Aku harus mulai artikel ini dengan pengakuan kalau aku adalah
seorang wanita yang pernah terluka. Saat SMP, aku merasa kalau tidak ada
seorang pun menginginkanku. Boro-boro punya pacar, punya sahabat pun rasanya
nggak tuh di masa itu. Entah siapa yang membisikkan dan mencuci otakku dengan
perasaan gak berharga, yang jelas puncaknya perkataan seorang kawan di masa SMP
membuatku merasa tertolak habis-habisan. Dia berkata, ”Mega tuh, kalo gak
pinter aja, mana ada yang mau berteman dengan dia”. Yang mengatakannya seorang kawan sekelas yang
cantik dan bermulut tajam-jadi film-film ato sinetron tentang cewek cantik brengsek
yang suka nge-bully cewek kutu buku
tuh gak bohong :p
Well, sekarang sih berasa konyol sakit
hati cuma gara-gara perkataan demikian, tapi yang aku rasakan saat itu, hatiku
sakit! Karena berpikiran tidak ada seorang pun yang menginginkan seorang cewek
gemuk jelek ini (bahkan hanya sebagai teman), kemudian aku merasa sebagai orang terjelek dan
termalang di dunia dah, sedih T_T Untuk
sesaat, aku bersedih karena gak dilahirkan sebagai kutilang (kurus tinggi
langsing) :p , tapi kemudian aku marah sama temanku itu, dalam hati aja
marahnya, hehehe, tapi aku bangkit dengan pemikiran, “Oke… aku punya otak
pintar, jadi gak boleh ada yang meremehkan aku karena fisikku, aku akan
menonjol dengan otakku. Aku belajar serajin-rajinnya untuk menutup mulut
cewek-cewek itu. Aku harus punya ranking yang bagus, karena apalagi yang bisa
aku banggakan dalam hidupku, kalau ngga kepintaranku. Cantik sudah jelas ngga”,
demikian pikiranku.
Di samping itu, aku bertekad gak akan berteman dengan
kumpulan cewek itu. Aku benci mereka. Aku akan berteman dengan banyak orang
kecuali mereka. Aku berusaha masuk ke lingkungan pertemanan yang lain dengan
melakukan apapun, aku menjadi orang yang super menyenangkan dan punya banyak
teman. Seolah-olah dengan demikian aku mematahkan perkataan kawanku itu.”Lihat
kawan, banyak kok yang mau berteman denganku!”, aku berteriak seperti itu dalam
hati.
Sewaktu SMP temanku banyak, tapi aku merasa gak ada yang bisa
aku sebut ‘sahabat’, mana ada orang yang mau menerima aku apa adanya. Perkataan
kawanku itu rupanya membekas sedemikian dalam sampai-sampai aku perlu
bersandiwara untuk berteman. Aku berusaha menyenangkan semua orang, aku menjadi
orang yang takut bilang ‘ngga’, aku jarang berbeda pendapat dengan orang lain,
aku gak mau berkonflik, aku takut gak punya teman. Aku takut gak diterima di
pertemanan mana pun. Jeleknya lagi, aku jadi curigaan, jangan-jangan
orang-orang berteman denganku karena aku pintar (sok banget ya :p) atau ada
maunya apa gitu, aku gak percaya ada persahabatan yang tulus.
Aku dulu juga pernah berpikir, tidak ada seorang pria pun
yang ingin menjadikanku pacar karena aku jelek dan gendut, hahaha. Maklum,
zaman ABG kan lagi seru-serunya pacaran… :p Di pikiranku, memiliki pacar
berarti ada orang yang menginginkanku, hehehehe. Lucu ya? Sempat lo aku berpikir,”Apakah
ada pria yang akan menikahiku, aku kan jelek gini?”. Dan karena SMP aku gak
punya pacar, aku merasa semakin gak berharga. Tanpa sadar, aku mengiyakan aja
perkataan temanku dengan beranggapan,”Yah, wajar saja aku gak punya pacar, mana
ada yang mau sama aku.” ^^’
Anehnya, aku menolak lho berpikir kalau Tuhan gak adil. Saat
aku punya kekurangan, aku tahu Tuhan berikanku kelebihan yang lain. Tapi
rupanya apa yang dilakukan oleh kawanku itu mempengaruhi hubunganku dengan
Tuhan di kemudian hari, bahkan sampai sekarang, terkadang aku merasa Tuhan
tidak mencintaiku lagi sewaktu aku melakukan perbuatan yang gak menyenangkan-Nya.
