Menurut Wikipedia :
Standar ganda menunjuk kepada ukuran standar penilaian yang dikenakan secara tidak
sama kepada subjek yang berbeda dalam suatu kejadian serupa, dan karena itu
dianggap tidak adil.
Gak ada orang yang suka dibohongin kan?
Yang suka pasti dah gila :p
Nah, pertanyaannya, ada gak orang yang gak pernah berbohong?
Kalo ada yang bilang ada, maaf, aku mesti bilang, itu dah
jelas bohong :p
Kamu pernah dibohongin Meg?
Jelasss....
Kamu suka dibohongin Meg?
Jelasss…NGGA!
Lah, kalo gitu, kenapa kamu berbohong Meg? Pernah berbohong
kan?
Pernah banget. Dan alasanku berbohong adalah KARENA
TERPAKSA, white lie lah…. TERPAKSA AJA DAH POKOKNYA #membela diri
Aku munafik banget ya?
Iya. Aku mengakuinya.
Saat berbohong, sebaik apapun alasanku (yeahhhh…kecenderungan
manusia untuk membenarkan dirinya, dan gak mengakui kesalahannya, keluar deh),
tetap saja aku merasa berdosa. Tetap saja gak damai sejahtera. Tudingan ‘MUNAFIK’
ditujukan padaku oleh suara hatiku sendiri. Ah, suara hati memang sering kali
lebih jujur. Dan itu menyebalkan. Perasaan bersalah itu susah hilang, bahkan
setelah aku minta ampun sama Tuhan. Saat-saat seperti ini, membuatku harus
berlari kepada Firman Tuhan, memperkatakan dan memilih lebih mempercayai
kebenaran bahwa dosaku sudah diampuni saat aku mengakuinya, gak perduli
perasaanku gimana.
Gak jadi orang munafik tu susah banget. SERIUS.
Menyelaraskan isi hati, pikiran, perkataan dan perbuatan tu gak gampang.
Boong banget kalo hari ini kamu bertindak ngapain, dan
esoknya kamu menyalahkan orang lain saat melakukan hal yang sama.
Mosokkkk, orang berbohong tu salah, giliran kita yang berbohong…eeeehhhh
tiba-tiba berbohong menjadi hal yang sah-sah saja dilakukan. Itu omong
kosong!!!
Jangan menerapkan standar ganda dalam berlaku sehari-hari,
itu yang diajarkan padaku pagi ini.
Well, aku mengatakannya kepada orang lain lebih dulu.
Kemudian, hal itu menggema dalam hatiku. Mengoreksi hatiku. Omonganku.
Hidupku.
Kalau-kalau aku melakukan hal yang sama.
Dan ya, aku melakukan hal yang sama. Terkadang.
Tidak.
Sering kali.
Stop membenarkan diri dan mencari alasan untuk apa yang
salah Meg.
Lakukan hal yang benar. Perkatakan yang benar. Pikirkan yang
benar. SELALU.
SELALU.
SELALU.
SELALU.
Jangan menjadikan yang salah itu benar dan yang benar itu
salah saat hal tersebut bersinggungan dengan kepentinganmu. Atau kenyamananmu.
Jangan mencari keuntungan diri sendiri.
Takutlah sama Tuhan.
Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak,
takutlah akan TUHAN dan jauhilah kejahatan; Amsal 3:7
Kasongan, 15 April 2014
-Mega Menulis
No comments:
Post a Comment