Thursday, July 7, 2011

Fungsional ato Struktural?

Dulu, aku pernah berdoa, waktu di kelas KAMBIUM, someday...jadi pemimpin yang berdampak, entah knapa yang kudoakan waktu itu kerja di pemerintahan (padahal lagi ilfil juga sih ngeliat keadaan aparatur yang full KKN). Aku anggap ini visi, dan aku sempat doakan, biarpun gak selalu, terkadang lupa mendoakan, terkadang emoh, secara....tau kan gimana santernya KKN di kalangan pemerintahan. Heran juga, kok aku sempat punya keinginan gitu, sempat aku tuliskan di buku Visioneering sebagai visiku. Bnar-bnar rindu Tuhan jadikan aku pemimpin yang berdampak, dan saat orang liat I’m different with the other then asking me, I can say it’s only by JESUS’s grace.

And here I am...aku kerja jadi PNS eh masih CPNS deng sekarang, blon penghapusan, hiks..... I found, being different-jadi anak Tuhan yang berintegritas tu susssaaaahhhhhhh buanget. Easy to say, not easy to do. Beneran dah. Stres aku. Pengen tereak. Nangis juga (sering). Ngalamin gesekan pula dengan orang lain (bos, rekan), it’s  hurt! Gak menyenangkan situasi kayak gini.

TUHAN, lepaskan aku dari situasi ini. Pengen banget cepat jalan fungsionalku.
Apaan tuh fungsional?
Dalam birokrasi pemerintah dikenal jabatan karier, yakni jabatan dalam lingkungan birokrasi yang hanya dapat diduduki oleh PNS. Jabatan karier dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
1.      Jabatan Struktural, yaitu jabatan yang secara tegas ada dalam struktur organisasi. Kedudukan jabatan struktural bertingkat-tingkat dari tingkat yang terendah (eselon IV/b) hingga yang tertinggi (eselon I/a). Contoh jabatan struktural di PNS Pusat adalah: Sekretaris Jenderal, Direktur Jenderal, Kepala Biro, dan Staf Ahli. Sedangkan contoh jabatan struktural di PNS Daerah adalah: sekretaris daerah, kepala dinas/badan/kantor, kepala bagian, kepala bidang, kepala seksi, camat, sekretaris camat, lurah, dan sekretaris lurah.
2.      Jabatan Fungsional, yaitu jabatan teknis yang tidak tercantum dalam struktur organisasi, tetapi dari sudut pandang fungsinya sangat diperlukan dalam pelaksansaan tugas-tugas pokok organisasi, misalnya: auditor (Jabatan Fungsional Auditor atau JFA), guru, dosen, dokter, perawat, bidan, apoteker, peneliti, perencana, pranata komputer, statistisi, pranata laboratorium pendidikan, dan penguji kendaraan bermotor.

Bagi yang menduduki jabatan struktural, tiap 4 tahun OTOMATIS naek pangkat, tapi ya harus nunggu 4 tahun tuh sedang di fungsional, kenaikan pangkat bisa tiap 2 tahun, di fungsional mesti ngumpulin angka kredit (entah ikut seminar, jadi instruktur, dll) dan kalo dah nyampe bisa ngajuin kenaikan pangkat, jadi cepet naek pangkat. Cuma ya harus rajin ngumpulin angka kredit. Biasanya yang fungsional ni kayak guru (semakin banyak ngajar, makin cepat naek pangkat), penyuluh. Tapiiii gak punya jabatan nih, gak bisa tuh yang namanya jadi Kepala Seksi ato Kepala Bidang ato Kepala Dinas. GAK BISA NIH JADI PEMIMPIN. Fiuhhh....

Dimana saya berada?
Di SK CPNS ku, aku adalah PENERA yang notabene masuk ke kelompok fungsional, tapiiiii.....supaya jalan fungsionalku, aku harus sekolah penera di Bandung supaya punya sertifikat penera. Nah, sampe sekarang blon ada kejelasan kapan aku sekolah lagi, blon dianggarkan juga sama pemerintah daerah kapan ni sekolah.

Sempat ada yang bilang, udah pindah aja ke struktural, gampang...otomatis tiap 4 tahun naek pangkat, kagak ribet, bisa punya jabatan, bisa jadi pemimpin.

Jujur, awalnya aku gak masalah DIMANAPUN, mau fungsional ato struktural kagak ada bedanya buatku. Tapi, akhir-akhir ni aku pengen banget fungsionalku jalan. Gak tahan bo di struktural, banyak gesekan dan banyak yang membuatku harus melakukan hal-hal yang gak ingin kulakukan, yang bikin stres dah pokok’e. Kalo di fungsional kan yang penting aku menuhin angka kreditku. Aku gak mesti tunduk sama keinginan orang-orang yang membuatku melakukan perbuatan-perbuatan yang gak benar. Tergesek melulu tu sakitttt, gak enak.