Aku sulit percaya Tuhan menerimaku apa adanya. Aku merasa Tuhan membenciku saat
aku berbuat salah. Aku merasa harus melakukan hanya yang baik supaya Dia tetap
mengasihiku.
Kalau dipikir-pikir, tragis ya … perkataan seseorang bisa
melukai sedemikian dalam sehingga mengubah cara berpikir dan bersikap kita. Tragis
juga ya, bagaimana seseorang bisa merasa
gak berharga hanya karena fisiknya, dan merasa lebih baik karena berpikir
kepintarannya menutupi kekurangan fisiknya. Tragis, seseorang bisa bersandiwara
bertahun-tahun untuk mendapatkan teman yang pada akhirnya sekarang entah kemana.
Tragis parah nih, bagaimana mungkin seseorang terluka hanya karena satu
kalimat, dan mempengaruhi hubungannya dengan banyak orang dan Tuhannya untuk
waktu yang lama. Tapi hal ini terjadi lho. Tragisnya, aku menyadari dampak
kejadian itu baru bertahun-tahun kemudian, tepatnya SMA kelas 1. Aku gak pernah
menyangka dampak perkataan kawanku itu mempengaruhi hidupku sampai
bertahun-tahun kemudian.
…, tetapi penderitaan
merobek jiwa. Amsal 27:9 b
Luka hati/luka batin adalah luka di dalam perasaan (emosi)
yang terasa begitu mendalam sehingga sangat menyakitkan dan membekas. Peristiwa
atau pengalaman yang melukai perasaan atau batin kita dapat menciptakan trauma
mendalam, bahkan tanpa kita sadari. Mungkin kita melupakan kejadian atau
hal-hal yang menyebabkan luka itu, tapi luka itu masih ada, bahkan tanpa kita
sadari luka itu menganga semakin lebar karena gak pernah disembuhkan. Akibatnya
akan mempengaruhi hidup kita. Luka itu menjadikan kita seseorang yang gak kita
mengerti. Luka-luka hati yang belum terobati bisa menimbulkan banyak dampak negatif
bagi diri kita dan orang lain. Ini pun dapat dipakai iblis merebut sukacita dan
damai sejahtera yang kita miliki. Luka hati sering gak terlalu nampak, ya iya lah…yang terluka hati. Orang-orang yang
terluka hatinya kebanyakan di luar terlihat gak punya masalah, tapi jangan
salah, di dalam hatinya bisa saja ada kebencian mendalam terhadap keadaan
maupun orang lain. Luka itu semakin mengendap, dan karena tersembunyi, sulit
diobati. Seringkali, seseorang gak mau mengakui luka hati yang dirasakannya dan
berpura-pura kuat, berusaha menyembunyikan apa yang dialaminya dengan berbagai
cara. Ini sama sekali tidak menolongnya, tapi memperparah keadaan.
Padahal firman Tuhan bilang, penderitaan merobek jiwa. Jiwa
kita terobek-robek karena apa yang kita alami. Entah disadari apa tidak.
Mengerikan bukan? Membayangkan kertas yang terobek-robek deh jadinya. Lah, ini
jiwa yang terobek-robek, gimana gak sakit kan? Gimana gak membekas kan
sakitnya?
Bayangkan, suatu kali kaki kita terluka, sesaat kita merasa
sakit, tapi kemudian kita berpikir,”Ah, ini gak ada apa-apanya, aku baik—baik
saja”. Kita bersikap seolah-olah luka itu gak ada, padahal hari demi hari luka
itu menganga semakin lebar, lalu kuman-kuman masuk dan mengganggu fungsi kaki
kita. Demikian pula dengan luka hati yang gak diobati, lama-kelamaan berbagai
hal yang merusak seperti kuman kebencian, kuman dendam, kuman pemecah dan masih
banyak kuman akan memasuki hati kita dan membuat kita tidak berfungsi
sebagaimana yang Tuhan inginkan. Kalau luka fisik melukai tubuh kita, luka
hati/batin melukai jiwa dan roh kita disadari atau ngga, bahkan dapat
berpengaruh pada tubuh.
