib keluar dari zona aman nyaman terkendali kita,
dan mempercayai Tuhan yang pegang kendali sepenuhnya. Karena kadang emang Tuhan
nyuruhnya aneh-aneh looo…Hehehehe. Piss Tuhan ^^V Aneh dalam artian, Dia
seperti memaksa kita keluar dari zona nyaman kita, melakukan
perbuatan-perbuatan yang kita gak mengerti. Ngapain coba pake acara uji nyali
pegang ular segala, tapi apapun yang dimintaNya, Dia punya tujuan kok. Tuhan
kita bukan Tuhan yang ngasal dan suka iseng. Mempercayai Tuhan berarti taat
sama Tuhan, bahkan saat Dia meminta kita melakukan hal-hal yang aneh di mata
dunia. Buat dunia mungkin keanehan, tapi bagi Tuhan, itu ketaatan.
Lalu kata Musa kepada TUHAN:
"Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bicara, dahulupun tidak dan sejak Engkau
berfirman kepada hamba-Mupun tidak, sebab aku berat mulut dan berat
lidah." Keluaran 4:10
·
SPEECHLESS. Kenapa ya Musa yang tadinya begitu
taat sama Tuhan, dan berani sama ular, tiba-tiba disuruh ngomong ke orang
Israel aja pake acara nolak dan beralasan gitu? Aku gak ngertiiii…!! Kalo aku
disuruh milih, mending aku ngomong sama orang Israel deh daripada nangkap ular J
Tetapi di tengah jalan, di suatu
tempat bermalam, TUHAN bertemu dengan Musa dan berikhtiar untuk membunuhnya.
Lalu Zipora mengambil pisau batu, dipotongnya kulit khatan anaknya, kemudian
disentuhnya dengan kulit itu kaki Musa sambil berkata: "Sesungguhnya
engkau pengantin darah bagiku." Lalu TUHAN membiarkan Musa.
"Pengantin darah," kata Zipora waktu itu, karena mengingat sunat itu.
Keluaran 4:24-26
·
Gara-gara Musa belum menyunat anaknya, Tuhan mau
membunuh Musa. WOWWW….Tuhan kejam amat ya nampaknya, awalnya aku mikir gitu,
tapi kupikir ini tanda keseriusan Tuhan pada perjanjianNya. Di kejadian (lupa
ayat berapa) sunat tanda perjanjian Allah dan Abraham serta keturunannya. Dan
Allah gak pernah lupa dengan perjanjian itu. Kalo Tuhan memandang serius
perjanjianNya, kita juga harus memandang serius perjanjian itu. Musa gak
menyunat anaknya,dan Tuhan memandang bersalah kelalaian Musa. Tapi di sini aku
melihat Tuhan tetaplah Allah yang mengampuni, setelah Zipora menyadari
kesalahan suaminya dan mengambil tindakan, Tuhan mengampuni ^^
Tujuh hari lamanya tidak boleh
ada ragi dalam rumahmu, sebab setiap orang yang makan sesuatu yang beragi,
orang itu harus dilenyapkan dari antara jemaah Israel, baik ia orang asing,
baik ia orang asli. Sesuatu apapun yang beragi tidak boleh kamu makan; kamu
makanlah roti yang tidak beragi di segala tempat kediamanmu." Keluaran
12:19-20
·
Baca bagian ini aku mikir, AADR-Ada Apa Dengan
Ragi ya, kok Tuhan sampe segitunya ngelarang orang Israel makan makanan yang
beragi, trus pas nulis postingan ini penasaran dan searching KENAPA OH KENAPA
dengan ragi ini, dan aku menemukan ini di sini http://alkitab.sabda.org/dictionary.php?word=ragi,
untuk lengkapnya baca ajah sendiri ya…Aku salin sedikit:
Larangan memakai
ragi dan madu (Im 2:11), mungkin dibuat karena peragian melibatkan penghancuran dan
pembusukan, dan bagi Israel keadaan membusuk menimbulkan kesan kenajisan. Para
penulis rabi sering menggunakan ragi sebagai lambang kejahatan dan kebusukan
manusia turun temurun (bnd Kel 12:8, 15-20). Plutarkhus mengulangi pendapat kuno ini tatkala menggambarkan ragi
sebagai 'benih kebusukan yg membusukkan adonan yg dicampurinya'. Istilah
fermentum digunakan Persius (Sat. 1:24) untuk 'kebusukan'. Mungkin dengan
alasan ini pula ragi tidak dipakai dalam korban di mezbah Yahweh; yg diizinkan
hanya roti dibuat dari tepung tanpa ragi (masysyot, Im 10:12). Ada dua kekecualian terhadap peraturan ini (Im 7:13; bnd Am 4:5). Roti bundar beragi menyertai korban syukur, roti batangan beragi
dipersembahkan sebagai persembahan unjukan pada Hari Raya Pentakosta.
