Tuesday, April 9, 2013

I love You Just The Way You Are Meg, Titik



Ini adalah salah satu lagu kesukaanku, hehehehe...


Sebagai manusia biasa (yang manis, baik hati dan tidak sombong :p) salah satu kerinduan terbesarku adalah dikasihi apa adanya, sebagaimana aku ada sekarang. Bete banget gak sih kalo dengar ada seseorang datang di hadapanmu dan bilang:”Aku mencintaimu, ASALKAN kamu berubah jadi seperti Luna Maya (tuing...tuing...)”, mana mungkin dunkkkkk, hahahaha. Jadinya, denger lagu ini dulu di awal-awal, aku mengharapkan someday pangeran berkuda putih (yaelah, dongeng bangettttsss...:p) bilang kayak di lagu itu ke aku,”Gak ada yang perlu kamu ubah Meg, aku menyukaimu apa adanya seperti kamu sekarang.”

Pokoknya sih maunya orang laen menerima dan mengasihiku gimana pun keadaanku. Pertanyaannya, sanggupkah kita juga melakukan yang sama kepada orang lain? Tetap mengasihi mereka yang bersikap menyebalkan dan tambah hari tambah menyebalkan? Well, nampaknya gak realistis. Bagaimana mungkin kita tetap harus menerima dan mengasihi seseorang yang pengen tinggal dalam keadaannya yang buruk dan tidak ingin jadi lebih baik? Hmm...Tuhan Yesus gak realistis dunk jadinya?

Dan saat lagi gandungnya lagu ini, aku pas ngulang membaca lagi bukunya Max Lucado yang berjudul Just Like Jesus, pikiranku sekarang  tiap dengar lagu ini, sebuah kalimat indah dari Max Lucado di bukunya Just Like Jesus:
Allah mengasihi kita apa adanya, tapi Dia tidak membiarkan kita seadanya.
Kebenaran yang indah kan? Tuhan Yesus tidak mensyaratkan sesuatu agar kita mendapatkan kasihNya. Kasihnya memang sungguh tanpa syarat. Tapi kasihNya ingin membawa kita menjadi lebih baik.

Aku menyukai salah satu ilustrasi Max Lucado yang berkata, seorang ayah mengasihi anaknya bagaimanapun keadaan anaknya, tapi bapak mana yang tidak mengangkat dan memandikan anaknya hingga bersih saat melihat anaknya berkubang dengan lumpur? Bukan berarti kasihnya kurang saat anaknya dalam keadaan paling menjijikkan, kasihnya tetap sama, bersih ataupun kotor anaknya tetap anaknya, tetap dikasihinya.  Tapi, bukankah kewajaran bila dia memandikan anaknya.

Berbeda dengan dunia yang bilang: Berubahlah dulu dan aku akan mengasihimu.
Tuhan Yesus bilang:Aku mengasihimu. Titik.

Tuhan Yesus menyanyikan lagu yang jauh lebih indah dari yang dinyanyikan Bruno Mars, Dia melakukan yang jauh lebih romantis dari sekedar kalimat,”Kamu gak perlu mengubah apa-apa dari dirimu Meg, aku mengasihimu sebagaimana adanya kamu sekarang.”

Tuhan Yesus sangat mengasihi kita, BAHKAN jika kita tidak berubah pun Dia tetap mengasihi kita. Percaya atau tidak percaya.
Dia akan terus mengasihi kita yang gak mau berubah ini tanpa menyerah, hingga akhirnya kita yang menyerah, menyadari bahwa Dia lawan yang tangguh, yang gak pernah menyerah dalam hal mengasihi kita.
Saat kita meninggalkan Dia dan berlaku seperti anak yang hilang, Dia selalu menanti kita memandang kita dari kejauhan, menunggu kita menyadari tempat terbaik adalah bersamaNya, dan saat kita berjalan ke arahNya...voila....Dia berlari dan memeluk kita.
Saat kita jatuh karena kebodohan kita, Dia gak biarkan kita tergeletak, berkali-kali Dia berikan kita kekuatan untuk bangkit. Bahkan jika kita cukup bodoh untuk jatuh dan jatuh melulu, Dia siap membangkitkan kita.
Bagaimana mungkin kita menolak kasih yang seperti ini?
Bagaimana mungkin memiliki kasih yang indah ini gak mengubah hidup kita?
Dia tidak memaksa kita berubah demi mendapatkan cintaNya, tapi cintaNya yang membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik.
Aku bersyukur Tuhan Yesus mengasihiku apa adanya, dan aku yakin kasihNya gak akan gagal mengubahku. Amin

Kasongan, 9 April 2013
-Mega Menulis-

No comments:

Karakter di Dunia Kerja

Dari kecil karakter seseorang mulai terbentuk. Kalau sudah dewasa, sulit mengubah karakter seseorang. Jadi kalau kamu berkarakter buruk saat...