Luka hati/luka batin dapat disebabkan oleh banyak hal, tapi
pada prinsipnya beberapa hal di bawah ini yang sering menjadi penyebab
timbulnya luka batin/luka hati yang mendalam pada kehidupan seseorang (sumber:
http://jonimaligon.blogspot.com/2013/01/penyebab-luka-batin-dan-penyembuhannya.html) :
1.
Peristiwa
traumatis
Kejadian-kejadian yang mengguncangkan
diri sedemikian dalam dan mengakibatkan penderitaan terhadap jiwa, dapat
menyebabkan luka di hati/batin kita. Terkadang orang-orang terdekat seperti
keluarga pun dapat melukai entah dengan sikap maupun perkataan mereka.
Berbagai peristiwa traumatis yang
dapat terjadi antara lain:
a.Perceraian orang tua
b.Kecelakaan/perang/kerusuhan
c.Sering diintimidasi
d.Patah hati/putus cinta
e.Perselingkuhan
f.Kehilangan orang yang dikasihi
2.
Penolakan
a.Penolakan di dalam kandungan
b.Penolakan pada masa anak-anak
c.Penolakan pada masa dewasa/tua
3. Perbuatan
kasar
a.Hukuman yang berlebihan
b.Perkataan/penilaian yang
menyakitkan
c.Dikhianati/ditipu
d.Pelecehan seksual
4. Kurang perhatian
dan kasih sayang orangtua
5. Rasa Bersalah
Orang akan merasa tidak enak saat melakukan
kesalahan, dan seringkali tanpa disadari perasaan bersalahnya dapat menimbulkan
ketakutan mengulangi kesalahan yang berlebihan, cenderung menyalahkan diri
sendiri secara berlebihan, berusaha keras memperoleh pengakuan dari orang-orang
di sekelilingnya dan berusaha menyembunyikan diri dari Tuhan
Karena tubuh kita terdiri dari tubuh, jiwa dan roh, maka luka
hati/luka batin yang dialami seseorang mengakibatkan beberapa dampak (sumber: http://www.lukabatin.com/) :
1.
Secara
tubuh (fisiologis) : menimbulkan berbagai penyakit, muka murung, sulit tidur,
kecanduan, cara makan (eating disorder),
sakit pencernaan, sakit kepala, gatal-gatal, sakit pinggang, dll
2.
Secara
roh (teologis) : susah untuk
mengasihi/intim dengan Tuhan, menganggap Tuhan tidak adil, selalu menganggap
Tuhan menolaknya, hubungannya dengan Tuhan dipenuhi rasa takut, berusaha
diterima Tuhan dengan melakukan perbuatan baik, susah mempercayai Tuhan
3.
Secara
jiwa (psikologis dan sosiologis):
a.
Offensive : superior, terlalu terbuka, ucapan
pahit/melukai orang lain, emosi labil, kritik berlebihan, curiga berlebihan,
pemberontak, suka bertengkar, kehilangan identitas dan peran seksual
(homoseksual, lesbian, free sex), pemarah,
over acting
b. Defensive : inferior, tertutup, fobia, frigid, hati
yang menyimpan dendam, frustasi, kecenderungan ingin bunuh diri tinggi, patah
semangat, mudah stress, susah berelasi dengan orang lain khususnya lawan jenis,
citra diri menjadi rusak, rendah diri, antisosial, menyalahkan diri sendiri,
hipersensitif, pemurung, pemalu, susah percaya pada orang lain, sedih tanpa alasan, gampang merasa iri,
khawatir yang berlebihan, selalu merasa tertolak, rasa bersalah yang berlebihan,
negative dalam berpikir dan bertindak
Setiap luka mengakibatkan dampak yang berbeda dalam kehidupan
seseorang, tergantung lukanya. Sama seperti dampak luka pada mata tentunya
berbeda dengan luka pada kaki, tiap luka memiliki rasa sakitnya sendiri. Tiap
luka menghasilkan respon yang berbeda dari setiap orang untuk melindungi
dirinya dari akibat luka tersebut. Tapi secara umum luka hati/luka batin yang
kita alami dan tidak segera disembuhkan akan merusak hidup kita, merusak relasi
dengan orang lain dan merusak relasi dengan Tuhan.
a.