Kata seorang teman, ayo Meg, cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. Oh kawan....again!! Easy to say but not easy to do :’(

Betapa aku berdoa keras-keras supaya fungsionalku segera jalan. Bukannya bilang,”Jadilah kehendakMu Tuhan, tapi aku bilang: I want this God.

Gile ya aku, maksa Tuhan segala, Tapi aku gak bisa boong dan ngerasa ga perlu boong. Ngapain? Wong Tuhan tau hatiku kok ^^

Tadi baca catatan fb KAMBIUM GLORIA yang judulnya PEMURIDAN UNTUK SEMUA ORANG: Aset Rahasia Anda Dalam Pelayanan dan ketampar-tampar (sampe babak belur) baca bagian ini :

 

Kita sangat memerlukan adanya jutaan orang percaya yang mampu untuk mencurahkan perhatian secara pribadi. Amsal 27:17 menegaskan, “Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya.” Gambaran ini berasal dari dunia industri—besi yang saling digosokkan akan menjadi tajam, seperti yang terjadi ketika kita mengasah pisau. Besi tidak dapat menajamkan besi lain dari jauh—besi itu harus bersentuhan dengan besi lain! Begitu juga, orang dapat saling menajamkan hanya jika mereka bnar-bnar berdekatan—cukup dekat, sehingga mereka dapat saling “bergesek”.
Namun, pelayanan secara perorangan itu terlalu lambat. Mengapa tidak mengajar banyak orang sekaligus? Hematlah waktu dan uang! Ya, metode itu memang lambat, tetapi apa yang kita jadikan ukuran—jumlah orang yang memenuhi tempat kebaktian? Samuel Shoemaker berkata, “Murid itu tidak diproduksi secara massal, mereka dipahat satu demi satu.”
Dimana Anda akan memulai? Jangan bergabung dengan kepanitiaan tertentu. Jangan meminta kesempatan untuk mengajar di kelas yang besar di gereja. Mulailah dengan satu orang yang memerlukan pertolongan di lingkungan Anda.
Maukah Anda menggunakan aset pelayanan yang sudah Anda miliki -- karunia mencurahkan perhatian secara pribadi-- untuk menyentuh kehidupan satu orang pada satu waktu?

 

 

Duh, Tuhan....Betapa aku ingin menghindari gesekan, itu menyakitkanku, itu gak nyaman buatku, membuatku menangis, membuatku ngerasa gak damai, menjadikanku gampang emosi. Dan saat aku menulis ini aku sadar, aku hanya memikirkan diriku, padahal segala sesuatu adalah tentang Engkau. Memang kehendakMu lah aku bergesekan, supaya aku bisa dipertajam dan mempertajam orang-orang yang bergesekan denganku. Gimana aku bisa berdampak kalo aku gak bergesekan ato jauh dari orang?

 

Tapi, hari ni TUHAN ingatkan aku, bukan kuantitas yang Dia mau, tapi kualitas.

Bukan sekedar pemimpin, tapi orang yang membawa pengaruh.

Bukan massa ato simpatisan, tapi murid.

Dan murid dipahat Meg, perlu kerja keras, perlu ketekunan.

 

 

Aku belajar gak takut tergesek, karena ini akan menajamkanku dan orang lain.

Bahkan, kalo hidupku hanya berdampak bagi 1 orang sekalipun di tempat kerjaku, aku mau taat aja.

 

Bahkan, di saat dibukakan lagi hal ini, aku masih menginginkan fungsional, hahahaha...jujur nih, tapi aku membuka lebar-lebar tanganku, aku terbuka pada setiap rencana Allah. Apapun yang dipilih-Nya bagiku, pasti itu yang terbaik. Jadilah kehendakMu Tuhan. 

 

 

BAPA, aku percaya dimanapun Kau tempatkan aku, aku mau tetap memuliakan Engkau. Ajari aku gak takut tergesek lagi ya BAPA. Aku takut terluka, tapi aku mau belajar percaya KAU ALLAH Penyembuhku. Tolong aku BAPA jadi saksi bagi kebaikan dan kesetiaanMu di dalam hidupku. Aku gak sanggup kerja di pemerintahan BAPA kalo bukan karena pertolonganMu. Mampukan aku dan banyak anakMu yang bekerja di pemerintahan jadi seperti Daniel ato Yusuf ato Ester, yang memuliakan Engkau, sehingga orang lain tau Engkaulah Allah. Kami perlu kau TUHAN. Amin.

 

 

 

 

Kasongan, 7 Juli 2011

-Mega Menulis-

 


2 comments:

Unknown said...

Gimana sekarang kak? Udah jadi fungsional?
Salam kenal, Frans.
ASN yang juga masih memilih antara struktural atau fungsional.

Mega said...

Hai..haiii...lama gak cek komen, akakakak. Sekarang masih di struktural. Sempat mau inpassing ke fungsional eh malah ga jadi tes. Frans gimana? Sudahkah menetapkan pilihan?