Ketika embun itu telah menguap,
tampaklah pada permukaan padang gurun sesuatu yang halus, sesuatu yang seperti
sisik, halus seperti embun beku di bumi. Ketika orang Israel melihatnya,
berkatalah mereka seorang kepada yang lain: "Apakah ini?" Sebab
mereka tidak tahu apa itu. Tetapi Musa berkata kepada mereka: "Inilah roti
yang diberikan TUHAN kepadamu menjadi makananmu. Keluaran 16:14-15
·
Membayangkan cara Tuhan memberi makan bangsa
Israel SETIAP HARI dengan mukzizat seperti itu bikin geleng-geleng deh. Luar
biasa bagaimana Tuhan memelihara orang Israel selama 40 tahun dengan
menghidangkan makanan setiap pagi bagi mereka, dan mereka tinggal memungutnya
SETIAP PAGI. Tuhan sungguh baik, sayangnya di kemudian hari, berkat yang
diberikan Tuhan kepada orang Israel dipandang rendah karena mereka bosan dan
bersungut-sungut gak bisa lagi makan daging. Aku belajar, kalo kita gak
mengucap syukur atas berkat yang disediakan Tuhan setiap hari, maka akan timbul
ketidakpuasan dan sungut-sungut dalam hidup. Padahal, kalo dipikir-pikir,
bangsa mana selain bangsa Israel yang diberikan makan setiap hari dengan cara
yang ajaib seperti itu?
Lalu Musa mencoba melunakkan hati
TUHAN, Allahnya, dengan berkata: "Mengapakah, TUHAN, murka-Mu bangkit
terhadap umat-Mu, yang telah Kaubawa keluar dari tanah Mesir dengan kekuatan
yang besar dan dengan tangan yang kuat?Keluaran 32:11
·
Musa bener-bener punya hati yang lemah lembut,
dia tetap mau membela bangsanya di hadapan Tuhan, padahal kelakuan mereka parah
abis, berapa kali coba mereka menyalahkan Musa untuk semua yang mereka alami. Dari
sini aku juga yakin kalo Musa bukan pendendam. Bisa aja kan Musa cuek bebek pas
Tuhan mau menghukum bangsa Israel, tapi ternyata ngga, dia bener-bener punya
hati yang mau mengasihi bangsanya. Dia mau berdiri di hadapan Tuhan dan memohon
kemurahan Tuhan ^^’
Dari sini,
perjuangan dah ngebaca habis Keluaran terutama pada bagian penjelasan hukum dan
ketentuan mezbah dan teman-temannya #tepok jidat#. Luar biasa deh hidup di
zaman dulu, aturan ne buanyak pollll!! Sungguh kalo gak karena kasih karunia
Tuhan, ga mungkin deh dengan kekuatan sendiri bisa penuhin semua hukum yang
ada. Blom lagi bikin berbagai peralatan dengan detail-detail gitu, alamaaakkkk….kalo
bukan Tuhan yang kasih roh keahlian tersebut, gak ada yang bisa deh bikin tepat
sama seperti yang Tuhan mau. Di sini aku kembali diingatkan kalo Tuhan kasih
kita tugas untuk membuat ato mengerjakan sesuatu, Dia pasti perlengkapi. Dia
mengenal kita. Dia tahu kapasitas kita.
Daaaannn…..kesabaran
Tuhan sungguh luar biasa dalam menghadapi bangsa Israel ni. Kadang yang Cuma baca
aja bisa gregetan sendiri ngeliat tingkah laku bangsa Israel, ehhh…Tuhan dan
Musa bisa-bisanya sesabar ini, ckckckckck.
Kasongan, 20
Februari 2013
-Mega Menulis-
No comments:
Post a Comment