Diri
sendiri : Kita menjadi pribadi yang sakit tubuh, jiwa dan rohnya. Perilaku kita
akan menyimpang dari apa yang diharapkan. Kita akan menjadi pribadi yang
terlalu ekstrim, entah terlalu khawatir, terlalu mudah tersinggung, terlalu mudah
stress.
b.
Hubungan
dengan orang lain : Karena terluka, orang yang luka batinnya akan sulit
berhubungan dengan orang lain, terutama saat dia merasa orang lain tidak
merasakan apa yang dia rasakan, dia tidak dapat menjalin hubungan dengan
keterbukaan dan rasa percaya, seperti yang dibutuhkan dalam relasi dengan orang
lain, itu untuk melindunginya dari rasa sakit yang pernah dia rasakan. Hatinya
dipenuhi kecurigaan terhadap orang lain, pemikiran dan sikapnya negative. Di sisi lain, orang lain bingung mengambil
sikap bagaimana terhadap mereka yang bersikap ofensif dan defensive dalam
hidupnya karena terluka hatinya.
c.
Hubungan
dengan Tuhan : hubungan dengan Tuhan tidak akan bertumbuh apabila masih ada
luka hati/luka batin yang belum disembuhkan. Orang yang terluka batinnya sering
menganggap Tuhan sama seperti mereka yang menyakitinya, entah dalam hal
ketidakpedulian terhadap perasaannya, atau menolaknya seperti mereka yang
menolaknya.
Banyak wanita yang hatinya terluka. Banyak wanita yang
menyimpan luka hatinya bertahun-tahun dan hidupnya mulai rusak karena luka hati
yang gak kunjung sembuh, bahkan merusak hidupnya sendiri tanpa disadarinya. Ada pula yang menyadari lukanya, namun
mengeraskan hatinya dan tidak mau disembuhkan. Seolah-olah lukanya memberikan
alasan yang bagus untuk merusak hidupnya. Aku hampir menjadi salah seorang dari mereka,
yang merusak hidupnya karena terluka. Puji Tuhan, saat aku SMA, Tuhan mengubah
hidupku. Tidak sekejap mata, perlu proses tentunya, layaknya luka yang
membutuhkan operasi berulang kali, hatiku mulai dioperasi Tuhan berulang kali
dan disembuhkan-Nya. Ayat-ayat di bawah ini
adalah YA dan AMIN dalam hidupku.
Ia menyembuhkan orang-orang yang patah hati dan membalut
luka-luka mereka; Mazmur 147:3
Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi
aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang
sengsara, dan merawat orang-orang yang
remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan
kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara, Yesaya 61:1
Tetapi
sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang
dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi
dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena
kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan
kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita
menjadi sembuh.Yesaya 53:4-5
Mengakhiri tulisan ini, aku akan bersaksi kalau aku dulu
wanita yang terluka. Aku wanita yang terluka, yang datang menghampiri Tuhan
dengan luka-lukaku, mengakui rasa sakit yang aku rasakan,meluapkan segala
kemarahan dan kebencian yang aku rasakan, lalu aku membiarkan Dia menjamah
hidupku, menyentuhku dengan kasih-Nya. Dan oleh bilur-bilur-Nya aku sembuh.
Sikap dan pemikiranku banyak diubahkan setelahnya, keberhargaanku tidak
lagi ditentukan tubuhku gemuk atau
langsing, atau rankingku di kelas, atau seberapa banyak teman yang aku punya,
atau apa kata orang tentang aku, atau seberapa banyak pacar yang aku punya
#loh, hahahaha. Aku menyadari kalau aku berharga karena Yesus yang sudah
mengasihiku \(“,)/
*tulisan ini telah dimuat di Majalah Pearl edisi 21 *
No comments:
Post a Comment